Oleh:
Siswanto
NIM. SRP21318129
Oleh:
Siswanto
NIM. SRP21318129
i
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : SRP21318179
Menyetujui,
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)
Oleh:
Siswanto
NIM. SRP21318129
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji Karya Ilmiah Akhir,
Program Studi Ners Kelas Reguler A
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Tanggal : 10 Juli 2022
Disetujui,
Pembimbing Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir ini adalah benar-
benar hasil pekerjaan saya. Adapun kutipan atau seduran hanya sebatas referensi
semata dan apabila dikemudian hari karya ilmiah akhir yang saya buat ini terbukti
meniru atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis
Hormat saya,
Siswanto
NIM. SRP21318129
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap :
Tempat,Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Status Dalam Keluarga :
Alamat Sekarang :
No. Hp :
Email :
Nama Orang Tua
Ayah :
Ibu :
Riwayat Pendidikan :
1.
2.
v
KATA PENGANTAR
vi
Untuk itu penulis mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Ilmiah Akhir ini.
Atas bantuan dari semua pihak penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, semoga mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah
SWT. Aamiin
Siswanto
NIM. SRP21318129
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................
RIWAYAT HIDUP......................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR SKEMA........................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Penulisan...................................................................................
C. Sistematika Penulisan...........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................
A. Konsep Masalah Keperawatan Utama..................................................
B. Konsep HDR.........................................................................................
C. Konsep Teori HDR ..............................................................................
D. Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................
A. Pengkajian.............................................................................................
B. Diagnosis, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Keperawatan...........
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................
A. Pembahasan Proses Asuhan Keperawatan............................................
B. Pembahasan Proses Praktik Profesi Dalam Pencapaian Target............
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................
8
DAFTAR SKEMA
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan psikosis. Seseorang
Krissanti & Asti (2019) menjelaskan ada beberapa masalah mental, salah
satunya adalah harga diri yang rendah. Harga diri rendah adalah perasaan tidak
berpakaian tidak rapi, nafsu makan berkurang, tidak berani berbicara lebih
WHO tahun 2015 prevalensi gangguan jiwa adalah 465 juta jiwa di dunia.
10
gangguan jiwa diseluruh dunia sekitar 1,3% dari populasi diatas usia 8 tahun
gangguan jiwa di negara berkembang dan negara maju relative sama, sekitar
21% dari jumlah penduduk orang dewasa sementara itu (Sari et al., 2018).
gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat, kondisi ini ini di perberat melalui
aneka bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Data
jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia terus bertambah, data dari 33 Rumah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang (Wijayati et al., 2020).
persentase kekambuhan yang terjadi pada tahun 2018 adalah sebesar 71,16 %
dengan jumlah pasien yang disebut sebagai pasien lama atau pasien yang
skizofrenia yang mendapatkan rawat inap di tahun 2018 adalah sebanyak 1453
orang.
Klien dengan harga diri rendah beresiko muncul masalah gangguan jiwa
lain apabila tidak segera diberikan terapi dengan benar. Karena klien dengan
harga diri rendah cenderung mengurung diri dan menyendiri. Kebiasaan itulah
atau bisikan muncul, masalah lain yang munkin terjadi adalah resiko perilaku
11
kekerasan, rasa tidak terima tentang suatu hal karena melakukan tindakan
Faktor predisposisi dari harga diri rendah antara lain disebabkan oleh
penolakan orang tua yang dapat membuat anak menjadi tidak yakin terhadap
dirinya sendiri, akibat merasa tidak dicintai sehingga anak gagal untuk
mencintai diri mereka sendiri, dan tidak mampu menjangkau cinta terhadap
orang lain (Saputra, 2019). Sering menjadi maslah yang sangat mengganggu
baik individu jika ditolak pada lingkuan sekitarnya biasanya seseorang akan
merasa bahwa terdapat kekurangan pada dirinya yang tidak bisa diperbaikinya
sehingga akan merasa minder dan tidak mau berinteraksi dengan lingkuan
sekitarnya.
Ciri khas dari gangguan harga diri rendah dapat di gambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri. Harga diri rendah merupakan suatu masalah utama untuk
kecemasan yang tinggi. Termasuk di dalam harga diri rendah ini evaluasi diri
yang negatif dan bandingkan dengan perasaan lemah tidak tertolong, tidak ada
harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan
tidak adekuat (Wijayati et al., 2020). Selain itu ciri yang sering tampak pada
terjadi pada kasus harga diri rendah salah satunya dengan melakukan
12
komunikasi terapeutik, dampak yang terjadi jika tidak dilakukan komunikasi
kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Purwasih
& Susilowati, 2016). Pentingnya komunkasi dalam rangka mengatasi atau saat
akan melakukan interaksi dengan idividu dengan harga diri renda kronik
kemunikasi terapeutik merupkan hal yang sangat lazim kita gunakan dalam
Hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada 2 orang pasien harga diri
rendah kronis yang di rawat rumah sakit jiwa pasien merasa tidak percaya diri
membantunya karena merasa orang lain tidak mengerti dengan masalah yang
dihadapinya. Pasien merasa dikucilkan dan tidak nyaman dengan keluarga dan
lingkungan sekitar karena banyak terdapat konflik dalam keluarga. Pasien juga
gila. Hasil wawancara penulis dengan perawat yang bekerja di rumah sakit jiwa
tindakan yang diberikan kepada pasien yang berkunjung ke rumah sakit jiwa
pemberian strategi pelaksanaan kepada pasien harga diri rendah kronis kurang
pelaksanaan.
13
Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah dijelaskan diatas
Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah yang Di LKS Kalimantan Barat”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Umum
Barat?”..
2. Khusus
14
e. Teridentifikasi tindakan keperawatan pada Tn S dengan harga diri rendah
D. Sistematika Penulisan
tentang konsep penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan Jiwa dengan
HDR. BAB III :Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,
tentang perbandingan atara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan. BAB
V: Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir, terdiri dari
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Harga diri rendah kronik merupakan dimanaperasan negatif
evaluasi diri yang negatif dan berhubungan dengan perasan yang lemah,
tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara yang
respon mal yang adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
2. Penyebab
a. Kurang kasih sayang
b. Kurang rasa memiliki
c. Kurang penghargaan orang lain
d. Mengalami kegagalan
16
e. Diejek, dikucilkan orang lain
f. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan
diterima.
dalam beraktualisasidiri.
c. Harga diri rendah; transisi antara respon konsep diri adaptif dan
musuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri dan amuk. Pada
harmonis.
17
e. Depersonalisasi; perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
dari harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat
juga ter- jadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari
suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), in- dividu berusaha
diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
18
d. Merasa tidak mampu melakukan apapun
e. Meremehkan kemampuan yang dimiliki
f. Merasa tidak memiliki kelebihan
4. Objektif :
a. Berjalan menunduk
b. Postur tubuh menunduk
c. Kontak mata kurang
d. Lesu dan tidak bergairah
e. Berbicara pelan dan lirih
f. Ekspresi muka datar
g. Pasif
5. Minor
Subjektif:
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Mengatakan sukit tidur
c. Mengungkapakan keputusasaan
d. Enggan mencoba hal baru
e. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
f. Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
6. Objektif
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Sulit membuat keputusan
c. Seringkali mencari penegasaan
d. Menghimdari orang lain
e. Lebih senang menyendiri
7. Diagnosis Medis Terkait
a. Skizofrenia
b. Depresi Berat
c. Bipolar
d. Gangguan jiwa lainnya
8. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif, klien mampu:
1) Mengenal aspek positif dan kemmapuan yang dimiliki.
19
2) Menilai aspek positif dan kemampuan yang dapat dilakukan.
3) Memilih aspek positif kemampuan yang ingin dilakukan.
b. Psikomotor, klien mampu:
1) Melakukan aspek positif dan kemampuan yang dipilih.
2) Berperilaku aktif.
3) Menceritakan keberhasilan tentang orang lain.
c. Afektif, klien mampu:
1) Merasakan manfaat latihan yang dilakukan.
2) Menghrgai kemampuan diri (bangga).
3) Meningkatkan harga diri.
9. Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada Klien
1) Pengkajian: Kaji tanda dan gejala serta penyebab harga diri
rendah kronik.
2) Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah kronik.
3) Tindakan keperawatan:
a) Diskusikan aspek positif dan kemampuan yang pernah dan
masih dimiliki klien.
b) Bantu klien menilai aspek positif dan keampuan yang masih
dimiliki dan dapat digunakan/dilakukan.
c) Bantu klien memilih aspek positif atau kemampuan yang
akan dilatih.
d) Latih aspek positif atau kemapua yang dipilih dengan
motivasi yang positif.
e) Berikan pujian untuk setiap kegiatan yang dilakukan dengan
baik.
f) Fasilitasi klien bercerita tentang keberhasilannya.
g) Bantu klien membut jadwal latihan untuk membudayakan.
h) Bantu klien menilai manfaat latihan yang dilakukan.
b. Tindakan keperawatan spesialisa
1) Terapi kognitif
2) Terapi kognitif perilaku
20
3) Logoterapi : Medical Ministry
c. Tindakan pada kelompok klien
1) Tindakan keperawatan ners, TAK stimulasi presepsi untuk
harga diri rendah
a) Sesi I: Identifikasi kemampuan dan aspek positif pada diri
b) Sesi 2: Menilai kemampuan dan aspek positif pada diri
klien yang
dapat dilakukan
c) Sei 3: Memilih aspek positif atau kemampuan yang akan
dilatih
d) Sesi 4: Melatih kemampuan atau aspek positif pada diri
e) Sesi 5: Menilai manfaat latihan terhadap harga diri
2) Tindakan keperawatan ners spesialis jiwa : Terapi suportif
a) Sesi I: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan
di
luar keluarga
b) Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
c) Sesi 3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
pendukung
d) Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan sumber penggunaan sumber
pendukung
3) Tindakan Kolaborasi
a) Melakulkan kolaborasi dengan dokter mengsunakan pendekatan
ISBAR dan TBaK.
b) Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi 8 benar
sesuai konsep safety pemberian obat.
c) Mengobservasi manfaat dan efek samping obat.
4) Discharge Planning
a. Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat di rumah untuk
memandirikan klien.
b. Menielaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan.
21
c. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan.
5) Evaluasi
a. Penurunan tanda dan gejala harga diri rendah.
b. Peningkatan kemampuan meningkatkan harga diri.
c. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien.
6) Rencana Tindak Lanjut
a. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis
keperawatan jiwa.
b. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan
kesehatan primer di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder dan
tersier di rumah
sakit.
c. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan
jiwa, kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang
tersedia di masyarakat.
7) Standar Pelaksanaan Komunikasi (SP) Diagnosis Keperawatan :Harga
Diri Rendah Kronik
Komunikasi yang dilakuikan saat kunjungan rumah dibagi dalam
beberapa, tahap, yaitu:
a. Perawat dengan keluarga atau care giver
b. Perawat dengan klien harga diri rendah kronik
c. Perawat dengan keluarga atau care giver
d. Komunikasi akan dilanjutkan di Puskesmas, vaitu:
e. Perawat dengan dokter menggunakan ISBAR dan TBak
f. Perawat dengan klien dan keluarga
1. Pengkajian Keperawatan
22
2012). Pengkajian menurut Purwanto (2015) melalui beberapa faktor,
yuaitu :
a. Faktor predisposisi
tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial
yang berubah.
b. Faktor presipitasi
1) Faktorpresipitasidapatdisebabkanolehfaktordaridalamatau faktor
(lima) kategori :
diharapkan.
23
d) Peranberlebihan:kurangsumberyangadekuatuntuk
perkembangan.
zat.
e. Perilaku
2) Penurunan produktifitas
24
4) Gangguan dalam berhubungan
7) Rasa bersalah
20) Khawatir
f. Sumber koping
25
3) Seni yang ekspresif
7) Bakat tertentu
8) Kecerdasan
g. Mekanisme koping
atau geng).
26
kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatakan
3. Perencanaan
4. Tindakan Keperawatan
Tujuan:
27
1) Pasien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang di miliki.
kemampuan.
kemampuan.
Tindakan Keperawatan
28
dapatb digunakan saat ini.
yang aktif.
adalah:
lakukan sehari-hari
yang dipilih
29
c) Berika dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang
dilatih.
pelaksanaanya kegiatan.
6) Konseling
7) Terapi Lingkungan
30
kolaborasinya dengan pasiendan pemberian pelayanan
asuhan mandiri dan kesejhteraan jiwa dan fisik (Yusuf et. al,
2015).
9) Intervensi psikobiologis
31
Perawat kesehatan jiwa menerapkan strategi dan
13) Psikoterapi
5. Evaluasi
32
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Inisial : Tn S
Agama : Islam
Status : Menikah
c. Faktor Predisposisi
Klien tidak pernah mengalami kejang. Tidak ada keluarga yang punya
33
sering menarik diri, merasa dirinya tidak berguna lagi sehingga lebih
menutup diri.
d. Fisik
badan 60 Kg.
e. Konsep Diri
yang cacat
keluarga
Genogram:
34
Keterangan. :
Laki-laki. :
Perempuan :
Pasien. :
Meninggal. :
Serumah. :
orangtuanya.
f. Hubungan Sosial
membersihkan kamar).
diam
35
h. Spiritual
i. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Suasana perasaan
Klien merasa tidak dianggap ada lagi oleh keluarganya karena tidak
apapun lagi.
5) Afek
Klien kooperatif, tidak ada kontak mata pada lawan bicara, sering
36
7) Persepsi
ayahnya.
8) Proses Pikir
9) Isi pikir
11) Memori
bahwa dia memiliki harga diri rendah, karena selalu merasa dirinya
j. Mekanisme Koping
37
k. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena klien lebih
Klien tidak mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa dan klien tahu
obat apa yang diminum nya setiap hari yang diberikan oleh staf
B. Analisa Data
Data Masalah
Ds
1. Klien mengatakan merasa
malu
2. Klien mengatakan tidak ada
Gangguan Konsep diri Harga diri
yang bisa di banggakan dari Rendah
dirinya.
3. Klien mengatakan merasa
malu untuk bertemu dengan
orang-orang disekitarnya
terutma orang-orang yang
baru
Do
1. Klien tampak lemas dan tidak
ada gairah untuk melakukan
aktivitas
2. Klien tampak duduk sendiri
3. Klien tampak murung dan
selalu menunduk saat
38
berbicara
C. Diangnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis
D. Intrevensi keperawwatan
Strategi Pelaksanaan Hari 1
2. Pukul. : 12:00
b. Tujuan keperawatan
c. Tindakan keperawatan
4) Sapa Klien
Strategi Komunikasi
1. Strategi Komunikasi
prektik di sini pak, nama bapak siapa, bapakbiasa di panggil ap, pak
39
Evaluasi, apa kabar ibu hari ini, bagaimana persaan ibu? Kontrak, Ibu
bagaimana kalu disini saja pak? Fase kerja, Kalau boleh tau bapak nama
lengkapnya siapa senang di panggil apa, saat Ini usia bapak sudah berapa,
apakah bapak masih ingat lahir dimana dan kapan? Apakah alasan bapak
dibawa kesini, sekarang ibu tinggal dimana dan dengan siapa? Fase
bincang tadi? Objektif Apakah ibu senang berkenalan dengan saya bu?
coba bapak ulangi lagi nama ibu, Coba bapak ulangi tanggal lahir dan
tempat lahir bapak ? Rencana Tindak lanjut, apakah boleh pak bsok
kita bertemu lagi bapk bisa menceritakan keluhan yang ibu rasakan, serta
kita akan membahan aspek positif yang ibu ,miliki ya bu, untuk
E. Implentasi keperawatan
Strategi Pelaksanaan Hari II (SP 1)
2. Pukul. : 12:00
b. Tujuan keperawatan
c. Tindakan keperawatan
40
2) Membuat list daftar aspek dan kemampuan positif yang dimiliki
klien
Evaluasi, Bagaimana perasan ibu siang ini bapak? Kontrak bapak kemarin
aspek positif yang bapak miliki apakah bapak setuju? Untuk tempaynya
kalua disni apakah bapak setuju? Serta waktunya sekitar 15 menit pak?
Fase kerja baik pak kita mulai ya, sekarang coba bapak sebutkan apa
aspek positif yang bapak miliki,yang bisa bapak lakukan pak? Kegiatan
apa yang biasa bapak lakukan ketika berada dirumah? Wah bapak bisa
membuat abersih-bersih ya? Bagus pak, bapak bisa melakukan itu disni
untuk sebagai aktifitas bapak? Selain itu apa lagi yang bapak bisa? Oo
bapak bisa membuat layangan juga ya? Terminasi baiklah pak sudah 15
persaan bapak setalah kita berbincang bincang hari ini, coba bapak
sebutkan kegiatan apa saja yang dapat bapak lakukan saat ini?. Baik pak
untuk besok kita akan bertemu laki ya pak apakah bapak setuju? Baiak pak
untuk tempatnya bagaimana kalua di taman pak? Baik pak untuk waktunya
41
2. Pukul. : 08:00
b. Tujuan keperawatan
c. Tindakan keperawatan
Fase Orientasi, Selamat pagi pak apakah bapak ingat pagi ini kita berjanji
auntuk bertemu? Bagaimana perasaan bapak hari ini, baik pak bagimana
kalua kita berbincang-bincang di teras sana pak unuk waktu yam au berapa
lama pak, baik pak 15 menit ya pak? Fese Kerja Bapak kemaren kita
sudah embicarakan beberapa aspek postif yang dapat bapak lakukan pak
nah hari ini kita akan menentukan jadwal dan memilih kegiatan yang akan
bapak lakukan apakah bapak setuju? baik pak jadi bapak memilih
membuat layangan lalu di jual ya pak, baik untuk waktunya bapak akan
bapak pilih? Baik pak coba bapak ulangi kegiatan yang bapak pilih serta
jadwal yang bapak pilih? Baik pak? Baik pak untuk selanjutnya apakah
42
besok bapak besedia bertemu Kembali pak, baik pak untuk waktunya jam
2. Pukul. : 08:00
b. Tujuan keperawatan
c. Tindakan keperawatan
3. Proses keperawatan
Fase orientasi, Selamat pagi pak bagaimana perasaan bapak hari ini? Baik
alhamdulillah, baik pak sesuai dengan janji kita ya pak kalau hari ini kita
bertemu agar bapak mencoba kegiatan yang telah kita pilih dan kita
15 menit apakah bapak setuju? Fse kerja baik pak sekarang coba bapak
lakukan kegiatan yang telah bapak pilih yaitu membuat layangan? Bagus
ya pak, bapak bisa melakukan ini secara rutin ya pak? Fase terminasi
bagaimana persaan bapak setelah kita melakukan kegiatan tadi baik pak
bagus ya pak? Untuk besok apakah kitab isa bertemu Kembali pak? Baik
43
pak kalau begitu besok kita berbicara dimana pak baik di teras ya pak
2. Pukul. : 08:00
b. Tujuan keperawatan
c. Tindakan keperawatan
obat
Fase orientasi, Selamat pagi pak bagaimana perasaan bapak hari ini? Baik
pak sesuai dengan janji hari kita akan mendikusikan tentang manfaat
waktu serta akibat berhenti minum obat ya pak untuk tempat di sini waktu
sekitar 15 kan pak sesuai dengan kesepakatan kemaren ya pak? Fase kerja
jadi pa kapa yang bapak ketahui tentang waktu jenis dan manfaat serta
akibat bapak berhenti minum obat? Baik pak bagus pak ternyata bapak
sudah paham ya pak? Fase terminasi baik ya pak kita cukupkan sampai
disni karena sudah 4 kali pertemuan maka pertemuan kali ini yang terakhir
44
ya pak bapak semangat terus ya pak membuat layangan obat ya juga harus
F. Evaluasi keperawatan
No Tanggal Soap Paraf
1 Selasa S:
panggilan
A:
P:
Lanjutkan Intervensi
2 Rabu S
P: Lanjutkan interveni
45
3 Kamis S
lalu di jual
komunikasi
Lanjutakan intervensi
4 Jum’at S
rutin
obat
Masalah teratasi
Hentikan tindakan
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini akan memberikan ulasan dan bahasan mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada Ny. M dengan luka kaki diabetik ditinjau dari sudut
pandang konsep dan teori. Pembahasan difokuskan pada askep pengkajian dan
1. Pengkajian
47
klien (Setiadi, 2012). Pengkajian adalah proses untuk mengumpulkan dan
riwayat penyakit
diri rendah adalah harapan yang tidak sesuai dengan klien harapakan,
sehingga akan menyebabkan putus asa dan merasa dirinya gagal dalam
melakukan suatu hal. Hal ini sejlan denga napa yang di paparkan oleh
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik dan peran yang
sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai
dengan kebudayaan.
2. Diangnosa Keperawatan
(Nursalam, 2011).
keluhan-keluhan yang dirasakan oleh klien. Sesuai dengan hal yang dapat
48
diangnosa harga diri renda kronis Diagnosis keperawatan berbeda dengan
interaksi aktual atau potensial dari individu atau kelompok tempat perawat
rendah kronik.
3. Intervensi
(Nursalam, 2011).
hubungan saling percaya, menggali aspek dan kegiatan yang positf yang
kepada klien, memilih kegitan positif yang sudah diketahui, melatih dan
frekuensi serta dampak tidak atau stop mengkonsumsi obat (Yusuf et. al,
2015).
4. Implementasi Keperawatan
49
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
keperawatan pada asuhan keprawan jiwa pada pasien dengan harga diri
saling percaya, menggali aspek dan kegiatan yang positf yang dapat
5. Evaluasi Keperawatan
teratasi dengan membandingkan antara tujuan dan kriteria hasil yang telah
50
dari hasil evaluasi semua diagnosa keperawatan yang diangkat dapat
terratasi.
berkaitan dengan sehat jiwa, masalah psikososial serta gangguan jiwa. Praktik
keperawatan.
51
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan yang ditulis merujuk pada masalah dan tujuan penulisan. Bagaimana
teori diterapkan dalam situasi yang nyata serta hasil yang diperoleh, hambatan
atau kemudahan yang dialami. Saran adalah usulan operasional yang diajukan
melakukan asuhan keperawatan pada Tn S sesuai dengan apa saja yang dijelaskan
dalam kesimpulan.
52
A. Kesimpulan
ilmiah akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya.
mengarah pada tujuan yang akan dicapai dan melibatkan kerjasama yang
pendukung yang dirasakan oleh penulis adalah sikap klien dan keluarga
53
yang sangat kooperatif dalam memberikan informasi sehingga penulis
serta evaluasi.
B. Saran
khususnya pada asuhan keperawatan jiwa pada pasien gangguan jiwa yaitu:
1. Untuk Keluarga
2. Untuk Mahasiswa/i
diri rendah.
54
DAFTAR PUSTAKA
Budi anali Kliat et, al (2016) Asuhan Keperawatan Jiwa: Jakarka: EGC
Dinas Kesehatan (Dinkes). (2018). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2016. Dinas Kesehatan 2018.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/KNJ/article/download/35013/756765826
15
Krissanti, A., & Asti, A. D. (2019, October 21). Penerapan Terapi Okupasi:
Berkebun untuk Meningkatkan Harga Diri pada Pasien Harga Diri Rendah di
Wilayah Puskesmas Sruweng. University Research Colloqium (URECOL).
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/701/684
Purwasih, R., & Susilowati, Y. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa
Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Gathotkoco
Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Profesi Keperawatan
(JPK), 3(2).
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/26
Saputra, R. E. (2019). Pemikiran Dadang Hawari Tentang Psikoterapi Islam
Dalam Penanggulangan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika,
Zat Adiktif Dan Relevansinya Dengan Pengembangan Masyarakat Islam
[Uin Raden Intan Lampung]. http://repository.radenintan.ac.id/8662/
Sari, Y. P., Sapitri, V. N., & Yaslina. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Terjadinya Kekambuhan Pada Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Kesehatan
Perintis (Perintis’s Health Journal), 5(1).
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/98/89
Thamrin, N. H., Hidayati, Z., & Lestari, A. (2020). Perencanaan Poliklinik Jiwa
Di Samarinda, Penekanan Pada Organisasi Ruang. Jurnal Kreatif : Desain
Produk Industri Dan Arsitektur, 7(1).
http://ejurnal.polnes.ac.id/index.php/kreatif/article/view/12
Wijayati, F., Nasir, T., Hadi, I., & Akhmad. (2020). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
HIJP : Health Information Jurnal Penelitian, 12(2).
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP
Damaiyanti, Mukripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung
: PT. Refika Aditama.
Dinas Kesehatan (Dinkes). (2018). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2016. Dinas Kesehatan 2018.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/KNJ/article/download/35013/756765826
15
Krissanti, A., & Asti, A. D. (2019, October 21). Penerapan Terapi Okupasi:
Berkebun untuk Meningkatkan Harga Diri pada Pasien Harga Diri Rendah di
Wilayah Puskesmas Sruweng. University Research Colloqium (URECOL).
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/701/684
55
Purwasih, R., & Susilowati, Y. (2016). Penatalaksanaan pasien gangguan jiwa
dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah di ruang gathotkoco rsjd dr.
Amino gondohutomo semarang. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK), 3(2).
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/26
Saputra, R. E. (2019). Pemikiran dadang hawari tentang psikoterapi islam dalam
penanggulangan korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif
dan relevansinya dengan pengembangan masyarakat islam [UIN Raden
Intan Lampung]. http://repository.radenintan.ac.id/8662/
Sari, Y. P., Sapitri, V. N., & Yaslina. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Terjadinya Kekambuhan Pada Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Kesehatan
Perintis (Perintis’s Health Journal), 5(1).
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/98/89
Thamrin, N. H., Hidayati, Z., & Lestari, A. (2020). PERENCANAAN
POLIKLINIK JIWA DI SAMARINDA, PENEKANAN PADA
ORGANISASI RUANG. Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri Dan
Arsitektur, 7(1). http://ejurnal.polnes.ac.id/index.php/kreatif/article/view/12
Wijayati, F., Nasir, T., Hadi, I., & Akhmad. (2020). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN, 12(2).
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP
Wijayati, F., Titin, N., Indriono, H., & Akhmad. (2020). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN, 12(2).
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP/article/view/234
56