Anda di halaman 1dari 11

I.

TEKNIK SAMPLING

A. Pengertian teknik sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk, menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian.

B. Syarat sampel pada teknik sampling yang baik

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik
populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu
yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang
dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena
tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan
oleh dua pertimbangan.

1. Akurasi atau ketepatan

yaitu tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit
tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.

2. Presisi

Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu
pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi.

3. Ukuran sampel

Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala
jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif.
Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor
satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi
jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat. Ada lagi beberapa faktor lain
yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu, derajat keseragaman, rencana analisis, biaya,
waktu, dan tenaga yang tersedia

C. Macam macam teknik sampling

Terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut
daerah).

a) Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen..

b) Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari Tatar belakang
pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai
yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. TeknikProportionate Stratified
Random Sampling dapat digambarkan seperti gambar 3 berikut .

c) Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila popular berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4
orang lulusan S2, 90 orang S1,800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka tiga orang lulusan
S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

d) Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana, yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat
30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 propinsi
itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu
tidak sama maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel
menurut populasi itu dapat ditetapkan.Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan
seperti gambar 4 berikut.
Gambar 4 Teknik Cluster Sampling

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi


peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh,
snowball.

a) Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dori semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor I sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan
dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil
sebagai sampel adalah
nomor 1, 5, 10, 15, 20,
dan seterusnya sampai
100. Lihat gambar 5

b) Sampling Kuota

Sampling kuota adalah


teknik untuk
menentukan sampel
dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan. Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kouta
yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

c) Sampling Insidental

Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d) Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya
akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan
untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

e) Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini Bering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membunt generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua
orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin bertambah sampai
mengkristal yang berarti sample sudah cukup dan tidak bertambah lagi.

Sampel Acak (Random sampling) Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki
kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Tidak ada
intervensi tertentu dari peneliti.Masing-masing jenis dari
pengambilan acak(probability sampling) ini memiliki kelebihan dan kelemahan
tersendiri.
Composite sample : merupakan sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan.
Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan
menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus
dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin
mengetahui gambaran tentang karakteristik air secara terus-menerus.
Sampel Representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama
dengan yang dimiliki populasi, ini berarti bahwa item-item yang dipilh
menjadisampel serupa dengan item-item yang tidak dijadikansampel
Sampel acak berstrata atau stratified random sampling. Stratified
Random Sampling adalah cara mengambil sample dengan
memperhatikan strata (tingkatan) di dalam populasi.

3. Jelaskan metode sampling dan proses sampling !


Jawab :
Metode Sampling

a. Berdasarkan jumlah sampel yang di ambil :
- Sampling Tunggal adalah suatu metode sampling yang hanya
diperlukan satu sampel saja dari sebuah populasi.
- Sampling Ganda adalah suatu metode sampling dari sebuah
populasi yang dapat diambil satu sampel kedua, hanya jika sampel
pertama di anggap belom cukup mewakili dalam pengambilan
keputusannya.

- Sampling Multiple adalah suatu metode sampling (lebih dari dua)
yang prosesnya sama dengan sampling ganda dan digunakan untuk
memenuhi asumsi bahwa pengambilan keputusan masih dirasakan
belom mencukupi hanya dari dua sampel saja.

b. Berdasarkan cara yang dipakai :
- Kebijaksanaan ( Non Probability Sampling ) adalah setiap anggota
populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai
sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam Non Probability ini
antara lain : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling
Insidential, Sampling Purposive, Sampling Jenuh, dan Snowball
Sampling.

- Acak / Random ( Probability Sampling ) adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap
anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel
random sampling, sistematis sampling, proportioate stratified random
sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster
sampling.

Proses Sampling :
- Menentukan Populasi
- Mengidentifikasi kerangka sampling
- Menentukan ukuran sampel
- Memilih prosedur sampling
- Memilih sampel
4. Jelaskan masing-masing bagan pada teknik sampling berikut
!
Jawab :
a. Sampling Non Probabilitas
- Convinience Sampling adalah Merupakan teknik dalam memilih
sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel
karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal
orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan
istilah accidental sampling tidak disengaja atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti
oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak
(random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis
sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang
kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang
yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang mengerti
tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas
kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta
Selatan.

- Judgement Sampling adalah teknik pengambilan sampling dimana


sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau
seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data
tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu
perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik
untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya
memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai information rich.

- Quota Sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentu


distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak
melainkan secara kebetulan saja.
Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%
dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30
orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan
pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara
kebetulan saja.
b. Sampling Probabilitas
- Simple Random Sample adalah suatu teknik sampling yang dipilih
secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung
bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus
memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Contoh: misal ada pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di
Jawa Barat, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di
Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan
demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel
sama.

- Stratified Sample adalah suatu teknik sampling dimana populasi


kita bagi kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai
karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai
arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka
penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih
sampel melalui proses simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap
manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer
tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan
perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya
harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah.
Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik
simple random sampling.

- Cluster Sample adalah Merupakan cara pengambilan sampel


dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan
sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan
pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster
harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1)
Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih
satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2
kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas,
karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu
sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten
terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu
dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari
masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga
dilakukan secara random.

- Sistematic Sample adalah teknik sampling jika peneliti dihadapkan


pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil
data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur
populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang keberapa.
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa
dijadikan sampel. Soal keberapa-nya satu unsur populasi bisa
dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran
sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel
yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di
antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

- Area Sampling adalah teknik sampling yang dipakai ketika peneliti


dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di
berbagai wilayah.
Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV
ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas
sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area
sampling sangat tepat.
Definisi Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh
karakteristik dari populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil
sebagian dengan kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari
populasi dengan kata representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga
tidak selalu kecil, hal ini bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel.
Sebagai contoh pada penelitian menganai golongan darah, tentu saja tidak perlu
memasukkan seluruh darah dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah
sudah cukup untuk digunakan utnuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian
kaki, kepala atau tangan dari pasien. Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan
jumlah harus terpenuhi sehingga ada aturan baku mengani sampel minum yang harus
diambil dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari
sampel yang diambil. Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di
kabupaten Gowa. mengambil lima orang sampel sebagai wakil dari populasi tidak
cukup untuk mewakili seluruh populasi. Selain dari kualitas, pada sebuah penelitian
yang membutuhkan statistik inferensi, jumlah sampel minimal harus disesuaikan
dengan jenis analisis statistik yang digunakan terutama untuk distribusi data dari
sampel. B. Tujuan Pengambilan Sampel Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, pengambilan sampel pada sebuah penelitian hanya dilakukan jika sampel
adalah sebuah keharusan. Dasar yang digunakan dalam pengambilan sampel
diakibatkan oleh alasan bersifat konstruktif, destruktif, atau alasan yang bersifat teknis
sehingga sampel adalah satu-satunya solusi. Adapun alasan yang bekenaan dengan
pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Percobaan yang bersifat merusak
Percobaan yang bersifat merusak membutuhkan sebuah sampel dan diambil
seminimal mungkin agar dapat menekan resiko selama percobaan dilaksanakan. Hal
yang paling baik digunakan sebagai contoh dalam kasus ini adalah uji glukosa darah
seseorang atau daya tahan hewan ternak di kabupaten Sleman terhadap kadar besi
dalam air. Dalam kasus ini pengujian darah digunakan seminimal mungkin selama
kadar glukosa dalam dalam dapat diketahui karena tentu saja sangat berbahaya jika
mengambil sebagian darah dari pasien. Pada kasus hewan ternak, kemungkinan
mengambil satu ekor hewan ternak tidak mewakili populasi karena adanya perbedaan
dari setiap individu dari masing-masing hewan. Masalah ini dapat ditangani dengan
cara mengelompokkan hewan tersebut berdasarkan makanan pokok yang diberikan
oleh peternak, berdasarkan ketinggian dan lokasi peternakan atau berdasarkan jenis
hewan yang diternakkan. Sampel yang digunakan kemudian dicukupkan sampai
seluruh karakteristik dari populasi. 2. Masalah Teknis Penelitian Pada sebuah
penelitian yang bersifat psikologi jumlah sampel besar akan menghasilkan data yang
lebih variatif dan lebih lengkap dibandingkan dengan jumlah sampel sedikit. Semakin
banyak sampel yang digunakan semakin baik namun ada beberapa pertimbangan yang
harus dilakukan peneliti untuk mengakhiri jumlah sampel yang digunakan. Hal ini
terkait masalah teknis penelitian yakni terkait masalah dana, waktu dan keakuratan
data. Peneliti harus pandai melihat kondisi data yang diambil, pada saat data sudah
jenuh atau tidak menunjukkan perubahan sama sekali sebaiknya pengumpulan data
dihentikan karena hanya akan menghabiskan waktu, dan biaya. Pada kasus tertentu
beberapa peneliti bahkan bermasalah pada proses memasukkan data karena jumlah
sampel yang berlebih. Hal yang paling penting diperhatikan dalam kasus teknis adalah
data penelitian. Penghentian dilakukan ketika data yang dikumpulkan sudah jenuh dan
tidak menunjukkan perubahan atau bisa jadi tidak ada jenis statistik inferensi yang
sesuai dengan jumlah data yang sangat besar sehingga pengambilan data yang besar
menjadi sia-sia. Sebagai contoh berdasarkan pengalaman penulis, pada pengukuran
dan analisis kualitas item soal dengan menggunakan RASH model, Analisis data yang
terdistribusi mulai dari rantang 100 sampai dengan 1000 masih menunjukkan
perubahan nilai dari setiap item namun jika sampel yang digunakan lebih dari 1000
misalnya 1500 atau 2000 responden, hasil analisis kualitas soal tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti sehingga pengambilan kelebihan 500 responden menjadi sia-
sia. C. Syarat Pengambilan Sampel Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari
populasi oleh karean pertimbangan pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria
yakni 1. Presisi Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang
mungkin muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada. Sampel
yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh rata-rata
penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000 yang didapatkan dari dua orang
sampel dengan penghasilan sampel X sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel Y
sebanyak 1.000.000. Kesimpulan rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi
matematis sudah benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak
benar. Penambahan julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi kesalahan
analisis data. 2. Akurasi Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang
digunakan. Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat
teoritik. Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai dengan
keadaan populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus memiliki kemampuan
untuk mengetahui secara detail karakter dari setiap sampel yang digunakan dan
disesuaikan dengan karakter dari populasi. Beberapa kasus mungkin saja mengurangi
akurasi dari pengambilan sampel seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam
belajar di luar jam sekolah di kabupaten A. Sebuah sekolah khusus seperti proyek
pemerintah atau boarding school tentu saja tidak boleh dimasukkan karena adanya
karakter yang berbeda dari populasi secara keseluruhan. D. Ukuran Sampel Pada
dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari sampel selama
sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam penelitian yang
bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar jumlah akan
menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti juga harus
mempertimbangkan jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis Statistik.
Sebagai contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan dua
bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang dilakukan untuk data
yang terdistribusi normal adalah untuk distribusi t mengharuskan minimal jumlah data
terdiri dari 30 data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan
tidak lebih dari 60 data. Beberapa ahli memberikan gambaran mengenai jumlah
sampel yang berbeda-beda namun pertimbangan jenis dan bidang penelitian
sebaiknya dijadikan acuan untuk memilih ukuran sampel. Sebagai gambaran pendapat
beberapa ahli mengenai jumlah sampel Gay dan Diehl (1992) pada kajian penelitian
untuk kelas bisni dan manajemen memberikan sara ukuran sampel minimal Penelitian
deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari populasi Penelitian
korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek Penelitian kausal
perbandingan, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek per group Penelitian
eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15 subjek per group Frankel dan
Wallen (1993) pada kajian penelitian evaluasi pendidikan menyarankan Penelitian
deskriptif jumlah sampel minimum adalah 100 sampel Penelitian jumlah sampel
minimum adalah 50 sampel Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30 sampel
untuk setiap group Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per group Roscoe,
Ukuran sampel penelitian dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu : Ukuran sampel lebih
dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian Jika sampel
dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran
sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat Dalam penelitian mutivariate
(termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran
sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 Isaac dan Michael memberikan gambaran
mengenai metode pengambilan sampel disesuaikan dengan taraf signifikansi dari
penelitian yakni 1%, 5%, dan 10%. Jumlah sampel sampel selanjutnya dihitung
dengan persamaan Keterangan: Berdasarkan Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan
dengan rumus : keterangan : Pertimbangan pengambilan sampel dikembalikan
oleh peneliti dengan asumsi terpenuhi karakteristik dari populasi, disesuaikan dengan
jenis statistik yang digunakan dan menggunakan jumlah sampel jenuh paling sedikit.
E. Teknik Pengambilan Sampel atau Sampling Teknik sampling adalah sebuah
metode atau cara yang dilakukan untuk menentukan jumlah dan anggota sampel.
Setiap anggota tentu saja wakil dari populasi yang dipilih setelah dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakter. Teknik sampling yang digunakan juga
harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html

Berdasarkan Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan dengan rumus :

Anda mungkin juga menyukai