Anda di halaman 1dari 49

Ns. Uswatun Hasanah, S.Kep M.

Epid
• Definisi
POPULASI
• Jenis Populasi

• Definisi
• Kegunaan Sampel
SAMPEL • Prosedur pengambilan Sampel
• Tehnik sampling

PERHITUNGAN
SAMPEL • Desain study
 Populasi adalah keseluruhan
elamen/subjek riset (misalnya manusia).
Populasi dapat terbatas atau tidak
terbatas.
 Populasi terbatas jika elemennya dapat
dihitung.
 populasi tidak terbatas jika elemannya
tidak dapat dihitung
 Populasi sasaran: keseluruhan
karakteristik diketahui
 Populasi sumber: himpunan subjek dari
populasi sasaran yang diinginkan sebagai
sumber pencuplikan subjek penelitian
 Populasi study: subjek dr sumber yang
benar-benar akan diteliti
Penetapan populasi penelitian
 Permasalah penelitian, apakah populasi
yang terpilih dimaksud dapat menjawab
permasalahan penelitian
 Prosedur atau jenis penelitian apakah
variabel-veriabel yang akan dikukur.
Sampel adalah bagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi
(notoadmodjo 2002)
Sampel harus mencerminkan representatif

Populasi
N
Sampel
n
1. variabilitas populasi
2. Besar sampel
3. Tehnik penentuan sampel
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri
populasi
Suryabrata (2003)
Ciri-ciri sampel yang baik
1. Dapat mneghasilkan gambaran karakter
populasi yang tepat
2. Dapat menentuka presisi (ketepatan) hasil
penelitian dengan menentukan standar
deviasu dari tasiaran yang diperolah
3. Sederhana, mudah dilakukan
4. Dapat memberikan keterangan sebnyak
mungkin dengan biaya efesiaen.
Langkah-langkah dalam
pengambilan proses sampling
1. Menentukan populasi
2. Mentukan kerangka sampling
3. Mementukan unit sampling
4. Mementukan metode sampling
5. Menentukan ukuran sampel.
Prinsip pengambilan sampel yitu

1. Tiap subjek dipopulasi harus memiliki kesempatan


yang sama untuk terpilih sebagia sampel
2. Prinsip “equal Of probability selction method
(EPSEM)--- Yang berarti setiap elemen atau kasus
dalam populasi harus mempunyai probabilitas
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
1. Menghemat biaya
2. Mempercepat pelaksanaan penalitian
3. Menghemat tenaga
4. Memperluas ruang lingkup penelitian
5. Memperoleh hasil yang lebih akurat
 Mentukan Tujuan Penalitian
 Menentukan Populasi Penelitian
 Menentukan Jenis Data yang Diperlukan
 Menetukan Tehnik Sempling
 Menentukan Besarnya Sampel (Sampel
Size)
 Menetukan Unit Sampel
 Memilih Sampel
Tehnik pengambilan sampel
Rendom Non rendom
sampling sempling

Setiap unsur Setiap unsur


yang ada dalam yang ada dalam
populasi diberi populasi tidak
kesempatan diberi kesempatan
atau peluang atau peluang
yang sama untuk yang sama untuk
bisa diambil bisa diambil
sebagai sampel sebagai sampel
13
Types of Sampling Methods

Samples

Non-Probability Probability
Samples Samples
Simple
Quota Random Stratified multistage
Accidental
Cluster
Snow ball Systematic

Purposive
Probability Sampling
1. Simple Random Sampling
Pengambilan sampel dengan cara mengacak sederhana.
a. Undian (arisan)
b. Tabel Random
2. Systematic Random Sampling
Penarikan sampel dengan menggunakan sistem (rumus)
a. Cari rasio antara Jumlah Populasi dan Jumlah Sampel.
 Populasi : 200 orang
 Sampel : 50 orang
 Jadi rasio = 200/50=4
b. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah elemen yang mempunyai
nomer kelipatan 4 yakni 4,8,12.,16 dan seterusnya sampai mencapai jumlah 50
anggota sampel
Probability Sampling
3. Stratified Random Sampling
◦ Pengambilan sampel berdasarkan strata atau kelas.
Bila populasi memiliki strata atau kelas
◦ Misalnya: tingkat ekonomi pasien, tingkat kearahan
penyakit dll.
◦ Dari masing2 strata diambil sampel baik secara
rendom atau acak
Contoh: Populasi Mahasiswa UMPAM
No. Fakultas Jumlah Sampel Sampel
Proporsional Equal
1 Ekonomi 2000 200 101

2 Komunikasi 1500 150 101

3 Teknik 400 40 101

4 Komputer 400 40 101

5 Kesehatan Masy. 1800 180 101

6 Hukum 700 70 101

7 Psikologi 300 30 101

Jumlah 7100 710 707


Probability Sampling
4. Cluster Sampling
 sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi
terdiri dari kelompok atau gugusan.
 Kelompok yang diambil sebagai sampel ini
terdiri dari unit geografis (desa, kecamaatan,
kabupaten dan sebagainya)
 Populasi tidak diket secara pasti
Contoh cluster
Contoh
Seorang peneliti hendak melakukan studi pada
populasi dengn jumlah 4000 guru. Dalam 100
sekolah. Sampel yang diiingkan adalah 400. jadi
berapa guru dan sekolah yang akan diambi;l peneliti

Populasi dalam tiap sekolah=4000/100=40 guru


setiap sekolah
Jumlah kluster yang ada adalah 400/40=10
Jadi 10 sekolah diantara 100 yang dipilih secara
rendom
multisage sampling
 Pengambilan dengan tehnik ini didasarkan tingkat wilayah secara
bertahap
 membagi wilayah populasi kedalam sub-sub wilayah, dan seriap
sub wilayah dibagi dalam bagian bagian yang lebih kecil dan
setrusnya.
 Kemudian menetapkan sebagian dari wilayah populasi (sub
wilayah) sebagai sampel.
 Dari sub wilayah yang menjadi sampel ditetapkan unit-unit
terkecil yang diambil sebagai sampel.
Indonesia)

27 Propinsi

Propinsi Banten

Kabupaten Tengerang Selatan

Kecamatan Pamulang

Ada 3 SMA (± 2000)


Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih.
Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.
Non Probability Sampling
1. Purposive Sampling
◦ Pengambilan sampel berdasarkan tujuan
penelitian.
◦ Contoh : Penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui tanggapan masyarakat DKI
terhadap Busway, sampel yang dipilih adalah
mereka yang pernah menggunakan Busway.
Sedangkan warga yang belum pernah
menggunakan Busway tidak memenuhi
syarat menjadi sampel.
Non Probability Sampling
2. Quota Sampling
◦ Pengambilan sampel berdasarkan jumlah
(quota) yang sudah ditentukan.
◦ Misalnya: Pendapat 1000 mahasiswa DKI
tentang Busway.
◦ Suara 500 Anggota DPR-RI
Non Probability Sampling
3. Accidental Sampling
◦ Pengambilan sampling berdasarkan kebetulan dapat
ditemui pada saat pengumpulan data.
◦ Misal: Untuk mengetahui pendapat masyarakat
terhadap Busway, dilakukan penelitian lapangan ke
halte Busway. Orang-orang yang kebetulan ditemui
di tempat tersebut dipilih menjadi sampel.
◦ Dalam meneliti kualitas layanan Kantor Pajak
kepada masyarakat dilakukan pengumpulan data
lapangan di kantor pajak. Sampelnya adalah orang-
orang yang kebetulan bertamu di kantor tersebut.
Non Probability Sampling
4. Network/Snowball Sampling
◦ Pengambilan sampel berdasarkan informasi
dari sampel sebelumnya.
.

BESAR SAMPEL

Sampel

Deskriptif Analitik

Uji hipotesis
Estimasi
Rumus solvin
Digunakan biasaya dalam penelitian
Survey, dengan jumlah populasi yang
sudah diketahui
ESTIMASI PROPORSI
tujuan penelitian untuk
mengestimasi prevalensi suatu
penyakit atau cakupan program
kesehatan.

Keterangan
n = jumlah sampel
Z 1-a=Z score pada 1 – α/2 tingkat kepercayaan
p = estimasi proporsi
d = presisi
contoh
jenis penelitian ini yaitu survey untuk
menentukan cakupan imunisasi pada balita,
survey untuk melihat prevalensi diare, dll.
penelitian ini adalah penelitian
deskriptif atau penelitian yang bertujuan tidak
menguji hipotesis.
Soal
 Seorang peneliti ingin mengetahui proporsi
anemia anak di sebuah SD di desa A. Di
asumsikan bahwa pemilihan sekolah dilakukan
dengan cara random sampling sederhana
(simple random sampling),
berapa sampel yang dibutuhkan jika diperkirakan
50 % dari anak –anak tersebut (populasi target)
anemia, dimana d ditentukan sebesar 10 % (0.01)
dan tingkat kepercayaan 95 %
Penyelasaian

Dengan menggunakan rumus sampel di atas


: n = (1.962² * 0.5* 0.5)/ (0.102)
 = 97, maka diperlukan 97 anak dalam
penelitian tersebut
Besar Sampel Untuk Estimasi Rata-Rata
Populasi
 tujuan penelitian adalah untuk
estimasi rata-rata pada target populasi kita.
Contohnya: penelitian survey untuk
mengetahui rata-rata kepuasan diantara
pasien rawat inap di suatu Rumah Sakit,
survey untuk mengukur rata-rata tekanan
darah sistolik dan diastolik pada pada orang
dewasa di suatu populasi.
rumus

Keterangan
n = jumlah sampel
Z 1-a=Z score pada 1 – α/2 tingkat kepercayaan
σ = standar deviasi d = presisi
Besar sampel
 Ada 2 perimbangan pokok untuk
menetapkan besar sampel (paktik 2014)
1. Perhitungan representatif
2. Perhitungan analisis
Besar sampel untuk uji hipotesis
Arah hipotesis
 one tail (satu arah/satu sisi): menyatakan
adanya arah---lebih tinggi atau lebih rendah
 Two tail (dua sisi)---------------menyatakan
adanya perbedaan tanpa melihat apakah lebh
tinggi atau rendah.
Contoh
 One tail: rata-rata kadar HB ibu hamil
lebih rendah dibandingkan rata-rata Hb
ibu yang tidak hamil

 Two tail: rata-rata kadar Hb ibu hamil


berbeda dengan rata-rata ibu yang tidak
hamil.
Proporsi dua populasi
Tujuan penelitian yang menggunakan rumus ini adalah untuk
membandingkan dua kelompok,
misalnya membandingkan proporsi kepuasan pasien diantara
pasien dengan tingkat sosek rendah dan tinggi, Rumus perhitungan
besar sampel untuk uji hipotesis proporsi dua populasi
Rata-rata dua populasi
 Apabila peneliti ingin menguji hipotesis
perbedaan rerata dua populasi dengan
menggunakan variabel yang kontinu
 rumus perhitungan besar sampel adalah
sebagai berikut :
Ukuran sampel pada penelitian
kuantitaif
1. study Cross sectional
2. Study kasus kontrol
3. Study kohor
4. Study eksperimental
Penelitian Cross-sectional
Jika populasi (N) diketahui
( rumus lemeshow)

apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N
yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:
Penelitian Cross-sectional

Penyederhanaan Rumus Lemeshow


Sampel Case Control dan Kohort
 Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case
control maupun kohort adalah sama, terutama jika
menggunakan ukuran proporsi.

 Hanya saja untuk penelitian khohor, ada juga yang


menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).
Rumus Sampel Case Control dan
Kohort
p1 & p2
P1 P2
Cross Proporsi pada Proporsi pada
sectional kelompok terpapar/ kelompok tidak
sakit terpapar
Kasus Proporsi pada Proporsi pada
kontrol kelompok kasus kelompok
kontrol/sehat
kohort Proporsi pada Proporsi pada
kelompok terpapar/ kelompok tidak
sakit terpapar
CONTOH
Hubungan usia pertama kali berhubungan
seksual dengan kejadian lesi pra kanker (IVA)
Tentukan P1 dan P2?????

P1= proprsi terpajan pada kelompok kasus


P2= proporsi terpajan pada kelompk kontrol
Jadii
P1 : proporsi wanita yg berhubungan seksual
<17 tahun dengan IVA positif
P2 : Proporsi Wanita yang berhubungan
seksual < 17 tahun Dengan IVA Negatif.
Masalah
 Jika hipotesis tidak fokus, misal faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR
P1 dan P2 yang mana????
Solusi: faktor utama saja, faktor lain
dianggap counfonder
 perbedaan P1 dan P2 harus berdasarkan
perbedaan yang dianggap secara subtansi
bermkana, bukan hanya dari penelitian
terdahulu saja.
Penelitian Eksperimental
Menurut Hidayat J (2008) untuk penelitian eksperimen dengan
rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara
sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
keteragan
dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan
j = jumlah replikasi

Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan


untuk tiap perlakuan dapat dihitung:
(4 -1) (r-1) > 15
(r-1) > 15/3
r>6
Untuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan
koreksi dengan 1/(1-f) di mana f adalah proporsi unit eksperimen
yang hilang atau mengundur diri atau drop out.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai