Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 GEOMETRI

LATIHAN 1

MODUL 1 : Soal no.7 halaman 1.15

Soal : Tentukan titik potong antara garis X = (3,2) + [(3,1)] dan X = (5,7) + [(-1,3)]
Penyelesaian :
Dari persamaan garis pertama X = (3,2) + [(3,1)] jika ditulis X = (x,y) diperoleh :
x = 3 + 3t dan y = 2 + t .....(1)
dari persamaan garis kedua X = (5,7) + [(-1,3)] jika ditulis X = (x,y) diperoleh :
x = 5 – s dan y = 7 + 3s ......(2)
kemudian sistem persamaan (1) dan (2) diselesaikan
3 + 3t = 5 – s ⇒ 3t + s = 2
2 + t = 7 + 3s ⇒ t – 3s = 5
13 11
Jawaban persamaan ini adalah s = - 10 dan t = 10
Dengan mensubstitusikan nilai s atau t maka diperoleh sebagai berikut:
13
x = 5 – s ⇒ x = 5 – (- 10 )
63
x = 10
13
y = 7 + 3s ⇒ y = 7 + 3(- 10 )
31
y = 10
63 31
maka titik potong antara kedua garis di atas adalah (10, 10)

Modul 2 : Soal no.1 halaman 2.5


Soal : Tentukan hasil pencerminan titik (2,-1) oleh garis 3x – 4y -1 = 0
Penyelesaian :
Langkah pertama adalah membuat persamaan garis yang melalui titik (2,-1) dan tegak lurus
𝑥
terhadap garis 3x – 4y – 1 = 0. Dari persamaan 3x – 4y -1 = 0 diperoleh gradien (m) = -( 𝑦 )
3
m = - ( −4 )

3
m=4
karena garis nya harus tegak lurus, maka m1.m2 = -1
3
. m2 = -1
4
4
m2 = - 3
selanjutnya persamaan garis yang melalui (2,-1) dan tegak lurus dengan garis 3x – 4y – 1 = 0
adalah : y = m(x – x1) + y1
4
y=-3(x–2)–1

4 8
y = - 3x + 3 - 1

4 5
y = - 3x + 3

3y = -4x + 5 atau 3y + 4x – 5 = 0
Modul 3 : Soal nomor 3 halaman 3.9
Diketahui Rotasi 𝑅𝛼 dengan pusat di P dan pencerminan garis l. selidikilah jenis
transformasi T = 𝑅𝛼 Ω𝑙 .
Penyelesaian :
Suatu rotasi dengan sudut 𝛼 dapat dituliskan sebagai 𝑅𝛼 = Ω𝑝 Ω𝑚 dengan m tegak lurus
terhadap l. Dengan demikian T = 𝑅𝛼 Ω𝑙 = Ω𝑝 Ω𝑚 Ω𝑙 dengan m tegak lurus l. Selanjutnya Ω𝑚 Ω𝑙
dapat diganti dengan dua garis tegak lurus yang berpotongan di titik potong antara m dan n.
Misalkan garis tersebut adalah q dan n, maka T = 𝑅𝛼 Ω𝑙 = Ω𝑝 Ω𝑚 Ω𝑙 = Ω𝑝 Ω𝑛 Ω𝑞 = Ω𝑝 Ω𝑞 Ω𝑛 =
𝜏Ω𝑛 dengan 𝜏 adalah translasi yang sejajar dengan n.

LATIHAN 2

Teorema 4.1

1. Dua garis lurus berbeda pada satu bidang mempunyai paling banyak satu titik sekutu.
2. Dua bidang tidak mempunyai titik sekutu atau satu garis lurus sebagai sekutunya.
3. Satu bidang dan satu garis lurus yang tidak terletak pada bidang tersebut mempunyai
paling banyak satu titik sekutu.

Bukti :

1. Misalkan a dan b adalah dua garis berbeda yang berpotongan. Artinya, irisan dari dua
garis tersebut merupakan himpunan tak kosong. Misalkan A adalah titik perpotongan
tersebut. Dengan kata lain, A ∈ a ∩ b. Andaikan B adalah titik lainnya yang juga
merupakan titik perpotongan dari kedua garis lurus a dan b. Oleh karena itu, kedua
titik berbeda A dan B terletak pada kedua garis lurus a dan b. Dengan demikian
berdasarkan aksioma I.2 diperoleh kedua garis lurus a dan b adalah dua garis lurus
yang sama. Hal ini suatu kontradiksi. Jadi, titik A dan B haruslah dua titik yang sama.
2. Misalkan titik sekutu dari dua bidang yang berbeda 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽 adalah A. Dari aksioma
I.6 ( jika dua bidang berpotongan, maka perpotongannya itu memuat paling sedikit
dua titik berbeda ), terdapat satu titik sekutu lainnya dan misalkan titik B. Selanjutnya
berdasarkan aksioma I.1 (setiap garis memuat paling sedikit dua titik ), diperoleh satu
garis lurus a yang melalui titik A dan B.
Dengan mengaplikasikan aksioma I.5 (Jika dua titik A dan B dari garis lurus a terletak
pada bidang 𝛼, maka setiap titik dari garis lurus a terletak pada bidang 𝛼), garisl lurus
a tersebut terletak pada bidang 𝛼, karena titik A dan B terletak pada bidang 𝛼. Selain
itu garis lurus a tersebut juga terletak pada bidang 𝛽, karena titik A dan B terletak
pada bidang 𝛽. Jadi garis lurus a terletak pada perpotongan (sekutu) dari dua bidang 𝛼
dan 𝛽.
Andaikan ada titik C yang terletak pada perpotongan (sekutu) dari dua bidang 𝛼 dan
𝛽, tetapi titik C tidak terletak pada garis a, berarti ketiga titik A, B, dan C tidak
terletak pada satu garis lurus. Dengan demikian berdasarkan aksioma I.4 maka
bidang 𝛼 dan 𝛽 adalah sama. Hal ini mustahil, karena 𝛼 dan 𝛽 adalah dua bidang yang
berbeda. Jadi, garis lurus a merupakan perpotongan (sekutu) dari kedua bidang 𝛼 dan
𝛽.
3. Misalkan titik A adalah titik potong (sekutu) dari garis lurus a dan bidang 𝛼.
Andaikan ada titik sekutu lainnya, yaitu titik B. Berarti, kedua titik A dan B terletak
pada garis lurus yang sama, yaitu garis lurus a. Akibatnya, berdasarkan aksioma I.2,
akan diperoleh garis lurus a sebagai satu satunya garis yang melalui titik A dan B.
Selanjutnya, karena di titik A dan B terletak pada bidang 𝛼, maka berdasarkan
aksioma I.5, garis lurus yang melalui kedua titik A dan B, yaitu garis lurus a, terletak
pada bidang 𝛼. Hal ini bertentangan dengan yang diketahui, yaitu garis lurus a terletak
pada bidang 𝛼. Jadi, pengandaiannya adalah salah. Berarti, titik A merupakan satu
satunya titik potong (sekutu) dari garis lurus a dan bidang 𝛼.

Teorema 4.20

Jumlah dari sudut sudut suatu segitiga adalah dua sudut siku siku

Bukti :

Akan ditunjukkan ∆ ABC memiliki jumlah sudut dua sudut siku siku (1800)

∠𝐴 + ∠𝐵 + ∠𝐶 = 1800

Tarik garis tinggi CD sehingga membagi ∆ ABC menjadi dua segitiga siku siku yaitu ∆ACD
dan ∆BCD, seperti gambar berikut.

A D B

Jumlah sudut ACD = Jumlah sudut BCD = 1800

Sehingga : ( A + C1 + D1 ) + ( B + C2 + D2 ) = 2 x 1800 = 3600

( A + C1 + 900 ) + ( B + C2 + 900 ) = 3600

A + B + C1 + C2 + 1800 = 3600

A + B + ( C1 + C2 ) = 1800

A + B + C = 1800 ( dua sudut siku siku )

Anda mungkin juga menyukai