Penyusun:
Tim PPPPTK
BMTI
2015
KATA PENGANTAR
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan
sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
dilaksanakan bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat.
Untuk melaksanakan PKB bagi guru, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG) bagi semua guru di di Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi
objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.
Modul ini disusun sebagai materi utama dalam program peningkatan kompetensi guru mulai
tahun 2016 yang diberi nama diklat PKB sesuai dengan mata pelajaran/paket keahlian yang
diampu oleh guru dan kelompok kompetensi yang diindikasi perlu untuk ditingkatkan. Untuk
setiap mata pelajaran/paket keahlian telah dikembangkan sepuluh modul kelompok
kompetensi yang mengacu pada kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan tentang pengelompokan kompetensi guru sesuai jabaran Standar Kompetensi
Guru (SKG) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang ada di dalamnya. Sebelumnya,
soal UKG juga telah dikembangkan dalam sepuluh kelompok kompetensi. Sehingga diklat
PKB yang ditujukan bagi guru berdasarkan hasil UKG akan langsung dapat menjawab
kebutuhan guru dalam peningkatan kompetensinya.
Sasaran program strategi pencapaian target RPJMN tahun 2015–2019 antara lain adalah
meningkatnya kompetensi guru dilihat dari Subject Knowledge dan Pedagogical Knowledge
yang diharapkan akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, materi
yang ada di dalam modul ini meliputi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Dengan menyatukan modul kompetensi pedagogik dalam kompetensi profesional
diharapkan dapat mendorong peserta diklat agar dapat langsung menerapkan kompetensi
pedagogiknya dalam proses pembelajaran sesuai dengan substansi materi yang diampunya.
Selain dalam bentuk hard-copy, modul ini dapat diperoleh juga dalam bentuk digital,
sehingga guru dapat lebih mudah mengaksesnya kapan saja dan dimana saja meskipun tidak
mengikuti diklat secara tatap muka.
Kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan modul diklat PKB ini, kami
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi .................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 4
E. Saran Penggunaan Modul ...................................................................................... 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................................................................. 7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PENDEKATAN SAINTIFIK ............................................... 7
A. Tujuan .................................................................................................................... 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................................... 7
C. Uraian Materi ......................................................................................................... 7
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................ 67
E. Rangkuman .......................................................................................................... 76
F. Tes Formatif ......................................................................................................... 79
G. Kunci Jawaban ...................................................................................................... 80
KEGIATAN BELAJAR KB-2: DASAR PENGUKURAN TEKANAN........................................ 82
A. Tujuan .................................................................................................................. 82
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (Ipk) .............................................................. 82
Dalam IPK ini sasaran indikatornya adalah .................................................................. 82
4. Dapat melakukan perhitungan tekanan benda padat maupun zat cair. ............ 82
serta diharapkan peserta diklat mampu untuk melakukan : ....................................... 82
sebuah analisa Pengukuran tekanan dan konsep dasarnya secara aplikatif. .............. 82
C. Uraian Materi ....................................................................................................... 82
D. Aktivitas Pembelajaran ...................................................................................... 100
Aktivitas 3: Mengamati pengukuran tekanan dengan elemen diafragma (2 JP). .... 101
E. Rangkuman ........................................................................................................ 102
F. Test Formatif ...................................................................................................... 103
Tabel 3. 1 Faktor Konversi untuk Viskositas Dinamik dan Kinematik .................................... 143
Tabel 3. 2 Faktor Konversi Laju Aliran .................................................................................... 145
Tabel 3. 3 Empat Tipe Aliran likuid ........................................................................................ 145
Tabel 3. 4 Flowmeter ............................................................................................................. 148
Tabel 3. 5 Tabel Pengamatan Pengukuran Besaran Aliran Fluida ......................................... 199
Tabel 3. 6 Data Hasil Percobaan ............................................................................................ 201
Tabel 3. 7 Data Observasi Respon Flow Transducer .............................................................. 201
A. Latar Belakang
Kegiatan PKB adalah kegiatan keprofesian yang wajib dilakukan secara terus menerus
oleh guru dan tenaga kependidikan agar kompetensinya terjaga dan terus ditingkatkan.
Salah satu kegiatan PKB sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara dan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya adalah kegiatan Pengembangan Diri.
Kegiatan Pengembangan diri meliputi kegiatan diklat dan kegiatan kolektif guru.
Penulisan modul didasarkan pada hasil peta modul dari masing-masing mapel yang
terpetakan menjadi 4 (empat) jenjang. Keempat jenjang diklat dimaksud adalah (1)
Diklat Jenjang Dasar; (2) Diklat Jenjang Lanjut; (3) Diklat Jenjang Menengah, dan (4)
Diklat Jenjang Tinggi. Diklat jenjang dasar terdiri atas 5 (lima) grade, yaitu grade 1 s.d 5,
diklat jenjang lanjut terdiri atas 2 (dua) grade, yaitu grade 6 dan 7, diklat menengah
terdiri atas 2 (dua) grade, yaitu grade 8 dan 9, dan diklat jenjang tinggi adalah grade 10;
Modul diklat disusun untuk membantu guru dan tenaga kependidikan meningkatkan
kompetensinya, terutama kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Modul
tersebut digunakan sebagai sumber belajar (learning resources) dalam kegiatan
pembelajaran tatap muka.
Target kompetensi dan hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui modul
ini meliputi kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional pada grade 2 (dua).
Setelah mempelajari materi pembelajaran pedagogi yaitu menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, dan materi pembelajaran profesional yaitu
, guru kejuruan paket keahlian kontrol Proses diharapkan mampu:
1. menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu.
2. Menggunakan komponen-komponen pengukuran tekanan pada instrumentasi
kontrol proses
3. Menggunakan komponen-komponen pengukuran aliran pada instrumentasi kontrol
proses
4. Menggunakan komponen-komponen pengukuran suhu pada instrumentasi kontrol
proses
5. Menggunakan komponen-komponen pengukuran tinggi permukaan (level) pada
instrumentasi kontrol proses
C. Peta Kompetensi
Melalui materi pembelajaran ini, Saudara akan melakukan tahapan kegiatan
pembelajaran kompetensi pedagogi dan profesional pada grade 2 (dua) secara one shoot
trainingdengan moda langsung (tatap muka). Tahapan belajar untuk mencapai target
kompetensi pada grade dua diperlihatkan melalui diagram Alur Pencapaian Kompetensi
Grade 2 seperti berikut.
D. Ruang Lingkup
Agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka ruang lingkup
penyajian materi pembelajaran dalam modul ini diorganisasikan menjadi 4 (empat)
Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut.
Kegiatan Belejar 1 (satu) memuat sajian materi pedagogi. Materi ini berisi bahan kajian
ini tentang .....
Kegiatan Belajar 2 (dua) memuat sajian materi profesional. Materi ini memuat bahan
kajian yang terkait dengan penggunaan komponen-komponen pengukuran tekanan pada
keahlian instrumentasi dan kontrol proses yang terkait dengan mata Pengukuran
Besaran Kontrol Proses 2. Materi pokok yang disajikan dalam kegiatan belajar 2 ini,
meliputi (1) Prinsip Manajemen Pengukuran Tekanan, (2) Pressure transducer dan
elemen mekanikal, (3) Pressure transducer dan elemen elektrikal.
Kegiatan Belajar 3 (tiga) memuat sajian materi profesional. Materi ini memuat bahan
kajian yang terkait dengan penggunaan komponen-komponen pengukuran aliran, pada
keahlian instrumentasi dan kontrol proses yang terkait dengan mata Pengukuran
Besaran Kontrol Proses 2. Materi pokok yang disajikan dalam kegiatan belajar 2 ini,
meliputi (1) Prinsip pengukuran aliran, (2) Differential pressure flowmeter, (3) positive
displacement flowmeter. (4) Variable area flowmeter, (5) Mass flowmeter, (6) magnetig
flowmeter
Kegiatan Belajar 4 (empat) memuat sajian materi profesional. Materi ini memuat bahan
kajian yang terkait dengan penggunaan komponen-komponen pengukuran suhu pada
keahlian instrumentasi dan kontrol proses yang terkait dengan mata Pengukuran
Besaran Kontrol Proses 2. Materi pokok yang disajikan dalam kegiatan belajar 2 ini,
meliputi (1) Prinsip pengukuran Suhu, (2) Thermocouple, (3) RTD, (3) Thermistor, (4)
Liquid in-glas, (5) Non contact pyrometer, Humidity.
Kegiatan Belajar 5 (lima) memuat sajian materi profesional. Materi ini memuat bahan
kajian yang terkait dengan penggunaan komponen-komponen pengukuran tinggi
permukaan (level) likuid pada keahlian instrumentasi dan kontrol proses yang terkait
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1 :
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara sistematik dengan
tahapan-tahapan tertentu berdasarkan teori ilmu pendidikan yang terbukti mampu
menghasilkan siswa yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
basis dari pendekatan ilmiah ini adalah teori-teori belajar maupun teori pendidikan yang
berdasarkan ilmu perilaku pendidikan. Oleh karena itu perlu dipahami lebih dahulu teori
belajar dan kependidikan yang mendasari pendekatan saintifik tersebut.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku
muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat dilihat bahwa pada dasarnya
belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan
ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan,
misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin
meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya,
seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari
bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu
juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya
telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
b. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar
mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan
komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya,
seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai
dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak
dalam :
a. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga
akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah,
sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar
meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor,
beserta tingkatan aspek-aspeknya.
Kalau perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, betapa banyak kata yang
harus dipergunakan untuk mendeskripsikannya. Untuk keperluan studi tentang
perilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan kerangka
berfikir tertentu (taksonomi). Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan
tiga kawasan (domain) perilaku individu beserta sub kawasan dari masing-masing
kawasan, yakni : (1) kawasan kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3) kawasan
psikomotor. Taksonomi perilaku di atas menjadi rujukan penting dalam proses
pendidikan, terutama kaitannya dengan usaha dan hasil pendidikan. Segenap usaha
pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya perubahan perilaku peserta didik
secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan perilaku. Dengan merujuk
pada tulisan Gulo (2005), di bawah ini akan diuraikan ketiga kawasan tersebut
beserta sub-kawasannya.
a. Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar terdiri dari :
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling
mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat
kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun,
daftar, rumus, teori, atau kesimpulan.
Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan
sebagai berikut :
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan
kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah
diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi,
informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang
ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi
3) Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai
kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,
mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi
hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkenalkan kereta
api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk memberi nama yang
cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang
4) Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan
antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa
atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
a) Menganalisis unsur :
Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara
eksplisit pada suatu pernyataan
b) Menganalisis hubungan
Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar
ide dengan ide.
5) Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu
kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif
dan konvergen merupakan ciri kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan
irama dan kemudian manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik
b. Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1) Penerimaan (receiving/attending)
Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :
Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk
berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan
dipelajari), yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi
perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
3) Penilaian (valuing)
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan
menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terbagi atas empat
tahap sebagai berikut :
Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha
memuaskan diri untuk menanggapi secara lebih intensif.
5) Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan
sistem nilai Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah
dapat disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang
bersangkutan. Artinya mudah berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi.
Pada tahap karakterisasi, sistem itu selalu konsisten. Proses ini terdiri atas
dua tahap, yaitu :
Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu
sudut pandang tertentu.
c. Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
Sementara itu, Abin Syamsuddin Makmun (2003) memerinci sub kawasan ini
dengan tahapan yang berbeda, yaitu :
Gerakan refleks (reflex movements). Basis semua perilaku bergerak atau
respons terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya : melompat, menunduk,
berjalan, dan sebagainya.
3. Teori Konstruktivisme
Menurut Smith dalam Sanjaya yang dikutip ulang oleh Parwati bahwa Teacher
Centered Teaching (TCL) adalah suatu pendekatan belajar yang berdasar pada
pandangan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya Parwati menegaskan Cara pandang ini memiliki beberapa ciri sebagai
berikut:
a. Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni gurulah yang harus menjadi
pusat dalam pembelajaran.
c. Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya
belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat
belajar.
d. Menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang
dialami dan disampaikan belum diketahui sebelumnya oleh guru.
Penerapan SCL dapat diartikan sebagai kegiatan yang terprogram dalam desain FEE
(Facilitating, Empowering, Enabling), untuk siswa belajar secara aktif yang
menekankan pada sumber belajar. Dengan demikian, pembelajaran meru-pakan
proses pengembangan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, serta dapat meningkatkan dan mengkontruksi penge-tahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang baik terhadap
materi. SCL adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan
hanya pada aktivitas guru mengajar. Hal ini sesuai dengan model
pembelajaran yang terprogram dalam desain FEE. Situasi pembelajaran dalam SCL
diantaranya memiliki ciri-ciri:
a. Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun
pengetahuan.
b. Guru lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada sebagai
mentor in the centered.
c. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam
belajar.
e. Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (life long learning), suatu
keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berpikir adalah aktifitas mencurahkan daya pikir untuk maksud tertentu. Berpikir
adalah identitas yang memisahkan status kemanusiaan manusia dengan lainnya.
Karenanya sejauhmana manusia pantas disebut manusia dapat dibedakan dengan
sejauhmana pula ia menggunakan pikirannya. Al-Insan huwa al-Hayawanun Nathiq.
Dalam dunia pendidikan berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif, dimana
dalam hirarki Bloom terdiri dari tingkatan-tingkatan. Bloom mengkalisifikan ranah
kognitif ke dalam enam tingkatan: (1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman
(comprehension); (3) penerapan (application); (4) mengalisis (analysis); (5)
mensintesakan (synthesis); dan (6) menilai (evaluation). Keenam tingkatan ini
Fakta ini juga menunjukkan bahwa di dunia ini tidak ada orang yang benar-benar
paling pinter dan tidak ada orang yang bodoh sama sekali.Menghafal sesuatu tidak
sama dengan memikirkan sesuatu. Menghapalkan merupakan aktifitas dalam
merekam sesuatu apa adanya, tak kurang dan tak lebih. Sedangkan memikirkan
sesuatu berarti mempergunakan daya pikirnya dalam rangka mengetahui,
memahami, membandingkan, menerapkan dan menilai sesuatu tersebut. Dalam
Dalam implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya sekedar membiarkan peserta
didik memperoleh/mengkonstruk pengetahuan sendiri, namun guru memberi setiap
bantuan yang diperlukan oleh peserta didik, seperti : bertindak sebagai fasilitator,
mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar, memberi umpan balik,
memberikan penjelasan, memberi konfirmasi, dan lain-lain.
Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada implementasi
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Tahap mengamati:
Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/menginventarisasi apa saja yang
ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
2. Tahap Menanya:
Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal
yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
3. Tahap Mencoba/mengumpulkan data (informasi):
Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
4. Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi):
Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua
cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan
observasi tidak berstruktur, seperti dijelaskan berikut ini :
a. Observasi berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi
oleh peserta didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah
bimbingan guru.
b. Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka
proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang
harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta didik membuat
Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi
pembelajaran adalah :
a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk
kepentingan pembelajaran.
b. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau
situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi
yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi
dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati
cara dan prosedur pengamatan.
c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan
sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
b. Menginspirasi jawaban.
Contoh:
1) Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada
bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat
kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan.
2) Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal
membangun kerukunan umat beragama?
c. Memiliki fokus.
Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?
Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta
memunculkan satu jawaban.
Peserta didik pertama hingga kelima misalnya menjawab: kebodohan,
kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan
keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta
didik yang keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang
luas seperti di atas dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi
penyebab kemiskinan? Pertanyaan seperti ini dimintakan jawabannya kepada
peserta didik secara perorangan.
Dan seterusnya.
b. Rumuskan IPK dari KD3 dan dari KD4 sesuai dengan dimensi proses atau level
pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan yang terkandung di masing-
masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator.
pada RPP
Dst …….
Bahan Bacaan 3 :
1. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Teknik Pembelajaran
Taktik Pembelajaran
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih
menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu
setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan
pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau
jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern,
dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda
Strategi/Model Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan model pembelajaran utama yang diharapkan
dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Model Pembelajaran tersebut adalah: model pembelajaran berbasis
penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning); model pembelajaran
menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah (Problem Based
Learning/Project Based Learning). Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan
saintifik harus dapat dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project
Based Learning):
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan
dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilatingconcepts and principles in the mind (Robert
B. Sund dalam Malik, 2001:219).
1) Sintaksis model Discovery Learning
a) Mengidentifikasi masalah;
d) Mengevaluasi.
Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk kelas X, XI dan XII berdasarkan
table di bawah ini !
Tabel 1. 3 Analisis Keterkaitan Domain Antara SKL, KI, dan KD untuk Mapel …
Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Keterangan
Kualifikasi Kelas …. Dasar (KD) Analisis *)
Dimensi
Kemampuan
1. Sikap 1.
2.
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
1. KD 3...
KD 4...
2.
3. masalah)
Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing (pengolahan
Data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Tabel 1. 8 Lembar Kerja Perancangan Model Pembelajaran
(Model Project Based Learning)
Kompetensi Dasar
Topik/
Sub Topik/Tema
Tujuan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Penentuan pertanyaan
mendasar (Start with the
Essential Question)
2. Mendesain
perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal (Create a
Schedule)
4. Memonitor peserta didik dan
kemajuan projek (Monitor
the Students and the
Progress of the Project)
5. Menguji hasil (Assess the
Outcome)
6.Mengevaluasi pengalaman
(Evaluate the Experience).
Aktivitas 4
Amatilah contoh Matrik Perancah Pemaduan Sintaksis Model Pembelajaran Inquiri
Terbimbing dengan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran: Teknik Pemesinan
Bubut (kelas XI).
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi mesin bubut
4.1. Menggunakan mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
Tujuan Pembelajaran :
Dengan diberikan fasilitas belajar di kelas dan bengkel mesin bubut, peserta didik
dapat:
1. Menjelaskan macam-macam mesin bubut berdasarkan prinsip kerja.
2. Menjelaskan macam-macam mesin bubut berdasarkan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran
Tahap
Materi Sintaks Model
Saintifik Kegiatan Belajar
Pembelajaran Pembelajaran
5M
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1: Tekanan
1.1. Pengukuran Tekanan
Tempat dimana terpasang alat ukur untuk melakukan pengukuran disebut titik ukur.
Jumlah ttik ukur untuk besaran tekanan sebanyak 30% dari jumlah titik ukur seluruh
besaran yang terdiri dari tekanan, temperatur, aliran, permukaan, dan besaran
lainnya.
P = Tekanan ( )
A = Luas bidang ( )
Satuan tekanan dalam Sistem Internasional (SI) adalah . Satuan ini juga
𝐹
P=
𝐴
𝑊
P=
𝐴
𝑚. 𝑔
P=
𝐴
(𝜌 .𝑉) .𝑔
P=
𝐴
(𝜌 . ℎ𝐴)𝑔
P=
𝐴
P = 𝜌 .𝐺 .𝐻
P = 𝝆 .𝑮 .𝑯
Dimana :
P = tekanan hidro statis dalam N/𝑚2 atau Pascal
𝜌 = massa jenis zat cair dalam kg/𝑚3
P = Po + 𝜌 . 𝐺 . 𝐻
Gaya hidrostatik pada alas bejana ditentukan dengan rumus sebagai berikut
F=P.A
F = 𝜌 . 𝐺 . 𝐻A
Keterangan :
Sedangkan untuk satu jenis zat cair besar tekanan di dalamnya tergantung pada
kedalamannya. Setiap titik yang berada pada kedalaman sama akan mengalami
tekanan hidrostatik yang sama pula.
"Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar
didalam satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama."
Pernyataan di atas dikenal sebagai hukum utama hidrostatika. Perhatikan gambar
berikut:
PA= PB = PC
PD= PE
1. Gambar 4a.
Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan
setengahnya, dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
2. Gambar 4b.
Bila tekanan positif diterapan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan
kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya.
Perbedaan pada ketinggian , “h”, merupakan penjumlahan hasil pembacaan
diatas dan dibawah angka nol yang menunjukan adanya tekanan.
3. Gambar 4c.
Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan
meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan
ketinggian “h” merupakan hasil penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah
nol yang menunjukan jumlah tekanan vakum.
Beberapa bahan yang hampir elastis sempurna sampai perubahan bentuk maksimum yang
tertentu, tetapi jika titik perubahan tersebut dilewati maka bentuknya tidak dapat kembali ke
semula pada saat gaya dilepas, bahan tersebut disebut Elastis Terbatas (Elastic Limit).
Pada daerah elastic hukum Hooke berlaku. Pada daerah tersebut besarnya tegangan yang
diberikan sebanding dengan regangannya.
Untuk bahan yang menerima gaya besar sehingga terjadi peregangan yang melewati
daerah elastic limit maka bahan tidak dapat kembali ke keadaan semula. Jika hal ini terjadi
pada bahan elemen ukur, maka hasil pengukuran tidak akan benar. Macam - macam
elemen elastic yang biasa dipakai untuk mengukur tekanan adalah :
a. Diafragma;
b. Bellow;
c. Tabung Bourdon.
pada gambar 8, kapsul tunggal seperti dapat diukur dengan tekanan gage. Gas yang
hendak diukur t ekanannya dimasukkan dari saluran pemasukan (inlet). Kapsul
mengembang menggerakkan batang pengungkit ke sebelah atas, karena sisi kapsul
sebelah bawah terpasang menjadi satu dengan base (dasar), batang pengungkit
menggerakan jarum penunjuk.
Dengan menyusun beberapa kapsul menjadi kapsul berganda diperoleh pengkur
tekanan gage yang sensitivitasnya lebih besar lagi.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan alat yang disebabkan oleh beban yang diluar
batas kemampuan kapsul, maka dipasang range stop. Jika tekanan terlalu besar
maka dibatas dengan memakai over range stop. Sedangkan untuk tekanan yang
terkecil dibatasi dengan under range stop.Dengan kapsul ganda kita dapat mengukur
tekanan diferensial. Apabila 𝑃1 dimasukan dari sebelah kiri dan 𝑃2 yang lebih besar
dari sebelah kanan, maka bagian jarum penunjuk sebelah bawah akan bergerak ke
sebelah kanan.
b. Bellow
Bellow terbuat dari logam yang sama dengan logam yang dipasang untuk membuat
diafragma. Daerah pengukuran bellow besar dari diafragma. Untuk mendapatkan
daerah pengukuran yang lebih besar, maka bellow dapat dilengkapi dangan pegas.
c. Tabung Bourdon
Tabung Bourdon terdiri dari bentuk-bentuk C, spiral, Helical, dan punter (tursted).
Penampang tabung Bourdon berbentuk pipih lonjong, sehingga penampung luar dan
penampung dalam tidak sama. Jika diberikan tekanan ke dalam tabung Bourdon, aka
tabung tersebut akan bergerak, yang bentuknya menentukan pada bentuk gerak
yang terjadi. Untuk bentuk C, spiral dan helical akan bergerak translasi, sedangkan
untuk puntir akan diperoleh gerakan rotasi. Baik translasi maupun rotasi akan
menghasilkan simpangan (defleksi) yang sebanding dengan besarnya tekanan. Oleh
karena itu maka dapat menentukan besar tekanan dengan jalan mengukur
simpangan tersebut.
Untuk mengukur tekanan diferensial, dapat digunakan dua tipe C yang dipasang
berlawanan (gambar 1.15). Dengan tekanan P1 yang lebih besar dari P2 maka efleksi
tabung satu akan lebih besar dari tabung dua. Yang diukur adalah defleksi selisih
yang didapat yang sebanding dengan (P1−P2).
Σ𝐹 = 𝐹𝐴 − 𝐹𝐵
Σ𝐹 = FA = 𝜌 . 𝐺 . 𝐻1 . 𝐴 - 𝜌 . 𝐺 . 𝐻2 . 𝐴
= 𝜌 . 𝐺 . 𝐴 ( H1 – H2 )
= 𝜌 .𝐺 .𝐴 ( H )
Dimana :
𝜌 = 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
G = Percepatan gravitasi
Atau gaya apung yang bekerja pada sebuah benda di dalam fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkannya.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pebelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta
diklatdi kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran mengenai konsep-konsep tekanan ? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi modul pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
E. Rangkuman
Tekanan
Tekanan pada benda padat adalah besarnya gaya yang bekerja pada benda tiap satu
satuan permukaan bidang tekan.
Secara matematis tekanan dirumuskan adlah sebagai berikut :
𝐹
P = 𝐴
Manometer pipa U
Manometer pipa U adalah pipa yang berbentuk hurup U oleh karena itu pada
manometerpipa U dapat diberlakukan hukum bejana berhubungan yaitu jika pada pipa
U tersebut diisi dengan zat cair atau fluida maka tinggi permukaan zat tersebut akan
mempunyai tinggi yang sama rata jika tekanan yang diberikan pada manometer pipa U
tersebut bertekanan sama.
Sementara besarnya tekanan pada pipa U adalah sebesar :
P = 𝜌 .𝐺 .𝐻
F. Test Formatif
Jawablah pertanyaan test formatif dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan tekanan ?
2.Sebutkan dan jelaskan tekanan absolut ?
3. Dalam pengukuran tekanan gas dipengaruhi berapa unsur ?
4. Sebutkan bagian alat ukur pada elemen elastis
5. Pada pengukuran tabung bourdon tipe c tidak diberi tekanan akan terjadi perubahan ?
LK-01
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran mengenai konsep-konsep massa jenis ? Sebutkan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..........
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
...........................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..........
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....
TUGAS PRAKTIK:
hati-hati peralatan gelas ukur pipa U yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
No
P (psig) H (raksa)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
TUGAS PRAKTIK:
hati-hati peralatan gelas ukur pipa U yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisipasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
No
P (psig) H (raksa)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
TUGAS PRAKTIK:
hati-hati peralatan gelas ukur pipa U yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
No P1 ( psig ) P2 ( psig ) ∆𝑷 H ( cm Hg )
TUGAS PRAKTIKUM :
hati-hati peralatan elemen elastis yang digunakan bersifat mudah sobek terhadap
beban benturan dan tekanan over range disertakan sebagai antisifasinya adalah
dengan kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan kerusakan komponen.
TUGAS PRAKTIK:
hati-hati peralatan elemen elastis yang digunakan bersifat mudah patah terhadap
beban benturan dan tekanan over range disertakan sebagai antisipasinya adalah
dengan kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan kerusakan komponen.
1. Pastikan saudara sudah memakai APD.
2. hati-hati peralatan elemen elastis yang digunakan bersifat mudah patah terhadap
beban benturan dan over range disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan keruksakan komponen.
3. Pastikan alat-alat dan bahan praktikum di freepair terlebih dahulu untuk
kelengkapannya.
4. Siapkan komponen tabung bourdon
5. Siapkan Air regulator dengan dilengkapi Presure gauge
6. Berikan tekanan pada input tabung bourdon dengan tekanan sesuai di tabel data
percobaan.
7. Setiap perubahan gerakan dari elemen tabung bourdon akan menunjukan skala
pada indikator pada tabung bourdon tersebut dalam satuan BAR, PSI,
KG/cm2.Dan catat hasilnya pada tabel percobaan.
OUTPUT
RANGE (%) INPUT (PSI)
Kg/cm2 psi
0% 3
25 % 6
50% 9
75 % 12
100 % 15
OUTPUT
RANGE (%) INPUT (PSI)
Kg/cm2 psi
100 % 15
75 % 12
50% 9
25 % 6
0% 3
TUGAS PRAKTIK:
hati-hati peralatan elemen elastis yang digunakan bersifat mudah patah terhadap
beban benturan dan tekanan over range disertakan sebagai antisipasinya adalah
dengan kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan kerusakan komponen.
OUTPUT
INPUT (PSI)
Skala %
12
15
A. Tujuan
Target kompetensi Guru Paket Keahlian Kontrol Proses pada grade 2 adalah
menggunakan komponen-komponen pengukuran aliran pada instrumentasi dan kontrol
proses. Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta diklat PKB
setelah mempelajari materi pembelajaran ini melalui berbagai aktivitas pembelajaran
baik pada ranah pengetahuan melalui uji pemahaman teortitis tentang konsep dan
prosedur pengukuran besaran proses dan ranah keterampilan melalui tugas praktik di
laboratorium Kontrol Proses adalah mampu melakukan instalasi sistem pengukuran
besaran proses pada sistem Instrumentasi dan Kontrol Proses sesuai SOP.
C. Uraian Materi
Instrumentasi merupakan dasar bagikontrol proses di industri. Tetapi instrumentasi juga
dijumpai di rumah tangga misalnya pemanas air dan sistem pengkondisian udara ruang
(HVAC), di mana variabel suhu diukur dan digunakan untuk mengontrol gas, bahan bakar
minyak, atau aliran listrik untuk pemanas air, atau sistem pemanas ruang, atau untuk
mengontrol catu tenaga listrik ke kompresor refrigerator. Untuk aplikasi kontrol proses
di industri yang lebih komplek instrumentasi digunakan dalam industri pengilangan
minyak dan industri petrokimia.
Dalam kontrol proses di industri sejumlah variabel proses seperti, suhu, aliran,
ketinggian permukaan, tekanan dan jarak, dapat dideteksi secara bersamaan. Semua ini
dapat merupakan variabel yang saling tergantung dalam suatu proses tunggal dan
memerlukan sistem mikroprosesor yang komplek untuk mengontrolnya. Karena
pesatnya kemajuan teknologi, instrumen yang digunakan saat ini mungkin menjadi cepat
usang. Perubahan ini didorong oleh kebutuhan untuk akurasi yang lebih tinggi, kualitas,
presisi, dan kinerja. Untuk mengukur parameter proses secara akurat, telah
dikembangkan teknik yang dianggap mustahil pada beberapa tahun yang lalu.
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi secara konsisten, proses kontrol yang
ketat diperlukan. Sebuah contoh sederhana untuk memahami pengendalian proses akan
pasokan air ke sejumlah stasiun pembersihan, di mana suhu air harus dijaga konstan
terlepas dari banyak permintaan. Uap dan air dingin yang dimasukkan ke dalam penukar
panas, di mana panas dari uap yang digunakan untuk meningkatkan air dingin ke suhu
kerja yang dibutuhkan.
Pengendalian proses adalah kontrol otomatis dari variabel output dengan mendeteksi
amplitudo parameter output dari proses dan membandingkannya dengan tingkat yang
diinginkan atau set level dan mengirimkan kembali sinyal error untuk mengontrol input
variabe; dalam hal ini uap.
Sebuah sensor suhu yang terpasang pada pipa outlet mendeteksi suhu air yang mengalir.
Sebagai akibat dari naik atau turunnya permintaan air panas, perubahan suhu air
dideteksi dan diubah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat, dan dikirim ke controller
yang akan mengevaluasi sinyal dan mengirim sinyal koreksi ke aktuator. Aktuator
menyesuaikan aliran uap dalam penukar panas untuk menjaga suhu air pada nilai yang
telah ditentukan.
Ilustrasi di atas sekedar untuk mengingatkan saudara tentang makna instrumentasi dan
kontrol proses. Materi pembelajaran yang disajikan di kegiatan pembelajaran KB-3 ini
terbagi menjadi 8 (delapan) Bahan Bacaan, yaitu: (1) Prinsip Sistem Pengukuran Aliran,
(2) Differential Pressure Flowmeter, (3) Variable Area Flowmeter, (4) Positive
Displacement Flowmeter, (5) Magnetic Flowmeter, (6) Turbin Flowmeter, (7) Coriolis
Flowmeter, (8) Oscilation Flowmeter
Selain besaran proses di atas, beberapa besaran proses lain yang cukup penting
dankadang-kadang perlu diukur dan dikendalikan oleh karena kebutuhan proses yang
spesifik,diantaranya; hydrogen ion concentration (pH), uap air (moisture content),
konduktifitas (conductivity), densitas atau grafitasi spesifik (density or specific gravity),
combustible content of flue gas, oxygen content of fluegas, chromatographic stream
composition, nitrogen oxides emission, calorimetry(BTU content) dan sebagainya.
Besaran-besaran ini ada yang perlu diukur secara onlinedan ada juga yang hanya diukur
atau dianalisa di laboratorium.
Suatu sistem pengendalian proses terdiri atas beberapa unit komponen antara
lain;sensor/transducer yang berfungsi menghasilkan informasi tentang besaran
Velocity adalah ukuran kecepatan dan arah dari sebuah objek. Ketika berhubungan
dengan cairan merupakan laju aliran partikel fluida dalam pipa. Kecepatan partikeldalam
aliran fluida bervariasi di seluruh aliran, yaitu, di mana cairan dalam kontak dengan
dinding yang membatasi (lapisan batas) kecepatan partikel cairan hampir nol; di tengah
aliran partikel cairan akan memiliki kecepatan maksimum. Dengan demikian, tingkat
rata-rata aliran digunakan dalam perhitungan aliran. Satuan aliran biasanya kaki per
detik (fps), kaki per menit (fpm), meter per detik (mps), dan sebagainya. Sebelumnya,
tekanan terkait dengan aliran fluida didefinisikan sebagai statis, dampak, atau dinamis.
Aliran laminar cairan terjadi ketika kecepatan rata-rata relatif rendah dan partikel
cairan cenderung bergerak dengan lancar di lapisan, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.3.1.(a). Kecepatan partikel cairan mengambil bentuk parabola. Dalam aliran
laminar, cairan bergerak lancar di lapisannya, dengan sedikit atau tanpa pencampuran
dalam aliran cairan. Dengan aliran laminar, masih bisa eksis perubahan kecepatan
karena gesekan dinding memperlambat lapisan paling dekat dengan dinding, sementara
aliran di tengah pipa bergerak pada kecepatan yang lebih cepat. Perubahan kecepatan
ini menghasilkan profil aliran streamline parabola.
Viskositas adalah properti dari gas atau cairan yang merupakan ukuran ketahanan
terhadap gerakan atau aliran. Cairan Aviscous seperti sirup memiliki viskositas lebih
tinggi dari air dan air memiliki viskositas lebih tinggi dari udara. Sirup, karena viskositas
tinggi, mengalir sangat lambat dan sangat sulit untuk memindahkan objek melalui itu.
Viskositas (dinamis) dapat diukur dalam poise atau centipoise, sedangkan viskositas
kinematik (tanpa paksaan) diukur dalam stoke atau centistoke. Viskositas dinamis atau
mutlak digunakan dalam persamaan Reynolds dan aliran. Tabel 2.3.1 memberikan daftar
konversi. Biasanya viskositas cairan menurun dengan meningkatnya suhu.
VDρ
R=
μ
Densitas
Densitas dari suatu fluida adalah massa fluida per satuan volume. Densitas dipengaruhi
oleh variasi suhudan tekanan. Untuk mencegah variasi tekanan dan suhu, dapat
digunakan pengukuran aliran massa. Walaupun densitasdapat juga digunakan, tetapi
biasanyalebih sering digunakan untuk infer composition, konsentrasi kimiawi bahan
solution atau larutan padat.
Cavitasi
Kondisi ini terjadi ketika tekanan berkurang di bawah tekanan uap suatu cairan. Hal ini
menyebabkan terjadinya cavitasi uap, atau bentuk gelembung. Gelembung ini dapat
menghilang dengan cepat menyebabkan kerusakan pada sistem perpipaan serta
flowmeter, mengakibatkan kesalahan pengukuran. Mempertahankan tekanan yang
memadai dalam pipa merupakan cara memecahkan masalah yang umum dilakukan.
Dalam aplikasi seperti ini, metode pengukuran yang memerlukan penurunan tekanan
harus dihindari, seperti perangkat tekanan diferensial.
Non-Newtonian
Perilaku normal cairan adalah terjadi peningkatan suhu, ketika viskositas menurun. Ada
cairan yang tidak mematuhi aturan standar dinamika fluida. Yang disebut cairan non-
Newtonian memiliki viskositas yang berubah dengan laju geser. Beberapa produk
menjadi lebih tipis ketika mendapatkan agitasi, sedangkan yang lain menegang ketika
berubah bentuk.
Vena Contracta
Daerah penampang cairan berkurang karena dipaksa melalui suatu hambatan. Dengan
inersia dari fluida, luas penampang terus menurun setelah cairan melewati suatu
hambatan. Karena itu, luas penampang cairan minimum, yang juga memiliki kecepatan
maksimum dan tekanan terendah, terletak di beberapa titik hilir hambatan. Titik ini
disebut vena-contracta.
Rangeability
Rangeability adalah rasio aliran maximum ke aliran minimum. Rangeability digunakan
untuk memberikan ukuran rekatif rentang aliranyang dapat dikontrol.
Qmax
Rangeability =
Qmin
Faktor energi. Kebanyakan persamaan aliran didasarkan pada hukum kekekalan energi
dan berhubungan dengan kecepatan rata-rata cairan atau gas, tekanan, dan ketinggian
cairan di atas titik acuan tertentu. Hubungan ini diberikan olehPersamaan Bernoulli.
Persamaan dapat dimodifikasi untuk memperhitungkan energi kerugian akibat gesekan
dan peningkatan energi seperti yang disediakan oleh pompa.
Kerugian energi dalam aliran cairan disebabkan oleh gesekan antara fluida dan dinding
dan oleh dampak cairan pada suatu obyek. Dalam kebanyakan kasus kerugian ini harus
diperhitungkan. Sementara persamaan ini berlaku untuk cairan dan gas, dan lebih rumit
dalam gas karena fakta bahwa gas merupakan zat yang kompresibel.
Laju aliran adalah volume cairan melewati titik tertentu dalam jumlah waktu
tertentudan biasanya diukur dalam galon per menit (gpm), kaki kubik per menit (cfm),
liter per menit, dan seterusnya. Tabel 2.3.22 memberikan faktor konversi laju aliran.
Total aliran adalah volume cairan yang mengalir selama periode waktu dan diukur dalam
galon, kaki kubik, liter dan sebagainya
1 gal water = 0.1337 ft3 = 231 in3; 1 gal water = 8.35 lb; 1 ft3 water =
7.48 gal; 1000 liter water = 1 m3; 1 liter water = 1 k
Pengukuran Aliran
Ada tiga pengukuran besaran proses yang dapat dibuat melalui aliran proses, yaitu:
- Velocity
- Volumetric flow
- Mass flow
Velocity merupakan kecepatan gerak fluida. Dalam hal ini velocity tidak memberikan
informasi tentang jumlah fluidanya.
Laju aliran massahanya dapat dihitung dari velocity atau dari laju aliran
volumetrik(volumetric flow rate) jika densitaskonstan. Jika densitastidak konstan, maka
piranti pengukur massaaliran diperlukan untuk mengukur laju aliran massa.
W=Qxρ
Di mama:
Q = laju aliran volumetrik
ρ = densitas likuid
W = masa aliran
Aliran gas biasanya diukur dalam ukuran massa per satuan waktu. Sementara sebagian
besar cairan hampir tidak bisa dimampatkan, densitas gas bervariasi dengan suhu
operasi dan tekanan. Beberapa flowmeter, seperti Coriolis meter, mengukur aliran
massa secara langsung. Flowmeter volumetrik tidak mengukur aliran massa secara
langsung. Aliran massa dihitung dari kepadatan dan aliran volumetrik seperti yang
ditunjukkan di atas. Beberapa meter volumetrik menyimpulkan densitas berdasarkan
tekanan yang diukur dan suhu fluida. Jenis pengukuran ini disebut sebagai metode
inferensi untuk mengukur aliran massa.
Pemilihan jenis alat ukur yang sesuai dan terbaik untuk mengukur suatu variableproses,
sering kali sukar dilaksanakan, bahkan seorang engineer yangberpengalaman dan sudah
mempunyai metoda pemilihan akan mengalami demikian.
Tabel 3. 4 Flowmeter
No Flowmeter
1 Differential pressur Orifice
Venturi Tube
Flow Nozzle
Pitot Tube
Pitot Tube (Averaging)
Anubar
Elbow Taps
Penghambat tekanan dalam pipa di disebut elemen utama. Elemen sekundernya adalah
sensor tekanan diferensial dan transmitter. Perangkat ini dapat mengukur dan
menghitung laju aliran. Tekanan diferensial atau informasi laju aliran kemudian dapat
diakses dari perangkat ini.
Ketika perbedaan tekanan diukur, laju aliran volumetrik atau massa dapat dihitung
berdasarkan:
- fluid properties
- cross-sectional area
- shape of restriction
- adjacent piping
V = √h/ρ
Q = k. A. √h/ρ
W = k. A√hρ
Di mana:
v = kecepatan laju aliran (velositas)
Q = laju aliran volumetrik
W = masa aliran
k = konstanta
h = beda tekanan
ρ = densitas likuid
A = luas penampang area pipa
Elemen Primer
Orifice Palte
Sebuah pelat orifice standar hanyalah sebuah piringan halus berbentuk bulat,
dengan lubang bermata tajam dan cincin pemegang. Dalam kasus cairan kental, tepi
hulu bore dapat bulat. Bentuk pembukaan dan lokasi dapat bervariasi, dan ini
tergantung pada bahan yang diukur. Yang paling umum adalah pelat orifice konsentris
dengan lubang bulat di tengah. Mereka menghasilkan hasil terbaik pada aliran arus
turbulrn bila digunakan untuk cairan bersih dan gas.
Pilihan tersedia untuk bahan kotor atau aliran yang berisi cairan dan gas dengan
kepadatan bervariasi. Ketika mengukur cairan lubang dapat diposisikan di bagian atas
pipa untuk memungkinkan lewatnya gas. Hal yang sama berlaku ketika aliran berbentuk
padatan yang tersuspensi, dengan posisi lubang di bagian bawah dan memperoleh
pengukuran aliran cairan yang lebih akurat. Lubang setengah lingkaran sering digunakan
untuk lumpur ringan atau gas kotor.
Lubang pengeluaran tekanan atau celah yang diletakkan di mulut dan cincin pemegang.
Lokasi keran tekanan ini tergantung pada jenis keran yang digunakan. Namun, keran
biasanya terletak pada sayap yang berdekatan, atau pada satu diameter hulu dan satu-
setengah diameter hilir.
Standar orifice meter terutama digunakan untuk mengukur gas dan aliran
uap.Pengukuran relatif akurat. Karena obstruksi aliran relatif tinggi, kehilangan tekanan
Kekurangan
1. Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~ tinggi
Jenis yang paling banyak digunakan adalah orifice plate, namun element
lainmenawarkan beberapa kelebihan untuk aplikasi tertentu. Kelebihan dan
kekurangan untuk berbagai jenis element tersebut dapat dilihat di bawah.
Orifice Type
Ada dua jenis orifices untuk berbagai aplikasi, yaitu:
- Concentric, square edged
- Concentric, quadrant edged
- Eccentric or segmental square edged
Flange Tap
Flange tap merupakan keran yang paling umum dan banak digunakan untukpipa
berukuran 50mm atau lebih besar. Flange tap mudah digunakanuntukmelubangi atau
membuat tap padapipa utama untuk keperluan penyambungan pipa..
Note that flow for several pipe diameters beyond the vena contracta is turbulent
anddoes not provide suitable pressure measurements. It is for this reason that flange
tapsare not used for pipe diameters less than 50mm, as the vena contracta starts
tobecome close to and possible forward of the downstream tapping point.
Vena contracta di mana fluidamengalir memiliki luas penampang terkecil, dan juga
memiliki tekanan terendah. Vena contracta tap didesain untuk mengahsilkan
perbedaan tekanan maksimum.
Pipe Tap
Pipe tap diletakkan pada hulu pipa diameter 2.5 dan hilir pipa diameter 8 pada orifice
plate.
Pipe tap digunakan pada instalasi yang sudah terpasang, di mana radius dan vena
contractatap tidak dapat digunakan. Tap ini juga digunakan pada aplikasi variasi aliran
yang lebih luas karena pengukuran tidak terpengaruh oleh alju aliran dan ukuran orifice.
Corner tap
Corner tap mengukur tekanan pada sudut antara orifice plate dan dindingpipa.
Penggunaan corner tap dijumpai pada instalasi dengan pipe berdiameter kurang dari
50mm.
Radius tap
Radius tap merupakan modifikasi dari vena contracta tap, di mana keran hulu
downstream diletakkansetengah diameter pipa dari orifice plate. hal ini untuk mencegah
area tak stabil yang terjadi secara mendadak setelahorifice plate. Radius tap biasanya
lebih baik dari vena contracta karenalokasi pressure tap mudah.
Orifice Plate
Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara
tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati orifice
plate tersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan
Venturi Tube
Dalam tabung venturi, cairan disalurkan melalui nozzle berbentuk cungkup (konvergen
cone) yang menginduksi penurunan tekanan lokal. Setelah melewati silinder restriksi,
dilepas melalui bagian yang diperluas (diffuser) di mana ia mengembalikan aliran
mendekati tekanan aslinya.
Venturi Tube sering dipilih karena penurunan tekanan ini tidak signifikan seperti dengan
pelat orifice dan akurasi yang lebih baik.
Karena biaya yang relatif tinggi dari tabung Venturi, aplikasi umumnya terbatas pada
cairan yang tinggi laju aliran, seperti saluran uap utama.
Keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari perbedaan dari orifice meter.
Keuntungan
- penurunan tekanan yang berkurang secara signifikan di seluruh pembatasan.
- kehilangan tekanan yang kurang dapat diatasi.
- Membutuhkan sedikit pipa lurus dan hilir.
Kekurangan
- Lebih mahal.
- Berukuran besar - membutuhkan bagian besar untuk instalasi.
Arus nozel
Arus Nozzle mirip dengan venturi tetapi dalam bentuk elips. memiliki kapasitas aliran
tinggi dari pada pelat orifice. Perbedaan utama antara nosel aliran dan venturi adalah
bahwa meskipun mereka memiliki nozel inlet yang sama, nosel aliran tidak memiliki
bagian pintu keluar.
Alat ini lebih hemat biaya, tetapi seperti mereka memberikan akurasi kurang dari
venturis, dan memiliki kehilangan tekanan dipulihkan lebih tinggi.
Keuntungan
- Aplikasi kecepatan tinggi.
- Beroperasi di turbulensi yang lebih tinggi.
- Digunakan dengan cairan yang mengandung padatan tersuspensi.
- Lebih efektif daripada venturis.
- Secara fisik lebih kecil dari venturi.
Kekurangan
- Lebih mahal dari pelat orifice.
- Kehilangan tekanan dipulihkan Tinggi.
Disadvantages
- Pembuatan lebih rumit.
- sensitif terhadap turbulensi.
- Akurasi berdasarkan data aliran.
Aplikasi
Jika menggunakan flow tube direkomendasikanmelakukan kalibrasi dengan sistem
pemipaan yang digunakan.
Keuntungan
- biaya rendah.
- rugi tekanan permanen rendah.
- Mudah melakukan instalasi ke sistem yang sudah terpasang
Kerugian
- akurasi rendah
- sensitif terhadap gangguan pada hulu.
- memerlukan likuid bersih, gas atau uap agar tidak mampat.
Annubar Tube
Karakteristik annubar element hampir sama dengan pitot tube, namunakurasi yang
dihasilkan lebih baik dari pitot tube.
Kekurangan
· Tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
Gambar 3. 20 V-Cone
Posisi pelampung akan menyatakan harga aliran fluida yang mengenainya. Pada posisi
tersebut pada pelampung akan terjadi keseimbangan gaya, yaitukeseimbangan antara
berat pelampung dengan gaya tarik aliran yangmengenainya dan gaya apung
pelampung.
Mass flow rate dapat dihitung dengan mengalikan Q dengan fluid density ρf.
.
Gambar 3. 25 Rotameter
Weir, Flume
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsimemisahkan atau
menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebutterdapat sebuah alat mekanik
yaitu rotating/reciprocating unit yangditempatkan untuk menciptakan paket volume
tetap dari fluida yang sedang
mengalir.
Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati chamber dapat diketahuidengan
menghitung jumlah discreate parcels yang lewat atau setara denganjumlah putaran dari
rotating / reciprocating. Dengan demikian volume flowrate dapat dihitung dari laju
perputaran alat rotating / reciprocating.
Spesifikasi Umum
Akurasi dari PD flowmeter ditentukan oleh kemampuan capillary seal untukmemisahkan
fluida yang masuk kedalam chamber dalam bentuk discreateparcels.
Dalam upaya memastikan PD meter berfungsi dengan baik dan mencapaitingkat akurasi
(design), maka didalam implementasinya PD meter dilengkapidengan filter yang
berfungsi memisahkan partikel (dengan ukuran >100 μm)dan gelembung gas (bubbles)
dari aliran fluida.
Walaupun flowmeter jenis ini sudah digunakan secara luas di dalam industri,
namun potensi sebagai penyebab pressure drop perlu dipertimbangkan pada
semua aplikasi.
Kelebihan
· Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang
· Dapat digunakan di dalam aliran viscous.
· Rangeability yang tinggi
· Output pembacaan linear.
· Akurasi sangat bagus.
Kekurangan :
· Biaya pemeliharaan relatif tinggi
· Pressure drop relatif tinggi
· Tidak sesuai untuk laju alir rendah
· Sangat peka pada kerusakan akibat gas, fluida dengan padatan (slugs)
dan fluida yang kotor.
· Gas (bubbles) didalam fluida signifikan menurunkan akurasi.
Rotating Valve
Oscilating Piston
Oval Gear
Birotor
Gambar 3. 34 Birotor
Secara umum magnetic flowmeter tidak berfungsi pada fluida hidrokarbon danair suling
(distilled water), namun ideal untuk mengukur aliran fluida sepertislurry dan material
korosif. Flowmeter jenis ini sangat ideal untuk aplikasidimana disyaratkan pressure drop
rendah dan maintenance yang rendah.
e=BxIxv
Di mana:
e = tegangan listrik induksi
B = rapat fluksi medan magnet
l = panjang konduktor (diameter dalam pipa)
v = kecepatan konduktor (laju aliran)
Kelebihan
· Pressure drop minimum, oleh karena penghalang yang minimum pada
lintasan flow.
· Biaya maintenance rendah sebab tidak ada moving parts.
· Linearitas yang tinggi.
. Dapat digunakan untuk mengukur fluida yang korosif dan slurry.
· Pengukuran tidak dipengaruhi oleh viscosity, density, temperature dan
pressure.
· Dapat mengukur aliran fluida jenis turbulent atau laminar.
Kekurangan
· Dalam banyak kasus, persyaratan electrical conductivity dari fluida
yang ditetapkan pabrik (0.1 – 20 micromhos).
· Zero drifting pada kondisi tidak ada flow atau low flow è problem ini
pada disain baru ditingkatkan dengan memotong (cut-off) low flow.
Kecepatan sudut (angular velocity) dari turbine rotor adalah berbanding lurusdengan
laju aliran (fluid velocity) yang melalui turbine. Keluaran dari meterdiukur oleh electrical
pickup yang dipasang pada meter body. Frekwensikeluaran dari electric pickup adalah
sebanding dengan laju aliran (flow rate).
Accuracy dan rangeability dari alat ukur turbine meter tersebut sangat baik.Rangeability
bervariasi dari 100 : 1 s/d 200 : 1. Accuracy sekitar : ± ¼ s/d±½ %.
Accuracy
Akuran ketelitian atau ketepatan alat ukur dalam memberikan hasil bacaan.Besaran ini
menunjukkan banyaknya penyimpangan yang terjadi pada sebuahalat ukur, atau system
pengukuran.
Repeatability
Kemampuan suatu unit instrument atau alat ukur untuk mendapatkan hasilbaca yang
sama pada beberapa kali pengukuran proses variable yang sama.
Rangebility
Perbandingan antara flow maksimum dan flow minimum yang dapatdikendalikan.
Kelebihan
· Biaya pengadaannya awal : sedang
· Akurasi baik, handal dan proven technology
· Repeatability yang sempurna
· Rangeability yang sempurna
· Pressure drop rendah
Kekurangan
· Hanya untuk aplikasi fluida yang bersih
· Pada nonlubrication fluids kadang-kadang menimbulkan masalah.
· Dibutuhkan pipa straight runs (15 x D) pada upstream turbine meter.
· Direkomendasikan menggunakan strainer.
Prinsip Coriolis menyatakan bahwa jika sebuah partikel di dalam suatu gerak
berputar mendekati atau menjauhi pusat perputaran, maka partikelmenghasilkan gaya
internal yang bekerja pada partikel itu.
Andaikan fluida sedang mengalir ke dalam U-Shaped tube pada kecepatan Vdan tabung
sedang bergetar pada kecepatan sudut , maka denganmempertimbangkan suatu bagian
yang kecil dari fluida pada bagian inletmasuk dengan jarak r, maka suatu Gaya (dikenal
sebagai coriolies force)dihasilkan ;
𝜕𝐹𝑐 = 𝜕𝑚. 𝑄𝑐 = 𝜕𝑚𝑥2𝜔𝑥𝑉
Coriolis meter tersedia dalam beberapa disain yang berbeda, konfigurasi yangpopuler
terdiri dari satu atau dua U-shaped, horseshoe-shaped atau tennisracket-shaped
(umumnya adalah U-shaped) yaitu pipa (tube) untuk alirandengan inlet pada satu sisi
dan outlet pada sisi yang lain dan dihubungkandengan kotak untuk koneksi ke unit
elektronik.
Kelebihan
· Akurasi : tinggi.
· Dapat digunakan secara luas pada berbagai kondisi aliran fluida.
· Mampu mengukur aliran fluida panas (molten sulphur, liquid toffee) dan
aliran fluida dingin (cryogenic helium, liquid nitrogen).
· Pressure drop : rendah.
· Sesuai untuk bi-directional flow
Q=v.A
Di mana
Q = laju aliran volumetrik
v = kecepatan laju aliran
A = Luas penampang area
Vortex Flowmeter
Prinsip Operasi
Flowmeter ini dikenal juga sebagai vortex shedding flowmeters atau
oscillatoryflowmeters, prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran
(vibration)pada downstream pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang
yangditempatkan pada aliran fluida. Frekwensi getaran dari vortex dapatdihubungkan
dengan laju aliran fluida.
Dimana :
Q = Volum flowrate
fv = frequency of vortex shedding
D = diameter of the pipe
S = strouhal number
K = K factor
Kelebihan
· Biaya pengadaan awal : rendah ~ sedang.
· Tidak dibutuhkan maintenance bila digunakan pada aliran fluida yang
bersih.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pebelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta
diklatdi kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh peserta diklat sebelum mempelajari
materi pembelajaran Pengoperasian komponen-komponen kontrol proses?
Sebutkan!
2. Bagaimana peserta diklat mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen yang ada di dalam Materi pembelajaran ini? Sebutkan!
4. Apa topik yang akan dipelajari peserta diklat pada kegiatani pembelajaran ini?
Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh peserta diklat dalam mempelajari
materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh peserta diklat bahwa dia telah mencapai
kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan lembar kerja LK-30. Jika
Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa
melanjutkan pembelajaran dengan mengamati gambar berikut ini.
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelummempelajari materi
pembelajaranPengelolaan Utilitas? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan
dalammempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telahmencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
E. Rangkuman
Alat ukur (measuring device) adalah alat yang berada di lapangan (field) untukmengukur
variable proses seperti flow, pressure, level dan temperature. Padaindustri proses
output data dari alat ukur akan ditransmisikan ke ruangan control(control room) untuk
diproses lebih lanjut dalam kaitannya dengan sistem kontrol.
Pemilihan jenis alat ukur yang sesuai dan terbaik untuk mengukur suatu variableproses,
sering kali sukar dilaksanakan, bahkan seorang engineer yangberpengalaman dan sudah
mempunyai metoda pemilihan akan mengalami demikian.
Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses
sepertikilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan industri
kimia(petrochemical). Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan
kuantitasdari suatu fluida (liquid, gas atau steam) yang mengalir melalui suatu
titikpengukuran, baik didalam saluran yang tertutup (pipe) maupun saluran
terbuka(open channel). Kuantitas yang ditentukan antara lain ; laju aliran volume
(volumeflow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow velocity).
Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut
flowmeter.Pengembangan flowmeter ini melalui tahapan yang luas mencakup
pengembanganflow sensor, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik
komputasi(computation techniques), transducers dan hubungannya dengan unit
pemprosesansinyal (signal processing units), serta penilaian dari keseluruhan sistem di
bawahkondisi ideal, kondisi gangguan (disturbed), kasar (harsh), kondisi
berpotensimeledak (explosive conditions) serta pada lokasi laboratorium dan lapangan
(field).
A. Tujuan
Target kompetensi Guru Paket Keahlian Kontrol Proses pada grade 2 adalah
menggunakan komponen-komponen pengukuran suhu pada instrumentasi dan kontrol
proses. Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta diklat PKB
setelah mempelajari materi pembelajaran ini melalui berbagai aktivitas pembelajaran
baik pada ranah pengetahuan melalui uji pemahaman teortitis tentang konsep dan
prosedur pengukuran besaran proses dan ranah keterampilan melalui tugas praktik di
laboratorium Kontrol Proses adalah mampu melakukan instalasi sistem pengukuran
besaran proses pada sistem Instrumentasi dan Kontrol Proses sesuai SOP.
C. Uraian Materi
Instrumentasi merupakan dasar bagikontrol proses di industri. Tetapi instrumentasi juga
dijumpai di rumah tangga misalnya pemanas air dan sistem pengkondisian udara ruang
(HVAC), di mana variabel suhu diukur dan digunakan untuk mengontrol gas, bahan bakar
minyak, atau aliran listrik untuk pemanas air, atau sistem pemanas ruang, atau untuk
mengontrol catu tenaga listrik ke kompresor refrigerator. Untuk aplikasi kontrol proses
di industri yang lebih komplek instrumentasi digunakan dalam industri pengilangan
minyak dan industri petrokimia.
Dalam kontrol proses di industri sejumlah variabel proses seperti, suhu, aliran,
ketinggian permukaan, tekanan dan jarak, dapat dideteksi secara bersamaan. Semua ini
dapat merupakan variabel yang saling tergantung dalam suatu proses tunggal dan
memerlukan sistem mikroprosesor yang komplek untuk mengontrolnya. Karena
pesatnya kemajuan teknologi, instrumen yang digunakan saat ini mungkin menjadi cepat
usang. Perubahan ini didorong oleh kebutuhan untuk akurasi yang lebih tinggi, kualitas,
presisi, dan kinerja. Untuk mengukur parameter proses secara akurat, telah
dikembangkan teknik yang dianggap mustahil pada beberapa tahun yang lalu.
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi secara konsisten, proses kontrol yang
ketat diperlukan. Sebuah contoh sederhana untuk memahami pengendalian proses akan
pasokan air ke sejumlah stasiun pembersihan, di mana suhu air harus dijaga konstan
terlepas dari banyak permintaan. Uap dan air dingin yang dimasukkan ke dalam penukar
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air (variabel yang diukur) dari proses atau
penukar panas. Suhu diamati oleh operator yang menyesuaikan aliran uap (variabel
dimanipulasi) ke dalam penukar panas untuk menjaga air yang mengalir dari penukar
panas pada suhu set konstan. Operasi ini disebut sebagai pengendalian proses, dan
dalam prakteknya proses tersebut berlangsung secara otomatis.
Pengendalian proses adalah kontrol otomatis dari variabel output dengan mendeteksi
amplitudo parameter output dari proses dan membandingkannya dengan tingkat yang
diinginkan atau set level dan mengirimkan kembali sinyal erroruntuk mengontrol input
variabe; dalam hal ini uap.
Sebuah sensor suhu yang terpasang pada pipa outlet mendeteksi suhu air yang mengalir.
Sebagai akibat dari naik atau turunnya permintaan air panas, perubahan suhu air
dideteksi dan diubah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat, dan dikirim ke controller
yang akan mengevaluasi sinyal dan mengirim sinyal koreksi ke aktuator. Aktuator
menyesuaikan aliran uap dalam penukar panas untuk menjaga suhu air pada nilai yang
telah ditentukan.
Ilustrasi di atas sekedar untuk mengingatkan saudara tentang makna instrumentasi dan
kontrol proses. Materi pembelajaran yang disajikan di kegiatan Belajar KB-4 ini terbagi
menjadi 2 (dua) Bahan Bacaan, yaitu: (1) Prinsip Umum Pengukuran Suhu, (2) Bimetal
thermometer, (3) Thermocouple, (4) Resistance Temperature Detector, (5) Thermistor,
(6) Pyrometer.
Temperatur atau suhu adalah ukuran panas atau dingin suatu benda. Kulit manusia
mampumerasakan apakah suatu benda panas atau dingin, namun rasa panas atau
dingintersebut relatif terhadap temperature kulit itu sendiri (tidak dapat teramati
secarakuantitatif).
Ada banyak tipe sensor suhu tersedia di pasaran dan seluruhnya memiliki karakteristik
yang berbeda tergantung pada aplikasi aktual. Sensor suhu terdiri dari dua tipe fisik
dasar, yaitu:
Kedua tipe dasar sensor tersebut (tipe kontak dan non-kontak) dapat juga dibagi
menjadi tiga kelompok sensor, yaitu: (1) elektromekanikal, resistif dan elektronik.
Untuk mendapatkan sensitivitas yang lebih besar, maka dipilih bahan A yang
mempunyai koefisien ekspansi besar dan bahan B mempunyai koefisien ekspansi kecil.
Contoh : bahan bimetal terbuat dari paduan bahan invar(campuran besi-nikel) yang
mempunyai koefisien ekspansi kecil dengan bahankuningan yang mempunyai koefisien
ekspansi besar.
Kelebihan
· Terbatas pada pemasangan local
· Hanya sebagai indicator.
· Kalibrasi dapat berubah jika ditangani dengan kasar
Thermostat
Thermostat adalah sensor suhu tipe kontak yang beroperasi secara elektromekanikal.
Thermostat terdiri dari dari dua jenis plat metal yang berbeda seperti nikel, tembaga,
tungsten dan alumunium, keduanya digabungkan sehingga membentuk strip bimetal.
Perbedaan muai panjang dari kedua metal yang berbeda menghasilkan gerakan
melengkung secara mekanikal jika pada strip bimetal mendapat aksi pemanasan.
Thermostat digunakan secara luas untuk mengontrol elemen pemanas pada water
heater, oven, furnace, dan juga pada sistem pendingin air radiator.
Spesifikasi Umum
Secara komersial jenis thermocouple ditetapkan oleh ISA (Instrument Societyof
America). Jenis E, J, K dan T adalah base-metal thermocouple dan dapatdigunakan untuk
mengukur temperature hingga 1000°C (1832°F). Jenis S, Rdan B adalah noble-metal
thermocouples dan dapat digunakan untukmengukur temperature hingga 2000°C
(3632°F). Berikut table spesifikasidasar dari thermocouple.
Kekurangan
· Hubungan temperature dan tegangan tidak linear penuh
· Sensitivitas rendah, umumnya 50 μV/°C (28 μV/°F) atau lebih rendah
(tegangan rendah rentan dengan noise).
· Accuracy pada umumnya tidak lebih baik dari pada 0.5 °C (0.9°F), tidak
cukup tinggi untuk beberapa aplikasi.
. Memerlukan suatu acuan temperatur yang dikenal, umumnyatemperature air es 0°C
(32°F). Modern thermocouple mengacu padasuatu acuan yang dihasilkan secara
elektris.
Gambar 4. 5 Thermocouple
Prinsip Operasi Termokopel
Prinsip operasi termokopel berdasarkan sambungan dua metal yang berbeda
menghasilkan efek thermo-electric yang menghasilkan beda potensial konstan dalam
orde beberapa mili volt (mV) pada perubahan suhu. Jika kedua sambungan metal
tersebut merasakan suhu yang sama maka tidak akan diperoleh beda poetensial pada
kedua terminal termokopel atau dengan kata lain tidak ada tegangan output yang
dihasilkan. Tetapi jika sambungan disambungkan pada suatu sirkit dan kedua
sambungan merasakan suhu yang berbeda maka tegangan output akan terdeteksi yang
nilainya relatif terhadap perubahan suhu antara kedua sambungan. Tegangan output
tersebut akan terus naik seiring dengan kenaikan suhu sampai level tegangan puncak
Efek Seebeck
Pada 1821, fisikawan Jerman-Estonia Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa ketika
konduktor apa pun dikenakan gradien termal, maka akan menghasilkan tegangan.
Fenomena ini sekarang dikenal sebagai efek termoelektrik atau efek Seebeck. Setiap
usaha untuk mengukur tegangan ini selalu melibatkan menghubungkan konduktor lain
untuk ujung dipanaskan. Konduktor tambahan ini kemudian akan juga mengalami
gradien suhu, dan menimbulkan tegangan sendiri yang berlawanan dengan tegangan
yang asli. Untungnya, besarnya efek tergantung pada logam yang digunakan. Dengan
menggunakan logam yang berlainan untuk melengkapi rangkaian membentuk rangkaian
di mana kedua ujungnya menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan
perbedaan tegangan kecil yang tersedia untuk pengukuran. Perbedaan tegangan
semakin besar mengikuti kenaikan suhu, dan perbedaan tegangan itu sebesar 1 dan 70
microvolts per derajat Celcius (μV/°C) untuk kombinasi logam standar.
Jenis Platinum B, R, dan STypes B, R, dan S termokopel platina digunakan atau paduan
platina-rhodium untuk masing-masing konduktor. Ini adalah di antara termokopel yang
paling stabil, tetapi memiliki sensitivitas yang lebih rendah daripada jenis lainnya, sekitar
10 μV / ° C. Tipe B, R, dan S termokopel biasanya digunakan hanya untuk pengukuran
suhu tinggi karena biaya tinggi dan sensitivitas rendah.
Thermocouple untuk aplikasi komersial tersedian dalam berbagai rentang suhu dan
sensitifitas yang dinyatakan dalam volt per derajat perubahab suhu. Gambar 4.11
memperlihatkan kurva tegangan output thermocouple versus suhu dari beberapa jenis
thermocouple yang ada di pasaran.
Spesifikasi Umum
Secara komersial resistance RTD yang tersedia terbentang dari 10 ~ 25,000
Ω. Lebih umum adalah 100, 200, dan 1000 Ω untuk strain-free platinum probe(>
99.999%) dan 10 Ω copper probe.
Range temperature dari material yang digunakan untuk RTD seperti platinum,copper,
nickel, BalcoTM (70% Ni-30% Fe) dan tungsten dapat dilihat padatable berikut :
Kekurangan
· Biaya pengadaan awal : tinggi (lebih mahal)
· Self heating.
· Membutuhkan sumber arus listrik.
· Response time tidak cukup cepat untuk beberapa aplikasi.
RTD adalah sensor suhu tipe kontak yang beroperasi secara resistif. Variasi nilai
resistansi suatu bahan metalik dengan variasi suhu merupakan dasar pengukuran suhu
pada Platinum RTD. Bahan metal yang digunakan pada RTD lazimnya platinum atau
tungsten. Platinum sangat sesuai untuk keperluan ini karena bahan ini telah
RTD merupakan sensor suhu yang presisi yang terbuat dari metal dengan puritas
konduktif tinggi seperti platinum, tembaga (copper) atau nikel yang dililit membentuk
suatu koil. RTD memiliki koefisien suhu positif (PTC) tetapi tidak seperti thermistor,
output RTD sangat linear sehingga menghasilkan pengukuran suhu yang lebih akurat.
RTD memiliki sensitivitas rendah, adanya perubahan suhu hanya menghasilkan
perubahan output yang sangat kecil, misalnya 1Ω/oC. Biasanya RTD terbuat dari bahan
platinum (Platinum Resistance Thermometer atau PRT), di pasaran dikenal dengan nama
Pt100, yang memiliki nilai resistan (standard resistance) sebesar 100Ω pada 0oC.
RTD lazim pula disebut sebagai resistance thermometer, merupakan sensor suhu yang
mengeksploitasi perubahan nilai resistan yang diperkirakan dari beberapa bahan
terhadap perubahan suhu. Pada saat suhu mengalami kenaikan maka nilai resistansi
bahan juga mengalami kenaikan.
RTD dikonstruksi dari bahan konduktor dari jenis playinum atau tungsten yang dililit
pada sebuah tabung keramik sehingga memberikan nilai resistan dalam rentang 10 kilo
ohm tergantung aplikasi. Tungsten dicadangkan untuk aplikasi suhu tinggi karena rapuh
dan sangat sulit dibentuk. Gambar 2.2.39 memperlihatkan konstruksi platinum RTD.
RTD merupakan piranti resistif pasif, sehingga diperlukan energi dari luar untuk
mengoperasikannya. Jika dialirkan arus listrik pada RTD, maka memungkinkan
memberikan tegangan output yang akan meningkat secara linear sebanding dengan
perubahan suhu. Biasanya RTD memiliki nilai resistan sekitar 100Ω pada suhu 0oC, dan
dapat meningkat hingga mencapai nilai resistan 140Ω pada suhu 100oC dengan rentang
operasi suhu antara -200 to +600oC.
Karena RTD merupakan piranti resistif, Saudara perlu mengalirkan arus ke RTD untuk
dapat memonitor tegangan output yang dihasilkannya sesuai dengan perubahan suhu
yang dirasakannya. Karena adanya variasi nilai resistan mengakibatkan adanya variasi
Gambar 4.20 memperlihatkan empat tipe thermostat, yaitu tipe bead, probe, rod dan
disk. Thermistor tipe bead merupakan thermistor terkecil dengan ukuran kepala
berdiameter 0,15 sampai 1,25 mm. Merupakan bentuk hermistor yang paling populer,
yang terbungkus dengan gelas. Tipe probe merupakan thermistor yang lazim digunakan
pada pengukuran likuid. Thermistor tipe probe memiliki diameter kepala 2,5 mm.
Berikutnya adalah tipe thermistor disk. Piranti ini terbuat dengan memberi tekanan
Tentunya Saudara masih ingat konsep rangkaian seri resistro. Jika Saudara memiliki dua
resistor terhubung seri maka dapat digunakan sebagai sirkit pembagi tegangan. Jika
Saudara ganti salah satu resistor dengan thermistor, maka Saudara akan mendapatkan
sensor analog yang memberikan nilai tegangan variabel yang proporsional dengan
perubahan suhu yang dirasakan oleh thermistor. Gambar 4.22 memperlihatkan sirkit
pembagi tegangan yang digunakan sebagai sirkit pengkondisi sinyal bagi thermistor.
Sebagai contoh, sebuah sirkit thermistor yang memiliki nilai resistan sebesar 10KΩ pada
suhu 25°C dan memiliki resistan 100Ω pada suhu 100°C. Tentukan tegangan output
pada kedua nilai resistan jika sirkit pengondisi sinyal seperti diperlihatkan dalam
Gambar 4.22.
Dua teori yang mendasari pyrometry adalah hukum Planck dan hukum Stefan-
Boltzmann. Hukum Planck digunakan didalam narrow-band pyrometer danHukum
Stefan-Boltzmann digunakan didalam broad-band pyrometer.
Spesifikasi Umum
Pyrometer adalah photodetector yang mampu menyerap energi ataumengukur
intensitas gelombang electromagnetic pada panjang gelombangtertentu atau dalam
Kelebihan
Kekurangan
· Biaya pengadaan awal : tinggi (mahal)
· Akurasi terpengaruh oleh debu dan asap.
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelummempelajari materi
pembelajaranPengukuran Suhu? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan
dalammempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telahmencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
E. Rangkuman
Tipe piranti deteksi dan pengukursuhu memiliki banyak varian dalam hal cara
mendeteksi suhu fluida. Piranti pendeteksi suhu ini mengukur sejumlah energi panas
atau dapat juga mengukur tingkat pendinginan suatu obyek atau sistem dan dapat
merasakan atau mendeteksi adanya perubahan suhu.
Ada banyak tipe pendeteksi suhu tersedia di pasaran dan seluruhnya memiliki
karakteristik yang berbeda tergantung pada aplikasi aktual. Sensor suhu terdiri dari dua
tipe fisik dasar, yaitu:
Tipe Kontak: tipe sensor suhu ini mensyaratkan adanya kontak fisik dengan obyek
yang dideteksinya dan menggunakan prinsip transfer panas secara konduksi untuk
memonitor perubahan suhu. Tipe sensor ini dapat digunakan untuk mendeteksi
benda padat, cair dan gas pada rentang suhu yang cukup lebar.
Tipe Non-Kontak: sensor suhu tipe ini tidak perlu kontak fisik dengan obyek yang
dideteksinya. Sensor ini mendeteksi radiasi energi yang ditransmisikan dari obyek
dalam bentuk radiasi sinar infra merah. Sensor ini juga dapat digunakan untuk
mendeteksi benda padat dan likuid yang mengirimkan energi radiasi.
Kedua tipe dasar sensor tersebut (tipe kontak dan non-kontak) dapat juga dibagi
menjadi tiga kelompok sensor, yaitu: (1) elektromekanikal, resistif dan elektronik.
F. Test Formatif
Test formatif ini diberikan dalam bentuk essay test karena digunakan sebagai sarana
untuk menguji pemahaman saudara tentang materi pembelajaran yang disajikan pada
Kegiatan Belajar KB-4. Jawablah seluruh pertanyaan ini dengan sungguh-sungguh
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1:
1. Pengukuran level zat cair secara langsung
1.1. PENGUKURAN LANGSUNG
Pada pembicaraan di atas telah disinggung macam-macam cara yang tergolong
pada pengukuran langsung.dibawah ini di uraikan lebih terperinci dari macam-
macam cara tersebut.
Gambar 5.8 menunjukan level meter pelampung dengan poros putar. Alat ini
dapat dipakai untuk bahan-bahan cair maupun yang setengah cair. Kesukaran
akan timbul bila zat cairnya mengandung butiran-butiran padat pada
permukaannya, dan bila permukaannya berbusa atau mempunyai derajat
turbulensi tertentu. Beban pelampung dapat diatur sehingga pelampung itu
dapat dibuat tenggelam setengahnya. Hal ini penting karena umumnya
pelampung-pelampung berbentuk bola, dan luas penampang yang maximum
dicapai pada keadaan tersebut Perputaran poros pelampung dapat diubah
menjadi perubahan tekanan udara dan dengan system transmisi tekanan udara
selanjutnya dapat dihubungkan dengan alat penunjuk atau recorder yang
ditempatkan pada jarak jauh. Gerakan pelampung ini sering dipakai untuk
membuka dan menutup katupnya. Untuk mengatur tinggi permukaan. Batas
Gaya pelampung ini diimbangi oleh sistem servo tekana udara (peneumatik
servo system). Daerah pengukuran 5 cm sampai batas atas yang telah
ditentukan oleh panjang pelampung. Dengan alat ini ada pengukuran yang
perubahannya sampai 18 m.Jenis pengukuran ini dapat pula digunakan untuk
bejana-bejana bertekanan,karena pelampungnya dapat kita tutup di dalam
suatu ruang bertekanan dengan mengunakan sealing bellow atau dengan ruang
yang dibatasi dengan diagpragma pemisah shingga tidak perlu dipikirkan
mengenai sumbu-sumbu yang harus kedap. Ketelitiannya mungkin lebih baik
daripada cara atau metode-metode lainnya, asl saja berat jenisnya relatif cairan
tidak terlampau kecil. Sumber kesalahan adalah adanya benda-benda padat
yang menempel pasa pelampung.
ini
kita
kebagian bawah tumpuan kearah yang sama. Batang pengungkit bagian atas
tumpuan akan bergerak berlawanan arah dengan bagian bawahnya. Gerakan
bagian atas menyebabkan klep mendekati mulut pipa nozle. Tekanan keluaran
relay akan naik.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pebelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta
diklatdi kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran mengenai konsef-konsef level zat cair ? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi modul pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan
dalammempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telahmencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-01.Jika Saudara bisa
menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan
pembelajaran dengan mengamati aktivitas berikutnya.
Anda diskusikan materi mengenai materi hidrostatika tersebut dengan tim kelompok
anda setelah insfirasinya jelas dengan konsef tersebut anda berhak menjawab
pertanyaan dibawah ini
1. jelaskan bunyi hukum fisika hidrostatika ?
2. sebutkan rumus prinsip hidrostatika ?
E. Rangkuman
Pengukuran fluida dan bergantung pada kedalaman atau ketinggian dari zat cair jika
dengan ketentuan masa jenisnya tetap serta percepatan gravitasi yang dipengaruhi
suatu tempat.
Dan tekanan hidrostatik dirumuskan sebagai berikut :
P = 𝜌 .𝐺 .𝐻
V = volume dalam m3
Metoda pengukuran dengan metoda listrik yaitu pengukuran permukaan yang kontinus,
satu-satunya syarat pengukuran bahwqa medium tempat pengukuran merupakan
konduktor listrik
Pengukuran sistem gelembung udara.
Jika sebuah pipa dicelupkan pada cairan dan pada pipa tersebut dialirkan tekanan
maka akan didapat tinggi permukaan cairan dari ujung pipa tersebut dapat diukur
karena pada pipa yang tercelup keluar gelembung udara berarti tekanan udara
didalam pipa akan sama dengan tekanan cairan statisnya diujung pipa, secara
matematis didapat rumus :
P = 𝜌 .𝐺 .𝐻
3. jika sebuah benda dicelupkan ke dalam sebuah fluida maka volume benda
tersebut sebanding dengan volume cairan yang dipindahkannya,
LK-01
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran mengenai konsef-konsef massa jenis ? Sebutkan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..........
1. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..............................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan
dalammempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..........
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telahmencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..............................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................
hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap beban
benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
Tabel 5. 1 percobaan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap beban
benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
1. Pastikan saudara sudah memakai APD.
2. hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap
disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan keruksakan
gelas penunjuk.
3. Pastikan alat-alat dan bahan praktikum di freepair terlebih dahulu untuk
kelengkapannya.
4. Siapkan gelas penunjuk yang akan digunakan, isi dengan air dengan ketinggian 0,5
meter;1 meter; 1,5 meter; 2 meter kemudian amati perubahan ketinggian air raksa
pada manometer Pipa U.
5. Kemudian langkah berikutnya kurangi air dalam bejana tadi 2 meter; 1,5 meter ; 1
meter ; 0,5 meter ; lalu amati penurunan ketinggian air raksa pada manometer pipa
U.
Gambar 5. 21 Percobaan
1 0,5
2 1
3 1,5
4 2
Penurunan
1 2
2 1,5
3 1
4 0,5
hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap beban
benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
8 8
9 9
10 10
hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap beban
benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
1. Pastikan saudara sudah memakai APD.
2. hati-hati peralatan gelas ukur yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap
disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan keruksakan
gelas ukur.
3. Pastikan alat-alat dan bahan praktikum di freepair terlebih dahulu untuk
kelengkapannya.
4. Langkah percobaan berikan tekanan pada pipa kapiler sebesar 1,2,3,4,5,6 sampai
dengan 7 psi kemudian amati ketinggian gelembung udara setiap perubahan input
tekanan. Hasilnya dimasukan pada tabel percobaan dibawah ini ,
Gambar 5. 23 Percobaan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
Diantaranya :
1. Gelas ukur
2. Tangki
3. Selang transparan 12mm
4. Presure gauge
5. Meteran
6. Lakukan frepair pemeriksaan terhadap kelayakan peralatan dan bahan;
7. Lakukan pekerjaan saudara sesuai POS (Prosedur Operasi Standar);
8. Saudara harus melakukan kegiatan praktikum ini di bawah supervisi fasilitator.
9. Jika ragu-ragu terhadap apa yang akan saudara lakukan, jangan segan-segan bertanya
ke fasilitator untuk meminta klarifikasi sehingga masalahnya menjadi lebih jelas.
hati-hati peralatan presure gauge yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap beban
benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi suatu
keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan komponen.
0 0
25 50
50 100
75 150
100 200
100 200
75 150
50 100
25 50
0 0
hati-hati peralatan manometer pipa U yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap
beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi
suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
0 0
25 5
50 20
75 35
100 50
100 20
75 15
50 10
25 5
0 0
hati-hati peralatan manometer pipa U yang digunakan bersifat mudah pecah terhadap
beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan menjadi
suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
komponen.
0 0
25 5
50 20
75 35
100 50
100 20
75 15
50 10
25 5
0 0
hati-hati peralatan presure gauge dan transmiter yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan
menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
kerusakan komponen.
1. Pastikan saudara sudah memakai APD.
2. hati-hati peralatan transmiter, presure gauge yang digunakan bersifat sensitif
terhadap over load tekanan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan keruksakan transmiter dan presure gauge.
3. Pastikan alat-alat dan bahan praktikum di freepair terlebih dahulu untuk
kelengkapannya.
4. Isi air kedalam tangki sampai ketinggian antara LRV = 0 mmH2O, URV = 4000mmH2O.
5. kemudian isi tangki dengan zat cair dari posisi kosong 0%, 25%, 50%, 75%, sampai
dengan 100% . dari range 1000mmH2O, 2000 MMh2O, 3000 mmH2O, dan 4000
mmH2O.
6. ukur tekanan pada tangki dengan menggunakan d/p level transmiter yang diletakan
taping point transmiter dibawah tangki dari setiap perubahan levelnya.dan catat
pada tabel penaikan.
7. .Lakukan pengurangan level zat cair dari 100%, 75%, 50%, 25%, 0%. Yaitu kobndisi dari
4000 mmH2O, 3000 mmH2O, 2000 mmH2O, 1000 mmH2O.
8. ukur tekanan pada tangki dengan menggunakan d/p level transmiter yang diletakan
taping point transmiter dibawah tangki dari setiap perubahan penurunan tinggi
levelnya.lalu catat pada tabel penurunan.
0 0
25 1000
50 2000
75 3000
100 4000
50
2000
25 1000
0 0
hati-hati peralatan presure gauge dan transmiter yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan
menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
kerusakan komponen.
0 0
25 500
50 1000
75 1500
100 2000
50 1000
25 500
0 0
hati-hati peralatan presure gauge dan transmiter yang digunakan bersifat mudah pecah
terhadap beban benturan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan kewaspadaan
menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
kerusakan komponen.
1. Pastikan saudara sudah memakai APD.
2. hati-hati peralatan transmiter, presure gauge yang digunakan bersifat sensitif
terhadap over load tekanan disertakan sebagai antisifasinya adalah dengan
kewaspadaan menjadi suatu keharusan mutlak untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan keruksakan transmiter dan presure gauge.
3. Pastikan alat-alat dan bahan praktikum di freepair terlebih dahulu untuk
kelengkapannya.
4. Isi air kedalam tangki sampai ketinggian antara LRV = 0 mH2O, URV = 3 mH2O.
5. kemudian isi tangki dengan zat cair dari posisi kosong 0%, 25%, 50%, 75%, sampai
dengan 100% . dari range 0 mH2O, 0,75 Mh2O, 1,5 mH2O, 2,25 mH2O dan 3
mH2O.
6. Kemudian ukur tekanan pada tangki dengan menggunakan level transmiter yang
diletakan taping point transmiter dibawah tangki pada setiap kenaikan
ketinggian cairan dalam tangki.
7. Lakukan pengurangan level zat cair dari 100%, 75%, 50%, 25%, 0%. Yaitu kobndisi
dari 3 mH2O, 2,25 mH2O, 1,5 mH2O, 0,75 mH2O, 0 mH2O.
8. Ukur tekanan pada tangki dengan menggunakan level transmiter yang diletakan
taping point transmiter dibawah tangki dari setiap perubahan penurunan tinggi
levelnya.lalu catat pada tabel penurunan.
0 0
25 0,75
50 1,5
100 3
75 2,25
50 1,5
25 0,75
0 0
0 0
25 100
50 200
75 300
75 300
50 200
25 100
0 0
Materi pokok dalam modul PKB ini disusun dengan memperhatikan aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan
dengan kompeten. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan
berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara nyata di tempat kerja.
Dalam Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi, fokusnya tertuju kepada pencapaian
kompetensi dan bukan pada pencapaian atau pemenuhan waktu tertentu. Dengan
demikian maka dimungkinkan setiap peserta pelatihan memerlukan atau menghabiskan
waktu yang berbeda-beda dalam mencapai suatu kompetensi tertentu.
Target kompetensi dan hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui modul
ini meliputi kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional pada grade 2 (dua).
Setelah mempelajari materi pembelajaran pedagogi yaitu menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, dan materi pembelajaran profesional
yaitu , guru kejuruan paket keahlian kontrol Proses.
Jika peserta belum mencapai kriteria ketuntasan minmal pada usaha atau kesempatan
pertama, maka akan diberikanprogram remedial. Program remedial ini memberikan
kesempatan kembali kepada peserta diklat untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Bagi peserta diklat yang dinyatakan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
dipersyaratkan dapat melanjutkan ke modul selanjutnya hingga menuntaskan sepuluh
modul diklat.
A. Persiapan
2. Merakitlah pengukuran elemen elastis dengan presure switch dikerjakan secara individu
dengan mengikuti petunjuk gambar dibawah :
A. Persiapan
Referensi buku yang digunakan dalam penyusunan Modul ini adalah sebagai berikut