Anda di halaman 1dari 10

SOAL

1. Deskripsikan 4 validitas instrumen yang dikenal saat ini! (lihat pembahasan Modul 4)
2. Suatu tes terdiri atas 30 butir soal dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,50. Jika diinginkan
reliabilitas sebesar 0,75; berapa butir soal yg diperlukan bagi tes tersebut ?
3. Misalkan hasil ulangan matematika untuk topik tertentu sebagai berikut.
Skor untuk Butir Soal No:
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
001 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
002 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
003 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
004 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
005 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
006 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
007 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
008 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
009 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
010 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
Hitung koefisien reliabilitas soal ulangan matematika tersebut dengan menggunakan metode
Kuder-Richardson-20 (lihat pembahasan Modul 5).
4. Buatlah contoh kisi-kisi untuk mengetahui kompetensi siswa setelah mengikuti pembelaja-
ran. Kisi-kisi tersebut memuat rencana pemberian soal pilihan ganda dan uraian. Coba
gunakan format berikut dan berilah contoh soalnya. (lihat Pembahasan Modul 3 dan Modul
6)
Capaian Indika- Kognitif/ Level Bentuk Butir Kunci Jawaban
Pembelaj tor Afektif/K kognitif Soal Soal yg Lengkap
aran eterampil Digunak (termasuk untuk
(Kompete an*) an soal uraian)
nsi)
*)Tuliskan :
K=Kognitif;
A=Afektif, T=
Keterampilan
PEMBAHASAN
1. Deskripsikan 4 validitas instrumen yang dikenal saat ini! (lihat pembahasan Modul 4).

Jawaban :

Untuk menentukan apakah suatu alat ukur atau tes hasil belajar mempunyai daya
ketepatan mengukur ( validitas-nya ) maka sebuah alat ukur dapat dipandang secara total
dan secara per-item.

Secara total maka sebuah alat ukur dapat ditentukan validitasnya dengan mengunakan logika
( Logical Analysis ) dan menggunakan kreteria data ( Creterion Analysis ).
Validitas
Validitas secara logika atau secara rasional dapat dilakukan dengan menentukan validitas
isinya ( Content Validity ) dan validitas konstruknya ( Construct Validity ) . Dan validitas
secara kreteria didapatkan dengan menentukan validitas ramalan ( Predictive Validity ) dan
validitas perbandingan ( Concurrent Validity ).

Secara umum maka dapatlah dianggap bahwa validitas per-item sebuah alat ukur tidak akan
mungkin terpisah dari alat ukur secara keseluruhan, kumpulan validitas per-item dari
sebuah alat ukur akan mewakili validitas secara keseluruhan sebuah alat ukur. Sehingga
dengan dicari validitas per-item maka akan didapatkan validitas sebuah alat ukur secara
keseluruhan.

Secara umum tipe validitas instrumen dapatlah kita ringkas sebagai berikut :
Jenis Validitas Prosedur Kegunaan
Membandingkan butir instrumen
Content Validity Asesmen Isi
dengan tujuan pembelajaran
Identifikasi aspek – aspek berdasarkan
Construct Validity Asesmen Kecukupan
konsep yang diukur.
Membandingkan suatu alat ukur
Predictive Validity dengan alat ukur lain yang dianggap Mengukur perilaku
paralel.
Concurrent Membandingkan alat ukur dengan Seleksi atau klasifikai
Validity suatu kreteria tertentu. peserta didik

1. Validitas Isi – Content Validity.


Validitas Isi didapatkan dengan membandingkan isi butir – butir instrument secara
keseluruhan dengan isi dari konsep teori.
Pengujian validitas isi sebenarnya adalah pembicaraan populasi dan sampel, karena
secara isi sebuah pembelajaran dapat dianggap sebagai sebuah populasi dan pengujian
dengan isntrument tidak mungkin dilakukan secara keseluruhan, maka sebuah
instrumen yang dibuat hanyalah pengujian sampelnya saja, oleh sebab itu validitas isi
didapatkan adalah validitas dari sampel, tetapi dianggap berlaku secara umum pada
sebuah populasi.
Pembuatan alat ukur yang akan diukur validitas isi-nya ini menggunakan kisi – kisi
instrument yang didalamnya terdapat indikator sebagai tolok ukur. Hasil uji
instrument tersebut kemudian dianalisa dengan Analisis Butir - yakni dengan
menghitung korelasi skor butir soal dengan skor totalnya.
Validitas isi dapat diukur dengan dengan menggunakan tiga metode yang antara lain :
a. Menelaah Butir Instrumen.
b. Meminta pendapat para ahli
c. Analisis Korelasi Butir Soal.

Analisis Isi dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah tes belajar
dilaksanakan.

2. Validitas Konstruk – Construct Validity.


Validitas kontruk didapatkan melihat kesesuaian kontruksi butir yang tertulis dengan
kisi – kisinya.
Menurut Benjamin S. Bloom konstruksi hasil belajar kognetif bisa dilihat pada
taksonomi Bloom, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetik dan
evaluasi.
Kontruksi hasil belajar afektif dapat dilihat pada taksonomi Krathwohl, yakni
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Konstruksi hasil belajar psikomotor bisa dilihat pada taksonomi Simpson, yakni
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan
kreativitas.
Sebuah tes belajar baru bisa dianggap mempunyai validitas konstruk jika benar –
benar telah dapat mengukur semua aspek – aspek berfikir. ( Aspek Kognetif, Aspek
Afektif dan Aspek Psikomotor ).
Validitas konstruk dari sebuah tes dapat dilakukan dengan jalan mencocokan
antara aspek berfikir yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan aspek berfikir
yang dikehendaki untuk diungkap oleh Tujuan Instruktusional Khusus.
Validitas konstruk dapat dilakukan dengan :
a. Menelaah butir
b. Meminta pertimbangan para hali.
c. Konvergensi dan diskriminabilitas
d. Multitrait – multimethod
e. Analisis faktor.
3. Validitas Prediksi – Prediktive Validity.
Validitas Prediksi atau validitas ramalan adalah suatu kondisi yang menunjukan
seberapa jauhkah sebuah tes dapat dengan tepat menunjukan kemampuannya
untuk meramalkan apa yang terjadi dimasa yang akan datang.
Validitas ramalan ditandai dengan adanya kesejajaran, kesesuaian atau kesamaan arah
antara nilai – nilai tes seleksi yang diperoleh pada masa kini dengan nilai – nilai hasil
belajar dimasa yang akan datang.
Untuk mengetahui sebuah tes hasil belajar teah memiliki validitas ramalan atau belum
adalah dengan cara mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji
validitasnya dengan kreteria yang ada. Jika di antara dua variabel tersebut terdapat
korelasi positif yang signifikan, maka tes hasil belajar yang sedang diuji validitasnya
tersebut telah memiliki daya ramal yang tepat.
Cara sederhana yang paling sering digunakan adalah Teknis Analisis Korelasi Product
Moment dari Karl Pearson.
4. Validitas Kunkuren – Concurrent Validity.
Validitas banding didapatkan jika dalam kurun waktu yang sama secara tepat mampu
menunjukan hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya.

Validitas ini didapatkan dengan membandingkan data yang mencerminkan


pengalaman yang diperoleh pada masa lalu dibandingkan dengan data hasil tes yang
diperoleh pada masa sekarang.

Kalaulah diperhatikan validitas ramalan dengan validitas banding mempunyai


hubungan yakni pada kreteria.
Validitas banding jika alat ukur dibandingkan dengan kretria pada masa sekarang.
Validitas ramalan jika alat ukur dibandingkan dengan kreteria pada masa lalu.

2. Suatu tes terdiri atas 30 butir soal dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,50. Jika di-
inginkan reliabilitas sebesar 0,75; berapa butir soal yg diperlukan bagi tes tersebut ?

Jawaban :

.
Secara umum aturan untuk mencari reliabelitas adalah = dengan mengandaikan

bahwa = maka akan didapatkan = .

Untuk reliabelitas sebesar 0,5 maka akan didapatkan bentuk :


0,5 = maka akan dicari x.
0,5(1 + ) = 2
0,5 + 0,5 = 2
1,5 = 0,5 maka = ,

Untuk reliabelitas sebesar 0,75 maka akan didapatkan bentuk :


0,75 = maka akan dicari x.
0,75(1 + ) = 2
0,75 + 0,75 = 2
1,25 = 0,75 maka = ,

Untuk reliabelitas sebesar 0,5 dan nilai x adalah nilai yang didapatkan dari korelasi
produk moment dengan aturan :
∑ (∑ ).(∑ )
= . Untuk N = 30 maka akan didapatkan bentuk :
∑ (∑ ) ∑ (∑ )

30 ∑ − (∑ ). (∑ )
0,3333 =
30 ∑ − (∑ ) 30 ∑ − (∑ )

Untuk nilai reliabelitas sebesar 0,75 dan nilai x adalah nilai yang didapatkan dari korelasi
produk moment dengan N = A maka akan didapatkan bentuk :
∑ − (∑ ). (∑ )
0,6 =
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )

Dengan pengandaian bahwa ∑ , ∑ , ∑ , ∑ , ∑ , serta (∑ ) dan (∑ ) adalah


sama antara soal yang berelabilitas 0,5 dan 0,75 karena soalnya adalah sama maka akan
didapatkan perbandingan :
, × ,
= maka akan didapatkan =
, ,

Dengan hasil penghitungan adalah = , .

Sehingga dapatlah untuk tes dengan 30 butir soal maka reliabelitasnya adalah 0,5 dan
untuk soal dengan reliabelitas sebesar 0,75 maka butir soalnya akan berjumlah 54
butir soal.

3. Misalkan hasil ulangan matematika untuk topik tertentu sebagai berikut.


Skor untuk Butir Soal No:
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
001 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
002 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
003 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
004 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
005 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
006 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
007 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
008 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
009 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
010 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
Hitung koefisien reliabilitas soal ulangan matematika tersebut dengan menggunakan metode
Kuder-Richardson-20 (lihat pembahasan Modul 5).
Jawaban :
Dengan menggunakan Metode Kuder – Rhicardson – 20 maka aturan – aturan yang
dipergunakan adalah :

 Koofesien Relibilitas yaitu =
(∑ )

 Varian Total yaitu =

Kode Skor untuk Butir Soal No:


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 81
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 64
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
6 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 36
7 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 25
8 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 16
9 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 25
10 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 25
Jumlah 69 515
Np 9 5 7 4 9 6 10 5 7 7
Nq 1 5 3 6 1 4 0 5 3 3
P 0.9 0.5 0.7 0.4 0.9 0.6 1 0.5 0.7 0.7
Q 0.1 0.5 0.3 0.6 0.1 0.4 0 0.5 0.3 0.3
p.q 0.09 0.25 0.21 0.24 0.09 0.24 0 0.25 0.21 0.21 1.79

Dengan hitungan Varian Total adalah :


(∑ ) 69
∑ − 515 −
= = 10 = 515 − 476,1 = 3,89
10 10
− ∑ 10 3,89 − 1,79 10 2.10
= = = = 0,599859
−1 10 − 1 3,89 9 3,89
Dengan = , berarti < , maka dapatlah disimpulkan bahwa tes
tersebut tidak reliabel.

4. Buatlah contoh kisi-kisi untuk mengetahui kompetensi siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Kisi-kisi tersebut memuat rencana pemberian soal pilihan ganda dan uraian. Coba gunakan
format berikut dan berilah contoh soalnya. (lihat Pembahasan Modul 3 dan Modul 6)
Capaian Indi Kognitif/Afektif/Keterampi Leve Bentu Butir Kunci
Pembelaja ka- lan*) l k Soal Soal yg Jawaban
ran tor kogn Digunaka Lengkap
(Kompeten itif n (termasuk
si)
untuk soal
uraian)
*)Tuliskan : K=Kognitif;
A=Afektif, T= Keterampilan
Jawaban :

Capaian Kunci Jawaban Lengkap


Level Bentuk
Pembelajaran Indikator K - A - T Butir Soal yg Digunakan ( Termasuk Untuk Soal
kognitif Soal
(Kompetensi) Uraian)

Mendiskripsikan Kognetif C2 - Objektif 1 Persamaan lingkaran yang Kunci : C


K3.18 – digunakan untuk Mudah melalui titik (3, −4) dengan Titik yang dilalui ( 3,-4)
Mendeskripsikan Menghitung pusat pada O, adalah : maka :
konsep persamaan panjang jari – jari A. 3 3 + (−4) =
lingkaran dan dari lingkaran B. 4 = 25, maka = 5
yang melalui titik C. 5
menganalisis sifat
(x,y) dengan pusat D. 6
garis singgung (0,0) E. 7
lingkaran dengan Mendiskripsikan Kognetif C3 - Objektif 2 Titik pusat dari lingkaran Kunci : C
menggunakan – Digunakan Sedang dengan persamaan + − + − 4 + 8 − 12 = 0
metode koordinat. untuk 4 + 8 − 12 = 0, adalah : ( − 4 )( + 8 ) = 12
Menerapkan A. (4,12) ( − 4 + 4) + ( + 8
K3.19 aturan persamaan B. (16,32) + 16)
Mendeskripsikan lingkaran yang C. (2,-4) = 12 + 4
konsep dan kurva berpusat di (a,b) D. (2,-12) + 16
lingkaran dengan untuk mencari E. (-4,16) ( − 2) + ( + 4) = 32
titik pusat tertentu titik pusat sebuah − 2 = 0, = 2
lingkaran. + 4 = 0, = −4
dan menurunkan
persamaan umum Maka titik pusatnya adalah
(2,-4)
lingkaran dengan
Menurunkan – Kognetif C4 - Objektif 3 Pada lingkaran + − 6 − Kunci : A
metode koordinat. digunakan untuk Sulit 4 + 15 = 0, jika titik pusatnya + − 6 − 4 + 15
Mengedit berubah menjadi ( 6,2 ) maka =0
K4.13 persamaan persamaannya berubah menjadi : ( − 6 + 9) + ( − 4
Mengolah informasi lingkaran yang A. + − − + + 16)
dari suatu masalah lama menjadi = = −15 + 9
nyata , persamaan B. + −6 −4 + +4
mengidentifikasi lingkaran yang 42 = 0 (x − 3) + (y − 2) = −2
sebuah titik sebagai baru. C. + − 6 − 12 + Jika titik pusatnya menjadi
pusat lingkaran yang 42 = 0 ( 6,2 ) maka persamaan
akan menjadi :
melalui suatu titik D. + − 12 − 12 + (x − 6) + (y − 2) = −2
tertentu, membuat 15 = 0 − 12 + 36 + −4
model matematika E. + −6 −4 + + 4 = −2
berupa persamaan 42 = 0 + − 12 − 4 + 42
lingkaran dan =0
Mengidentifikasi Keterampilan P2 - Essay 4 Sebuah radar dengan posisi Kunci : ( Total Skor 10)
menyelesaikan
masalah tersebut. kan – digunakan Sulit koordinat (4,6) mempunyai Dari persoalan tersebut
untuk jangkauan 60 km kesegala arah. maka kita dapatkan :
Membangun Persamaan lingkaran yang bisa = 4, = 6 dan = 60
persamaan dibentuk dari adalah : ( skor 2 ).
lingkaran dari Dapat dibentuk
permasalahan persamaan :
sehari – hari yang ( − 4) + ( − 6) =
diberikan.
60 ( Skor 3)
Maka persamaan
lingkaran yang
didapatkan adalah :
+ − 4 − 12 =
3548 ( Skor 5 )

Membuat Model Keterampilan P2 - Essay 5 Stasion radio “Be The Jazz” Kunci : ( Total Skor 10 )
– digunakan untuk Sulit tahu bahwa persamaan yang +8 + −6 =0
Menerapkan mampu dijangkau oleh frekuensi ( +8 + ⋯)+ ( −
persamaan yang dipakainya adalah + 6 + ⋯) = 0
lingkaran untuk + 8 − 6 = 0. Berapakah ( Skor 2 ).
menyelesaikan radius jangakaun frekuensi ( + 8 + 16) + (
permasahan siaran radio tersebut dalam − 6 + 9)
kehidupan sehari kilometer dan = 25
– hari yang ( + 4) + ( − 3) = 25
diberikan. ( Skor 6 )
Koordinat stasiun radio
tersebut terletak pada (-4,3)
dan jarak jangkauannya
adalah sejauh = √25 =
5 km.

Anda mungkin juga menyukai