Npm. : 221107012341
Komunikasi Kesehatan didefinisikan juga sebagai studi yang mempelajari kiat menggunakan
strategi komunikasi yang bertujuan menyebarluaskan informasi Kesehatan yang dapat
mempengaruhi individu dan masyarakat luas sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
tepat dalam pemeliharaan Kesehatan
1. Pertukaran informasi antara individu. Misalnya berbicara, menulis, atau menggunakan sistem
tanda dan perilaku yang sama.
2. Berdasarkan penelitian.
Audiens
1. Keuntungan
2. Risiko
3. Kekurangan
Lingkungan Sosial
3. Struktur sosial
Lingkungan Politik
• Saat ini, disadari peran yang dapat dimainkan oleh komunikasi dalam memajukan hasil
kesehatan dan status kesehatan umum dari populasi yang berkepentingan dan kelompok-
kelompok khusus.
• Meningkatkan kesadaran pada masalah kesehatan untuk mendorong perubahan kebijakan atau
praktik kesehatan.
• Meningkatkan hubungan antara fasilitas kesehatan dan pasien, yang pada akhirnya akan
muncul kepatuhan pasien dan kepatuhan pada hasil.
• Bekerja dalam ruangan hampa, terlepas dari kesehatan masyarakat yang lebih besar atau
intervensi kesehatan lainnya.
• Efektif untuk menangani semua masalah kesehatan atau menyampaikan semua pesan dalam
waktu yang sama.
Contoh dari komunikasi ini adalah berdoa, bersyukur, intropeksi diri, dan berkhayal.
• Sensasi: tahap awal penerimaan pesan atau informasi yang diterima oleh alat indera manusia.
• Persepsi: proses pemberian makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian
makna ini melibatkan unsur subjektif.
Komunikasi Interpersonal
• Proses penukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih secara
langsung maupun dengan media yang bertujuan untuk memperoleh reaksi atau feedback dalam
bentuk verbal ataupun non-verbal.
• Pengirim dan penerima pesan: salah satu menyampaikan dan salah satunya menerima pesan.
• Pesan: pesan tidak hanya lewat ucapan atau tulisan, tetapi mencakup bahasa non-verbal.
• Umpan balik: merupakan reaksi yang diberikan oleh pihak penerima pesan.
• Pada komunikasi oral seseorang harus mampu menerangkan sekaligus menjelaskan gagasan-
gagasan atau ide-ide dengan yakin, sehingga lawan bicara atau audiens tertarik untuk
mendengarkan.
• Terdapat fleksibilias untuk memungkinkan perubahan dalam keputusan yang telah diambil
sebelumnya.
• Umpan balik bersifat spontan, sehingga keputusan dapat dibuat lebih cepat.
• Komunikasi oral saja tidak cukup untuk hal yang bersifat formal dan terorganisir.
• Menghabiskan banyak waktu jika dipakai dalam rapat, pidato, dan kegiatan formal lainnya.
• Membutuhkan perhatian dan penerimaan yang baik dari pihak penerima atau pendengar.
• Tatap muka
• Konferensi video
• Telepon
• Komunikasi aktif-pasif
• Presentasi
Model Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik atau mencetak simbol seperti huruf dan
angka untuk menyampaikan informasi. Hal ini membantu karena memberikan catatan informasi
untuk referensi. Menulis biasanya digunakan untuk berbagi informasi melalui buku, pamflet,
blog, surat, memo dan lainnya.
Contoh komunikasi tertulis adalah surat, memo, e-mail, pesan instan, majalah, pengumuman,
atau sarana-sarana lain yang disampaikan melalui tulisan atau simbol.
• Pedoman atau dasar bertindak, seperti surat keputusan dan surat perintah.
• Lengkap (Completeness). Pesan yang disampaikan tersebut lengkap bila berisikan semua fakta
yang diinginkan oleh pembicara/penulis. Sebagai contoh, pesan bisa menggunakan prinsip 5W
1H.
• Jelas (Clarity). Pesan yang disampaikan harus benar-benar jelas dan dapat dimengerti oleh
pembaca sehingga harus menghidari kata-kata asing yang jarang digunakan.
• Sopan (Courtesy). Pesan yang ditulis harus bijaksana, jangan menyinggung perasaan pembaca.
• Benar (Correctness). Menggunakan bahasa yang sesuai dengan level pengetahuan pembaca,
menggunakan kata akurat, serta grafik atau gambar yang menunjang.
Komunikasi tertulis membantu dalam menyampaikan prinsip, kebijakan, dan peraturan yang
jelas pada suatu organisasi/perusahaan. Merupakan sarana komunikasi permanen. Sehingga
sangat berguna jika arsipnya diperlukan.
Mendengar Secara Aktif dan Efektif
Mendengarkan secara aktif atau active listening adalah kemampuan untuk fokus ke pembicara,
mengerti pesan yang disampaikan, dan memahami informasi dan menanggapi pesan yang
disampaikan dengan keseriusan. Menurut International Coaching Federation, mendengarkan
secara aktif adalah kemampuan untuk fokus kepada apa yang dikatakan atau tidak dikatakan oleh
pembicara yang bertujuan untuk memahami secara penuh apa yang dikomunikasikan dalam
konteks pemahaman pembicara serta mendukung ekspresi diri dari si pembicara. Kebalikan dari
mendengarkan secara aktif, mendengarkan secara pasif adalah mendengarkan pembicara tanpa
mempertahankan pesan yang disampaikan. Mendengarkan secara aktif merupakan kemampuan
penting bagi seorang individu yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi. Kemampuan
ini memastikan kita dapat terlibat dan kemudian mengingat detail pesan yang disampaikan.
Mendengarkan secara aktif juga menunjukan penghargaan kita terhadap pembicara.
Namun, mendengarkan secara aktif tidak hanya sekedar mendengarkan. Mendengarkan secara
aktif memerlukan fokus dan kemampuan khusus sehingga kita dapat menerapkan kemampuan
ini. Penelitian dari Universitas Missouri, menunjukkan bahwa banyak dari kita menghabiskan 70
hingga 80 persen dari jam bangun kita dalam suatu bentuk komunikasi. Dari waktu itu, kita
menghabiskan sekitar 9 persen untuk menulis, 16 persen membaca, 30 persen berbicara, dan 45
persen mendengarkan. Penelitian juga memastikan bahwa kebanyakan dari kita adalah
pendengar yang buruk dan tidak efisien.
Meskipun mendengarkan adalah keterampilan komunikasi yang paling sering kita gunakan,
namun itu juga merupakan keterampilan yang paling jarang dilatih. Umumnya kita menjalani
latihan ketrampilan komunikasi seperti menulis, membaca, dan berbicara. Namun pada
kenyataannya, sangat sedikit orang yang mendapatkan pelatihan formal tambahan dalam
mendengarkan.
Menurut publikasi dari Universitas Missouri, Kebanyakan dari kita berbicara dengan kecepatan
sekitar 125 kata per menit. Namun, kita memiliki kapasitas mental untuk memahami seseorang
yang berbicara dengan kecepatan 400 kata per menit. Perbedaan antara kecepatan berbicara dan
kecepatan berpikir ini berarti bahwa ketika kita mendengarkan pembicara, rata-rata kita hanya
menggunakan 25 persen dari kapasitas mental kita. Kita masih memiliki 75 persen untuk
melakukan sesuatu yang lain sehingga membuat pikiran kita tidak terkonsentrasi ke pembicara.
Ini berarti kita perlu melakukan upaya nyata untuk mendengarkan dengan cermat dan lebih
memusatkan kapasitas mental kita pada tindakan mendengarkan. Jika kita tidak berkonsentrasi,
kita segera menemukan bahwa pikiran kita telah beralih ke gagasan lain.
Berbagai pengujian memastikan bahwa kita adalah pendengar yang tidak efisien. Penelitian telah
menunjukkan bahwa setelah mendengarkan presentasi lisan selama 10 menit, rata-rata pendengar
hanya mendengar, memahami, dan mempertahankan 50% dari apa yang dipresentasikan. Dalam
kurun waktu 48 jam, hal tersebut turun kembali sebesar 50% ke angka 25%. Dari penelitian
tersebut, dengan kata lain, kita memahami hanya seperempat dari apa yang kita dengar.
Untuk dapat mendegarkan secara baik dan aktif, maka kita memerlukan sebuah teknik. Salah
satu teknik yang saya suka dan dapat dipakai oleh teman-teman pembaca adalah teknik
mendengarkan secara aktif yang diperkenalkan oleh Julian Treasure, yang disebut RASA. RASA
merupakan singkatan dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.
Teknik RASA pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Julian Treasure pada
presentasinya di TED Talk tahun 2011.
Receive
Receive (Menerima) adalah proses dimana kita mendengarkan kata kunci yang diutarakan oleh
pembicara serta memahami unsur emosi yang terkandung dalam komunikasi tersebut. Kita tidak
hanya mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan, namun lebih dari itu, kita harus
menangkap unsur emosi yang timbul saat si pembicara berbicara. Emosi yang dapat kita tangkap,
dapat mempengaruhi penilaian kita terhadap perkataan yang diucapkan. Contoh, saat teman
bicara mengutarakan kalimat berikut:
Jika kalimat tersebut diutarakan dengan nada bicara yang cenderung turun dan lemah,
kemungkinan teman bicara Anda sedang khawatir, ragu atau cemas terhadap performa di kuartal
ini. Namun, jika kalimat tersebut diutarakan dengan nada bicara yang cenderung naik, penuh
tekanan dan amarah, kemungkinan teman bicara Anda sedang meluapkan kekecewaan atau
amarah terhadap seseorang yang mempengaruhi performa di kuartal ini.
Trik agar kita dapat melalukan proses Receive dengan baik adalah
1. Pertahankan kehadiran (be present). Hilangkan distraksi yang mungkin timbul. Seperti
ubah HP ke mode silent, pilih ruangan yang tertutup saat berkomunikasi, dsb.
4. Perhatikan Kata Kunci yang disampaikan. Kata kunci biasanya adalah kata-kata yang:
Diucapkan dengan nada tertentu seperti lebih tinggi, rendah, lambat, cepat.
Diucapkan berkali-kali
• Mendengarkan secara aktif atau active listening adalah kemampuan untuk fokus ke pembicara,
mengerti pesan yang disampaikan, dan memahami informasi dan menanggapi pesan yang
disampaikan dengan keseriusan.
• Mendengar secara aktif merupakan kemampuan penting bagi seseorang yang ingin
meningkatkan kemampuan komunikasinya.
a. Receive (menerima)
b. Appreciate (menghargai)
c. Summarize (meringkas)
d. Ask (menanyakan)
Receive (Menerima)
• Proses dimana kita mendengarkan kata kunci yang diutarakan oleh pembicara serta memahami
unsur emosi yang terkandung dalam komunikasi tersebut.
a. Pertahankan kehadiran
d. Perhatikan kata kunci. Biasanya adalah kata yang diucapkan dengan nada tertentu,
menggunakan terminologi atau analogi unik, diucapkan berkali-kali, diucapkan dengan emosi
tertentu.
Appreciate (Menghargai)
Appreciate (Menghargai) adalah proses dimana kita memberi penghargaan kepada teman bicara
dengan memberi ruang untuk berbicara. Silahkan ijinkan teman bicara Anda berbicara lebih
banyak dibanding dengan kita. Gunakan banyak pertanyaan eksploratif untuk memancing teman
bicara Anda untuk berbicara lebih sehingga kita dapat memahami keseluruhan konteks yang
ingin disampaikan.
Dalam menerapkan ini, kita harus berhati-hati terhadap ketiga hal berikut yang biasanya timbul
saat mendengarkan
• Proses dimana kita memberi penghargaan pada teman bicara dengan memberi ruang untuk
berbicara.
c. Asumsi artinya kita menggunakan asumsi yang seolah-olah digunakan sebagai fakta sehingga
menghilangkan makna dari konteks yang ingin disampaikan teman bicara.
Summarize (Meringkas)
• Agar makna yang disampaikan kita terima dengan benar, kita perlu melakukan parafrase dari
konteks yang disampaikan teman bicara.
• Dengan melakukan parafrase secara baik, kita dapat menunjukan bahwa kita mendengarkan
secara penuh apa yang telah disampaikan oleh teman bicara kita.
Ask (Menanyakan)
• Kita dapat mengajukan pertanyaan terbuka untuk dapat menggali informasi lebih dalam dari
teman bicara kita.
• Tujuannya dari mengajukan pertanyaan eksploratif adalah memicu teman bicara anda untuk
berbicara lebih banyak sehingga kita dapat mengetahui keseluruhan konteks pesan yang ingin
disampaikan.
• Kata tanya eksproratif yang dapat digunakan seperti bagaimana, apa, dimana, siapa, kapan,
seberapa, mengapa.
Tantangan Mendengarkan Secara Aktif
• Gangguan emosional.
Audiens dalam komunikasi kesehatan memiliki beberapa kategori. Beberapa kategorinya adalah
seperti konsumen, pelanggan, klien, pasien, pengguna asuransi kesehatan, serta end-users.
Kategori di atas memiliki perbedaan yang mencolok dalam komunikasi kesehatan dimana
masyarakat ditempatkan sebagai audiens. Masyarakat disini tidak hanya dalam artian individu
atau publik dalam tataran yang lebih luas. Rumah sakit, dokter, atau pun tenaga medis lainnya
juga merupakan seorang audiens. Yang pertama adalah,
Konsumen
Konsumen disini diartikan sebagai individu atau organisasi yang memiliki potensi dalam
menggunakan produk kesehatan. Konsumen disini juga tidak diartikan selalu masyarakat umum.
Instansi-instansi yang terkait juga termasuk dalam kategori konsumen ini. Inti dari pengertian
konsumen ini adalah tidak semua menjadi konsumen tetap tetapi hanya potensi saja.
Pelanggan
Pelanggan merupakan konsumen tetap dalam industri kesehatan. Perbedaan mencolok dengan
konsumen adalah bahwa pelanggan menjadi orang yang benar-benar tidak hanya menjadi potensi
saja tetapi yang memakai terus menerus barang atau jasa kesehatan. Dokter, perencana
kesehatan, hingga pasien merupakan pelanggan. Pelanggan dalam industri kesehatan sangat
kompleks daripada industri di bidang lain.
Klien
Klien merupakan tipe konsumen yang lebih mementingkan jasa daripada barang dalam industri
kesehatan. Klien lebih berhubungan personal dan terjadi hubungan berkelanjutan dengan pihak
pengelola kesehatan. Hubungannya juga bersifat simetris. Contohnya adalah ketika asuransi
BPJS berhubungan langsung dan terus menerus dengan rumah sakit yang ada di Indonesia.
Pasien
Pasien sendiri adalah individu yang merasakan sistem kesehatan yang terselenggara. Individu
dianggap pasien adalah ketika telah divonis oleh dokter menderita penyakit tertenu dan juga
mendapat resep. Akan tetapi agak sedikit berbeda jika dokter yang dimaksud adalah psikolog.
Mereka menganggap individu tersebut bukan pasien tapi klien karena diangap terdapat hubungan
personal bukan hanya hubungan karena terjebak dalam sistem kesehatan.
Pembayar pajak
Pada jaman sekarang, penanganan kesehatan selalu dilibatkan kepada asuransi. BPJS menjadi
salah satu contohnya. Asuransi ini berlaku dan berguna untuk pasien karena telah ada sistem dari
negara yang mengaturnya. Para pengguna asuransi yang membayar pajak ini disebut sebagai
member, ansuran, dan orang yang terlindung oleh asuransi itu sendiri.
End-users
End usersdianggap sebagai "puncak" dari pengguna layanan kesehatan. Ciri-ciri dari pengguna
yang telah sampai pada taraf end-usersadalah pasien yang berulang-ulang menggunakan jasa
kesehatan dan juga obat-obatan dari pihak penyedia. End-usersjuga memiliki pilihan yang
terbatas terhadap arah dari pengobatannya. End-users dalam hal ini keluarga juga diberikan
pilihan terhadap langkah medis apa yang diambil ketika salah satu anggota keluarganya sakit.
Dokter
Dokter dalam hal ini diangap sebagai pelanggan karena dia membutuhkan suplai obat-obatan
dari pihak ketiga yaitu industri kesehatan itu sendiri. Tidak hanya itu, dokter juga membutuhkan
teknologi informasi dari vendor yang menjual alat-alat kedokteran yang dibutuhkan. Mereka ini
menjadi target utama dari industri kesehatan.
Dokter spesialis
Dokter spesialis juga merupakan pelanggan seperti dokter gigi, spesialis jantung, ortopedi, dan
lain sebagainya. Perbedaan mendasar dari dokter umum adalah lebih kepada peralatan yang
dibutuhkan dalam penanganan medis. Dokter spesialis hanya membutuhkan alat yang
dibutuhkan untuk penanganan spesialisasinya.
Rumah sakit lebih membutuhkan alat-alat pendukung pasien dalam penanganannya. Contohnya
seperti kursi roda dan matras untuk pasien. Tidak hanya itu. Rumah sakit juga membutuhkan
pasokan makanan, pembuatan parkir yang tidak ada kaitannya dengan penanganan kesehatan
tetapi pendukung fasilitas rumah sakit. Hampir sama dengan dokter, rumah sakit juga
membutuhkan pengembangan teknologi informasi terbaru dalam penanganan pasien.
Pekerja
Para pekerja ini dianggap sebagai target dalam perencanaan kesehatan, perencanaan manajemen
kesehatan, dan hubungan antar penyedia kesehatan. Pekerja ini adalah orang-orang yang
membantu dalam pelaksanaan medis. Para pekerja ini juga orang yang merencanakan program
seperti program fitness,program diet dan lain-lain.
Analisis Audiens
▪ Apakah seluruh audiens yang menjadi target dapat dijangkau secara efektif dengan media yang
sama?
▪ Apakah seluruh audiens dapat menerima satu set materian pesan yang sama?
▪ Apakah akan bermanfaat bisa memisahkan kelompok pengguna dan bukan pengguna?
▪ Apakah perlu memisahkan kelompok berdasarkan preferensinya?
▪ Orang akan melihat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari keterlibatan mereka dan merasa
mendapatkan keuntungan atas itu.
▪ Orang akan menjadi sadar apa sebab keputusan itu dibuat dan apa sebab prioritas itu
ditetapkan.
▪ Orang akan menjadi lebih aktif telibat dalam komunikasi mereka.
Tipe-tipe Audiens
▪ Bersahabat
▪ Bermusuhan
▪ Netral
▪ Apatis
▪ Sifat campuran
Pemetaan Audiens
▪ Sosiologi
▪ Psikologi
▪ Antropologi
▪ Konteks percakapan
Kerangka Kerja Untuk Komunikasi Efektif
Dalam sebuah perusahaan membangun komunikasi yang efektif sangat penting dilakukan.
Komunikasi sendiri merupakan proses penyampaian informasi, namun untuk membangun
komunikasi yang lebih efektf dan efisien diperlukan sebuah proses yang tidak mudah. Agar
informasi yang disampaikan bisa diterima dan menimbulakan efek positif bagi perusahaan.
Komunikasi juga merupakan strategi yang bisa dijalankan dalam proses pengambilan keputusan,
program kerja yang harus diwujudkan, maupun rencana yang akan direalisasikan. Semuanya
memerlukan kerja sama yang baik antar personal maupun kelompok. Oleh karena itu, dalam
sebuah perusahaan, apapun itu bentuknya, perlu cara berkomunikasi dengan baik.
Pada intinya ada dua bidang dalam komunikasi perusahaan, yakni komunikasi internal (internal
communication) dan komunikasi eksternal (external communication).
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dalam hal tujuan yang ingin
dicapai, strategi yang akan dijalankan, keputusan yang akan dilaksanakan, rencana yang harus
direalisasikan, serta program kerja yang harus diselenggarakan, semua memerlukan hubungan
serta kerja sama yang baik antar personal maupun kelompok.
Maka, setiap individu dalam perusahaan perlu berhubungan dan berkomunikasi secara baik,
sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Komunikasi yang efektif dan efisien dapat dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Kerangka Acuan
Menurut Wilburn Schram, dalam karyanya “Communication research in the United States”,
komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan cocok dengan kerangka acuan (frame
of reference), yakni perpaduan pengalaman pemberi informasi dan pengertian (collection of
experience and meaning).
Jadi jelas bahwa frame of reference yang didukung field of experience merupakan faktor yang
penting dalam berkomunikasi. Jika bidang pengalaman pemberi informasi dan pengetahuannya
sesuai dengan apa yang akan dikomunikannya, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar.
Yang dimaksud dengan situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat informasi yang
disampaikan dapat diterima dan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Situasi ini akan
mendukung komunikasi efektif apabila informasi yang disampaikan sesuai dengan apa yang
diharapkan orang banyak, terutama para stakeholders. Begitu pula dengan kondisi, akan
mempengaruhi serta mendukung efektivitas komunikasi.
Media komunikasi merupakan alat untuk membantu lancarnya proses komunikasi. Yang
dimaksud media disini adalah email, surat, memo, nota, brosur, pamphlet, bulletin, majalah,
koran, papan pengumuman, kotak saran, telephone, radio, televisi dan sebagainya serta melalui
media sosial. Diharapkan, cara penyampaian yang dilakukan harus bisa diterima oleh publik dan
mudah dicerna.(DD)
Relevant (Relevan)
• Memahami karakteristik sosio-demografis dan budaya.
• Menentukan freferensi komunikasi.
• Mengenali sikap yang dapat menimbulkan risiko.
• Mendengarkan audiens (belajar dari mendengarkan).
• Mendengarkan opini publik.
• Menggali informasi dengan bertanya langsung atau melalui percakapan.
• Sesuaikan pesan, fokuskan pada tujuan dan hasil.
• Motivasi audiens.
Perencanaan Program Komunikasi (PPK) adalah upaya membuat perancangan pelaksanaan suatu
program komunikasi untuk mengkampanyekan, menyosialisasikan, atau mempromosikan suatu
“produk” (program, barang, jasa, atau lembaga) kepada khalayak sasarannya dengan harapan
tercapainya tujuan PPK yang telah ditetapkan.
Nama lain dari program komunikasi ini adalah kampanye komunikasi. Sven Windahl, Benno H.
Signitzer dan Jean T. Olson (1992: 19) menyebutkan bahwa kampanye komunikasi adalah
sebuah usaha terencana dari seorang komunikator (sender) untuk memengaruhi khalayak
(audience) melalui satu atau seperangkat pesan dengan tujuan tertentu. Oleh karena adanya
tujuan yang tertentu inilah, program komunikasi atau kampanye komunikasi ini disebut pula
dengan perencanaan komunikasi instrumentalis.
komunikasi instrumentalia.
1. Pekerjaan yang bisa dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi dengan
penekanan kepada perencanaan jangka Panjang (long-term planning).
2. Usaha komunikasi yang direncanakan dari bawah (bottom-up) bukan komunikasi yang
dilakukan dari atas (top down), artinya, isi pesan komunikasi didasarkan atas hasil penggalian
terhadap aspirasi dan kebutuhan khalayak.
3. Komunikasi dengan tujuan yang lebih umum dan luas sebagai lawan dari kampanye yang
memiliki tujuan khusus dan pasti (fixed). Syarat ini tampaknya lebih cocok untuk kampanye
sosial, seperti kampanye kesehatan, penyuluhan pertanian.
4. Komunikasi yang dilihat dari kepentingan penerima, bukan dari kepentingan pengirim. Ini
terkait dengan karakteristik nomor 2) di atas. Sekalipun pemilik program/perencana komunikasi
memiliki kepentingan tertentu, tetapi hendaknya tidak mengabaikan kepentingan khalayak.
• Menentukan prioritas.
• Menetapkan tanggungjawab.
• Menetapkan progress.
• Mencegah bencana.
1. Menilai isu atau masalah kesehatan serta mengidentifikasi semua komponen yang
memungkinkan dijadikan solusi.
• Kebiasaan. Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan, tingkat kesiapan untuk mengubah
perilaku, perilaku pencarian informasi, penggunaan media, dan karakteristik gaya hidup.
• Budaya. Preferensi bahasa, agama, etnis, status generasi, struktur keluarga, tingkat akulturasi,
dan faktor gaya hidup (misal: makanan dan kegiatan khusus).
• Fisik. Jenis kelamin, usia, jenis dan tingkat paparan terhadap risiko kesehatan, kondisi medis,
gangguan dan penyakit, serta Riwayat kesehatan keluarga.
• Psikografis. Sikap, pandangan hidup dan kesehatan, citra diri, opini, keyakinan, nilai-nilai,
efikasi diri, tahap kehidupan, dan ciri-ciri kepribadian
• Saluran Media Masa (Mass Media Channels). Menawarkan banyak peluang untuk penyebaran
pesan, termasuk penyebutan dalam berita, program hiburan, dan program lain yang dimiliki
media masa tersebut.
• Saluran Media Digital Interaktif (Interactive Digital Media Channels). Fenomena yang terus
berkembang dan seharusnya memiliki jangkauan yang luas di masa depan. (Misal: Live
Instagram, Live YouTube, Live Twitter).
• Semua elemen dalam perencanaan telah siap, kohesif, memiliki dasar yang kuat, dan berbasis
bukti.
• Pasti akan muncul harapan besar tentang implementasi program dan potensi hasil yang dicapai.
• Sebaik apapun rencana yang dibuat, tetap memiliki risiko goyah atau bahkan gagal jika tidak
‘dipelihara’ atau muncul kasus kesulitan yang tidak terduga.
• Supaya implementasi sesuai dengan rencana, perlu dilakukan manajemen dan pemantauan
kegiatan untuk memastikanimplementasi kegiatan.
Fokus Monitoring
Ca
ra Implementasi Program
Fokus Monitoring
Kegiatan monitoring merupakan fungsi penting dalam implementasi program yang berfokus
pada:
• Program dan proses terkait program tersebut.
• Umpan balik dari audiens dan pemangku kepentingan terkait elemen-elemen program.
• Berita dan tren tentang area penyakit tertentu, kebijakan, audiens, serta fakta dan peristiwa lain
yang relevan.
Proses Implementasi
• Pada awal implementasi, semua pihak yang terlibat dalam perencanaan harus diundang dalam
rapat tim. Hal yang dibahas:
a. Proses implementasi.
• Jika memungkinkan, hadirkan atau lakukan komunikasi dengan stakeholder untuk membahas
pentingnya program tersebut dilaksanakan.
• Laporan evaluasi harus dibagikan pada semua anggota tim, mitra, audiens utama, stakeholder
dan pihak lain yang berkaitan dengan program komunikasi kesehatan.
Fokus Evaluasi
Tujuan Evaluasi
• Alat untuk memperbaiki program yang akan datang serta kebijakan pelaksanaan program.
Evaluasi Formatif
Dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan tujuan memperbaiki program yang sedang
berjalan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan, tahun, atau dalam waktu yang
pendek.
Evaluasi Sumatif
Dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir program untuk menilai keberhasilan yang telah dicapai.
Target Evaluasi
Proses Evaluasi
Referensi
Anonymous.2008.Transparansi KomunikasiKesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.word
press.com/2008/02/transparansi-komkes.ppt
Jufri,Andry.2013.MakalahKomunikasiKesehatan.http://andryjufri.blogspot.com/2013/
01/makalah-omunikasikesehatan.html
http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/transparansi-komkes.ppt
www.pdfqueen.com/pdf/ma/makalah-komunikasi kesehatan/psikm.unand.ac.id/?
tag=komunikasi-kesehatan