DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada By.Ny.A umur 0 jam dengan
Asfiksia sedang” dengan dosen pengampu Ibuu Elisa Ulfiana, S.SiT, M.Kes.
Laporan ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ilmiah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca supaya
kami dapat memperbaiki laporan ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan ilmiah ini dapat bermanfaat untuk
teman-teman sekalian dan masyarakat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
C. Angka Kelahiran...........................................................................................................4
D. Insidens Prevalens.........................................................................................................5
BAB I PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menduduki peringkat tertinggi ketiga diantara negara –
negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tahun 2010 per 1000 kelahiran hidup
sebanyak 4 jiwa di Singapura, 12 jiwa di Malaysia, 38 jiwa di Filipina, sedangkan di Indonesia, menurut
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 sekitar 54 per kelahiran hidup (Depkes RI, 2007).
Walaupun pada tahun 2004 angka tersebut mengalami penurunan yaitu menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup, akan tetapi angka ini masih jauh dari target pencapaian tahun 2010 yaitu 15 per 1000 kelahiran hidup
(Saifudin, 2014).
Di Indonesia angka kematian neonatal sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Dari hasil survey
demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2007 penyebab utama kematian neonatal dini adalah Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) sebanyak (35%), asfiksia (33,6%), tetanus (31,4%). Angka tersebut cukup
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir (Wijaya, 2011).
Sementara World Health Organisation (WHO) tahun 2011 dalam laporannya menjelaskan bahwa
asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian. Pada tahun 2007 yaitu asfiksia neonatus
Menurut Manuaba (2015), asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam rahim
kehamilan atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel
Penatalaksanaan Asfiksia yaitu dengan cara mencegah kehilangan panas dan mengeringkan tubuh
bayi, meletakan posisi bayi sedikit ekstensi, membersihkan jalan nafas, menilai bayi (Saifudin, 2014).
Tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
yaitu tujuan mengenal bayi dengan asfiksia neonatus. Sehingga tindakan bidan dalam memberikan asuhan
pada bayi baru lahir dengan asfiksia adalah bidan harus dapat mengenali dengan baik pada bayi baru lahir
dengan asfiksia dan melakukan tindakan yang di mulai dari resusitasi, membebaskan jalan nafas,
mengusahakan bantuan medis, merujuk dengan benar serta memberikan perawatan lanjutan pada bayi secara
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Karanganyar dari bulan Januari 2019 sampai Oktober
2019 terdapat Bayi Baru Lahir sebesar 1090 Orang. Bayi Baru Lahir Normal Sebesar 298 orang (27,33%),
Asfiksia Ringan 441 bayi (40,45%), Berat Badan Lahir Rendah 170 bayi (15,59%), bayi dengan caput 170
bayi (15,59%), Asfiksia Sedang 95 bayi (8,71%), bayi dengan ikterik 31 bayi (2,84%), Asfiksia berat 25 bayi
(2,29%).
Berdasarkan uraian diatas, Asfiksia Sedang masih terlalu tinggi, maka dari itu Asfiksia Sedang
memerlukan penanganan yang segera supaya bayi bisa diselamatkan dan tidak berlanjut menjadi Asfiksia
Berat. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang di RSUD Limpung?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
11
1) Melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang secara lengkap
dan sistematis.
2) Menginterpretasikan data berupa diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan bayi baru lahir
dengan Asfiksia Sedang.
3) Menentukan diagnosa potensial pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang.
4) Melakukan antisipasi tindakan pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang.
5) Merencanakan tindakan pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang.
6) Melakukan rencana tindakan pada bayi baru lahir Ny. S dengan Asfiksia Sedang.
7) Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir Ny. S
dengan Asfiksia Sedang.
b. Penulis dapat menganalisis kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan termasuk
faktor pendukung dan penghambat.
c. Penulis mampu memberi alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan pada
asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan penulis dalam menerapkan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan Asfiksia sedang.
2. Bagi profesi
Memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus pada bayi baru
lahir dengan Asfiksia Sedang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya pada penanganan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan Asfiksia Sedang.
b. Pendidikan
Menambah referensi dan sumber bacaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia
Sedang.
12
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Asfiksia Neonatorium
a. Konsep Dasar
dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir (Ai
dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang
Eka, 2013:296).
pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau
b. Klasifikasi Asfiksia
menjadi:
1) Vigorous baby
tindakan istimewa
2) Moderate asphyksia
3) Severe asphyksia
terdiri dari :
secara terkendali.
e) Anemia berat
f) Cacat bawaan
g) Trauma
a) Kekurangan O2 :
dan panggul
(5) Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada
waktunya
disfungsi uteri)
gangguan aliran pada tali pusat seperti : lilitan tali pusat, simpul
persalinan.
gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir,
1) Faktor Ibu
TBC, HIV)
3) Faktor Bayi
d. Patofisiologi
parsial rendah.
alveoli.
arteriosus menurun.
paru.
menyempit.
menjadi kemerahan.
arteriol berelaksasi.
oksigen.
kematian.
Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak
fungsi jantung.
c) Kejang
d) Penurunan kesadaran
teratur
e. Diagnosis
turunnya PH. Apabila PH itu turun sampai bawah 7,2 hal ini
berikut ini:
e) BBLR
3) Pemeriksaan penunjang
b) PaCO2 > 55 mm H2
c) pH < 7,30
f. Komplikasi
perifer.
berbagai organ :
palsiserebralis
5) Hematologi : Dic
g. Penatalaksanaan
Asfiksia meliputi :
1) Tindakan Umum
2) Tindakan Khusus
a) Asfiksia Berat
Berikan o2 dengan tekanan positif dan intermenten
b) Asfiksia Sedang/Ringan
h. Cara Resusitasi
Gambar 2.1
b) Alat penghisap
Gambar 2.2
d) Oksigen
Gambar 2.4
e) Alat intubasi
Gambar 2.5
f) Obat-obatan
Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :
Langkah-langkah resusitasi :
spontan :
mengurangi evaporasi.
hidung.
x/menit.
BB secara IV.
Bayi Lahir
Ya
Air ketuban
tanpa Perawatan rutin
mekonium? Jaga hangat
Bernafas Bersihkan jalan
atau nafas
menangis? Keringkan
Tonus otot baik?
Warna
merah
Tidak
DJ <60 DJ ≥60
Tidak Jernih
Ya
(air ketuban bercampur mekonium)
Tidak
2. Kegawatdaruratan
a. Definisi
1) Menghormati Pasien :
2) Kelembutan :
sedikit mungkin.
3) Komunikatif :
sangatlah penting.
4) Hak Pasien :
a) Hak-hak pasien harus di hormati, seperti penjelasan dalam
pasien.
5) Dukungan Keluarga
informasi.
berikut :
1) Sesak nafas
4) Malas minum
6) Kurang aktif
1) Sulit minum
3) Perut kembung
4) Periode apneu
6) Merintih
7) Perdarahan
8) Sangat kuning
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
di dekat ibu atau disebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan
segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (Ai yeyeh & Lia, 2013:6).
Skor 0 1 2
>100 x/menit
Pulse (heart rate) Tidak ada <100 x/menit
atau frekuensi
jantung
rangsangan)
1) Ikterus/Hiperbilirubinemia
Ikterus/Hiperbilirubinemia :
keadaan hiperbilirubinemia.
(6) Gejala ini dapat terjadi antara 25% - 50%, pada seluruh
prematur.
(7) Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan
tubuh.
pengobatan.
indirek.
(4) Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus
c) Klasifikasi
bilirubin 5,0 mg %.
9,0 mg %.
16,0 mg %.
sebagai berikut :
mata.
(b) Jika terapi sinar yang standar tidak menolong untuk
Light therapy).
2) Infeksi/Sepsis
tubuh sendiri.
bahkan kematian.
berat.
(1) Pengantar :
bervariasi.
c) Penyebab sepsis :
(1) Pengantar :
bulan.
(ventilator).
(c) Tempat masuk infus atau kateter dapat menjadi
dipermukaan
kulit untuk masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan infeksi.
kehamilan, persalinan.
persalinan).
bakteri
di dalam darah. Tes darah lainnya dapat memeriksa
meningitis.
BBL
Etiologi
Penilaian Awal :
Frekuensi Jantung
Tonus Otot
Pernafasan
Refleks
Warna Kulit
Penilaian Skor Penilaian Skor Tonus Penilaian Skor Penilaian Skor Penilaian Skor
Frekuensi Jantung: Otot : Pernafasan : Refleks : Warna Kulit :
Sumber : Modifikasi Ai yeyeh & Lia (2013:7), Vidia & Pongki (2016:364)
Pathway
Asfiksia
Tindakan Umum :
Gagal
5-7
Asfiksia Ringan Skor APGAR
Lakukan Pernafasan
Kodok (Frog Breathing) 1-
2 menit
Pernafasan spontan tidak timbul Gagal
1. Pengertian
evaluasi.
yang tepat adalah data yang relefan dengan situasi yang sedang
anggota keluarga.
relefan.
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
Pengkajian Data
Umur : 2 jam
Umur : 33 tahun
dst.
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
potensial
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
konsultasi
dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
tubuh bayi.
liter/menit.
sama disetujui oleh bidan maupun wanita itu agar efektif, karena
atau tidak. Oleh karena itu tugas dalam langkah ini termasuk
asuhan pasien yang tidak lengkap dan mungkin juga tidak aman.
yang
beirisi tentang sasaran/target dan hasil yang akan dicapai,
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
Perencanaan :
4) Pemasangan o2.
Contoh Kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
Pelaksanaan :
4) Memasang o2.
kering.
efektif.
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
Contoh kasus :
By. Ny. R PIIA0 lahir dirumah sakit, lahir spontan pukul 09.00
WIB, bayi tidak menangis kuat, warna kulit kebiruan, tonus otot
minggu.
Evaluasi :
4) o2 telah terpasang.
menggunakan handuk.
2012:103).
a. Kewenangan Bidan
Praktik Bidan.
1) Pasal 9
berencana.
2) Pasal 11
merujuk;
dengan perujukan;
Bidan.
dengan 1 bulan.
Pengetahuan Dasar
bulan.
g. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti :
h. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti :
sampai 1 bulan.
Ketrampilan Dasar :
hypoglicemi.
Ketrampilan Tambahan :
kematian bayi.
kegawatdaruratan.
remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin dan
nifas, wanita pada masa interval dan wanita menoupose (Mufdlilah, et al.
2012:103).
a. Tujuan
asfiksia neonatorum.
b. Pernyataan Standar
tepat.
c. Hasil
d. Prasyarat
resusitasi.
persalinan.
bersih dan aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih, sabun
jam.
steril/DTT.
e. Proses
Bidan harus :
baru lahir.
atau bernafas cepat dan dangkal, pucat atau biru dan / atau
lemas.
baik.
ditengadahkan.
c) Pilih masker yang ukurannya sesuai ( no.0 untuk bayi yang
dan hidung.
sungkup.
60 kali/menit.
tekanan ventilasi.
dengkuran,
tidak diperlukan resusitasi lebih lanjut. Teruskan dengan
bernafas spontan).
8) Kompresi Dada :
mendekap bayinya).
10) Perhatiakan warna kulit bayi, pernafasan, dan nadi bayi selama
2 jam. Ukur suhu tubuh bayi setiap jam hingga normal (36,5 C-
37,5 C).
11) Jika kondisinya memburuk, rujuk ke fasilitas rujukan terdekat,
Jika ada tanda- tanda sakit atau kejang, bayi harus segera
f. Riset Membuktikan :
g. Tindakan :
1) Menepuk bokong
4) Mendilatasi sfingterani
5) Kompres dingin/panas
6) Meniupkan oksigen atau udara dingin ke muka atau tubuh bayi
h. Akibat :
6) Hipotermi
i. Prinsip-prinsip resusitasi :
1) Airway/Saluran nafas
2) Breath/nafas
3) Circulation/sirkulasi
j. Ingat :
kemudian hidung.
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 31 Januari 2020 Jam : 17.15 WIB
IDENTITAS PASIEN:
a. Identitas bayi
Nama : By Ny.S
Tanggal/Jam lahir : 31 Januari 2020 / 17.15 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. T
2. Umur : 39 tahun 2. Umur : .45 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Sojomerto 3/4 Reban 7. Alamat : Sojomerto 3/4 Reban
I. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 39 minggu
b. Riwayat penyakit dalam hamil : Tidak ada penyakit selama kehamilan
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok, frekuensi :-
Konsumsi alcohol, frekuens : -
Jamu-jamuan, Frekuensi :-
Narkoba, frekuensi :-
Obat-obatan bebas :-
2. Riwayat Natal :
a. Tanggal lahir : 31 Januari 2020
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Tunggal/ Gemeli : Tunggal
d. Lama kala I : 5 jam
e. Lama kala II : 40 menit
f. Komplikasi persalinan: Plasenta Previa
g. Riwayat perinatal : Penilaian APGAR Score
SCORE Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
APGAR
1 menit 2 1 0 1 1 5
5 menit ke-1 2 1 1 1 1 6
5 menit ke-2 2 1 2 1 2 8
Rooting reflex : Lemah, jika bayi diberi rangsangan dengan cara menyentuh
sisi mulut bayi maka bayi akan menoleh.
Sucking reflek : Lemah , bayi belum bisa menyusu dengan benar
Grasp reflek : Baik, bayi menggenggam erat saat disodorkan bayi telunjuk
ke telapak bayi
Moro reflek : Kuat, jika bayi dikagetkan dengan cara menyentuh tangan
bayi maka tangan bayi akan terejut.
Tonic neck reflek : Lemah,bayi belum bisa mengangkat lehernya bila
diletakkan kebawah
Babinski reflek : Baik, jari-jari kaki bayi mencengkeram ketika bagian
telapak bayi diusap
Swallowing reflek : Lemah,bayi belum bisa menelan dengan kuat
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Tidak dilakukan
III. ANALISA
Bayi Baru Lahir Ny. S 0 jam dengan Asfiksia Sedang
Masalah : Bayi lahir tidak bernafas spontan dan tidak langsung menangis
Kebutuhan :
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal 31 Januari 2020 Jam 17.15 WIB
1. Memasang CPAP
Hasil : CPAP sudah terpasang
1. Cek GDS
Hasil : 95 mg / dl
2. Evaluasi pertahankan CPAP
Hasil :
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang ada antara
penatalaksanaan kasus dengan konsep teori yang telah diuraikan pada Bab II. Karena
penulis menggunakan manajemen kebidanan dengan tujuh langkah dari varney, maka
1. Pengkajian
Bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang merupakan suatu keadaan pada
bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang ditubuhnya (Dewi, 2011). Pada pengkajian Bayi
Ny. S dengan Asfiksia Sedang diperoleh data subyektif dengan keluhan bayi
lemah, dan bayi tidak menangis spontan. Data obyektif dilakukan pemeriksaan
khusus Apgar Score diperoleh hasil nilai Apgar Score 5-6-8, pemeriksaan umum
keadaan umum bayi lemah, pemeriksaan reflek swallowing dan tonick neck pada
bayi diperoleh hasil positif tetapi masih lemah, pemeriksaan antropometri dan
diperoleh hasil normal. Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara
2. Interpretasi Data
dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang. Interpretasi data
terdiri dari diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang
dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa masalah pada
bayi baru lahir dengsan Asfiksia Sedang yaitu hipotermi, resiko infeksi dan nutrisi.
Sedangkan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang yaitu
pemberian lampu sorot, pencegahan infeksi dan pemberian ASI pada bayi baru
umur 0 jam dengan Asfiksia Sedang. Masalah yang ditemukan pada bayi baru
lahir Ny. S adalah tidak bernafas spontan dan tidak langsung menangis.
pemeriksaan antropometri. Jadi pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang diagnosa potensial
bila bayi masih belum bisa bernafas spontan maka potensial terjadi Asfiksia Berat
(Hasan, 2005). Namun pada kasus bayi Ny. S dengan Asfiksia Sedang ini tidak
terjadi diagnosa potensial karena dapat ditangani dengan baik sehingga bayi dapat
4. Antisipasi
Pada bayi Ny. S dengan Asfiksia Sedang antisipasi yang dilakukan adalah
meletakkan bayi dibawah lampu sorot, mengeringkan tubuh bayi, mengatur posisi
oksigen 1 liter/ menit. Sedangkan menurut Arief (2011), Asfiksia Sedang perlu
antisipasi dengan perawatan bayi, pembersihan jalan nafas, pemberian O2,
menjaga agar suhu tetap hangat, kolaborasi dengan tim medis. Jadi pada langkah
5. Perencanaan
Pada kasus Bayi Ny. S dengan Asfiksia Sedang ini rencana tindakan yang
tubuh bayi, berikan lampu sorot pada bayi, ganti kain basah dengan kain kering
dan bersih, bungkus tubuh bayi, posisikan kepala bayi sedikit ekstensi, bersihkan
jalan napas dari mulut hingga hidung, berikan rangsangan taktil pada telapak kaki
dan punggung bayi, observasi tanda-tanda vital bayi terutama pernapasan, berikan
menurut Arief (2011), rencana yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan
Asfiksia Sedang adalah sebagai berikut: lakukan pendekatan pada keluarga pasien,
posisikan bayi ekstensi, bersihkan jalan nafas yang terdepat lendir, lanjutkan
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi berupa: infus D 10% 550
tiap 4 jam. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu
dalam pemberian terapi kepada klien. Jika pada teori, terapi yang diberikan adalah
Infus D 10% 550 cc / 24 jam, oksigen 2 liter/menit, dan cefotaxim 1 x 125 mg,
125 mg secara IV. Hal tersebut tidak menjadi suatu masalah, karena bayi yang
menderita asfiksia sedang hanya membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi
membersihkan jalan napas yang terdapat lendir, berkolaborasi dengan tim medis
jam. Dengan demikian, Asuhan Kebidanan yang diberikan tidak sesuai dengan
teori yang ada yaitu pada pemberian terapi yang mana dilapangan diberikan terapi
terapi yang diberikan adalah Infus D 10% 550 cc/24 jam, oksigen 2 liter/menit,
dan cefotaxim 1x125 mg per IV, sehingga terdapat kesenjangan teori dalam
pemberian terapi. Hal tersebut tidak menjadi suatu masalah, karena bayi yang
menderita asfiksia sedang hanya membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi
7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir dengan
Asfiksia Sedang adalah bayi bisa bernapas dengan normal, tidak hipotermi, tidak
infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik, vital sign normal. (Arief dan Sari, 2011).
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 hari pada Bayi Ny. S dengan
riwayat Asfiksia Sedang di RSUD Limpung, maka hasil asuhan yang di dapat
yaitu keadaan umum bayi baik, bayi bernapas normal, reflek moro, rooting,
suching, tonick neck, dan reflek swallowing ada dan kuat, serta bayi sudah di
perbolehkan pulang. Demikian asuhan yang diberikan dengan teori yang ada,
sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yaitu pada
Dalam bab terakhir penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan
pada Bayi Baru Lahir Bayi Ny. S dengan Asfiksia Sedang Di RSUD Limpung” ini dapat
membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pengkajian terhadap Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang dilakukan dengan
pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil wawancara pada pasien keluhan
bayi tidak menangis segera setelah lahir, dan tidak bernapas spontan segera setelah
lahir. Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik yaitu dengan pemeriksaan
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat sehingga
didapatkan diagnosa kebidanan Bayi Ny. S Umur 0 jam dengan Asfiksia Sedang.
Masalah yang timbul adalah bayi tidak bernafas dengan spontan dan tidak menangis
3. Diagnosa potensial pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang adalah Asfiksia
Berat, tetapi tidak terjadi karena telah dilakukan perawatan secara intensif.
4. Tindakan segera yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang adalah
perawatan bayi, pembersihan jalan napas, pemberian O2, menjaga agar suhu tetap
5. Dalam menyusun suatu rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
pada keluarga pasien, keringkan tubuh bayi, berikan lampu sorot pada bayi, ganti kain
basah dengan kain kering dan bersih, bungkus tubuh bayi, posisikan kepala sedikit
ekstensi, bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung, berikan rangsangan taktil
pada telapak kaki dan punggung bayi, observasi tanda-tanda vital bayi terutama
jam.
6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang
sesuai dengan rencana yang sudah dibuat yaitu melakukan pendekatan pada keluarga
pasien, mengeringkan tubuh bayi, memberikan lampu sorot pada bayi, mengganti kain
basah dengan kain kering dan bersih, membungkus tubuh bayi, memposisikan kepala
bayi sedikit ekstensi, membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung,
memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi, observasi tanda-
tanda vital bayi terutama pernapasan, memberikan terapi oksigen 1 liter/menit; Injeksi
Vit. K 1mg secara IM, mengobservasi pernapasan tiap 15 menit dilanjut dengan 1
jam.
7. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada Bayi Ny. S dengan riwayat Asfiksia Sedang di
RSUD Limpung, maka hasil asuhan yang di dapat yaitu keadaan umum bayi baik,
bayi bernapas normal, reflek moro, rooting, suching, tonick neck, dan reflek
swallowing ada dan kuat, serta bayi sudah di perbolehkan pulang. Demikian asuhan
yang diberikan dengan teori yang ada, sehingga terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktik dilapangan yaitu pada pemberian terapi dan itu tidak menjadi suatu
masalah.
8. Di dalam pemberian terapi terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan
yaitu di lapangan diberikan terapi oksigen 1 liter / menit, injeksi vit. K 1mg,
sedangkan diteori terapi diberikan adalah oksigen 2 liter / menit, injeksi vit. K 1mg,
9. Pada kasus ini terdapat kesenjangan dalam pemberian terapi, sehingga alternatif
pemecahan masalahnya diberikan infus RL pada bayi, mengingat keadaan pasien yang
kekurangan cairan pada saat itu. Hal ini tidak menjadi suatu masalah karena pada
hakikatnya pemberian asuhan atau terapi pada pasien harus disesuaikan dengan
B. Saran
Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi pasien
Pasien dipesan untuk segera membawa bayi mereka ke tenaga kesehatan terdekat jika
2. Bagi profesi
Bidan diharapkan lebih meningkatkan standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan
3. Bagi RSUD
dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir khususnya bayi dengan
Asfiksia Sedang.
4. Bagi pendidikan
Diharapkan untuk menambah wacana bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui dan
memahami asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Nahawa, Siti. 2011. Diktat, Epidemiologi Dalam Kebidanan. Stikes Bina Generasi
Polewali Mandar Program Studi D III kebidanan.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan, Yayasan bina pustaka Sarwono
prawiroharjo : Jakarta.