Penyusun:
Tim PPPPTK
BMTI
2015
KATA PENGANTAR
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan
sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
dilaksanakan bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat.
Untuk melaksanakan PKB bagi guru, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG) bagi semua guru di di Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi
objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.
Modul ini disusun sebagai materi utama dalam program peningkatan kompetensi guru mulai
tahun 2016 yang diberi nama diklat PKB sesuai dengan mata pelajaran/paket keahlian yang
diampu oleh guru dan kelompok kompetensi yang diindikasi perlu untuk ditingkatkan. Untuk
setiap mata pelajaran/paket keahlian telah dikembangkan sepuluh modul kelompok
kompetensi yang mengacu pada kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan tentang pengelompokan kompetensi guru sesuai jabaran Standar Kompetensi
Guru (SKG) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang ada di dalamnya. Sebelumnya,
soal UKG juga telah dikembangkan dalam sepuluh kelompok kompetensi. Sehingga diklat
PKB yang ditujukan bagi guru berdasarkan hasil UKG akan langsung dapat menjawab
kebutuhan guru dalam peningkatan kompetensinya.
Sasaran program strategi pencapaian target RPJMN tahun 2015–2019 antara lain adalah
meningkatnya kompetensi guru dilihat dari Subject Knowledge dan Pedagogical Knowledge
yang diharapkan akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, materi
yang ada di dalam modul ini meliputi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Dengan menyatukan modul kompetensi pedagogik dalam kompetensi profesional
diharapkan dapat mendorong peserta diklat agar dapat langsung menerapkan kompetensi
pedagogiknya dalam proses pembelajaran sesuai dengan substansi materi yang diampunya.
Selain dalam bentuk hard-copy, modul ini dapat diperoleh juga dalam bentuk digital,
sehingga guru dapat lebih mudah mengaksesnya kapan saja dan dimana saja meskipun tidak
mengikuti diklat secara tatap muka.
Kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan modul diklat PKB ini, kami
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Direktur Jenderal,
NIP: 195908011985031002
B. Tujuan ........................................................................................................................ 2
A. Tujuan ........................................................................................................................ 8
E. Rangkuman .............................................................................................................. 74
G. Kunci Jawaban.......................................................................................................... 78
Gambar.2-3. 36 Pandangan depan dan alas kerucut terpotong miring ......................... 169
Gambar.2-3. 50 Sketsa bentangan piramida terpotong miring beralas segi enam ........ 188
Gambar.2-3. 53 Bentangan piramida beralas segi enam dipotong miring ..................... 191
Tabel 2 Penentuan Model Pembelajaran Mata Pemlajaran : Teknik Pemesinan Bubut; Kelas
XI .............................................................................................................................................. 52
Tabel 3 Analisis Keterkaitan Domain Antara SKL, KI, dan KD untuk Mapel… ......................... 64
Tabel 6 Lembar Kerja Perancangan Model Pembelajaran (Model Inquiry Learning) ............. 68
Tabel 7 Lembar Kerja Perancangan Model Pembelajaran (Model Problem Based Learning) 69
Tabel 8 Lembar Kerja Perancangan Model Pembelajaran (Model Project Based Learning) .. 70
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) merupakan pengembangan kompetensi
guru dan tenaga kependidikan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Dengan demikian
pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah suatu kegiatan bagi guru dan tenaga
kependidikan untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan secara keseluruhan, berurutan dan terencana, mencakup bidang-bidang
yang berkaitan dengan profesinya didasarkan pada kebutuhan individu guru dan tenaga
kependidikan (Pedoman penyusunan modul diklat PKB, 2015, hlm. 10).Salah satu bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan dalam PKB ini adalah kegiatan pengembangan diri dalam
bentuk diklat dan kegiatan kolektif guru (Peraturan Menteri Negara dan
Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Gurudan Angka Kreditnya).
Kegiatan diklat dalam PKB dibagi dalam 4 (empat) jenjang diklat yaitu: (1) Diklat jenjang
dasar yang terdiri atas 5 jenjang diklat (grade), yaitu jenjang 1-5; (2) diklat jenjang lanjut
yang terdiri atas 2 jenjang diklat, yaitu jenjang 6 dan 7; (3) diklat jenjang menengah yang
terdiri atas 2 jenjang diklat, yaitu jenjang 8 dan 9; dan (4) diklat jenjang tinggi hanya
terdiri atas 1 jenjang diklat, yaitu jenjang 10.Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
diklat tersebut, ketersediaan sumber belajar yang berupa modul-modul diklat menjadi
suatu faktor penting. Modul diklat merupakan substansi materi diklat yang dikemas
dalam suatu unit program pembelajaran yang terencana guna membantu pencapaian
peningkatan kompetensi dan didisain dalam bentuk bahan cetak .Modul ini merupakan
panduan bagi peserta diklat (guru dan tenaga kependidikan) dalam meningkatkan
kompetensinya, khususnya kompetensi professional.
Modul Diklat Pengembangan Kepropesian Berkelanjutan (PKB) Guru paket keahlian
Konstruksi Badan Pesawat Udara grade 2 “ Gambar Bentangan dan Peralatan
B. Tujuan
Secara umum, tujuan dari penulisan modul ini adalah untuk memfasiltasi peserta diklat
dalam meningkatkan dan mengembangkan keprofesionalannya dalam bidang membuat
gambar bentangan .Oleh karena itu, setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta
diklat diharapkan mampu membuat berbagai bentuk gambar bentangan. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut, maka Setelah mengikuti / menyelesaikan
semua kegiatan pembelajaran pada modul ini peserta diklat harus meiliki spesifikasi
kinerja sebagai berikut :
a) Memahami cara membuat gambar bentangan benda tunggal utuh dan terpotong
rata dan miring dengan metoda garis sejajar (Pralel Line) dan Radial line)
b) Memiliki pengetahuan tentang cara menggambar bentangan benda – benda
tunggal
c) Mampu menggambar bentangan benda – benda tunggal utuh
d) Mampu menggambar bentangan benda tunggal dipotong rata dan miring
C. Peta Kompetensi
Melalui materi pembelajaranini,andaakan melakukan tahapan kegiatan pembelajaran
kompetensi pedagogi dan profesional pada grade 4 (satu) secara one shoot training
dengan moda langsung (tatap muka). Gambar1.1 memperlihatkan Diagram Alur
Pencapaian Kompetensi Grade 4. Pada pembelajaran kompetensi profesional pedagogi,
anda akan mempelajari proses Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya melalui beberapa aktivitas belajar antara
lain mempelajari bahan bacaan, diskusi, studi kasus, mengerjakan tugas dan
menyelesaikan test formatif. Alokasi waktuyang disediakan unuk menyelesaikanmateri
pembelajaran ini adalah 45 JP. Padapembelajaran kompetensi profesional, anda akan
mempelajari teknik prosedur membuat gambar bentangan dengan beberapa
kegiatan antara lain menganalisis ,diskusi, menyelesaikan Lembar Kerja (Uji
Pemahaman materi), dan melakukan Tugas Praktik. Dengan alokasi yang sudah
ditentukan .
Bentangan Benda
Tunggal dan Peralatan
pembentuk manual
Kontruksi Geometri
Benda Geometri
Bentangan Benda
Geometri
Peralatan Pembentukan
Manual
GRADE 9 GRADE 10
Pengenalan Material Komposite Aircraft Komposite
GRADE 8
Proses Las Busur Listrik Pelindung Gas (GMAW
GRADE 7
Tooling drawing dan Auto CAD
GRADE 5 GRADE 6
Proses Las Busur Listrik Pelindung Gas Sheet Metal Forming
(GTAW)
GRADE 3 GRADE 4
Proses Las Busur Listrik (SMAW) Bentangan Benda Gabungan
GRADE 2
Gambar Bentangan dan Hand Forming Tools
GRADE 1
Pengelasan pelat menggunakan proses las Oksi-asetilen (OAW)
D. Ruang Lingkup
Modul ini disiapkan untuk 5 (Lima) kegiatan belajar yang terdiri atas 1 (satu)
kegiatan belajar untuk bidang pedagogik, dan 4 (empat) disiapkan untuk kegiatan
belajar bidang professional. Uraian materi bidang pedagogik mencakup uraian tentang
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Adapun uraian
materi bidang professional mencakup uraian tentang membuat konstrusi geometri
seperti garis tegak lurus, membuat segi banyak, garis sejajar, garis singgung dan
membagi sudut rempat dan membuat gambar benda geometri seperti selinder,
kerucut,prisma,piramida.dam membuat gambar bentangan benda tunggal,dan peralatan
pembentuk manual (Hand forming Tools)
Lima kegiatan belajar tersebut diorganisasikan sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar 1 (satu) memuat sajian meteri pedagogik dengan bahan kajiannya
tentang implementasi Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
2. Kegiatan Belajar 2 (dua) memuat sajian materi tentang teknik prosedur membuat
gambar konstruksi geometri yang dibagi pada tiga aktifitas pembelajaran
diantaranya: (1).Membuat gambar garis tegak lurus (2) Membuat gambar garis
sejajar (3) Membuat gambar garis singgung (4) Membuat segi banyak beraturan, (5)
Membuat ellip dengan beberapa metoda
2. Instruktur /Pembimbing
a) Merencanakan kegiatan pembelajaran diklat sesuai silabus
KEGIATAN PEMBELAJARAN
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1 :
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara sistematik dengan
tahapan-tahapan tertentu berdasarkan teori ilmu pendidikan yang terbukti mampu
menghasilkan siswa yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa basis dari pendekatan ilmiah ini adalah teori-teori belajar maupun teori
pendidikan yang berdasarkan ilmu perilaku pendidikan. Oleh karena itu perlu
dipahami lebih dahulu teori belajar dan kependidikan yang mendasari pendekatan
saintifik tersebut.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak
dalam :
a. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga
akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
b. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya
motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang
teliti dan kesadaran yang tinggi.
c. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga
peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
d. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
e. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-
dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana”
(how) dan “mengapa” (why).
f. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan
cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan
pengetahuan dan keyakinan.
g. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
h. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu).
4) Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan
antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa
atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
a) Menganalisis unsur :
Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara
eksplisit pada suatu pernyataan
Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan
pernyataan normatif.
Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan
mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan yang mendukungnya.
b) Menganalisis hubungan
Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar
ide dengan ide.
Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang
membenarkan suatu pernyataan.
Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang
mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang
mendukungnya.
6) Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-
buruk, atau bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria
b. Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1) Penerimaan (receiving/attending)
Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :
Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk
berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan
dipelajari), yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi
perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin
perhatian itu hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu
saja.
2) Sambutan (responding)
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :
Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh :
mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang
disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati
peraturan lalu lintas.
c. Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b)
peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan
(adaptation) dan (e) menciptakan (origination).
Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan
kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi,
menjawab pertanyaan.
Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari
Sementara itu, Abin Syamsuddin Makmun (2003) memerinci sub kawasan ini
dengan tahapan yang berbeda, yaitu :
Gerakan refleks (reflex movements). Basis semua perilaku bergerak atau
respons terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya : melompat, menunduk,
berjalan, dan sebagainya.
Gerakan dasar biasa (Basic fundamental movements) yaitu gerakan yang
muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui praktik, yang terpola
dan dapat ditebak.
Gerakan Persepsi (Perceptual abilities) yaitu gerakan sudah lebih meningkat
karena dibantu kemampuan perseptual.
Gerakan fisik (Physical Abilities) yaitu gerakan yang menunjukkan daya tahan
(endurance), kekuatan (strength), kelenturan (flexibility) dan kegesitan.
Gerakan terampil (skilled movements) yaitu dapat mengontrol berbagai
tingkatan gerak secara terampil, tangkas, dan cekatan dalam melakukan
gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communication) yaitu
mengkomunikasikan perasan melalui gerakan, baik dalam bentuk gerak
estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah maupun gerak
kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan
peran.
Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua
cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan
observasi tidak berstruktur, seperti dijelaskan berikut ini :
a. Observasi berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi
oleh peserta didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah
bimbingan guru.
b. Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka
proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang
Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi
pembelajaran adalah :
a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk
kepentingan pembelajaran.
b. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau
situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi
yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi
dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati
cara dan prosedur pengamatan.
c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan
sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
b. Menginspirasi jawaban.
Contoh:
1) Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada
bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat
kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan.
2) Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal
membangun kerukunan umat beragama?
c. Memiliki fokus.
Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?
Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta
memunculkan satu jawaban.
Peserta didik pertama hingga kelima misalnya menjawab: kebodohan,
kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan
keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta
didik yang keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang
luas seperti di atas dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi
penyebab kemiskinan? Pertanyaan seperti ini dimintakan jawabannya kepada
peserta didik secara perorangan.
d. Bersifat probing atau divergen. Contoh:
1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik harus rajin
belajar?
Dan seterusnya.
f. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang
cukup untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkannya dengan kata-kata.
Bahan Bacaan 3 :
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Pendekatan Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Teknik Pembelajaran
Taktik Pembelajaran
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih
menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu
setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan
pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau
jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern,
Strategi/Model Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan model pembelajaran utama yang diharapkan
dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Model Pembelajaran tersebut adalah: model pembelajaran berbasis
penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning); model pembelajaran
menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah (Problem Based
Learning/Project Based Learning). Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari analisis itu akan
Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk kelas X, XI dan XII berdasarkan
table di bawah ini !
Tabel 3 Analisis Keterkaitan Domain Antara SKL, KI, dan KD untuk Mapel…
Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Keterangan
Kualifikasi Kelas …. Dasar (KD) Analisis *)
Dimensi
Kemampuan
1. Sikap 1.
2.
*) Diisi dengan taksonomi dan gradisi hasil belajar, jika KD tidak terkait dengan KI maka
dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi.
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
KD 4...
2.
2. rangsangan)
Problem statemen
(pertanyaan/identifikas
3. iData
masalah)
collection
(pengumpulandata)
4. Data processing (pengolahan
Data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Penentuan pertanyaan
mendasar (Start with the
Essential Question)
2. Mendesain
perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal (Create a
Schedule)
4. Memonitor peserta didik dan
kemajuan projek (Monitor
the Students and the
Progress of the Project)
5. Menguji hasil (Assess the
Outcome)
6.Mengevaluasi pengalaman
(Evaluate the Experience).
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi mesin bubut
4.1. Menggunakan mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
Tujuan Pembelajaran :
Dengan diberikan fasilitas belajar di kelas dan bengkel mesin bubut, peserta didik
dapat:
1. Menjelaskan macam-macam mesin bubut berdasarkan prinsip kerja.
2. Menjelaskan macam-macam mesin bubut berdasarkan ukurannya.
3. Menjelaskan bagian utama mesin bubut sesuai dengan fungsinya.
4. Menentukan dimensi mesin bubut berdasarkan parameter standar mesin bubut.
5. Menyebutkan perlengkapan mesin bubut sesuai dengan fungsinya.
6. Memilih perlengkapan mesin bubut sesuai dengan fungsinya.
7. Menentukan alat bantu kerja membubut sesuai dengan jenis pekerjaannya.
8. Mengoperasikan mesin bubut sesuai prosedur yang benar.
9. Menyajikan laporan proses membubut berdasarkan pengalaman pekerjaan yang
telah dilakukan.
E. Rangkuman
Perbedaan mendasar antara student centered learning dengan teacher centered terlihat
jelas pada orientasinya. Orientasi strategi student centered learning lebih menekankan
pada terjadinya kegiatan belajar oleh siswa, atau berorientasi pada pembelajaran
(learning oriented), sedangkan strategi teacher centered lebih berorientasi pada konten
(content oriented). Dengan kata lain,pada student centered learning, mengajar tidak
lagi difahami sebagai proses untuk mentransfer informasi, akan tetapi sebagai wahana
untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran. Paradigma pembelajaran (SCL),guru
hanya sebagai fasilitator dan motivator dengan menyediakan beberapa strategi belajar
yang memungkinkan siswa (bersama guru) memilih, menemukan dan menyusun
pengetahuan serta cara mengembangkan ketrampilannya (method of inquiry and
discovery). Pada SCL, ilmu pengetahuan tidak lagi dianggap statik tetapi dinamis dimana
Tujuan Pembelajaran
Dengan diberikan fasilitas belajar di kelas dan bengkel …………….., peserta didik dapat:
1. ……………………………………
2. …………………………………...
3. …………………………………….
Tahap
Materi Sintaks Model
Saintifik Kegiatan Belajar
Pembelajaran Pembelajaran
5M
C.Uraian Materi
Gambar bentangan atau bukaan biasanya diperlukan dalam bengkel-bengkel kerja pelat
atau pada pabrik-pabrik yang memproduksi suatu alat yang bahannya terbuat dari pelat.
Maksud dari gambar bentangan atau bukaan ia!ah untuk mempermudah pemotongan
bahan atau mempermudah mengetahui banyaknya bahan yang diperlukan.
Pengetahuan gambar bentangan sangat dibutuhkan. Hal ini terlihat dari kebutuahan
dunia industri mulai dari skala kecil yang menggunakan teknologi sederhana seperti
peralatan rumah tangga sampai pada industri bersekala besar yang menerapkan
teknologi canggih seperti industri pesawat udara , industri karoseri bodi mobil, bodi
kereta api, peralatan kantor juga tangki-tangki berukuran kecil maupun besar. Seorang
juru gambar bentangan harus mempunyai wawasan yang luas tentang suatu obyek yang
akan digambarnya sebab selain dibutuhkan pengetahuan tentang gambar bukaan
tersebut, juru gambar juga harus mempertimbangkan proses penyambungan yang
digunakan dalam perakitan bentangan tersebut. Dengan kata lain, juru gambar harus
mempersiapkan dimensi geometris tambahan untuk proses perakitan obyek yang akan
dikerjakan.
Ditinjau dari proses penerapan gambar bentangan ini dapat dilakukan dengan dua yakni
langsung pada obyek yang dikerjakan dan tidak langsung
1. Sistem Langsung
Sistem langsung yang dimaksud dalam penerapan bentangan ini adalah proses
menggambar bentangan yang dilakukan langsung pada obyek atau pelat yang
dikerjakan. Proses secara Iangsung ini biasanya dilakukan untuk pembuatan
bentangan satu obyek saja. Pelat yang menjadi obyek pengerjaan langsung
Menalar
Setelah mengamati gambar kerja diatas coba anda tuliskan data hasil pengamatan pada
table 2-1
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
Mencoba
Garis banyak sekali terdapat pada gambar kerja ,termasuk pada gambar kerja teknik dan
gambar bentangan.Untuk dapat mengetahui jenis garis tersebut , maka anda dapat
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
2. Garis Sejajar
Gambar 2 – 2 . 4 menunjukkan cara membuat garis sejajar dengan cara
Gambar 2-2.6 dan 2-2.7- menunjukkan cara membuat garis sejajar / jajaran
genjang .
3. Garis Singgung
Membuat Garis Singgung pada Garis Lengkung Gambar 2-2.8
Sebuah garis dikatakan garis singgung pada sebuah garis lengkung apabila garis
tersebut hanya menyinggung garis lengkung tersebut pada satu titik. Garis yang
ditarik pada ujung radius pada sebuah garis lenggkung merupakan garis
singgung lengkungan tersebut. Titik potong garis dengan garis lengkung disebut
titik singgung. Setiap garis singgung yang ditarik dari titik singgung pada garis
lengkung dengan radius
1) Buat dua lingkaran pada titik pusat O dengan radius R=40 mm dan R1=20
mm.
2) Buat lingkaran pada titik pusat O1 dengan R2=30 mm, hubungkan titik
pusat O1 dengan titik pusat O.
Gambar 2 –2. 10 memperlihatkan cara mencari busur singgung pada dua garis
sembarangan seperti berikut.
1) Buat garis A-B dan C-D yang akan dicari busur singgungnya.
2) Buat garis sejajar o-b dan o-d dengan jarak yang sama dari garis AB dan
CD yaitu R1 dan R2 yang bertemu pada titik O yang merupakan titik pusat
busur singgung.
3) Buat garis busur dengan titik pusat O yang bersinggungan dengan garis
AB pada titik A dan garis CD pada titik C. Titik A dan C merupakan titik
singgung.
.
Gambar 2 - 2. 11 Garis singgung dua lingkaran dengan busur lingkaran
.
Gambar 2 - 2. 13 Mencari titik pusat
1) Cari titik pusat lingkaran O dengan membuat garis tegak lurus pada garis AB,
BC, CA. Buat busur dari titik A dan B dengan radius yang sama sehingga
saling berpotongan. Hubungkan kedua titik perpotangan busur sehinga
terbentuk garis tegak lurus pada garis AB. Lakukan hal yang sama pada garis
BC dan CD. Perpotongan ketiga garis tegak lurus tersebut menjadi titik pusat
lingkaran O dari segitiga ABC gambar 2 -2.14
2) Buat garis lingkaran dengan titik pusat O dan radius OA melalui titik ABC
(Gambar 2-2.15)
Jumlah sudut dalam suatu segi tiga adalah 1800. Ada 3 (tiga) jenis segitiga
istimewa, yaitu
Gambar 2- 2.18 menunjukkan cara membagi lingkaran menjadi lima bagian yang
sama dalam lingkaran.
Gambar 2-2.19 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang panjang salah
satu sisinya sudah diketahui. Garis AB adalah sisi dari segi lima. Lakukan langkah
sebagai berikut:
1) Bagi garis AB tersebut menjadi dua bagian yang sama panjang. Beri nama
titik itu dengan titik T.
2) Tarik garis tegak lurus melalui titik T dengan panjang sama dengan garis AB.
Beri nama titik tersebut dengan titik Q.
3) Hubungkan titik A dengan titik Q. Perpanjang garis AQ sepanjang garis AT.
Beri nama titik itu dengan titik S.
4) Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari AS sehingga memotong garis
TQ di titik C.
5) Buat busur lingkaran di titik C, A, dan B dengan jari-jari AB sehingga akan
diperoleh titik D dan E.
Gambar 2-2.20 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang diketahui satu
sisinya. Garis AB lakukan langkah sebagai berikut:
1) Buat lingkaran dengan garis tengah AB dan titik O sebagai titik pusat
lingkaran.
2) Tarik garis ┴ (tegak lurus) AB melalui titik O sehingga merupakan sumbu
tegak dari lingkaran dan memotong lingkaran di titik C dan D.
3) Buat busur lingkaran di titik C dan D dengan panjang jari-jari sama, yaitu
setengah sumbu AB. Busur lingkaran tersebut memotong lingkaran di titik E,
F, G, dan H.
4) Langkah terakhir hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk segi
enam.
3) Buat garis lurus yang menghubungkan titik CE yang memotong garis sumbu
pada titik I dan lingkaran pada titik J .
4) Buat garis lurus yang menghubungkan titik DF yang memotong garis sumbu
pada titik I dan lingkaran pada titik K.
5) Buat garis lurus yang menghubungkan titik CH yang memotong garis sumbu
pada titik L dan lingkaran pada titik M .
6) Buat garis lurus yang menghubungkan titik DG yang memotong garis sumbu
pada titik L dan lingkaran pada titik N .
8) Buat garis busur dengan titik pusat L yang menghubungkan titik M dangan
titi N . gambar 2-2.27
Gambar 2 - 2. 27 Bentuk
Oval
Gambar 2-2.28 mejelaskan cara membuat bentuk oval dengan metoda yang lain
yaitu dengan bantuan dua lingkaran yang sama diameternya , saling
berpotongan . dengan langkah-langkah sebagiai berikut :
1) Buat garis sumbu AB titik pusat O
2) Buat dua lingkaran yang saling berpotangan sisi lingkaran pada titik pusat
masing-masing lingkaran. Gambar 2-2.28
E. Rangkuman
Pada saat menggambar bentangan , juru gambar sering menggunakan konstruksi yang
didasarkan atas unsur-unsur geometri. Unsur-unsur geometri yang dimaksud di sini
adalah busur-busur, lingkaran, garis, atau sudut. Konstruksi geometri digunakan agar
lukisan atau gambar yang dibuat memberikan bentuk yang baik. Konstruksi ini
dimaksudkan agar penyambungan garis dengan garis, busur dengan busur, busur dengan
garis, dan sebagainya, dapat digambar dan dilukis dengan tepat. Bila seorang juru
gambar tidak menguasai dengan baik konstruksi geometri ini, misalnya pada saat
menggambar busur di antara sudut maka hasil gambar tidak akan baik. Penyebabnya
adalah pada saat mencari titik pusat, orang itu akan me!akukan dengan sistem coba-
coba saja. Di samping tidak efisien, gambar yang dihasilkan tidak baik dan tidak akurat.
Dalam konstruksi geometri ini, ketepatan dan ketelitian sangat diperlukan sekali. Oleh
karena itu, pensil yang digunakan adalah pensil H, 2H, atau 3H.
3. Garis halus
4. 05 – 07 mm
- Panjang Garis AB 60 mm
- Panjang Garis BC 40 mm
No.
Buatlah gambar garis singgung pada dua lingkaran dengan diameter berbeda pada
bagian dalam diketahui seperti gambar :
- Radius ( R) lingkaran 1 = 25 mm
- Jarak e = 60
- Tentukan r ≥ R + e/2
GARIS SINGGUNG
SMK NEGEIR ….. Dibuat Drs.Afrinaldi 28-10-2015 Skala; Tol
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
No.
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
No.
MEMBUAT OVAL
SMK NEGEIR ….. Dibuat Drs.Afrinaldi 28-10-2015 Skala; Tol
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
No.
KONSTRUKSI GEOMETRI
Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil observasi selama kegiatan belajar
teori dan praktek dengan memberikan cheklist (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian/Skor
No Aspek penilaian Sangat baik Baik Kurang Tidak Mampu
(4) (3) (2) (1)
1 Cermat
2 Tanggung jawab
3 Kerja sama
4 Tekun
Jumlah Nilai
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
1 Cermat 4 sub komponen 4
dilakukan dengan baik
1. Mengerjakan tugas dengan teliti
2. Berhati-hati dalam menggunakan 3 sub komponen 3
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
2 Tanggung Jawab: 4 sub komponen dilakukan 4
dengan baik
1. Melaksanakan tugas individu
dengan baik 3 sub komponen dilakukan 3
1 sub komponen 1
dilakukan dengan baik
Penilaian Keterampilan
A Hasil GAmbar 4 3 2 1
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Tertata dengan 3
Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan latihan yang diserahkan
No Aspek penilaian Nilai Perolehan
1 Review/interviu/test tertulis
2 Laporan
Jumlah Nilai
Nilai perolehan*
No Aspek Penilaian
Angka Predikat
1 Nilai sikap
Peserta sudah diberi tahu tentang hasil penilaian dan alasan – alasan mengambil
keputusan
………………………………….., ………………………..
Penilai
………………………………………..
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan
tersebut.
………………………………………………..
C. Uraian Materi
Teknik menggambar bentangan memerlukan metode-metode yang tepat untuk membuka
sebuah benda sesuai dengan bangun benda yang akan dibuka ataupun bentuk benda yang
akan dirancang. Hal ini karena banyak sekali bentuk bangun benda yang ada di dunia teknik,
mulai dari bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang kompleks. Kontruksi bentuk yang
kompleks, seperti sebuah corong alas segi empat disambung dengan silinder kemudian
ditembus dengan kerucut miring serta terpancung. Untuk dapat membuat gambar bukaan
benda-benda tersebut mulai dari yang sederhana hingga benda kompleks, maka diperlukan
berbagai metode yang berbeda sesuai dengan karakteristik benda-benda yang akan di buat
gambar bukaannya, Adapun metode yang banyak digunakan dalam menggambar bukaan
adalah metode garis sejajar (parallel line), metode garis radial/putar (radial line) dan
metode segitiga (triangulation).
Penerapan metode garis sejajar (parallel line) biasa diterapakan untuk membuat gambar
bentangan benda-benda sederhana yang memiliki sisi-sisi sejajar satu sama lainnya dari
benda/objek tersebut, seperti benda persegi panjang, kubus, silinder dan lain-lain gambar 2
– 3.1
D. Aktifitas Pembelajaran
Untuk menjadi seorang juru gambar bentangan tentu anda harus memahami konsep
dasar dalam membuat gambar bentangan disamping itu anda harus mengenal benda-
benda yang akan dibuat sepeti kubus, selinder dan banyak bentuk benda laiannya
dilingkungan sekitar anda, dirumah ditempat kerja ,atau dimanapun tentang benda- yang
terbuat dari berbagai bahan seperti logam tipis (Pelat) , dari karton , plastic , dengan
berbagai macam ukuran dan fungsi begitukan dalam teknik pembuatanya , oleh karena
itu mari kita amati benda – benda tersebut seperti gambar 2-3.4.
Menanya
Apakah ada hal-hal yang akan ditanyakan setelah anda mengamati (gambar 2-3.4) ? Jika
ada ,coba didkusikan dengan teman- teman anda !
…………………………. Tinggi = …… mm
Mencoba
- Bentangkan potongan tersebut dan bendingkan dengan sketsa yang anda buat .
Mengkomunikasikan
Untuk membuat gambar bentangan sebuah objek atau benda ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan diantaranya bentuk benda ,bentuk penampang benda ,ukurannya,
seperti membuat gambar bentangan benda berikut :
Gambar.2-3. 5 Silinder
Menanya
.Petunjuk
- Lepaskan alas dan tutup silider tersebut.
- Potong badan silinder arah tinggi silinder.
- Bentangkan badan silinder yang telah potong.
- Ukur pajang bentangan dan catat hasil pengukurannya.
- Lakukan analisis yang berkaitan dengan data hasil pengamatan sebelum
dipotong, yaitu tinggi dan diameter selinder.
Menalar
Dari data pengamatan dan hasil analis setelah benda silinder dibentangkan maka dapat
kita jawab dua pertanyaan yang disampaikan, yaitu bentuk bentangan dari benda
silinder dan panjang bentangan silinder. Untuk mencari panjang bentangan silinder
dapat dilakukan dengan cara analitis menggunakan rumus π x D (3,14 x diameter
silinder). Bandingkan hasil pengamatan, ukuran panjang bentangan hasil pengukuran
dengan hasil analisis perhitungan dengan rumus .
Selain menggunakan rumus, kita juga dapat mencari panjang sebuah bentangan silider
dengan menggunakan cara grafis (Gambar 2 -3. 6). Caranya adalah sebagai berikut:
1. Buat gambar penampang dari selinder (tampak bawah atau atas) berbentuk sebuah
lingkaran sesuai dengan ukuran silindernya.
2. Dari gambar lingkaran penampang tersebut kita bagi menjadi 12 bagian yang sama.
3. Tiap bagian kita pindahkan pada sebuah garis lurus sampai menjadi 12 bahagian.
Mensosialisasikan
Sebelum membahas cara membuat gambar bentangan, kita lihat terminalogi selinder
gambar 2-3.8
Buat garis sumbu X-Y saling tegak lurus sebagai titik pusat lingkaran penampang
silinder.
Buat gambar penampang/pandangan bawah/atas dari silinder berbentuk lingkaran
dengan jari-jari 30 mm.
Bagi gambar penampang/pandangan atas/bawah menjadi dua belas bagian yang
sama yang diberi tanda dengan nomor 1 sampai 12.
Proyeksikan semua titik yang terdapat pada gambar penampang dengan garis tegak
lurus.
Buat gambar pandangan depan silinder dengan ukuran tinggi 100 mm dan
diameter/garis tengah 60 mm.
Tarik garis lurus dari puncak silinder dan alas silinder AB dan BC.
Pindahkan garis busur lingkaran 1, 2, 3 sampai 12 menggunakan jangka.
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
No.
Membuat gambar bentangan dengan garis radial memiliki beberapa kesamaan dengan
metode garis sejajar dan sistem segi tiga (triangulation). Banyak contoh dengan metoda
tersebut, diantaranya adalah membuat gambar bentangan dengan metode garis radial,
membuat gambar pandangan dan menentukan panjang garis sebenarnya dari berbagai
elemen dari pola yang akan dibangun.
Perhatikan ilustrasi benda model berbentuk kerucut seperti gambar 2-3.10. Carilah benda
berbentuk kerucut di sekitar lingkungan. Kemudian amati benda tersebut (bentuk, ukuran
tertinggi, diameter alas, dst). Catat data yang diperoleh.
Dari hasil pengamatan tersebut bagaimana panjang bentangan dan bentuk gambar
bentangannya. Silakan diskusikan dengan teman dalam kelompok.
Dari data pengamatan setelah benda kerucut dibentangkan maka dapat kita jawab dua
pertanyaan yang disampaikan yaitu bentuk bentangan dari benda kerucutdan panjang
bentangan benda kerucut. Pada gambar 2-3.11. dapat kita lihat sketsa bentangan dari
benda model tersebut.
Untuk membuat gambar bentangan dari benda kerucut dapat dilakukan jika tinggi kerucut
dan diameter alas diketahui. Misalnya, dari hasil pengamatan didapatkan data sebagai
berikut: tinggi kerucut 60 mm dan diameter alas 60 mm seperti gambar 2-3.12
Dari data tersebut maka dapat digambarkan bentangannya dengan langkah sebagai berikut.
1. Buat gambar pandangan depan dan pandangan atas dari kerucut sesuai ukuran tinggi dan
diameter alas untuk mendapatkan panjang garis sebenarnya dari sisi kerucut.
2. Buat garis busur dengan radius panjang garis sebenarnya, yaitu garis AB (Gambar 2-3.13).
3. Pindahkan 12 bagian busur lingkaran dari hasil pembagian lingkaran pada busur
bentangan sampai menjadi 12 bagian yang sama besar sehingga didapatlah gambar
bentangan kerucut (Gambar 2-3.14)
KERUCUT NORMAL
SMK NEGEIR ….. Dibuat Drs.Afrinaldi 28-10-2015 Skala; Tol
Diperiksa 1;1
No.
1. Buat gambar bentangan piramida beralas segi empat pada kertas A3 dengan
ukuran seperti gambar.
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
1. Buat gambar penampang alas sesuai dengan diameter selinder dengan titik pusat
titik sumbu.
2. Lingkaran alas dibagi menjadi delapan bagian sama besar titik a, b ,c , d, e , f , g, h.
3. Buat pandangan depan selinder sesuai ukuran.
4. Proyeksikan titik pada lingkaran alas dengan garis lurus yang berpotongan pada sisi
selinder yang dipotong miring diberi nama titik a’ -b’ - c’ – d’ - e’ – f ’- g’ –h’.
5. Buat bentangan selinder sepanjang π x D bagi menjadi 8 bagian yang sama A’-B’-C’-
D’-C’-E’-F’-G’-H’.-A’
6. Proyeksikan titik a1-b1-c1-d1-e1-f1-g1-h1. pada bentangan di dapat titik A1’ – B1’-
C1’- D1’- E1’- F1’- G1’- H1’.
7. Hubungkan titik tersebut dengan mal radius sehingga didapat bentangan selinder
dipotong miring.
Catatan ; semakin banyak pembagian lingkaran alas semakin baik
No.
- Lepaskan alas dan tutup kerucut terpotong rata kalau dalam keadaan tertutup sehingga
menjadi tabung kerucut.
- Potong rata badan kerucut.
- Bentangkan badan kerucut terpotong rata yang sudah dipotong.
- Ukur pajang bentangan dan catat hasil pengukuran.
- Lakukan pengamatan kembali pada bentangan kerucut dipotong rata.
Dari data pengamatan, setelah benda kerucut terpotong rata
dibentangkan maka dapat kita dapat menjawab dua pertanyaan yang
disampaikan, yaitu bentuk bentangan dari benda kerucut terpotong rata
dan panjang bentangan kerucut.
Dari data hasil pengamatan dapat kita buat gambar bentangan dari
kerucut terpotong rata dengan langkah berikut.
1. Buat gambar pandangan depan sesuai dengan ukuran tinggi h = 50 mm, dimeter alas
70 mm dan diameter potongan 40 mm.
2. Tandai titik puncak dari kerucut dengan menghitung jarak dari alas secara matematik
menggunakan rumus . Cara lain adalah dengan cara menarik kedua garis sisi
miring sampai saling berpotongan pada satu titik di garis sumbu kerucut yang
berfungsi sebagai titik pusat busur keliling alas kerucut dan untuk mendapatkan
panjang garis sebenarnya.
3. Buat busur lingkaran pada alas pandangan depan dengan jari-jari ½ diameter alas
kerucut.
4. Bagi busur lingkaran menjadi 6 bagian yang sama (Gambar 2-3.27).
7. Buatlah gambar bentang dari kerucut di potong rata seperti gambar berikut.
8. Buatkan benda model
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
- Rusuk alas = 40 mm
- Rusuk pucak = 30 mm
9. Buatlah gambar bentang dari piramid dipotong di potong rata seperti gambar
berikut.
10. Buatkan benda model
Disetujui
No.
11. Buatlah gambar bentang dari piramid dipotong di potong rata seperti gambar
berikut.
12. Buatkan benda model
Diperiksa 1;1
No.
13. Buatlah gambar bentang dari piramid dipotong di potong Miring seperti
gambar berikut.
14. Buatkan benda model
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
11. Membuat Gambar Bentangan Piramida Beralas Segi Enam Tepotong Miring
6. Buat busur lingkaran titik pusat T dimulai dari garis panjang sebenarnya.
7. Pindahkan rusuk alas segi enam pada busur lingkaran.
8. Hubungkan titik yang terdapat pada busur lingkaran ke titik pusat T (Gambar 2-3.52).
9. Buat busur lingkaran dengan titik pusat T, radius semua titik yang terdapat pada garis
panjang sebenarnya.
10. Hubungkan titik-titik yang terdapat garis rusuk sehingga diperoleh bentangan
piramida beralas segi enam terpotong miring (Gambar 2-3.53).
1. Metoda garis sejajar ( Parallel Line ) .Metoda ini diterapkan pada benda-benda yang
memiliki sisi-sisi sejajar, seperti kubus, selinder.
2. Metoda Garis Radial (Radial Line). Metoda ini diterapkan pada benda – benda
dimana sisi-sisi nya apabila ditarik lurus akan bertemu pada satu titik, seperti benda
kerucut, piramida,
3. Metoda segi tiga (Triangulastion Method). Metoda ini diterapkan untuk benda-
benda yang memiliki penampang yang berbeda seperti penampang lingkaran
dengan ,segi empat.
Untuk beberapa metoda juru gambar harus dapat menentukan panjang garis
sebenatnya dari sisi objek yang akan dibut gambar bentangannya,dan harus paham
pula dalam menggambarkan penampang dari benda tersebut ,terutama penampang
benda yang dipotong miring dan rata.
Kualitas garis yang dibuat sangat mempengaruhi hasil gambar ,seperti menarik garis
tegak lurus atau garis sejajar , jika dalam menarik garis tidak benar akan merobah
posisi titik yang diproyeksikan dengan garis.
6. Jelaskan cara mencari titik pucak kerucut dipotong dengan cara grafis !
8.
2. Berbentuk ellip
3. Lingkaran
7. H = D x h / D - d
2. Buatlah gambar bentang dari piramid beralas segi enam di potong Miring seperti
gambar berikut.
3. Buatkan benda model
Diperiksa 1;1
Logo
Disetujui
Format A4 No. Lbr
No.
Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil observasi selama kegiatan belajar
teori dan praktek dengan memberikan cheklist (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian/Skor
No Aspek penilaian Sangat baik Baik Kurang Tidak Mampu
(4) (3) (2) (1)
1 Cermat
2 Tanggung jawab
3 Kerja sama
4 Tekun
Jumlah Nilai
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
1 Cermat 4 sub komponen 4
dilakukan dengan baik
5. Mengerjakan tugas dengan teliti
6. Berhati-hati dalam menggunakan 3 sub komponen 3
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
2 Tanggung Jawab: 4 sub komponen dilakukan 4
dengan baik
5. Melaksanakan tugas individu
dengan baik 3 sub komponen dilakukan 3
1 sub komponen 1
dilakukan dengan baik
Penilaian Keterampilan
A Hasil GAmbar 4 3 2 1
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Tertata dengan 3
Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan latihan yang diserahkan
No Aspek penilaian Nilai Perolehan
1 Review/interviu/test tertulis
2 Laporan
Jumlah Nilai
Nilai perolehan*
No Aspek Penilaian
Angka Predikat
1 Nilai sikap
Kesimpulan :
Peserta dinyatakan Kompeten*/Belum kompeten**
Dan Dapat/tidak dapat** melanjutkan pada materi berikutnya
Peserta sudah diberi tahu tentang hasil penilaian dan alasan – alasan mengambil
keputusan
………………………………….., ………………………..
Penilai
………………………………………..
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan
tersebut.
………………………………………………..
1. Memahami metoda yang tepat dalam proses pembentukan secara manual dengan
tepat dan benar.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Palu Pembentuk
Mengamati
Untuk menjadi seorang worker sheet metal forming anda harus memahami konsep
dasar tentang teknik pembentukan secara manual (hand forming) selain itu anda
juga dituntut untuk dapat terampil dalam mengunakan peralatan pembentukan.
Salah satu peralatan yang sering digunakan dalam proses pembentukan adalah
perkakas tangan, palu ketika anda mendengar palu pasti anda ingat akan peralatan
ini .Apakah anda tahu peralatan tersebut ? Ya pasti anda akan teringat dengan alat
palu, dan paku karena tidak bias dipisahkan dalam penggunaannya. Namun yang kita
Menalar
Setelah mengamati jenis-jenis palu diatas ,coba anda tuliskan data hasil
pengamatannya pada table 2-4.1
Langkah-langkah percobaan
a. Persiapkan peralatan dan bahan
d. Hilangkan bekas palu peregangan pada permukaan benda kerja dengan palu
perata (Plainishing hammer) sampai permukaan benda rata.
Mengkomunikasikan
Palu pembentuk adalah alat tangan yang digunakan dalam pembentukan sheet
metal, palu terdiri dari dua bagian ,yaitu tangkai (handle) dan kepala palu .Bagian
tangkai berfungsi sebagai pegangan palu sedangkan kepala berfungsi sebagai
pembentuk. Tangkai palu biasanya terbuat dari bahan kayu atau karet yang keras,
sedangakan kepala palu pembentuk terbuat dari beragai bahan seperti dari bahan
logam,kayu,nilon ,karet . Ukuran palu ditentukan dari berat masa palu yang
dikelompokan pada : Palu berat , sedang,dan ringan.
Palu pembentuk yang digunakan pada pekerjaan sheet metal forming pada industri
pesawat terbang adalah palu dengan kategori yang ringan memiliki berat di bawah
Palu ini digunakan untuk membuat fleng memperpanjang permukaan dan membuat
lengkungan pada arah penampang memanjang seperti gambar 2-4.4
………………….. …………….
………………….. …………….
………………….. ……………
…………………. …………….
………………….. …………………
………………….. …………….
………………….. …………….
………………….. ……………
…………………. …………….
………………….. ……………
…………………. ………………
………………….. …………….
………………….. ……………
………………… …………….
………………….. …………….
………………….. …………….
………………….. ……………
………………….. …………….
………………….. …………….
………………….. ……………
…………………. …………….
………………….. …………….
………………….. …………….
………………….. ……………
…………………. …………….
Langkah-langkah percobaan
a. Persiapkan peralatan dan bahan
d. Hilangkan bekas palu peregangan pada permukaan benda kerja dengan palu
perata (Plainishing hammer) sampai permukaan benda rata.
Landasan Radius
Landasan ini permukaannya berbentuk radius biasa dipakai untuk lanjutan dalam
proses pengerutan pembuatan selinder, juga dapat digunakan untuk membentuk
radius pada benda permukaan rata
E. Rangkuman
Dalam pekerjaan pembentukan secara manual (Hand Forming) ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan diantaranya peralatan yang digunakan diantaranya alat utama yaitu
palu pembentuk sebagai alat aktif dan landasan pembentuk sebagai alat pasif,
keduanya sangat penting dalam pekerjaan pembentukan secara manual, sesuai
dengan fungsinya dalam pekerjaan pembentukan alat control yang digunakan
disamping alat ukur ada mal (template) yang sangat penting digunakan secara
kontiniu. Kondisi alat yang digunakan perludi perhatikan dengan cermat baik kondisi
F. Tes Formatif
1. Sebut tiga jenis palu pembentuk
2. Sebutkan tiga jenis landasan
3. Palu yang digunakan untuk proses pengerutan membuat benda kerja setengah bola.
4. Jelaskan cara menggunakan palu pembentuk yang berbobot ringan
5. Landasan dan palu yang dipakai untuk membuat lobang bentuk flange adalah…
Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil observasi selama kegiatan belajar
teori dan praktek dengan memberikan cheklist (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian/Skor
No Aspek penilaian Sangat baik Baik Kurang Tidak Mampu
(4) (3) (2) (1)
1 Cermat
2 Tanggung jawab
3 Kerja sama
4 Tekun
Jumlah Nilai
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
1 Cermat 4 sub komponen 4
dilakukan dengan baik
1. Mengerjakan tugas dengan
teliti 3 sub komponen 3
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
2 Tanggung Jawab: 4 sub komponen dilakukan 4
dengan baik
1. Melaksanakan tugas individu
dengan baik 3 sub komponen dilakukan 3
1 sub komponen 1
dilakukan dengan baik
Penilaian Keterampilan
A Hasil Gambar 4 3 2 1
Jumlah nilai
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan latihan yang diserahkan
No Aspek penilaian Nilai Perolehan
1 Review/interviu/test tertulis
2 Laporan
Jumlah Nilai
Nilai perolehan*
No Aspek Penilaian
Angka Predikat
1 Nilai sikap
Kesimpulan :
Peserta dinyatakan Kompeten*/Belum kompeten**
Dan Dapat/tidak dapat** melanjutkan pada materi berikutnya
Peserta sudah diberi tahu tentang hasil penilaian dan alasan – alasan mengambil
………………………………….., ………………………..
Penilai
………………………………………..
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan
tersebut.
………………………………………………..
8. Palu yang dipakai untuk pengerutan membuat setengah bola pada landasan bola
adalah ………..
9. Untuk membuat lubang yang berbentuk flange menggunakan palu bola besi
landasan yang digunakan adalah…..
10. Untuk menghilangkan bekas pukulan palu peregangan pada permukaan palat palu
yang dipakai adalah ……
Buatkan gambar bentangan sebuah kerucut beralas lingkaran dipotong miring 45o
diketahui seperti gambar yang disajikan berikut.
MODUL 2
Penilaian Sikap
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil observasi selama kegiatan belajar
teori dan praktek dengan memberikan cheklist (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian/Skor
No Aspek penilaian Sangat baik Baik Kurang Tidak Mampu
(4) (3) (2) (1)
1 Cermat
2 Tanggung jawab
3 Kerja sama
4 Tekun
Jumlah Nilai
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
1 Cermat 4 sub komponen 4
dilakukan dengan baik
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
2 Tanggung Jawab: 4 sub komponen dilakukan 4
dengan baik
9. Melaksanakan tugas individu
dengan baik 3 sub komponen dilakukan 3
1 sub komponen 1
dilakukan dengan baik
Penilaian Keterampilan
A Hasil GAmbar 4 3 2 1
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Komponen/Subkomponen Indikator/Kriteria
No. Skor
Penilaian Unjuk Kerja
Tertata dengan 3
Penilaian Pengetahuan
Isilah kolom penilaian berikut berdasarkan hasil pemeriksaan jawaban review dan
laporan latihan yang diserahkan
No Aspek penilaian Nilai Perolehan
1 Review/interviu/test tertulis
2 Laporan
Jumlah Nilai
Nilai perolehan*
No Aspek Penilaian
Angka Predikat
1 Nilai sikap
Kesimpulan :
Peserta dinyatakan Kompeten*/Belum kompeten**
Dan Dapat/tidak dapat** melanjutkan pada materi berikutnya
Peserta sudah diberi tahu tentang hasil penilaian dan alasan – alasan mengambil
keputusan
………………………………….., ………………………..
Penilai
………………………………………..
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan
tersebut.
………………………………………………..
garis perpotongan : Garis yang terbentuk karena ada dua benda saling
berpotongan
Corkson, William, 1975. Sheet Metal Work. London: Oxford Technical Press.
Colin H. Simmons, Dennies E Maguire, Neil Phelps, 2004. Manual of Enfineering Drawing,
Elsevier Ltd.
Dickason, A. 1978. Sheet Metal Drawing and Pattern Development. London: Pitman
Publishing Limited.
Dickason, A. 1980. The Geometry of Sheet Metal Work. London: Pitman Publishing Limited.
Hantoro, Sirod dan Parjono. 2005. Menggambar Mesin. Jakarta: Adicita. Harsono,W &
Toshie
L.A.De BruiJn. 1995. Ilmu Menggambar Bangunan Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
M. Suratman. 2000. Menggambar Teknik Mesin. Bandung: Pustaka Grafika. LA Heij,L dan
Okumura. 1981. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: Pradnya Paramitha Juhana, Ohan dan
Rizal Sani, 2001. Gambar Bentangan, Indonesia Australia Partnership for Skills Development,
Batam Institutional Development Project.