Anda di halaman 1dari 6

Wabah Hepatitis A di Depok Meluas Hingga 262 Kasus

Reporter : Antara
Editor :Clara Maria Tjandra Dewi H.
Kamis, 5 Desember 2019 09:39 WIB

"Kasus pertama ditemukan di SMP 20 Depok, tetapi persoalannya tidak berhenti di situ.
Sampai 3 Desember, hepatitis A yang diidentifikasi mencapai 262 kasus," kata Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
Anung Sugihantono di Jakarta, Rabu 5 Desember 2019.
Total ada 262 orang yang diduga memiliki gejala dan tanda infeksi virus Hepatitis A serta
171 orang yang menurut hasil pemeriksaan imunoglobulin M dan imunoglobulin G
menunjukkan indikasi terinfeksi virus tersebut.
Anung mengatakan bahwa penularan Hepatitis A di Depok pertama diidentifikasi pada 12
November dan kasus terakhir dilaporkan 20 November 2019. 
Menurut dia, Kementerian Kesehatan terus memantau kejadian luar biasa (KLB) penularan
Hepatitis A di Depok.
Anung mengimbau warga menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat. Termasuk cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir sebelum makan
dan setelah buang air untuk mencegah penularan virus tersebut.
Sebelumnya, sejumlah siswa dan staf di lingkungan SMPN 20 Depok terjangkit Hepatitis A.
Untuk mencegah meluasnya penularan, sekolah meliburkan siswa selama beberapa hari.
Dinas Kesehatan Kota Depok menetapkan penularan Hepatitis A di wilayah kerjanya sebagai
KLB lokal setelah kasus infeksi virus Hepatitis A meluas hingga di luar lingkungan sekolah
tersebut. Hepatitis A adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A,
yang menular melalui makanan dan minuman terkontaminasi virus serta kontak langsung
dengan orang yang mengalami infeksi.
Kemenkes Akui Wabah di Depok Tingkatkan Prevalensi
Hepatitis A di 2019
Ade Indra Kusuma | Dini Afrianti Efendi
Rabu, 04 Desember 2019 | 18:17 WIB

Suara.com - Kemenkes Akui Wabah di Depok Tingkatkan Prevalensi Hepatitis A di 2019


Setelah Cilacap Jawa Timur, Indonesia kembali dihebohkan dengan status Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang ditetapkan Pemkot Depok terhadap wabah Hepatitis A, yang diperkirakan
menjangkit 262 orang.
Pada awalnya kejadian virus berasal dari SMPN 20 Depok, Jawa Barat lalu meluas ke luar
dari itu. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono  M.Kes
mengatakan hingga kini data menunjukkan sudah ada 171 orang yang positif terjangkit
Hepatitis.
"Dari 262 itu yang sudah menunjukkan gejala dan tanda memang kita lakukan Rapid
Diagnostic Test sudah ditemukan beberapa yang positif. Dari 262 yang bergejala, 171
dilakukan test yaitu positif IGM dan IGG," ujar Anung dalam konferensi pers di Kemenkes
RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2019).
IGG dan IGM adalah sejenis kategori adanya virus Hepatitis melalui tes darah. Saat darahnya
menunjukkan IGM yang dominan maka orang tersebut termasuk kategori baru terinfeksi.
Sedangkan jika IGG yang lebih dominan ialah ia sudah lama dan pernah terjangkit beberapa
tahun lalu.
Saat awalnya seseorang dari kategori IGG menjadi IGM artinya ia akan kebal seumur hidup
dari virus hepatitis. Mengingat virus hepatitis hanya akan menyerang sekali seumur hidup,
peluang yang sudah terjangkit hanyalah sembuh atau meninggal.
Mengingat ini kejadian Hepatitis A untuk ketiga kalinya yang menjadi sorotan di Indonesia
pada 2019, Anung membenarkan prevalensi Hepatitis A terjadi peningkatan. Tapi catatan
belum berakhir mengingat periode 2019 belum usai.
"Prevalensi itu seasonal, tahun ini kejadian cukup banyak. Prevalensi hepatitis tahun ini
meningkat dari tahun sebelumnya, tapi belum bisa diketahui karena tahun ini belum
berakhir," jelasnya.
Anung mengatkan pada September lalu hepatitis masuk ke Bogor, dengan sudah adanya focal
point atau asal virus dari 50 orang. Disinilah Anung meminta masyarakat waspada dan tetap
menjalani pola hidup sehat serta menjaga kebersihan.
"Bogor tahun ini sudah ada focal point 50, penyebab virus. Perilaku yang tadi saya
sampaikan harus hidup sehat," tuturnya.
"Misalnya sekalipun di sebelah saya hepatitis, tapi ketika melakukan perilaku yang bersih dan
hidup sehat nggak akan menular, sendok yang dipakai dicuci yang benar nggak akan
menular, kalau benar-benar melakukan itu," tegasnya.
Kemenkes : Kasus Hepatitis A di Indonesia Meningkat
Tahun Ini

Kementerian Kesehatan mengimbau kepada pemerintah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur untuk mewaspadai Hepatitis A.

Oleh: Mohammad Bernie - 5 Desember 2019

tirto.id - Kementerian Kesehatan mengirimkan imbauan kepada Dinas Kesehatan ke seluruh


Indonesia khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terkait
Hepatitis A. Hal ini berhubungan dengan merebaknya penyakit yang menurunkan fungsi hati
itu di Kota Depok.
"[Imbauan untuk] seluruh Indonesia, karena tahun ini kasusnya meningkat. Secara khusus di
Jabar, DKI, Jatim, dan Jateng," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono saat dihubungi pada Kamis
(5/12/2019).
Saat ini, total sudah ada 262 orang yang dinyatakan positif Hepatitis A di Depok sejak
pertama kali ditemukan pada pertengahan November lalu hingga 3 Desember 2019 kemarin.
Kasus ini pertama kali mengemuka di SMP Negeri 20 Depok, kala itu 40 siswa dan 3 guru
dinyatakan positif hepatitis A. Anung mengatakan sumber dari hepatitis itu berasal dari
seorang office boy yang juga berdagang minuman di sekolah.
Anung mengatakan bahwa kesimpulan itu didapat dari penelusuran riwayat penyakit melalui
penyelidikan epidemiologi. Hal itu pun dikonfirmasi dengan hasil laboratorium.
"Mungkin karena kebersihannya kurang terjaga, jadi penyakit ini pun menyebar ke satu
sekolah lewat makanan yang dijual,” kata Anung dalam konferensi pers di Gedung
Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Untuk mengurangi penyebaran, Anung mengimbau agar Dinas Kesehatan memastikan
masyarakat memahami penyebab, penularan dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dia pun meminta masing-masing Dinkes memastikan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
mampu memberikan layanan kasus. Fasilitas pelayanan kesehatan juga harus melakukan
pencegahan serta melaporkan kejadian dugaan hepatitis dan penyakit menular lainnya dalam
waktu 1 x 24 jam.
Kronologi dan Bagaimana Hepatitis A Mewabah di Kota
Depok

Oleh: Mohammad Bernie - 24 November 2019

Reporter :Mohammad Bernie


Penulis :Mohammad Bernie
Editor :Ringkang Gumiwang

56 murid SMPN 20 Kota Depok terindikasi terserang virus hepatitis. Dengan kasus ini,
jumlah orang terserang hepatitis di Depok kini ada 70 orang. Ada apa?

tirto.id - Nova Amelia, murid kelas 9 di SMPN 20 Depok tiba-tiba tumbang ketika tengah
mengikuti upacara bendera pagi hari, Senin (11/11/2019). Badannya lemas dan warna
matanya terlihat kekuningan.
Namun, murid yang tumbang pada pagi hari itu tidak hanya Nova. Sedikitnya ada sekitar 70
murid yang tumbang di tengah upacara bendera. Pihak sekolah SMPN 20 Depok pun kaget
dengan kejadian itu.
"Biasanya kan 1-2 orang [murid tumbang saat upacara]. Nah tapi kali ini lebih, itu yang
membuat kita kaget," kata Kepala Sekolah SMPN 20 Depok Komar Suparman kepada Tirto,
Kamis (21/11/2019).
Mendapati kondisi Nova yang sakit, Aca Suryanah (38 tahun)—ibunda Nova—langsung
membawa anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa Senin sore. Selang beberapa lama, Nova
dinyatakan positif Hepatitis A dan wajib menjalani isolasi.
Nova pun berbaring di ruang isolasi selama kurang lebih sepekan. Pada Selasa (19/11/2019),
Nova sudah diperbolehkan pulang. Meski begitu, Nova masih belum dibolehkan bersekolah
oleh dokter RSUD Depok.
"Sudah pulang. Alhamdulillah, sudah enggak terlalu sakit lagi sudah normal. Makannya juga
sudah mulai banyak," kata Aca.
Meski begitu, virus Hepatitis A rupanya tidak hanya menyerang Nova. Murid-murid lainnya
di SMPN 20 Depok juga terserang. Berdasarkan informasi yang diterima Tirto, sedikitnya 56
murid yang terindikasi memiliki gejala yang sama seperti Nova.
Guru dari SMPN 20 Depok Ariyanti (28 tahun) pun juga ikut terserang hepatitis. Hanya saja,
gejala mual dan sakit di ulu hati terjadi pada 3 November yang lalu. Dia positif terserang
hepatitis A pun baru ketahuan pada 7 November usai cek darah.
"Waktu itu cuma saya saja yang kena hepatitis, tapi tidak sampai se-booming ini. Makanya
kemudian saya kaget," kata Ariyanti saat ditemui reporter Tirto.
Penyelidikan
Dua hari setelah kejadian murid tumbang serempak membuat Puskesmas Rangkapan Jaya
terjun ke sekolah. Dari hasil pemeriksaan, petugas puskesmas mendapati sebanyak 56 murid
terindikasi hepatitis.
Sejumlah siswa menunjukkan indikasi hepatitis seperti mata kuning, demam, mual, dan nyeri
di ulu hati. Mereka lantas dirujuk ke Puskesmas untuk pengecekan darah. Petugas puskesmas
juga mewawancarai pedagang kantin sekolah dan mengecek sumber air.
Selang sepekan, petugas Dinas Kesehatan Kota Depok pun turun tangan. Petugas mengambil
serum darah dari 72 orang dan rectal swab kepada 4 orang penjamah makanan. Petugas juga
mengambil sampel air bersih dan air minum di sekitar lokasi.
Bukan tanpa sebab, petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Depok memeriksa sumber
air. Pasalnya, hepatitis bisa menyebar lewat sejumlah media. Untuk hepatitis A dan E, virus
menyebar lewat makanan atau air.
Sementara untuk hepatitis B, C dan D bisa meyebar melalui kontak darah atau cairan tubuh
dengan penderita yang terinfeksi. Adapun, hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan
oleh infeksi virus.
Namun, Komar mengklaim lingkungan sekolah telah dijaga agar tetap bersih. SMPN 20
Depok bahkan sempat mendapatkan penghargaan Adiwiyata 2019 dari Pemerintah Kota
Depok atas kebersihan sekolahnya.
"Berarti dalam tanda kutip sekolah ini clean, diakui kebersihannya," kata Komar.
Kepala Puskesmas Rangkapan Jaya Hambar Pangesti mengaku masih meneliti kasus hepatitis
massal di SMPN 20 Depok. Saat ini, sampel dan data sedang diteliti di Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Barat di Bandung.
"Minggu-minggu ini, Insya Allah keluar hasilnya," kata Hambar saat ditemui reporter Tirto di
SMPN 20 Depok.

Instruksi Menteri Kesehatan untuk Depok


Kasus hepatitis A yang menjangkiti puluhan murid SMPN 20 Kota Depok membuat Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara. Dia memerintahkan Kemenkes dan pemda
untuk segera melakukan pencegahan penyebaran hepatitis di Depok.
Bukan tanpa sebab, Menkes meminta pencegahan penyebaran hepatitis. Berdasarkan catatan
Menkes, sedikitnya sudah ada 70 orang yang terkena hepatitis A di Depok, di mana 43 orang
di antaranya berasal dari SMPN 20 Kota Depok.
"Jadi ada dua hal, pertama mencegah penyebaran semakin meluas, dan kedua melakukan
tindakan medis untuk penyakitnya," kata Terawan di Kantor Presiden sebagaimana dilansir
dari Antara.
Baca juga: 40 Siswa Dan 3 Guru SMPN 20 Depok Terserang Hepatitis A Terawan
menambahkan Kemenkes bersama pemda akan melakukan tindakan preventif dan promotif
kepada lingkungan sekitar sekolah dan Kota Depok. Puskesmas yang ada di daerah itu juga
memantau pasien dan mengidentifikasi faktor risiko hingga sumber penularan.
Lembaga kesehatan juga diinstruksikan Menkes untuk melakukan survei kepada murid, guru
dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah, serta keluarga masing-masing guna mencegah
penyebaran hepatitis A.

Anda mungkin juga menyukai