Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AQIDAH

IMAN KEPADA ALLAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Aqidah

Dosen: Suyatno, Spd,I,MPd,I

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. Avi Rohayati 14174395


2. Arina Camelia Masyitoh 14174393
3. Rifqi Ar Rosyida 14174415
4. Septa Alvia Anur 14174420

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
STIKES SURYA GLOBAL
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, September 2017


DAFTAR ISI

Abstrak ………...……………………………….………..……….........………… ii

Abstract ……..…………………………………..………………..........….……... iii

Daftar Isi ………………………………………………………………….....….... iv

Kata Pengantar ………………………………………..………….........………...... 1

I Pendahuluan …………...……………………………………..…..........…..……. 2

I.I Latar Belakang ………………………...…………………........…………3

I.II Rumusan Masalah ……………………………………........……………4

I.III Tujuan Pembahasan ………………….………......…………………… 5

II. Isi ………………………………………………….……………..........………. 6

II.I Pengenalan Kelurahan Randusari, Semarang Selatan ………...…...….. 7

Kebudayaan ………………………………….……….................….. 8

Jumlah penduduk dan statistik …………………..........…..………… 9

Kebudayaan patrilineal pada masyarakat Kelurahan Randusari …... 10

II.II Patrilineal dan Teori Kelas ……………………………....…………… 22

Kebudayaan Patrilineal …………………………………............…... 25

Marxisme di budaya masyarakat Kelurahan Randusari …................. 29

II.III Analisis ………….…………………………..............……….……… 35

III. Kesimpulan ………………………………………………..…….......…..….… 42

Saran …………………………………………………….………….........…..…… 45

Penutup ………………………………………………...………........…………..... 46

Daftar Pustaka …………………………………………………........………….… 48

Daftar Gambar ……………………………………………..…….........………..… 51

Daftar Tabel ……………………………………………………….......…………...53

Lampiran …………….………………………………………….....…………..….. 54
 Madlulu Syahadatain (Kandungan kalimat Syahadat)

Syahaadah dapat dipahami dengan arti yang melingkupi Pengertian ikrar, sumpah dan
janji.
Mayoritas umat Islam mengartikan syahadat sebagai ikrar saja, apabila mereka tahu
bahwa syahaadah juga mengandung arti sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat janji dan
sumpah maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar
dan juga hasil dari pengertian syahaadah yang betul. Iman merupakan pemyataan yang
keluar dari mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan oleh perbuatan sebagai pengertian
yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan syahaadah dan mendasarinya dengan
iman yang konsisten dan istiqamah, maka beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian,
ketenangan dan optimis menjalani kehidupan.

Kandungan Kalimat Syahadat ( َّ ‫) َم ْدلُ ْو ُل ال‬


‫ش َهادَة‬
Syahadat merupakan kombinasi antara keyakinan dan pemahaman. Keyakinan saja
yang tidak didasari oleh pemahaman masih akan dapat diguncang. Sementara pemahaman
tanpa keyakinan, juga akan menyebabkan syahadah menjadi mandul dan tidak memiliki daya
dorong yang kuat. Harus dipahami bahwa Syahadah yang benar mengandung unsur-unsur
yang tanpanya syahadah tidak akan dapat tegak.
Adapun unsur dimaksud adalah :

َ ‫) ا َ ِإل ْق‬
A. Pernyataan ( ‫رار‬

Iqrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.
Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah SWT, Malaikat dan orang-orang yang
berilmu (Para nabi dan orang yang beriman). Jika saja seorang mukmin mengatakan “La
Ilaaha Illallah”, maka pertama-tama adalah bahwa pernyataan itu harus diucapkan dengan
segenap keyakinan dan kesadaran bahwa yang penting dari pernyataan itu adalah
pembuktian. Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan
memperjuangkan apa yang diikrarkan.
Ikrar Syahadah merupakan pernyataan keyakinan seorang hamba mukmin terhadap
pemeliharaan Allah terhadap dirinya. Nyaris seluruh sistem dalam tubuhnya langsung
dikendalikan oleh kekuatan Rabbul ‘alamin. Sistem peredaran darahnya, debaran jantungnya,
pencernaannya dan banyak lainnya langsung tunduk pada sistem rabbaniyah. Itulah kenapa
manusia tidak dapat menolak rasa ketuhanan (God Conciousness) yang muncul dalam
dirinya. Bahkan itu sudah menjadi fitrah dirinya
َ َ‫) ا َ ْلق‬
B. Sumpah ( ‫سم‬

Sumpah yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam
mengamalkan syahaadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggung
jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.Sebenarnya kesiapan menerima
resiko bermula dari keyakinan dan kepahaman mereka terhadap syahadah yang mereka
ucapkan.
Bukan tidak mungkin ada yang tidak tahan memegang syahadah karena beratnya resiko
kalimat ini. Mereka masih menyimpan syahwat mereka terhadap dunia dan kesenangannya.
Atau juga tidak tahan menghadapi penderitaan di atas jalan dakwah. Akhirnya mereka
meninggalkan sebagian atau seluruh keyakinan mereka dan menukarnya dengan kesenangan
dunia (tsamanan qalila). Akhirnya mereka melakukan pelanggaran terhadap sumpah.
Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah
neraka jahanam.
Syahaadah berarti sumpah. Orang-orang munafiq berlebihan dalarn pernyataan
syahaadahnya, padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta Q. 63:1-2 yang berbunyi
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya
orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah
mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” Syahadah bukan persaksian lisan saja. Tapi
harus bermula dari keyakinan hati yang kukuh.

C. Perjanjian yang Teguh ( ‫) ا َ ْل ِم ْيثَاق‬

Mitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua
perintah Allah SWT yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul.

Di antara ciri ketaatan adalah :


1. Taat dalam giat atau malas, di saat susah atau senang dan mudah, baik disukai atau
tidak.
2. · Sur’atul Istijabah (segera menyambut dan melaksanakan perintah). Tidak lamban,
tidak merasa berat, tidak enggan dan ragu.
3. Taharrid diqqah (melaksanakan perintah sesuai dengan arahan syari’ah dan bukan
mengikuti pendapat dan keinginan sendiri).
4. Tidak meninggalkan tugas tanpa izin (jika konteksnya dalam jama’ah) kecuali dalam
keadaan sangat darurat. Itupun harus tetap dibarengi dengan istighfar dan menyesal
karena tidak dapat mengikuti perintah.

ِ َ‫) ا‬
D. Membentuk Iman Berkualitas ( ‫إل ْي َمان‬

Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan,
kepercayaan tanpa pilihan lain terhadap semua keputusan Allah SWT.
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim dengan penuh kesadaran sebagai sumpah
dan janji setia ini yang merupakan iman, yaitu:
1. Ucapan (al-qaul)
2. Membenarkan (as tashdiiq)
3. Perbuatan (al-’aml).
Terdapat banyak ayat dalam Al Qur’an yang menunjukkan bagaimana seharusnya iman
itu ditampilkan Di antaranya surat 49:15 yang berbunyi “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasuNya kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,
mereka itulah orang-orang yang benar.” Selanjutnya dinyatakan pula dalam surat al Nisa’,
4:65 yang berbunyi “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

ْ َ‫) ا َ ْلق‬
E. Ucapan ( ‫ـــــول‬

Ucapan yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci yaitu ‘Perkataan maupun
kalimat yang keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Ucapan lisan tanpa
membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq i’tiqadi. Berbicara dengan mulutnya sesuatu
yang tidak -ada dalam hatinya.

ْ َّ ‫) اَلت‬
F. Membenarkan ( ‫ص ِديْق‬

Membenarkan dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan
dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah SWT

َ ‫) ا َ ْل‬
G. Perbuatan ( ‫ع َمــــل‬
Perbuatan yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan pemahaman terhadap maksud-
maksud aturan Allah SWT. Seorang muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah SWT
dalam hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan Mengamalkan sebahagian ajaran
Islam adalah munafiq I’tiqadi yang terlaknat. Sedangkan muslim yang meyakini kebenaran
ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam
kehidupan adalah munafiq amali.

H. Istiqomah

Istiqamah berarti konsisten dalam menegakkan agama Allah dan tidak ragu dalam
mengamalkan nilai Islam yang dianutnya. Istiqamah tetap teguh, tahan dan kuat dalam
menghadapi dan melaksanakan perintah Allah SWT, serta mampu menghadapi segala.
cobaan. Sikap istiqamah akan melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang beriman
sempurna, yaitu: keberanian, ketenangan dan optimis.
Jika keimanan sudah direalisasikan secara istiqamah, maka keistiqamahan akan
memberikan buah-buah yang luar biasa pengaruhnya dalam diri seorang mukmin.
Di antara buah keistiqamahan itu adalah :
 Keberanian
 Ketenangan
 Optimis
 Kebahagiaan

 Pentingnya 2 Kalimat Syahadat

a. Syahadatain adalah pintu gerbang Islam

Untuk masuk Islam, orang harus menyatakan persaksiannya atas kebenaran Islam itu
dengan mengucapkan syahadatain. Syahadat tauhid merupakan pengakuan terhadap
ketuhanan Allah yang menurunkan sistem ini kepada Nabi-Nya. Syahadat rasul merupakan
pengakuan bahwa Muhammad saw.

b. Syahadatain merupakan intisari ajaran Islam

Secara global Islam terdiri atas aqidah dan syari’ah. Sisi-sisi lain Islam yang terdiri dari
ibadah, akhlak, dan mu’amalat merupakan implementasi syahadat tauhid dan syahadat rasul
ini.
c. Azas Perubahan

Ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah


saw. tidak mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi, atau yang lain. Beliau saw.
Mengawalinya dengan merubah apa yang ada dalam jiwa. Hal paling penting yang ada di
dalam jiwa itu adalah keyakinan. Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang
sangat mendasar dalam seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu. Bangsa yang kecil,
terisolir, dan terbelakang tersebut kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan
untuk seluruh bangsa. Mereka hijrah dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju
cahaya yang terang benderang.

d. Inti dakwah para rasul

Syahdatain dengan konsepsi semacam itulah yang didakwahkan para nabi dan rasul.
Mereka semua mengatakan “Fattaqullah wa athii’uuni!!!” (bertakwalah kepada Allah dan
taatilah aku!).

 KONSEKUENSI SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH

Pembahasan ini sangat penting karena ia merupakan konsekuensi dari syahadat “Laa Ilaaha
Illallah”. Karena yang menyatakan Laa Ilaha Illallah bukan hanya di mulut.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Man qaala Laa Ilaha Illallah hal min qalbihi”
tidak dikatakan “man qaala Laa Ilaha Illallah dahalal jannah” karena Laa Ilaha Illallah itu bukan
intaqu billisan faqad” tapi “ittiqadu fidhdhamir. Pengamalan dalam bentuk syariat dan manhaj al
haya. Di sini disebutkan “di antara”, jadi tidak disebutkan “semuanya”. Jadi, jika seseorang
mengucapkan Laa Ilaha Illallah maka dituntut untuk memenuhi hal ini, jika tidak maka ada
penyimpangan dari pemahamannya terhadap Laa Ilaha Illallah dan inilah yang perlu kita luruskan di
tengah-tengah kaum muslimin.

Beberapa konsekuensi syahadat “ Laa ilaaha illallah” :

1. At Ta’ah atau taat

Ketika kita menyatakan Laa Ilaha Illallah berarti konsekuensinya kita harus memberikan
loyalitas mutlak, ketaatan mutlak kepada Allah. Berarti kita mengikrarkan bahwa ketaatan kita hanya
ditujukan kepada Allah dan hanya karena Allah. Kita ibaratnya seperti prajurit di hadapan
komandannya, yang selalu siap bahkan lebih daripada itu.
2. At Ta’ah atau taat

Ketika kita mengucapkan Laa Ilaha Illallah berarti kita mengikrarkan bahwa ketundukan kita
hanya ditujukan kepada Allah semata.

3. Raja’(Harap)

Tidak ada yang kita harapkan kecuali Allah . Orang yang memahami makna Laa Ilaha Illallah
adalah orang yang paling ikhlasdalam beribadah kepada Allah

4. Khauf (takut)

Takut yang hanya boleh ditujukan kepada Allah adalah takut ta’abbudi, yaitu takut karena
Kemaha Besaran Dzat-Nya.

5. Tawakkal

Menyerahkan diri hanya kepada Allah. Banyaknya muncul kesyirikan ini diakibatkan hilangnya
rasa tawakkal kapada Allah.

6. Do’a

Do’a dalam artian meminta, banyaknya terjadi penyimpangan dalam hal do’a yang berkaitan
dengan pengamalan syahadat Laa Ilaha Illallah banyaknya yang meminta sesuatu yang hanya dapat
dikabulkan oleh Allah kepada orang lain.

7. Al hubb (mahabbah)

Kecintaan kita kepada makhluk adalah refleksi kecintaan kita kepada Allah, kita mencintai
seseorang karena kita mencintai Allah, kita mencintai sesuatu karena rasa kecintaan kita kepada
Allah, karena ia dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mahabbatullahi mahabbatullah, mencintai
apa yang dicintai oleh Allah dan mencintai siapa yang dicintai oleh Allah. Tidak boleh kita
mendahulukan kecintaan kita kepada selain Allah daripada kecintaan kita kepada Allah. Dan itulah
konsekuensi dari syahadat Laa Ilaha Illallah.

 Tiga tingkatan Mahabbah

1. Mahabbatullah

2. Mahabbaturrasulullah

3. Mahabbatu Jihad fii sabilillah

8. Al Ihtiaratu bih

Yaitu hanya berlindung kepada Allah dan hanya bersandar kepadanya.


9. Al Isti’anatu bihi.

Yaitu hanya meminta pertolongan kepada Allah.

10. Al hukmuhu yati hukmihi

Berhukum dengan hukum Allah, menghalalkan apa yang dihalalkan dan mengharamkan apa-
apa yang diharamkan oleh Allah Subhanau Wa Ta’ala.

 SYARAT-SYARAT LAA ILAHA ILLALLAH

Syarat ini seperti yang dimisalkan oleh para ulama’ kita yakni seperti gigi- gigi pada kunci
(dimana kita mengetahui bahwa setiap kunci memiliki gigi- gigi). Ada tujuh kunci untuk membuka
pintu masuk syurga. Kalau satu giginya copot maka kita tidak membuka pintunya syurga.

1. Ilmu yang menafikan kebodohan

Yakin akan kalimat tersebut dan konsekuensinya tanpa ragu sedikitpun.

Dalil: Qs. 47:19

19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Maksudnya adalah mengetahui makna dan maksud “Laa ilaaha illallah” dan apa yang dimaknakan.
Ada orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” tapi tidak ada maknanya pada dirinya.

2. Yakin yang menafikan keraguan

Dalil: QS.49:15

15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Maksudnya orang yang mengucapkan kalimat “ Laa ilaaha illallah”, yakin dengan kalimat tersebut
dan tahu konsekwensinya dan tidak ada keraguan pada dirinya. Ketika ada keraguan maka dia orang
munafik.

3. Penerimaan yang menafikan penolakan


Menerima bahwa hanya Allahlah satu-satuny Dzat yang patut disembah

Dalil: QS. 37:35-36

35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, 36. dan mereka
berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
seorang penyair gila?" 37. Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan
membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).

Maksudnya menerima konsekwensi kalimat tersebut dalam bentuk ibadah semata- mata pada Allah,
meninggalkan ibadah selain Allah.

4. Kepatuhan yang menafikan pelanggaran

Kepatuhan dari konsekuensi syahadat Laa Ilaha Illallah

Dalil : QS. 31:22

22. Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada
Allah-lah kesudahan segala urusan.

5. Ikhlas yang menafikan syirik

Membersihkan amal dari segala noda syirik

Dalil: QS.39:2

2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran.
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

Maksudnya ikhlas membersihkan amalan dari semua noda- noda kesyirikan dan menafikan serta
meninggalkan berbagai macam kesyirikan.

6. Jujur yang menafikan dusta

Hal ini merupakan pembeda antara orang yang beriman dengan orang munafik

Dalil: QS. 29:1-3

1. Alif laam miim. 2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? 3. Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Jujur kita ucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah”. Inilah yang membedakan orang beriman dengan
orang munafik. Mengucapkan di mulut sesuai dengan hati.

7. Cinta yang menafikan benci

Mencintai kalimat tersebut, mencintai konsekuensinya dan mencintai orang-orang yang


mengucapkan kalimat tersebut dan mengamalkan konsekuensinya.

Dalil: QS. 2:165

165. Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).

 Macam-Macam Syirik

Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok


yang mana:

1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

a. Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki,


menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.

b. Syirik di dalam Uluhiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat,
memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.

c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat


Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus
yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang
merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.

2. Syirik Menurut Kadarnya

a. Syirik Akbar (besar)

Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.

– Syirik dalam berdoa

Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan
isti’anah kepada selain-Nya.

– Syirik dalam niat, kehendak dan maksud

Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk
kepentingan dunia semata.

– Syirik dalam keta’atan

Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas
hukum tersebut.

– Syirik dalam kecintaan

Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

b. Syirik Ashghar (kecil)

Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi
pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik
Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa
riya’.
c. Syirik Khafi (tersembunyi)

Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’,
dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui,
namun pelakunya wajib bertaubat.

3. Syirik Menurut Letak Terjadinya

a. Syirik I’tiqodi

Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya
bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita.

b. Syirik Amali

Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan,
seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.

c. Syirik Lafzhi

Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti
bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku
kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah
dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung

 Syirik, Definisi dan Jenisnya


Syirik yaitu: Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan
kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdo’a kepada Allah

 Jenis Syirik
A. Syirik Besar

Mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal didalam neraka,
antara lain:

1. Memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah


2. Mendekatkan diri kepadaNya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah,
baik untuk kuburan, jin atau syaithan
3. Takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaithan

Syirik besar ada 4 macam:

1. Syirik Dakwah (Do’a)


disamping dia berdo’a kepada Allah ia berdo’a kepada selainNya QS Al-Ankabut (29):65
Artinya: “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke
darat, tiba-tiba mereka mempersekutukan.”
2. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan
menunjukan suatu bentuk ibadah untuk selain Allah QS Huud (11): 15-16
Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-
sialah apa yang telah mereka kerjakan(16).”
3. Syirik Keta’atan
menta’ati selain Allah dalam hal maksiat kepada AllahQS At-Taubah (9):31)
Artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.”
4. Syirik Mahabbah (Kecintaan)
menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaanQS Al-Baqarah (2):165
Artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang
yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa , bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya

 Syirik Kecil
Tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Isalm
Syirik kecil ada 2 macam:

1. Syirik Zhahir (nyata)


syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatanQS At-Takwir (81):29
Artinya: “Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan
semesta alam.”
2. Syirik Khafi (tersembunyi)
syirik dalam hal keiginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin
didengar orang)(QS Al-Kahfi (18):110)
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”

 PERBEDAAN SYIRIK KECIL DAN SYIRIK BESAR SECARA GLOBAL

1.) Syirik akbar pelakunya dihukumi keluar dari islam, adapun syirik ashgar pelakunya tidak
dihukumi keluar dari islam tapi ia berdosa dengan dosa yang paling besar lebih besar
daripada maksiat. Orang yang berbuat syirik ashgar itu lebih berbahaya dari pada orang yang
berzina, berjudi, membunuh, dll. Contoh syirik ashgar: menggantungkan jimat, bersumpah
dengan selain nama Allah, dll.

2.) Orang yang melakukan syirik akbar, maka akan hancur (terhapus) seluruh amalannya.
Syirik ashgar tidak menghapuskan seluruh amalan, yang hancur adalah amalan yang
dimasuki syirik ashgar saja.

3.) Orang yang melakukan syirik akbar akan dikekalkan di dalam neraka. Syirik ashgar
pelakunya tidak kekal di dalam neraka, jika dia masuk ke dalam neraka maka dia disiksa
sesuai dengan kadar dosanya, setelah itu dimasukkan ke dalam sorga.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG`
Daftar pustaka
 Sumber : http://materitatbiyah.blogspot.co.id/2012/06/madlulu-syahadatain-kandungan-
kalimat.html
Tanggal : 30 agustus 2017
Pukul : 17:10
 Sumber: https://rasmulbayantarbiyah.wordpress.com/2013/04/28/a-1-urgensi-syahadatain/

Tanggal : 30 agustus 2017

Pukul : 17:13

 Sumber: https://muslimah.or.id/60-macam-macam-syirik.html

Tanggal : 30 agustus 2017


Pukul : 17:21

 Sumber: https://abuabdurrohmanmanado.org/2012/12/02/syirik-dalam-islam-
definisipengertian-syirik-jenismacam-syirik-dan-kesyirikan-syirik-besarakbar-dan-syirik-
kecilsyirik-ashgor-syirik-khofiy-bahaya-syirik-kepada-allah-taala-contoh/

Tanggal : 30 agustus 2017

Pukul : 17:24

Anda mungkin juga menyukai