Anda di halaman 1dari 28

TEKNIK SAMPLING

POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING


2. diteliti

1. Teknik sampling

POPULASI
SAMPEL

3. generalisasi
KARAKTERISTIK SAMPEL

INKLUSI EKSKLUSI

INKLUSI : Kriteria atau ciri-ciri yang harus


dipenuhi setiap masing-masing anggota
populasi yang akan dijadikan sampel
ATAU
Karakteristik umum dari suatu populasi target
yang akan dijadikan subjek penelitian.
EKSKLUSI : Kriteria atau ciri-ciri anggota populasi
yang tidak bisa dijadikan sampel penelitian
ATAU
Mengeluarkan/menghilangkan beberapa subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian
dikarenakan kriteria dan sebab - sebab tertentu
CONTOH KASUS
PENGARUH PEMBERIAN VAKSIN RUBELLA TERHADAP TUMBUH
KEMBANG ANAK DI DESA POTORONO

Tidak mungkin kita melakukan penelitian terhadap semua anak desa Potorono
karena akan menghabiskan waktu, tenaga, biaya. Oleh karena itu perlu diambil
sampel penelitian yaitu sebagian anak dari desa Potorono yang dianggap mewakili
seluruh anak dari desa tersebut.
Agar sampel yang diambil representatif maka diperlukan teknik khusus dalam
pengambilan sampel.

Kriteria inklusi : 1. Anak balita (1-5 tahun)


2. Anak yang pernah mendapat vaksin Rubella
3. Anak yang kondisi tubuhnya sehat

Kriteria Eksklusi : 1. Orang tua yang tidak bersedia anaknya menjadi


sampel penelitian
PENGERTIAN
TEKNIK SAMPLING
Merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel
dalam penelitian atau upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili)

Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok


besar yaitu :

1. Probability Sampling (Random Sample)


Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)


Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama
bagi unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
Probability Sampling (Random Sample)

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling


adalah sebagai
berikut:
1. Derajat kepercayaan/tingkat kesalahan terhadap sampel dapat
ditentukan (α=1%,5%,10%...)
2. Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
TEKNIK SAMPLING

Probability Non Probability


Sampling Sampling

Cara Cara
1. Sampel Random 1. Sampel Dengan Maksud
Sederhana (Simple (Purposive Samping).
Random Sampling) 2. Sampel Tanpa Sengaja
2. Sampel Random (Insidental Sampling).
Berstrata (Stratified 3. Sampel Berjatah (Quota
Random Sampling) Sampling).
a.Proporsi 4. Sampel Random
b.Disproporsi Sistematik (Systematic
1. Sampel Random Random Sampling)
Berkelompok (Cluster 5. Sampel Bola salju
Sampling) (Snowball sampling)
6. Sampling Jenuh
Random Sederhana
(Simple Random Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan
yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota
sampel. Cara ini dilakukan bila anggota populasinya
homogen.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan undian.
Sampel Random Berstrata (Proportionate
Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi
anak sekolah Taman Kanak-kanak di Bantul (≥4-6 tahun).

100 TK
populasi

Sub populasi 20 kelompok A 50 Kelompok B 30 Kelompok C

25% 25% 25%

5 TK 12-13 TK 7-8 TK
Sampel Random Berstrata (Disproportionate)

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi


berstrata tetapi kurang proporsional/seimbang. Misalnya ingin meneliti
tentang kwalitas layanan BPJS peserta masyarakat di Des Potorono

DESA POTORONO
Dusun A
Dusun E
40 KK
3 KK
Dusun B Dusun D
Dusun C 45 KK
35 K
2 KK

Maka sampel yang diambil adalah dusun A, B dan D


dikarenakan lebih proporsional.
Cluster Sampling (Area sampling)

Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua


maupun lebih. Misalnya: provinsi - kabupaten –Kecamatan desa- Lingkungan KK.

(Indonesia)

Misalnya kita ingin meneliti 34 Propinsi


penerapan full day school
Tingkat SMA Sesuai kondisi dan
perhitungan, maka jumlah sampel Propinsi DIY
yang akan diambil ±2000.

Kabupaten Bantul

Kecamatan Banguntapan

Ada 3 SMA (±2000)


Non Probability Sampling
(Random Sample)

Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar


tentang suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan dengan pertimbangan : Bila biaya sangat
sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan
yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Sampel Dengan Maksud
(Purposive Samping)

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan


pertimbangan tertentu. Misal penelitian tentang kondisi
politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang (pakar) ahli politik. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penelitian kualitatif.
Sampel Tanpa Sengaja
(Insidental Sampling)

Sampel tanpa sengaja adalah teknik penentuan sampel


berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
Sampel Berjatah
(Quota Sampling)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti
saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan
lebih dahulu.
Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang
dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan
yang berumur 15-40 tahun.
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan
situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
Sampel Random Sistematik
(Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke “K" dari titik awal
yang dipilih secara random.
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu
Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,13) dan
seterusnya.

N (Jumlah anggota populasi)


K=
n (jumlah anggota sampel)
Sampel Bola salju
(Snowball sampling)

Teknik penentuan sampel yang mula mula jumlahnya kecil,


kemudian membesar,ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama lama menjadi besar(cara estafet)
Sampel Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
Teknik ini sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitianyang ingin mengeneralisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah
sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
BESAR SAMPEL
Gay dan Diehl menuliskan, untuk penelitian
 Deskriptif sampelnya 10% dari populasi
 Korelasional paling sedikit 30 dari populasi
 Perbandingan(Survey) 30 per kelompok
 Eksperimen 15 per kelompok
( Reseach Methods for Business, LR. Gay dan P.L. Diehl, 1992 )

Krejcie dan Morgan (1970) Uma Sekaran ( 1992: 252 )  memberikan pedoman
penentuan jumlah sampel sebagai berikut:
a. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 Jika sampel dipecah lagi ke
dalam subsampel (laki/perempuan, SD/SLTP/SMU,  dsb),jumlah minimum
subsampel harus 30.
b. Penelitian multivariate (Penelitian lebih dari 2 variabel) ukuran sampel
harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan
dianalisis.
c. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, ukuran sampel bisa antara
10 s/d 20 (  Research Methods for Busines, Uma Sekaran, 1992 )
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
10 10 220 140 1200 291
Krejcie dan Morgan (1970) 15 14 230 144 1300 297

dalam buku Uma Sekaran 20 19 240 148 1400 302

membuat daftar yang bisa 25 24 250 152 1500 306


30 28 260 155 1600 310
dipakai untuk 35 32 270 159 1700 313
menentukan jumlah 40 36 280 162 1800 317
sampel berikut :      45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
Suharsimi Arikunto (2002) memberikan pendapat sebagai berikut :

“..jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi,


maka mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah
tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi
antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti
menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil
seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik
wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi
menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti”.
PENENTUAN BESARNYA SAMPEL BERDASARKAN PERSENTASE
Menurut Yount (1999)

BESARNYA POPULASI BESARNYA SAMPEL


0-100 100%
101-1000 10%
1.001-5.000 5%
5.001-10.000 3%
>10.000 1%
Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
a. Penelitian deskriptif sebanyak 100
b. Penelitian korelasi sebanyak 50
c. Penelitian Perbandingan sebanyak 30
d. Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per group (kelompok)

Rumus Slovin
     
n=N
1+N.e2
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e = Error tolerance (contoh :Taraf signifikan 0,05(5%),0,01(1%) …)
 
CONTOH PENERAPAN RUMUS SLOVIN

Populasi responden RS X berjumlah 200 pegawai, maka sampel yang kita ambil
sebagai penelitian jika menggunakan rumus Slovin dengan tingkat
kepercayaan 95%, dan tingkat error/ kesalahan 5% adalah:
N = 200 orang (jumlah populasi/pegawai)
e2 = (5%)/100 =0.05
e2 = 0,05 dikuadratkan (0,05 x 0,05 = 0,0025)

n = 200
1+(200 x 0.0025)
 
n = 1+ 200 x 0.0025 = 1.5
 
n = 200
1.5
n = 133,3 dibulatkan menjadi 133 orang
Populasi Taraf Signifikan
±1% ±2% ±3% ±4% ±5% ±10%
500 * * * * 222 83
1500 * * 638 441 316 94
2500 * 1.250 769 500 345 96
3000 * 1.364 811 517 353 97
4000 * 1.538 870 541 364 98
5000 * 1.667 909 556 370 98
6000 * 1.765 938 566 375 98
8000 * 1.905 976 580 381 99
9000 * 1.957 989 584 383 99
10.000 5000 2.000 1.000 588 385 99
50.000 8.333 2.381 1.087 617 387 100
Tanda (*) pada tabelmenunjukkan bahwa asumsi adalah kecil sehingga ketentuan /rumus di
atas tidak dapat digunaan
Dari uraian diatas untuk menentukan ukuran besarnya sampel,
memang terdapat perbedaan tentang besar sampel penelitian,
yang telah dipublikasikan oleh para pakar penelitian.

Sebenarnya tidak ada aturan mutlak tentang ukuran besarnya


sampel penelitian, yang terpenting bahwa sampel penelitian
benar-benar harus representatif.
Namun ada beberapa pertimbangan dalam menentukan
besarnya sampel yaitu:
1. Bila populasi heterogen, maka semakin besar sampel yang
diperlukan.
2. Bila populasi homogen, maka dapat menggunakan sampel
yang lebih kecil

Anda mungkin juga menyukai