ii
iii
Penulis :
Muhamad Syarif, S.Pd., MT., 08159578058,
syarifvedc@gmail.com
Penelaah :
Koko Prihandoko, S.Pd., 085 235 476 208
Copyright 2016
iv
KATA SAMBUTAN
Mari kita sukseskan program GP ini untukmewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
i
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 1
C. Peta Kompetensi ....................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 8
E. Cara Penggunaan Modul........................................................................... 8
Kegiatan Pembelajaran 1 ................................................................................... 10
A. Tujuan ..................................................................................................... 10
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 10
C. Uraian materi........................................................................................... 11
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 17
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................... 18
F. Rangkuman ............................................................................................. 18
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 19
Kegiatan Pembelajaran 2 ................................................................................... 20
A. Tujuan: .................................................................................................... 20
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 20
C. Uraian Materi........................................................................................... 21
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 87
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................... 88
F. Rangkuman ............................................................................................. 88
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 90
EVALUASI ......................................................................................................... 90
KUNCI JAWABAN ............................................................................................. 96
ii
PENUTUP ......................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98
GLOSARIUM ..................................................................................................... 99
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 2.30 GPS........................................................................................................ 68
Gambar 2.31 Simbol Dasar ........................................................................................ 70
Gambar 2.32 System Symbol .................................................................................... 71
Gambar 2.33 Advance Symbols ................................................................................ 71
Gambar 2.34 Simbol Tambahan................................................................................ 72
Gambar 2.36 Safety Symbol ...................................................................................... 73
Gambar 2.36 Backhoe work ....................................................................................... 86
Gambar 2.37 Shovel Work ......................................................................................... 86
Gambar 2.38 Ditching Work ....................................................................................... 87
Gambar 2.39 Loading Work ....................................................................................... 87
v
DAFTAR TABEL
vi
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam bab ini akan dipelajari tentang mengklasifikasi kode nomor (numbercode)
pada alat berat yang didalamnya akan dibahas mengenai: Menelaah
serialnumber (nomor seri) pada alat berat, Menelaah salesnumber (nomor
penjualan) pada alat berat, Menelaah arrangementnumber (nomor perakitan)
pada alat berat, Melaksanakan serialnumber (nomor seri) pada alat berat,
Melaksanakan salesnumber (nomor penjualan) pada alat berat, Melaksanakan
arrangementnumber (nomor perakitan) pada alat berat, Menelaah kode nomor
(numbercode), Mengklasifikasikan kode nomor (numbercode) pada alat berat,
Memeriksa system Hidrolik pada saat alat berat tidak dioperasikan, Memeriksa
system hidrolik pada alat berat dioperasikan, Memeriksa steeringlinkage alat
berat yang menggunakan roda, Memeriksa track alat berat, Memeriksa fungsi
system suspensi alat berat, Memeriksa fungsi system penerangan pada alat
berat, Memeriksa system pengisian pada alat berat, Memeriksa fungsi system
AC pada alat berat, Memeriksa fungsi radio komunikasi pada alat berat,
Memeriksa fungsi Global Positioning Sistem pada alat berat, Menelaah symbol
ISO dalam preventivemaintenance, Menelaah MaintenanceInterval Shedule alat
berat, Memeriksa Unit Alat berat.
B. Tujuan Pembelajaran
1
C. Peta Kompetensi
2
Merawat engine Menelaah prosedur perawatanengine system
sistem
Merawat engine sistem
Merawat cylinderheadgroup
Memperbaiki cylinderheadgroup
3
Merawat sistem Merencanakan interval perawatan berkala
pelumasan dan sistem pelumasan dan pemberian vet
pemberian vet (greasefittings) alat berat
(greasefittings)
alat berat Melaksanakan perawatan system pelumasan
dan pemberian vet (greasefittings) alat berat
4
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan sistem kemudi
kemudi pada alat alat berat.
berat
Merawat sistem kemudi pada alat berat
5
system)pada alat Menentukan kerusakan pada sistem starter
berat (starter system) alat berat
6
Memperbaiki Menganalisis gangguan sistem bahan bakar
sistem bahan tipe Common Rail
bakar diesel tipe
Common Rail Menentukan kerusakan pada sistem bahan
bakar tipe Common Rail
7
D. Ruang Lingkup
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti.
Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang
Anda pelajari dengan modul-modul yang lain.
2. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk
mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
8
3. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan
suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti.
4. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas
dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
5.Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana
perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/pembimbing.
6. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan
pada guru/pembimbing pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi
lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan
tambahan pengetahuan.
9
Kegiatan Pembelajaran 1
A. Tujuan
10
C. Uraian materi
Setiap unit produk yang dibuat oleh perusahaan, terdapat kode-kode nomor yang
tertempel pada masing-masing unit. Kode nomor pada unit berhubungan
dengan buku pedoman service dan buku katalog penggantian komponen
(sparepart) yang telah dibuat oleh perusahaan.
11
Pada jenis produk selain Komatsu seperti Caterpilar, Hitachi, tentu juga memiliki
plat nomer seri pada tiap bagian pada unit. Perusahaan membuat kode nomor
pada unit untuk memudahkan mengidentifikasi jenis, menyediakan buku sebagai
pedoman perbaikan dan nomor penggantian komponen bila mengalami
kerusakan.
Menelaah SalesNumber
12
Menelaah ArrangementNumber ( Nomor Perakitan)
SerialNumber(nomor seri )
Sekarang kita akan membaca kode yang terdapat pada alat berat crawler
komatsu, biasanya kode plat ini ditemukan pada plat yang tertera/distamp
disamping kabin
Dari plat kode unit komatsu diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut:
Model : PC 200-8
Serial No. : C63894
Manufact. year: 2010
MASS : 20580
13
Engine Power : 110
a. Pengkodean produk Off Highway Truck secara umum dimulai dengan angka
7 dan diikuti dengan angka lainnya seperti 773, 777 dan lain sebagainya,
dimana 773 atau 777 disebut dengan model yang menandakan ukuran dari
machine. Semakin tinggi nomor modelnya, maka semakin besar ukuran
machine tersebut. Dibelakang model number terdapat sederetan huruf
lainnya yang disebut series, seperti 785C, 797 dan lain sebagainya. Series ini
menunjukkan teknologi yang dipergunakan oleh produk tersebut. Sebagai
contoh, 785C memiliki teknologi yang lebih tinggi dibanding 773C, 797
memiliki teknologi yang lebih tinggi dibanding 785C.
14
Gambar 5. Off Highway Truck
b. Pengkodean produk Komatsu jenis dump truck secara umum dimulai dengan
huruf didepan yaitu HD dan diikuti dengan angka lainnya seperti 785-5, dan
lain sebagainya, dimana 785-5 disebut dengan model yang menandakan
kapasitas muatan max 91 ton. Semakin tinggi nomor modelnya, maka
semakin besar ukuran kapasitas muatannya. Sedangkan untuk huruf HD itu
adalah kepanjangan dari Heavy Duty.
15
seriesseperti 320B, 330CB, 320D dan lain sebagainya. Series ini
menunjukkan teknologi yang dipergunakan oleh produk tersebut.
Sebagai contoh, 320D memiliki teknologi yang lebih baru atau terkini
dibanding 320C, dan 330C memiliki technology yang lebih baik
dibanding 330B.
Gambar 7. Excavator
16
ArrangementNumber ( Nomor Perakitan )
D. Aktifitas Pembelajaran
Ada macam-macam kode nomor pada alat berat diantaranya nomor seri, nomor
penjualan, dan nomor perakitan
17
Latihan/Kasus/Tugas
Tugas 1
Amati sebuah alat berat
o Identifikasi lokasi dari plat nomor seri (serialnumber plate) dari sebuah
unit alat berat !
o Deskripsikan lokasi plat nomor seri (serialnumber plate) yang telah
ditemukan!
o Lalu baca plat nomor seri (serialnumber plate) yang telah ditemukan
dan deskripsikan keterangan angka yang ada pada plat nomor seri
(serialnumber plate)!
Tugas 2
Amati sebuah alat berat
o Identifikasi nomor penjualan/nomor model (salesnumber/sales model)
dari sebuah unit alat berat !
o Deskripsikan nomor penjualan/nomor model (salesnumber/sales
model) yang telah ditemukan!
o Lalu baca nomor penjualan/nomor model (salesnumber/sales model)
yang telah ditemukan dan deskripsikan keterangan angka yang ada
pada plat nomor seri (serialnumber plate)!
Rangkuman
18
Arrangementbiasanya memuat kumpulan dari suatu bagian atau group dan
terkadang merupakan kumpulan dari arrangement lain.
19
Kegiatan Pembelajaran 2
A. Tujuan:
1. Peserta Training dapat memeriksa system hidrolik pada alat berat saat
tidak dioperasikan
2. Peserta
3. Training dapat memeriksa system hidrolik pada alat berat yang
dioperasikan
4. Peserta Training dapat memeriksa steeringlinkage alat berta yang
menggunakan roda
5. Peserta Training dapat memeriksa track alat berat
6. Peserta Training dapat memeriksa fungsi suspense alat berat
7. Peserta Training dapat memeriksa fungsi system penerangan pada alat
berat
8. Peserta Training dapat memeriksa system pengisian pada alat berat
9. Peserta Training dapat memeriksa fungsi system AC pada alat berat
10. Peserta Training dapat memeriksa fungsi radio komunikasi pada alat
berat
11. Peserta Training dapat memeriksa fungsi Global Positioning Sistem
(GPS) pada alat berat
12. Peserta Training dapat menelaah symbol ISO dalam
preventivemaintenance
13. Peserta Training dapat menelaah MaintenanceIntervalSchedule alat berat
14. Peserta Training dapat memeriksa unit alat berat
20
5. Memeriksa fungsi suspense alat berat
6. Memeriksa fungsi system penerangan pada alat berat
7. Memeriksa system pengisian pada alat berat
8. Memeriksa fungsi system AC pada alat berat
9. Memeriksa fungsi radio komunikasi pada alat berat
10. Memeriksa fungsi Global Positioning Sistem (GPS) pada alat berat
11. Menelaah simbol ISO dalam preventivemaintenance
12. Menelaah MaintenanceIntervalSchedule alat berat
13. Memeriksa unit alat berat
2. Uraian Materi
21
Di samping persiapan tersebut di atas dalam pemasangan fasilitas yang
menggunakan sistem hidrolik perlu dipersiapkan pula hal-hal berikut:
1. Untuk mesin-mesin yang stasioner, fondasi mesin harus memenuhi syarat,
seperti ketebalan beton, komposisi campuran beton, luas fondasi, kedataran
dan sebagainya
2. Sedangkan untuk mesin yang unit alat berat, perlu dudukan atau mounting
yang cukup kuat pula.
3. Pemasangan mesin yang kokoh dengan pengikatan yang kuat.
4. Kedataran mesin (level) yang standar (perlu dilevel dengan alat pelevelan
yang presisi).
5. Penyediaan sumber tenaga yang memenuhi syarat.
Dalam sistem hidrolik telah disediakan proteksi beban lebih. Namun gangguan
pada sistem hidrolik dapat terjadi saat kita memberikan beban lebih, seperti
putaran yang terlalu tinggi, tekanan kerja terlalu tinggi, suhu terlalu tinggi atau
juga bila terlalu banyak kontaminasi.
22
Gambar 10. Rangkaian Sistem hidrolik
23
.
Gambar 11. Pemeriksaan fungsi system hidrolik
Pemeriksaan katup-katup
a. Periksa kebersihan katup,
b. Periksa keausan katup.
c.
Pemeriksaan silinder atau aktuator
a. Periksa kebocoran silinder baik kebocoran luar maupun dalam.
b. Periksa pengikatan silinder (cylinder mounting).
24
c. Periksa motor hidrolik jangan sampai bekerja hingga suhu tinggi,
d. Periksa pula kebocoran pada motor hidrolik
25
Sebab-sebab terjadinya suhu tinggi antara lain:
a. Putaran atau kecepatan gerak aktuator terlalu cepat.
b. Beban terlalu tinggi.
c. Tekanan kerja hidrolik terlalu tinggi.
d. Lingkungan kerja yang memang suhunya terlalu tinggi.
e. Terdapat kotoran di dalam tangki atau bahkan pada pipa-pipa atau pada
pendingin,
f. Terdapat bagian-bagian yang penyok atau bengkok sehingga terjadi
penyempitan yang akan menghambat sirkulasi oli.
g. Kekurangan oli/cairan hidrolik (level oli dalam tangki turun jauh).
Ada satu hal lagi yang perlu dihindari yaitu yang disebut “thermal heat
expansion”. Yang disebut dengan thermal heat expansion ialah terjadinya
pemuaian oli hidrolik karena panas dalam keadaan sistem hidrolik tidak bekerja.
Panas ini berasal dari panas matahari atau mungkin memang dekat sumber
panas yang lain. Untuk setiap kenaikan suhu 10 C akan menaikkan tekanan
sebesar 50-60 psi (3-4 bar) pada sistem yang tertutup.
Menjaga Kebersihan
Kotoran dan kontaminasi harus selalu dijauhkan dari sistem hidrolik, karena
partikel yang sangat kecil pun dapat membuat katup tergores, pompa terganjal,
menyumbat orifice dan lain-lain sehingga menyebabkan kerusakan yang
perbaikannya cukup mahal.
26
Jagalah tempat kerja anda selalu bersih
Bangku kerja yang bersih dan area yang bersih adalah mutlak diperlukan bila
anda menservis komponen-komponen hidrolik. Untuk industri sangat diperlukan
vacuum cleanerkarena dia akan dapat menghisap kotoran berupa debu, partikel
kecil dari logam dan kotoran lain yang sejenis.
a. Pemeliharaan Berkala
b. Periode kegiatan
c. Mingguan (Weekly), pekerjaan yang dilakukan antara lain yaitu :
1. Periksa level oli pada tangki hidrolik dan ditambah bila kurang.
2. Periksa filter(saringan), regulator (relief valve) dan pressure gauge
apakah masih bekerja dengan baik.
3. Pemeriksaannya dengan cara dicoba dan dianalisis.
4. Apabila terdapat gangguan perlu diservis lebih dulu.
5. Periksa apakah pada katup-katup terdapat kotoran seperti : debu,
gerusan komponen (chips) dan kotoran lain yang dapat menimbulkan
gangguan. Jika memang ada bersihkanlah
.
d. Bulanan (Monthly), pekerjaan yang dilakukan antara lain yaitu :
1. Periksa kondisi konektor (pengikat), penghubung (konduktor) yang berupa
selang atau pipa, apakah masih baik dan berfungsi.
2. Periksa kondisi sambungan dengan perapatnya (seal), apakah ada
bocoran-bocoran atau tidak.
3. Periksa saluran-saluran pada katup apakah ada kebocoran atau tidak. Bila
terjadi kebocoran betulakn dengan cara menyetelnya.
e. Enam bulanan (Six monthly), pekerjaan yang dilakukan antara lain yaitu :
1. Pemeriksaan mingguan dan bulanan.
2. Periksa seal-seal pada komponen seperti pada silinder, motor hidrolik dan
komponen lain.
3. Penyetelan-penyetelan: penyetelan mur/baut pengikat, penyetelan
transmisi seperti belt, kopling dan sebagainya.
4. Pemeriksaan bantalan/bearing pada silinder, batang torak, poros motor
hidrolik dan sebagainya.
27
f. Tahunan
Pekerjaan yang dilakukan antara lain yaitupenggantian oli/cairan hidrolik .
Setelah oli pembilas dimasukkan, operasikan sistem tersebut agar oli pembilas
dapat masuk ke seluruh penjuru dan seluruh bagian dari sistem. Lama
pembilasan ini tergantung pada besar-kecilnya atau rumit dan tidaknya sistem
hidrolik yang sedang dibilas.
Kontaminan dapat berasal dari luar (terutama dari udara) dan dari dalam seperti
partikel kelupasan komponen, oksidasi oli, endapan dan sebagainya.
28
Gambar 12. Kontaminan Pada Oli
Memeriksa kebocoran (Leaks)
Penyebabnya kebocoran dapat golongkan menjadi dua saja yaitu:
a. Kebocoran dalam. Kebocoran ini terjadi biasanya pada saluran hisap. Tidak
mengakibatkan kehilangan oli secara nyata tetapi mengurangi efisiensi dari
sistem hidrolik. Tanda-tandanya perlu kita kenali yaitu makin lambatnya
gerakan aktuator (lamban) dan tenaga terasa berkurang.
b. Kebocoran luar. Penyebab kebocoran luar, antara lain :
1. Setiap sambungan dari rangkaian hidrolik
2. Komponen juga dapat bocor.Gunakan seal atau gaskets yang cocok .
3. Karet penutup selang fleksibel dapat juga retak dan bocor.
4. Tekanan oli yang berlebihan juga dapat menyebabkan bocor.
Melakukan Penyetelan-penyetelan
Penyetelan dan pengencangan meliputi sambungan, bagian-bagian yang
bergerak maupun instrumen-instrumen pengontrol. Penyetelan bagian-bagian
yang bersambung seperti pengencangan baut/mur pengikat, penyetelan penjepit
selang (hoses fittings), pengencangan sambungan kabel dan lain-lainnya.
Mungkin juga sebagian besar dari komponen itu rusak sehingga tidak dapat di
perbaiki lagi. Untuk mempelajari cara-cara perbaikan komponen, anda akan
mempelajari dari setiap komponen itu mengenai hal-hal berikut :
1.Diskripsi tentang fungsi-fungsi komponen (sudah dipelajari sebelumnya).
2. Gambar komponen (dapat dilihat pada modul hidrolik 1 dan hidrolik 2).
3. Bentuk kerusakan.
4. Penyebab terjadinya kerusakan.
5. Cara mengatasi kerusakan.
29
Kemungkinan kerusakan
Filter dan strainer Gunakan oli yang dengan kualitas baik yang tidak
sangat kotor atau mudah memberikan endapan.
terlalu kecil.
30
31
Pompa lepas dari Periksa kelurusan (alignment) dari puli pompa dan puli
motornya. motor. Karena belt dapat lepas disebabkan puli tidak
lurus (misalignment) atau terlalu kendor.
Betulkan alignment dengan menyetel kembali
kelurusan puli-puli tersebut.
Setel juga jarak antara puli agar belt tidak terlalu
kendor.
32
3. Bocor di sekeliling pompa.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
Perfak (packing) aus. Kencangkan penjepitan perfak atau bila tidak
sembuh berarti packing beanar-benar sudah aus.
Maka gantilah dengan yang baru.
Bila kebocoran disebabkan oleh pengikisan oli,
maka segera periksa bagian mana yang mengikis
perfak dan perbaikilah.
4. Overheating.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
Viskositas oli terlalu tinggi. ·Ganti dengan oli yang kekentalannya sesuai
dengan yang direkomendasikan. Bila bekerja pada
suhu yang relatif tinggigunakan oli dengan indeks
viskositas yang tinggi.
Terlalu sering membuang oli Terlalu banyak oli yang dilepas lewat relief valve
pada relief valve. akan menyebabkan panas juga, maka bila demikian
setel kembali (reset) relief valve.
33
5. Mesin bekerja tak teratur (Erratic action).
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
Katup-katup, piston dan Pertama-tama periksalah bagian yangdicurigai
sebagainya mendapat kelainan mekanik seperti misalignment
kemungkinan bengkok pada poros, keausan bearing dan sebagainya.
atau seret. Carilah tanda-tanda oli yang kotor, olimengandung
vernish, endapan dansebagainya.
Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang bengkok
diluruskan bila mungkin.
Tapi ingat bahwa pemakaian oli yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan mekanik.
Mesin sangat lamban Ini biasanya disebabkan oli yang terlalu kental, oleh
pada waktu start karena itu warming up mesin beberapa waktu.
pertama.
Relief valve terbuka Katup yang terganjal ini menandakan bahwa oli
(terganjal). yang digunakan kotor, maka bersihkanlah dengan
menyaring lagi oli tersebut.
34
pengecekan sebelumnya dan titik pressure gauge
ini.
Perbaiki kebocoran dengan mengganti pipa.
Rusak, aus atau macet Pasang pressure gauge dan bloklah sistem pada
pada komponen pompa. seberang (dekat) relief valve. Bila tekanan tidak
meningkat sedangkan relief valve adalah sehat
berarti pompa tidak memompa atau dikatakan ada
kelainan atau kerusakan mekanik dalam pompa.
Gantilah bagian yang rusak atau aus itu dengan
komponen yang sesuai.
Hal-hal berikut inilah antara lain yang perlu direncanakan antara lain yaitu :
Perhitungan overhoul dan pembiayaan (budgeting), meliputi:
35
Teknisi overhoul. Untuk overhoul sistem hidrolik ini akan memerlukan beberapa
teknisi dari beberapa jenis keahlian, antara lain:
a. Teknisi hidrolik.
b. Teknisi listrik dan elektronik.
c. Teknisi mekanik.
Pemeriksaan Komponen.
Langkah-langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:
Membongkar/memindahkan komponen dari induk mesin/peralatan.
Dismantling atau pembongkaran. Pembongkaran komponen menjadi bagian-
bagian terkecil dari komponen atau bijian, hal ini perlu dicermati dan selalu
memperhatikan Gambar susunan pada maintenance manual.
Pemeriksaan atau pengujian komponen
36
Overhol adalah proses perbaikan menyeluruh dari kerusakan total
disebabkan keausan maka untuk bagian-bagian komponen sistem hidrolik
yang diprediksi telah aus seperti seal-seal, bearing, pasak/pena dan lain-
lainnya, pasti sudah harus diganti kerena aus.
Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan oleh teknisi ahli dan didukung
dengan alat pemeriks/alat uji yang memadai di bengkel atau lab.
Pengambilan keputusan. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian kerusakan
tadi anda dapat mengambil keputusan apakah bagian tersebut perlu diganti
dengan yang baru atau cukup diperbaiki saja.
Perbaikan Komponen.
Teknisi Perbaikan. Dalam menetapkan personel untukmelaksanakan
perbaikan ini harus disesuaikan antara kerusakan komponen yang ada.
Tempat Perbaikan. Maksudnya ialah apakah pelaksanaan perbaikan itu di
bengkel sendiri atau harus ke bengkel di luar perusahaan.
Alat perbaikan dan alat testing. Alat-alat perbaikan merupakan faktor
penentu keberhasilan perbaikan. Demikian juga alat pengujian (testing tools)
harus memenuhi syarat (terstandar).
Pengetesan hasil perbaikan komponen. Setiap hasil perbaikan, sekecil
apapun bagian komponen tersebut, perlu dites sebelum dirakit kembali
37
Pelaksanaan perakitan. Biasanya sistem hidrolik merupakan bagian atau
sub.sistem dari suatu mesin / peralatan.
Dalam pelaksanaan perakitan ini harus selalu dimonitor oleh Supervisor agar
tidak terjadi kesalahan.
Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan secara harian (daily),
mingguan (weekly), bulanan (monthly), enam bulanan (six monthly) dan tahunan
(yearly). Jadwal ini harus dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan
(maitenace manual).
38
Kartu Pemeliharaan.
Petugas
Tanggal Jenis perbaikan Spareparts Bahan
Nama/paraf
Inventarisasi Pemeliharaan.
39
belum juga tepat, berarti telah terjadi keausan yang berlebih pada pindan
bushing.
40
Gambar 15. Penyetelan Track
Jika mesin tidak dilengkapi dengan carrier roller,kelonggaran(sag) trackdiukur di
antara sprocketdan front idler). Setelan dimensiyang benar adalah 2,2 ± 0,4 inci.
41
Tambahkan grease melalui track adjustment valve dengan jumlah yang
benar
Operasikan mesin maju mundur untuk menyamakan tekanan. Biarkan mesin
melambat sampai berhenti sepenuhnya. Jangan gunakan rem.
Ukur kembali dimensi.
Mengencangkan Track
Prosedur Pelepasan
Lepaskan 9 mur (1). Gunakan dua orang untuk melepas segment (2).
42
Prosedur Pemasangan
Buat campuran kental oli SAE 30W dengan Flower of Sulphur atau bahan
pelumas sejenis. Lumasi baut-baut.
Gunakan dua orang, dan pasang sprocket segment(2) pada final drive.
Pasang baut-baut dan mur (1). Kencangkan mur sampai torsi 650 ± 70 Nm
(480 ± 52 lb ft). kencangkan mur-mur tersebut 120°lagi.
43
Prosedur Pemasangan
Gunakan sebuah hoist dan alat (B) dan pasang track roller (4) di dalam
minor bogie.
Sejajarkan pin di dalam cap (2) dengan lubang di dalam track roller shaft,
dan pasang cap (2) dan baut-baut (3). Kencangkan baut-baut tersebut
sesuai spesifikasi torsi.
Pasang track guide pada major bogie. Pasang baut-baut yang menahan
major bogie di tempatnya. Kencangkan baut-baut tersebut sesuai spesifikasi
torsi baut.
Turunkan tractor ke permukaan tanah dan lepaskan perkakas (A).
Setel track. Baca “SambunganTrack”.
Gunakan hammer atau punch, dan dorong plug keluar dari stopper (2).
Gunakan bor dengan kecepatan yang dapat diubah-ubah untuk melepas
stopper secara perlahan. Lepaskan stopper (2) dari ujung-ujung shaft.
Lepaskan baut-baut (3)dan retainer (1) dari kedua sisi track roller.
Lepaskan O-ring seal (5) dari retainer (1).
Pasang tanda identifikasi pada seal ring (4). Lepaskan seal ring dari retainer
(1). Lepaskan O-ring seal dari seal ring.
44
Gambar 21. Pelepasan Komponen
Pasang tanda identifikasi pada seal ring (6). Lepaskan seal ring dan toric
stabilizer (7) dari shaft (8).
Lepaskan toric ring dari sealring(6).
Tarik shaft (8) keluar dari roller trackcukup jauh untuk memasang sebuah
hoist pada shaft.
Pasang sebuah hoist (8). Lepaskan shaft dari track roller (9). Berat shaft
adalah 18 kg. (40 lb).
Prosedur Perakitan
Bersihkan komponen-komponen dan inspeksi komponen-komponen apakah
mengalami aus atau rusak. Ganti semua komponen yang sudah rusak atau
aus.
Pastikan bahwa semua komponen bebas dari lapisan oli, kotoran atau
material asing lainnya. Gunakan trichlorethanedan kain bersih untuk
membersihkan.
Pasang sebuah hoist ke shaft (8). Pasang shaft secara hati-hati di dalam
track roller (9).
45
Pasang toric stabilizer (7) pada kedua ujung shaft (8).
Pasang toric ring (10) di dalam sealring (6). Pastikan bahwa toric ring lurus di
dalam seal ring (6).
Masukkan toric ring (10) dan seal ring (6) ke dalam Trichlorethane hingga
seluruh toric ring basah.
Gunakan perkakas (A) untuk memasang toric ring dan seal ring (6) pada
shaft (8). Pasang ring hingga perkakas (A) bersentuhan dengan ujung shaft.
Gunakan sebuah depth micrometer (11) untuk mengukur jarak antara seal
ring (6) dan shaft. Shaft adalah 90° dan berjarak empat lokasi dari seal ring
(6). Perbedaan ukuran ini tidak boleh lebih 1mm.
Jika penyetelan pada sealring (6) perlu dilakukan, gunakan perkakas (A)
untuk menyetel seal ring pada shaft.
Ulangi langkah 6 sampai 9 untuk pemasangan toric ring. Juga pasang toric
ring pada sisi lain track roller.
Pasang O-ring seal (12) pada seal ring (4). Pastikan bahwa O-ring seal lurus
pada seal ring.
46
Gambar 25. Pemasangan ORing Seal
Pastikan bahwa bagian muka seal ring bersih dan bebas dari material asing.
Pasang lapisan tipis oli bersih pada bagian muka seal ring.
47
Pasang perkakas (A) di dalam lubang retainer (1) dan seal ring. Gunakan
perkakas (B) untuk memasang retainer dan seal ring di dalam posisi aslinya
pada track roller.
Gunakan perkakas(B) untuk menahan seal ring dan retainer (1) dalam posisi
yang benar, dan pasang baut-baut (3). Kencangkan baut-baut tersebut
secara merata untuk menjaga retainer tetap sejajar dengan track roller.
Kencangkan baut sesuai dengan spesifikasi torsi.
Ulangi Langkah 11 sampai 22 untuk memasang retainer pada sisi lain track
roller.
Berikan oli bersih pada stopper (2). Pasang stopper di dalam satu ujung
shaft (8). Pasang stopper di bawah permukaan ujung shaft.
Gunakan perkakas (C) untuk memasang plug di dalam stopper (2). Pasang
plug rata dengan ujung stopper.
Gunakan perkakas (D) untuk mengetes tekanan track roller.
Masukkan udara bebas air dibawah tekanan ke dalam roller shaft.
Jika terjadi pengurangan tekanan dalam sepuluh detik atau kurang, maka
terjadi kebocoran di dalam track roller. Track rollerharus dibongkar
Gunakan perkakas (E) untuk memeriksa kelonggaran ujung (end play)shaft
(8). Kelonggaran ujung harus 0,22 sampai 0,98 mm
Isi track roller shaft sesuai denganspesifikasi isi track roller.
Berikan oli bersih pada stopper. Pasang stopper di ujung shaft (8). Pasang
stopper di bawah permukaan ujung shaft.
Gunakan perkakas (C) untuk memasang plugdi dalam stopper. Pasang
plugrata dengan ujung stopper.
Memasang track roller.
48
Pelepasan Track Idler
Pasang alat pengangkat (lifting device) dan perkakas (A) pada idler
assembly (1).
Lepaskan komponen-komponen berikut ini dari masing-masing idler: washer
danbaut-baut (4), washer dan baut-baut (5), cap (3) dan wedge (6).
Lepaskan idler.
Lepaskan insert (7) dari major bogie (2).
Prosedur Pemasangan
49
Ketuk wedge (6).
Kencangkan baut (5) sesuai spesifikasi torsi
Pembongkaran Idler
Gunakan sebuah bor untuk kecepatan lambat dan mata bor untuk melepas
plug (4) dan stopper (3) dari ujung shaft.
Lepaskan 12 baut (2) dan retainer (1) dari kedua sisi idler.
Lepaskan O-ring seal (6) dari retainer (1).
Pasang tanda identifikasi pada Duo-Cone seal. Lepaskan Duo-Cone seal (5)
dari retainer (1).
Pasang tanda identifikasi pada Duo-Cone seal (7). Lepaskan Duo-Cone seal
(7) dan toric stabilizer (8) dari shaft (9).
Tarik shaft (9) keluar dari idler bar. Shaft harus ditarik keluar cukup jauh
untuk memasang alat pengangkat ke shaft.
Pasang alat pengangkat (lifting device) ke shaft(9). Lepaskan shaft dariidler
assembly(10). Berat shaftadalah 22 kg (49 lb)
50
Prosedur Perakitan Idler
Perkakas Yang Dibutuhkan
Pasang alat pengangkat (lifting device) yang sesuai ke shaft (9). Pasang
Pasang toric stabilizer (8) pada kedua ujung shaft (9).
51
Gambar 33. Pemasangan Seal Pada Toric Stabilizer
Pasang toric ring (11) di dalam Duo-Cone seal (7). Pastikan bawah toric ring
lurus di dalam Duo-Cone seal.
Pasang toric ring (11) dan Duo-Cone seal (7) di dalam Trichlorethane hingga
seluruh toric ring basah.
Gunakan perkakas (A) untuk memasang toric ring dan Duo-Cone seal (7)
pada shaft (9). Pasang seal hingga perkakas (A) kontak dengan ujung shaft.
Gunakan depth micrometer (12). Ukur jarak antara Duo-Cone seal (7) dan
shaft pada empat lokasi. Perbedaan ukuran ini tidak boleh lebih dari 0,80
mm (0,031 inci).
Jika penyetelan Duo-Cone seal (7) perlu dilakukan, gunakan perkakas (A)
untuk menyetel seal ring pada shaft.
Ulangi Langkah 5 sampai 9. Pasang toric ring dan Duo-Cone seal pada sisi
luar idler.
Pasang O-ring seal (13) pada Duo-Cone seal (5). Pastikan bahwa O-ring
seal lurus pada Duo-Cone seal.
Lumasi O-ring seal pada seal ring dengan Trichlorethane.
Pasang O-ring seal dan Duo-Cone seal (5) pada retainer (1). Gunakan
perkakas (B) dan sebuah arbor. Tekan Duo-Cone seal di dalam retainer.
52
Pasang O-ring seal dan Duo-Cone seal hingga O-ring seal kontak dengan
dasar retainer.
Gunakan depth micrometer (12) untuk mengukur jarak dari permukaan
retainer (1) ke permukaan Duo-Cone seal (5) pada empat lokasi. Perbedaan
ukuran ini tidak boleh lebih dari 0,10 mm (0,004 inci).
Jika penyetelan pada seal ring perlu dilakukan, gunakan perkakas (A) untuk
menyetel seal ringdi dalam retainer.
Pasang O-ring seal(6) di dalam groove di dalam retainer(1).
Berikan greasepada O-ring seal (6) untuk menahan seal di tempatnya pada
retainer.
Pastikan bahwa bagian muka seal ringbersih dan bebas dari material asing.
Berikan lapisan oli bersih tipis pada bagian muka seal ring.
53
Akan terjadi kebocoran di dalam idler assembly jika ada pengurangan
tekanan dalam waktu 10 detik atau kurang. Idler assembly tersebut harus
dibongkar dan diperiksa.
Gunakan perkakas (E) untuk memeriksa kelonggaran ujung (end play) shaft
(9). End play harus 0,25 mm sampai 0.85 (0,009 inci sampai 0,033 inci).
Isi idler shaft (9) dengan 1,3 L ± 0,030 L (1,374 qt ± 0,032 qt) oli SAE 30.
Berikan oli bersih ke dalam stopper (3). Pasang stopper di ujung shaft (9).
Pasang stopper hingga stopper 10 ± 4 mm (0,393 ± 0,16 inci) dibawah
permukaan ujung shaft.
Gunakan perkakas (F) untuk memasang plug di dalam stopper (3). Pasang
plug (4) sehingga plug rata dengan ujung stopper.
54
Menyediakan reaksi torsi steering dan brake
Menahan gerakan axle lateral pada saat berbelok
Menahan gerakan axle longitudinal pada saat mengerem atau berakselerasi
Menyediakan gerakan roda yang cukup baik pada kondisi jalan yang tidak
teratur
Rating spring, travel suspensi, roll stiffness, frekuensi pitch, redaman, massa
dengan spring dan tanpa spring, rating beban, pengaturan dan pembagian beban
merupakan faktor-faktor yang diperhitungkan dalam perancangan suspensi.
System suspensi yang ideal mengijinkan rangka unit alat berat bergerak tanpa
ketiga gerakan suspensi dasar yang dibahas pada
55
1. Front suspension cylinder
2. Radius rod (Upper rod)
3. Rear suspension cylinder
4. Radius rod (Lower rod)
5. Arm (A-frame)
Suspension system sebagai penyangga berat unit, dan penyerap kejutan yang
timbul dari permukaan jalan. Selain itu, juga untuk mempertahankan
kestabilan unit dengan memastikan bahwa keempat roda selalu menyentuh
tanah.
Hydro pneumatic cylinders digunakan sebagai suspension cylinder untuk
mengurangi kejutan.
Pada hydro pneumatic cylinders, suspension cylinder diisi (sealed) dengan oli
dan gas nitrogen. Yang bekerja sebagai peredam kejut- shock absorber
(spring & damper) dengan menyusutkan (contracting) dan memuaikan
(expanding) gas nitrogen dan oli.
Periksa keadaan frame, sambungan las dan bracket dari keretakan atau patah
Periksa kelonggaran bolt pengikat dan gantungan drive axle housing
Periksa keadaan wheel nut dari kelonggaran, karat yang terdapat pada
permukaan bolt dan wheel yang menandakan bahwa bolt dalam keadaan
longgar
Periksa tekanan udara didalam ban dan periksa sekaligus keadaan ban
56
.Jadwal perawatan Pada Rigid Suspension
Periksalah keretakan pada frame, sambungan las, cross member dan periksa
juga kekuatan bolt gantungan braket pada frame.
Buanglah karat yang menempel pada frame dan berilah cat pelindung
antikarat, agar komponen yang sudah ditempeli karat tidak dapat lagi
ditempeli karat.
Ikatlah bolt gantungan frame dan braket hingga batas maksimum yang
diperbolehkan agar tidak dapat lagi dihinggapi karat.
Berilah pelumasan pada poin-poin bolster pin, upper dan lower articulation
pins, front axle pin
Periksa tekanan udara pada ban dan periksa keadaan ban
Ikatlah wheel nut, hingga spesifikasi yang diminta.
57
- Sebelum seluruh bolt terlepas, kedudukan jack harus pas pada housing
agar saat terlepas housing tidak terbanting.
- Turunkan jack pela-pelan, setelah housing dalam posisi yang bebas,
tariklah jack keluar dan tempatkan jack dan housing pada tempat yang
bebas. Lalu pekerjaan perbaikan sudah dapat dilaksanakan.
Bila pekerjaan hanya untuk melepas sambungan dari sebuah wheel loader,
sebelum articulated joint dilepaskan, pertimbangkan posisi berat machine dari
tumpuannya.
Dua pivot joint yang terpasang pada masing-masing sisi sebuah grader berfungsi
menahan beratnya beban dari grader tersebut. Kerusakan yang umum terjadi
pada komponen ini adalah keausan pada bearing, spindle.dll.
58
steeringkeras, dan keausan pada sebuah sisi ban. Pemeriksaan
kelonggaran dapat dilaksanakan setiap 500 miles(800km) pada unit alat
berat baru. Pada unit alat berat yang beroperasi dijalan yang jelek,
pengecekan dilaksanakan minimal seminggu sekali.
Pada unit alat berat yang menggunakan hydro air suspension dan
beroperasi dimedan operasi yang jelek, pemeriksaan dilakukan pada
sambungan cylinder piston. Pengecekan dilaksanakan saat machine dalam
keadaan rata dan tanpa beban.
59
- Periksa terminal mungkin terlalu panas meskipun hubungan tidak longgar.
Coba buka terminal dan bersihkan.
- Periksa air aki. Lihatlah garis batas tinggi permukaannya (biasa terdapat
pada badan baterai). Tinggi permukaan air aki harus berada di antara
garis batas.
- Periksa terminal-terminal lampu. Bersihkan jika tampak berkarat dengan
ampelas dan pasangkan kembali dengan ketat. Ganti lampu jika putus.
- Pemeriksaan sekering mudah dilakukan, karena biasanya kotak sekering
terdapat di ruang kemudi. Ganti sekering jika putus yang baru dan
amperenya sama.
60
- Kerusakan atau keausan pada sikat
- Koneksi yang buruk antara slip ring asembli dan field coil
- Adanya masalah dengan drive pully pada alternator atau sabuknya.
Pemeriksaan V Belt
Langkah-langkah dalam pemeriksaan V belt, yaitu:
Lepas V belt dari kemungkinan retak, rip lepas retak atau cacat.
Pasang kembali dan setel tegangan V belt dengan menekan dengan
kekuatan 10 kg, standar defleksi untuk belt lama = 7-10mm dan untuk belt
baru = 5-7 mm
61
sedangkan belt baru 5-7 mm dengan tegangan belt 45-55 kg untuk belt baru dan
20-35 kg untuk belt lama.
Merawat Baterai
Perawatan baterai yang baik akan memberikan beberapa manfaat seperti:
Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai,
Terminal baterai menjadi awet.
62
Perawatan Sistem Starter
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan
beberapa hal, yaitu:
Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik
yang dibutuhkan untuk starter.
Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau
terjadi pengosongan sendiri.
Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika unit alat berat tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang
tersimpan di baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut
dengan self discharger. Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai
disebabkan beberapa hal, yaitu:
Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur
dengan elektrolit.
Bahan aktif baterai.
Temperatur elektrolit baterai.
63
pada sight glass tersebut. Kondisi ini berarti bahwa di dalam system
terdapat uap air yang sudah terlalu banyak yang mengalir melalui saluran-
saluran system AC.
- Tidak bergelembung baik sebelum dan sesudah pengoperasian system
AC. Ini berarti bahwa di dalam system benar-benar kekurangan
refrigerant dan harus diisi kembali.
Tekanan pada bagian discharge rendah dan pada bagian suction juga
rendah. Pada data seperti ini berarti bahwa di dalam system benar-benar
terjadi kekosongan yaitu sangat sedikit sekali jumlah refrigerant yang berada
di dalam system tersebut.
Suhu udara yang keluar dari evaporator tidak berubah.
Ini berarti bahwa sangat sedikit sekali refrigerant yang mengalir melalui
evaporator dan ini mengindikasikan bahwa system sangat kekurangan
refrigerant.
Perbaikan system AC
Sebelum melakukan pengecekan pada sistem AC unit alat berat, pastikan
kondisi mesin unit alat berat dalam keadaan prima atau normal. Berikut beberapa
item yang harus di cek:
Visual Inspection
Cek kondensor dan evaporator dari semua kemungkinan yang dapat
menghambat kerja komponen tersebut. Seperti sampah, debu, dan mungkin
serangga
Bersihkan filter dan resirkulasi filter
Cek kekendoran sabuk kompresor
Cek indicator receiver-dryer. Jika ditemukan indicator berwaran pink atau
putih,maka terdapat uap pada system. Ganti receiver dryer dan salurannya.
Cek tabung pembuangan pada evaporator.
64
Kerusakan Umum
Switch A/C ON, tetapi Blower Tidak Bekerja
Jika anda menemukan kasus seperti ini, lakukan langkah-langkah berikut.
- Periksa komponen motor blower evaporator . Jika motor blower tidak
bekerja, segera perbaiki atau ganti motor blower.
- Periksa aliran listrik yang menuju blower evaporator. Segera perbaiki jika
terdapat kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay
rusak.
- Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat
kecepatan (low,med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower
rusak.
- Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester . Perbaiki
bagian sekring yang putus atau ganti dengan yang baru.
- Periksa relay motor blower menggunakan multitester pada bagian
terminalnya. Ganti relay jika rusak.
65
- Kondensor tertutup benda lain, sehingga kondensor tidak mampu melepaskan
panas refrigerant dari kompresor
- Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari
luar ikut masuk dan bercampur dengan udara dingin dalam kabin.
- Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak bekerja
66
- Adanya unit yang menyalib unit lain
- Terdapat kegiatan perbaikan jalan di Km tertentu,
- Adanya unit yang berhenti di pinggir jalan karena kerusakan atau
penggantian ban
- Adanya pengemudi yang minta ijin diberi prioritas ketika melewati jalan
yang menyempit karena jalan longsor atau melewati unit breakdown .
- Unit alat beratisasi alat berat dengan menggunakan unit Low boy.
Bila dari dalam radio tersebut muncul informasi atau pemberitahuan tentang
adanya unit alat beratisasi low boy, maka perhatikan apakah posisi lowboy
berdekatan dengan posisi anda . Pergerakan unit low boy yang mengangkut
alat berat ini selalu dikawal oleh unit alat berat sarana .
Segeralah meminggirkan unit untuk memberi prioritas bila anda berpapasan
dengan Low boy .
Kemudian bilamana anda bermaksud akan menyalib unit lain yang berjalan
pelan di depan anda, maka sebelumnya wajib minta ijin terlebih dahulu
dengan berkomunikasi melalui radio .
Jangan memotong pembicaraan orang lain bila mana orang tersebut sedang
menyampaikan informasi penting .
67
Catu daya
Pastikan pasokan catu daya, baik HT maupun Rig, terjaga kestabilannya, dan
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Khusus untuk HT, saat ini ada dua
jenis baterai yang digunakan: Lithium dan NiMH.
Hindari Air
Seperti halnya semua alat elektronik lainnya, Air adalah musuh utama. Bukan
karena sifatnya yang merusak seperti air asam atau air keras, Air adalah
konduktor listrik paling bagus sehingga, apabila unit HT/Rig sampai terkena air,
terutama bagian dalamnya, maka dijamin akan langsung rusak.
Kelembaban
Kelembaban erat kaitannya dengan air. Saat terjadi kelembaban, maka yang
muncul adalah munculnya butiran-butiran air yang juga bisa menjadi konduktor
sehingga menyebabkan korsleting. Selain itu, kelembaban juga menyebabkan
munculnya jamur pada batre, dan juga sirkuit.
68
Cara kerja GPS
Konstelasi satelit GPS memancarkan sinyal posisi satelit tersebut
Sinyal tersebut “ditangkap” oleh penerima sinyal GPS
Dengan menghitung waktu tempuh sinyal dari 3 GPS, maka posisi didapat
Istilah lain untuk GPS pada alat berat adalah GPS Tracking. System ini didesain
sedemikian rupa sesuai dengan perangkat-perangkat penunjang yang ada pada
alat berat tersebut, bahkan dapat memantau hours meter yang ada pada alat
berat.Pihak perusahaan dapat memantau jam kerja alat beratnya secara online
dan realtime, kemudian datanya dapat dicocokkan dengan data offline yang telah
tersimpan.
Secara keseluruhan,manfaat dari GPS Tracking khusus alat berat ini yaitu:
Mencegah kecurangan-kecurangan yang dilakukan operator alat berat, diluar
kesepakatan persewaan.
Mencengah kesepakatan negatif antara operator alat berat dengan penyewa
alat berat tersebut.
Dapat mengawasi jam kerja, rute , jarak tempuh dan kecepatan alat berat
tersebut.
Melacak posisi alat berat secara realtime
Meningkatkan produktivitas operator alat berat dengan sistem lembur.
Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan.
Dapat menganalisa biaya penggunaan bahan bakar.
Mencegah target kerja yang tidak terpenuhi.
69
Menelaah Symbol ISO Dalam PreventiveMaintenance
Tujuan dari topik ini adalah untuk mengenalkan symbol-simbol ISO yang
digunakan pada machine. Ada 5 kategory symbol ISO yang sering digunakan,
yaitu:
Basic Symbols
Basic symbols (Gambar2.91) adalah sismbol-simbol dasar yang digunakan pada
machine. Yang termasuk Basic symbols diantaranya (dari kiri ke kanan) adalah:
Keterangan:
- Level Indicator, digunakan sebagai indicator ketinggian dari sebuah system.
- OH, merupakan symbol oli dari sebuah system.
- Pressure, simbol tekanan
- Temperature, simbol temperature atau suhu dalam sebuah system.
- Filter, merupakan simbol filter dari sebuah system.
- Water/coolant, merupakan simbol cairan pendingin.
- Intake Air, merupakan simbol udara masuk.
- Exhaust Gas, merupakan simbol gas buang.
70
System symbols
Advanced Symbols
71
- Engine Coolant Level, merupakan sinmbol dari ketinggian cairan pendingin
engine.
- Engine Oil Temperature, merupakan simbol dari temperature oli engine.
- Hydraulic Oil Filter, merupakan simbol dari filter hidraulik.
- Transmission Oil, merupakan simbol dari oli transmisi.
Additional symbol
Additional Symbols adalah simbol-simbol panduan yang penting bagi teknisi,
biasanya berisikan petunjuk yang harus dilakukan sebelum melakukan suatu
pekerjaan, atau simbol untuk menunjukkan tempat atau informasi tambahan.
Diantaranya adalah:
- Grease Lubrication Point
- Engine Start dan Engine Stop.
- Read Operator's manual.
- Service Indicator/Read technical Manual
72
Basic Safety Symbols
.
Gambar 44. SafetySymbol
Kinerja Unit,
disini diperlukan unit yang selalu bekerja pada kondisi yang prima, maka
diperlukan perawatan dan pemeliharaan agar unit selalu dalam kondisi prima.
Kondisi Unit,
jika dilakukan perawatan dan pemeliharaan pada alat berat, maka kita dapat
memantau kondisi unit yang akan beroperasi. Apakah unit tersebut dalam
kondisi prima atau tidak.
73
Target kerja,
Jika kondisi unit selalu dalam kondisi prima, maka target kerja perusahaan akan
dapat terpenuhi tanpa adanya unit yang rusak atau breakdown
Cost (biaya),
Jika keadaan suatu unit tidak pernah dikontrol, maka suatu saat unit tersebut
akan mengalami kerusakan dan biasanya kerusakan tersebut langsung
mengeluarkan biaya yang besar untuk perbaikan.
Adapun tujuan dari dilakukannya perawatan dan pemeliharaan pada alat berat
adalah:
Pemeriksaan dan perawatan rutin berkala akan membantu dalam
mengantisipasi kerusakan yang fatal
Mengurangi down time unit
Efektivitas kerja unit dan target kerja
PreventiveMaintenance
Perawatan Berkala
Perawatan berkala atau terjadwal ( schedulled maintenance ) adalah strategi
perawatan preventif yang mana perawatan atau pemeliharaan mesin dilakukan
secara berkala dalam interval waktu tertentu. Interval waktu tersebut dilakukan
berdasarkan rekomendasi pabrik pembuat yang dinyatakan dalam
harian/mingguan/bulanan, jam kerja atau milliage. Perawatan berkala ini cukup
efektif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
74
75
Keuntungan perawatan berkala :
Meningkatkan keandalan mesin
Dapat mencegah kerusakan lebih lanjut
Meningkatkan tingkat keselamatan
Efektif mencegah kerusakan
Kerugiannya :
Biaya pemeliharaan relatif mahal
Jika interval terlalu dekat dapat terjadi kerusakan karena kesalahan
perawatan
Jika interval waktu terlalu lama, bisa rusak sebelum waktu atau jadwal
perbaikan.
Kerugian karena penggantian komponen yang masih layak.
76
Untuk mesin yang bergerak perawatan berkala dinyatakan dalam :
Perawatan 1000 km
Perawatan 5000 km
Perawatan 10000 km
Perawatan 15000 km dan seterusnya dengan interval 5000 km
77
Pembersihan
Pengencangan atau penggantian baut.
Perawatan Harian
Dalam pemeriksaan dan perawatan harian yang dilakukan antara lain:
Pemeriksaan seluruh level oli sebelum mesin dihidupkan
Pemeriksaan air battery beserta kabel-kabelnya
Pemeriksaan air radiator
Pemeriksaan rem
Pemeriksaan kopling (jarak pedal)
Pemeriksaan system listrik dan lampu
Pemeriksaan ketegangan tali kipas
Pemeriksaan tekanan angin ban
Pemeriksaan seluruh baut-baut terutama baut roda
78
Contoh jadwal service berkala beberapa unit alat berat:
Service Kerusakan
Service kerusakan dilakukan bila terjadi kerusakan insidental. Hal-hal yang
biasanya dilakukan adalah penggantian suku cadang (sparepart).
Overhaul
Jadwal overhaul dilaksanakan untuk merekondisi mesin atau komponen agar
kembali ke kondisi sesuai standart pabrik.
79
Berikut jadwal overhaul beberapa jenis unti alat berat:
Safety Zone
Sebelum melakukan proses maintenance perhatikan hal-hal berikut:
Pergunakanlah helm, safety shoes, sarung tangan.
Gunakan kacamata apabila diperlukan.
Apabila pekerjaan perawatan dilakukan oleh lebih dari satu orang,
koordinasikan pekerjaan tersebut demi keselamatan dan mencegah
terjadinya salah komunikasi.
Cegahlah orang-orang yang tidak berkepentingan untuk mendekati unit yang
sedang di inspeksi.
Gunakan selalu sparepart yang direkomendasi oleh pabrik.Gunakan oli,
grease, coolant, yang direkomendasikan oleh pabrik.
Gunakan pelumas yang kondisinya bersih, baik pelumas, tempat maupun
alat untuk proses pengisian.
Periksa atau ganti oli pada tempat yang tidak berdebu, untuk mencegah
kontaminasi.
80
Jika pekerjaan dilakukan diruangan tertutup, perhatikanlah ventilasi udara
Hasil dari strategi perawatan adalah suatu skema waktu perawatan yang akan
dilakukan, meliputi:
Pencatatan
Pencatatan ini adalah proses dekumentasi semua aktifitas dan biaya yang terjadi
selama pengoperasian dan perawatan alat berat, tujuan dilaksanakan pencatatan
ini agar didapat data untuk dianalisa sehingga proses perawatan dapat diukur
dapat meningkatkan unjuk kerja unit.
Check list
Check list ini adalah daftar tugas yang digunakan oleh teknisi untuk melakukan
jadwal perawatan, PartNumberdari penggantian part, dalam melaksanakan
Preventivemaintenance (PM) yang terencana
81
2. Maintenance (perawatan) Interval
Maintenanceinterval adalah suatu rencana perawatan yang terjadwal
pelaksanaan dengan tenggang waktu tertentu yaitu atau jarak tertentu, dan
dilaksanakan dengan tepat waktu, misalnya perawatan setiap 10 Jam, 50 Jam,
250 Jam, 500 Jam, 1000 jam dan 2000 Jam operasi, contoh berikut:
82
Tabel 13. Perawatan 250 Jam
83
Tabel 15. Perawatan 1000 jam
84
- Pemeriksaan jarak pengereman yaitu dengan menjalankan alat berat pada
kecepatan 20 km/h lalu lakukan pengereman, pastikan jarak pengereman
tidak lebih dari 5 m.
- Pemeriksaan kemampuan kerja sistem rem yaitu dengan memposisikan fuel
control pada low idle , tekan pedal kopling. Masukan transfer casepada
posisi low untuk yang memakai transfer dan transmisi pada speed 3.
Tekanpedal rem, naikan putaran mesin secara perlahan sampai pada 1700
rpm dan lepas pedal kopling. Periksa apakah mesin stall(akan mati) ketika
unit tetap diam. Jika mesin tidak stall(akan mati) maka lakukan pengecekan
dan perbaikan pada sistem yang tidak normal.
- Pemeriksaan kemampuan rem pada alat berat yang menggunakan power
train jenis torque flow transmision pada intinya sama namun secara teknis
terdapat perbedaan pada pengoperasian pemindahan gigi dan tanpa adanya
pengopersian kopling. Pemindahan gigi diposisikan pada FOREWARD gigi
kedua, rem parkir kondisi bebas, lalu gerakkan fuel control agar kecepatan
enginenaik hingga kecepatan penuh. Pastikan bahwa mesin tidak bergerak,
hal ini menunjukan kemampuan rem normal.
85
Sebagai contoh, pemeriksaan work equipmentpada hydraulic Excavator(PC200-
7), meliputi :
Backhoe work
Backhoe workdapat dipergunakan untuk pekerjaan ekskavasi dengan posisi
lebih rendah dari alat. Range ekskavasi dengan arm dari 45°jauh dari alat
sampai 30° terhadap alat.
Shovel work
Merupakan kegiatan ekskavasi pada posisi lebih tinggi dari alat. shovel work
dilakukan dengan pemasangan bucket kearah Shovel Workberlawanan.
Ditching work
Merupakan pekerjaan penggalian parit dapat dilakukan secara efisien dengan
memasang bucketsesuai dengan lebar parit kemudian atur track pararel dengan
parit yang akan digali.
86
Gambar 47. Ditching Work
Loading work
Pekerjaan loading merupakan pekerjaan pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan berbagai posisi. Untuk efisisen kerja loading work
dikerjakan dengan posisi alat dibelakang truck.
3. Aktifitas Pembelajaran
87
ISO dalam preventivemaintenance, Menelaah MaintenanceInterval Shedule alat
berat, Memeriksa Unit Alat berat.
4. Latihan/Kasus/Tugas
5. Rangkuman
88
sebagai load-sharing atau non-load-sharing. Tujuan dari setiap
suspension system adalah untuk:
Menjaga kontak antara ban dengan permukaan tanah
Menopang beban
Menjaga unit alat berat dan bebannya dari road shock
Meneruskan gaya dari steering, brake dan gerakan ke frame
Menyediakan reaksi torsi steering dan brake
Menahan gerakan axle lateral pada saat berbelok
Menahan gerakan axle longitudinal pada saat mengerem atau
berakselerasi
Menyediakan gerakan roda yang cukup baik pada kondisi jalan yang
tidak teratur
6. Basic symbols adalah sismbol-simbol dasar yang digunakan pada
machine.
7. Ada 5 kategory symbol ISO yang sering digunakan, yaitu:
• Basic symbols
• System symbols
• Advance symbols
• Additional symbols
• Basic safety symbols
8. Fungsi GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi Satelit,
dan terdiri dari konstalasi navigasi Satelit, dan terdiri dari konstalasi
(susunan/jajaran) 24 satelit dan stasiun penerima di bumi GPS
menggunakan “Satelit -Satelit” buatan tersebut sebagai titik referensi
untuk menghitung posisi
9. AC mempunyai 4 fungsi penting :
a. Mengatur suhu
10. Perawatan dan pemeliharaan pada alat berat tidak hanya dilakukan tanpa
memiliki tujuan. Adapun tujuan dari dilakukannya perawatan dan
pemeliharaan pada alat berat adalah:
89
Pemeriksaan dan perawatan rutin berkala akan membantu dalam
mengantisipasi kerusakan yang lebih jauh lagi (fatal)
Mengurangi down time unit
Efektivitas kerja unit dan target kerja
EVALUASI
a. Plat Nomor
b. Plat Nomor seri unit
c. Plat Nama
d. Plat Komatsu
90
2. Dari gambar nomor 2 yang menunjukan power dari unit tersebut adalah:
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
4. Dari pernyataan dibawah ini mana yang sesuai dengan sales model/sales
number:
a. untuk mengidentifikasi Machinedan Serial Numberdigunakan untuk
mengidentifikasi komponen utama dari Machine
b. untuk memudahkan mengidentifikasi perbedaan ukuran, jenis dan
teknologi pada setiap jenis produk yang sama
c. untuk mengidentifikasi komponen utama dari Machine
d. untuk mengidentifikasi Machinedan Serial Numberdigunakan untuk
mengidentifikasi komponen utama dari Machine
5. Apa arti dari Kode huruf pada rangkaian angka yang tertera pada serial
number unit berikut Serial No : C63894:
a. Crawler
b. Computer
c. Negara perakitan
d. Tahun Pembuatan
91
Evaluasi Kegiatan Pembelajaran 2
3. Fungsi Kemudi adalah suatu sistem pengendali peralatan alat berat yang
dapat digunakan untuk
a. Membelokkan arah gerak lurus unit Crawler
b. Melakukan pengereman unit
c. Menaikan boom
d. Menurunkan boom
92
c. untuk mempermudah membedakan teknologi, ukuran, kemampuan
ataupun identitas spesifik dari produk yang berjenis sama.
d. memudahkan produsen maupun konsumen (pemakai unit) untuk dapat
membedakan unit satu dengan unit yang lain
8. Apa yang dimaksud dengan kata HD pada unit Komatsu untuk dump
trucknya:
a. High Definition
b. Heavy Duty
c. Hard Duty
d. High Duty
93
10. Yang merupakan pernyataan yang benar adalah :
a. Serialnumber untuk mengidentifikasi produk-produknya
b. Serialnumber untuk mengidentifikasi komponen utama dari Machine.
c. Serialnumber untuk dapat membedakan unit satu dengan unit yang lain
ataupun untuk membedakan teknologi yang dipakai
d. Serialnumber untuk mempermudah membedakan teknologi, ukuran,
kemampuan ataupun identitas spesifik dari produk yang berjenis sama.
94
15. Dari pernyataan dibawah ini mana yang sesuai dengan sales
model/salesnumber:
a. untuk mengidentifikasi Machinedan SerialNumberdigunakan untuk
mengidentifikasi komponen utama dari Machine
b. untuk memudahkan mengidentifikasi perbedaan ukuran, jenis dan
teknologi pada setiap jenis produk yang sama
c. untuk mengidentifikasi komponen utama dari Machine
d. untuk mengidentifikasi Machinedan SerialNumberdigunakan untuk
mengidentifikasi komponen utama dari Machine
b. 2010
c. PC200-8
d. 110
95
KUNCI JAWABAN
Latihan/Kasus/Tugas 1
1. B
2. B
3. A
4. B.
5. C
Latihan/Kasus/Tugas 2
No Jawaban No Jawaban
1 A 11 D
2 A 12 B
3 A 13 C
4 D 14 B
5 A 15 C
6 D 16 B
7 A 17 C
8 D 18 A
9 B 19 B
10 B 20 C
96
PENUTUP
97
DAFTAR PUSTAKA
98
GLOSARIUM
99
Penulis :
Astu Widodo, MPd.,08125226512; astuwidodo@yahoo.com
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi........................................................................................... 2
A. Tujuan........................................................................................................... 4
E. Latihan/Kasus/Tugas .................................................................................. 10
F. Rangkuman ................................................................................................ 10
A. Tujuan......................................................................................................... 13
D. Aktivitas Pembelajaran................................................................................ 41
ii
E. Latihan/Tugas ............................................................................................. 41
F. Rangkuman ................................................................................................ 42
PENUTUP ......................................................................................................... 45
A. Kesimpulan ................................................................................................. 45
C. Evaluasi ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 59
iii
DAFTAR TABEL
iv
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan atau aktifitas kompleks manusia untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku serta
memperkuat kepribadian untuk mengembangkan pribadi seutuhnya. Tugas
pokok guru adalah mengajar, karena itu diwajibkan untuk menguasai empat
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional.
B. Tujuan
Secara umum tujuan pembelajaran ini memberikan pemahaman kepada peserta
pendidikan dan latihan tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
1
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
PED0A00000-00 Pengembangan Peserta Didik 4 JP
Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran 8 JP
PED0B00000-00
yang mendidik
PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP
PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2 JP
PED0E00000-00
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP
PED0G00000-00 Komunikasi efektif 2 JP
PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP
Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP
PED0I00000-00
pembelajaran
Tindakan reflektif untuk peningkatan 8 JP
PED0J00000-00
kualitas pembelajaran.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini meliputi:
a. Pendekatan Pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
c. Metode dan Teknik Pembelajaran
2
E. Saran Cara Penggunaan Modul
2. Untuk Widyaiswara
Dalam penggunaan modul, guru pembelajar disarankan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta
diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: TEORI BELAJAR
DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Kegiatan pembelajaran 1 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar
memahami tentang: teori pembelajaran khususnya teori belajar Behaviorisme,
teori belajar Kognitifisme, teori belajar Konstruktifisme, dan teori belajar
Humanisme; serta prinsip-prinsip belajar yang mendidik menurut Rothwal.
4
C. Uraian Materi
1. Teori Belajar
Belajar adalah kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya (Suprijono, 2011). Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2009, 7),
mendefinisikan belajar sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dan
masih ada banyak lagi tentang pengertian belajar, namun secara umum memiliki
kesamaan. Ada beberapa perspektif dalam teori belajar, emat diantaranya
adalah Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanistik.
5
dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan
rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati.
6
Pandangan humanistik menyatakan bahwa manusia adalah agen yang
bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-simbol dan
berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat pilihan yang cerdas,
untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan menyadari potensi
penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Humanist memiliki
pandangan holistik mengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap
orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan nilai independen.
Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar kumpulan
dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh terkemuka
Psikologi humanistik adalah Charlotte Buhler (1893–1974), Abraham Maslow
(1908–1970), dan Carl Rogers (1902–1987).
2. Prinsip Pembelajaran
a. Prinsip-Prinsip Belajar (menurut Rothwal)
7
1) Prinsip Kesiapan (Readiness)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi
adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur
arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami peserta didik
selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya.
Rasa ingin tahu ini seyogyanya didorong dan bukan dihambat dengan
memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
3) Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia
memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup.
Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari
yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru
akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap
bagaimana cara seseorang melihat suatu
4) Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh peserta didik
pada saat proses belajar terjadi. Karena tujuan merupakan sasaran khusus
yang hendak dicapai oleh seseorang. Sehingga keberadaannya sangat
penting untuk suatu kegiatan pembelajaran.
8
5) Prinsip Perbedaan Individual
9
9) Prinsip Belajar Psikomotor
D. Aktifitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan
cermat sub materi 1: Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran. Kemudian
membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu mengerjakan
latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
E. Latihan/Kasus/Tugas
F. Rangkuman
10
behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar, jika dapat menunjukkan perubahan
perilaku. Faktor lain yg dianggap penting oleh aliran ini adalah faktor penguatan.
Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respon akan
semakin kuat, sebaliknya jika penguatan dikurangi/dihilangkan (negative
reinforcement) maka responpun akan melemah.
Pada aliran kognitif, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus
dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan
persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang
bisa diamati.
Teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik
mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi kompleks
untuk membangun pengetahuan secara mandiri.
11
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Disamping itu proses
pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil
belajar dapat tercapai secara optimal.
1. Umpan Balik
2. Tindak lanjut
Guru pembelajar dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
12
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PENDEKATAN,
STRATEGI, METODE DAN TEKNIK
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Kegiatan pembelajaran 2 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar
memahami tentang: pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan
saintifik, strategi dan model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan
teknik pembelajaran.
C. Uraian Materi
1. Pendekatan Pembelajaran
13
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan
menurut Sanjaya pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide
dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan
yang diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani.
Sedangkan menurut Sanjaya (Sanjaya dan Wina, 2008) pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum.
Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches).
Namun masih ada jenis pendekatan yang lain, misalnya pendekatan saintifik.
14
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik
(student centered approach).
c. Pendekatan Saintifik
15
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
16
Menanya Membuat dan mengajukan Jenis, kualitas, dan
(questioning) pertanyaan, tanya jawab, jumlah pertanyaan
berdiskusi tentang yang diajukan peserta
informasi yang belum didik (pertanyaan
dipahami, informasi faktual, konseptual,
tambahan yang ingin prosedural, dan
diketahui, atau sebagai hipotetik).
klarifikasi.
17
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru, argumentasi
dan kesimpulan dari
konsep/ teori/
pendapat yang
berbeda dari berbagai
jenis sumber.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat akan menunjang keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
dan menggairahkan sehingga mampu meningkatkan peran aktif peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
(Martinis Yamin, 2009).
18
seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar
peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas, sehingga
tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi
pembelajaran tidak langsung.
Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa
dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam
kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan
belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar
kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan
terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu
pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan
merasa tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada
di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan
dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran
19
menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki mahapeserta didik setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam
dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif),
keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif)
2) Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi
terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis
di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep,
prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai).
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses
pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk
mengubah perilaku peserta didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang terlibat di dalam proses
pembelajaran.
4) Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan
kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam
pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang
menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi,
siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi.
5) Guru
Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik
penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor
penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung
kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada
akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran.
20
3. Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan
atau cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008). metode didefinisikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting,
metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai
oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam
kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).
Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (http://adityatriastuti. blogspot.
com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode,
sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.
21
a. Macam Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan
dan pelaksanaan.
22
agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedan g
disampaikan.
(3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
2) Metode Diskusi
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation).
a) Tahap Persiapan:
(1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
(2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
(3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
(4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan
segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator,
notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
b) Tahap Pelaksanaan:
(1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi;
(2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-
23
aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan;
(3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan,
misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain
sebagainya;
(4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;
(5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas;
(6) Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c) Tahap Penutup:
(1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi;
(2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
3) Metode Demonstrasi
24
Langkah-langkah metode Demonstrasi
(1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode
demonstrasi berakhir;
25
(5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan (memberi peluang kepada
peserta didik untuk mencoba sebelum latihan);
(7) Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan
cara mengaktifkan peserta didik;
c) Evaluasi,
4) Metode Penugasan
26
Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik
untuk mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan
karena materi pelajaran banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar
materi pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka
metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya.
Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu
maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya
tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.
27
memberikan motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas
tersebut diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses
penyelesaian tugas melalui konsultasi dari pada peserta didik.
e) Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak
hanya menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula
bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini
disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta
didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang
harus diperiksa.
28
hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk ditangani
melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar,
jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan
tugas yang harus diselesaikan, peserta didik dapat dibagi atas kelompok
paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan
kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda-beda tugas yang
harus diselesaikan.
a) Kegiatan Persiapan
(1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
(2) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi
tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.
(3) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran
kegiatan kerja kelompok.
(4) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
b) Kegiatan Pelaksanaan
(1) Kegiatan Membuka Pelajaran.
(2) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi
pelajaran sebelumnya.
(3) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
(4) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
(5) Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
(6) Membentuk kelompok.
(7) Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua peserta didik.
(8) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
(9) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama
peserta didik melakukan kerja kelompok.
29
(10) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja
kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Penutup
(1) Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
(2) Melakukan evaluasi hasil dan proses.
(3) Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi
yang belum dikuasai peserta didik maupun memberi tugas
pengayaan bagi peserta didik yang telah menguasai materi
metode kerja kelompok tersebut.
6) Metode Karyawisata
30
Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut:
a) Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik
b) Merencanakan tujuan
c) Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan
d) Melaksanakan kegiatan
e) Menilai kegiatan
f) Melaporkan hasil kegiatan
Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk
mengoptimalkan metode karyawisata,
Guru harus:
Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepada peserta didik, yang mengarahkan peserta didik memahami materi
tersebut. Sementara itu metode tanya jawab ada yang mengartikan suatu
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta
31
didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk
merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta
didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk
mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai
selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan
menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi,
meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
a) Persiapan
(1) Menentukan topik
(2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
(3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai
dengan TPK tertentu
(4) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
diajukan peserta didik
b) Pelaksanaan
(1) menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran
khusus (TPK).
(2) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab
(peserta didik tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab
pertanyaan guru maupun peserta didik yang lain).
(3) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
(4) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
(5) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
(6) guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik
menjawab atas pertanyaannya.
(7) guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan
memberi penguatan atau penghapusan atas respon peserta
didik (bila jawaban peserta didik belum tepat dapat dilempar
32
lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk
menjawab).
(8) Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam
rangka menggali kejelasan pemahaman.
8) Metode Eksperimen
33
yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal
yang perlu dicatat;
c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan peserta didik. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen;
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian peserta didik, mendiskusikan di kelas, dan
mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
34
pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
35
John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah
harus bermakna artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan
yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode
problem solving bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem
solving peserta didik dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian
peserta didik akan dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya
mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey.
36
dalam bentuk metode proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan
kerja tangan pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap masalah praksis
yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada
waktu metode proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan
keluarga, metode proyek tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi
merupakan sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah
metode.
a) Tahap perencanaan
(1) Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran
yang menjadi tema dari proyek tersebut.
(2) Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan
dari mata pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata
pelajaran lain).
37
(3) Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode
proyek tersebut.
(4) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing-
masing mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.
(5) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-
mengajar, termasuk metode dan pendekatannya.
(6) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan
belajar-mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok).
(7) Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah
atau museum, maka diadakan perencanaan untuk hal
tersebut (misalnya mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus
sejarah atau museum).
(8) Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.
(9) Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
(10) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
b) Tahap pelaksanaan
38
komentar atau saran dan dicatat oleh anggota kelompok yang
sedang melaporkan. Guru kadang-kadang memberi saran
apabila diskusi kurang lancar.
(9) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok
mendiskusikan dan bersikap sepakat untuk menambah atau
mengurangi dan menyempurnakan laporan.
(10) Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para
peserta didik dalam memahami hubungan tema dengan
bidang studi yang lain.
d) Tahap penilaian
b. Teknik Pembelajaran
39
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta
didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh L. James
Havery tentang teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(http://adityatriastuti.blogspot.com).
40
khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang
sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian
materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran
keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca,
teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik
pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan
teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula
atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik
pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas
banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali
macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian
bahan pembelajaran.
3) Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa
Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode
khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejumlah pendekatan
dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum
maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk
mendapatkan ketepatan dan keefisiensian.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan
cermat sub materi 2: Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran.
Kemudian membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu
mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
Diskusikan dalam kelompok dan hasilnya silahkan dipresentasikan!
1. Baca secara seksama secara individu kegiatan pembelajaran 2.
2. Berbagi informasi dan diskusikan dengan teman sejawat untuk menjawab
pertanyaan di bawah.
3. Presentasikan hasil pembahasan dalam kelompok.
41
Pertanyaan-pertanyaan:
F. Rangkuman
42
Sedangkan meurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat
diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip
dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar
terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara
individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).
4. Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat
banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode
yang sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah,
diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.
5. Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode,
sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan
berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih
efisien.
1. Umpan Balik
a. Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui ?.
b. Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran
tersebut ?.
c. Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang
telah anda diskusikan ?.
d. Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan
pembelajaran ini ?.
e. Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran
yang telah dibahas ?
43
2. Tindak Lanjut
Peserta pelatihan dinyatakan tuntas pada sub materi 2 dalam modul ini bila dapat
menjawab soal dengan benar 80 %. Bila ternyata belum kompeten maka harus
dilakukan remedial terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji
ketuntasan dan selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh
kompetensi selanjutnya.
44
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
Peserta pelatihan dapat dinyatakan tuntas pada modul ini sebagai cerminan
kompeten pada kompetensi guru mata pelajaran 2.2. Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif dalam mata pelajaran yang diampu dengan cara menjawab soal dengan
45
benar 80 % dan menyelesaikan tugas (menyimulasikan praktik sesuai dengan
perintah tugas). Bila ternyata belum kompeten maka harus dilakukan remedial
terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji ketuntasan dan
selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh kompetensi
selanjutnya.
C. Evaluasi
Soal l
1. Guru menunjukkan:
Pertanyaan:
46
Soal Sub Materi 2
Petunjuk pengerjaan soal
A. Expository
B. strategi pembelajaran deduktif
C. Direct instruction strategy
D. Strategi pembelajaran induktif
47
4. Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam
Permendikbud no 103 tahun 2014 dikenal dengan lima M. Hal yang
dimaksud tersebut adalah .....
48
7. Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok besar (satu
kelas) peserta didik; Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan
sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik, Pembelajaran oleh seorang
pendidik terhadap seorang peserta didik, Pembelajaran oleh satu tim
pendidik terhadap sekelompok besar (satu kelas) peserta didik,
Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok kecil (5-7
orang) peserta didik merupakan karakteristik strategi pembelajaran
berdasarkan .....
A. Heuristik
B. Deduktif
C. Ekspositorik
D. Deduktif-induktif
49
10 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
.
pembelajaran adalah sebagai berikut:
50
A. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam pembelajaran yang
lebih spesifik.
B. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan
strategi pembelajaran yang lebih secara spesifik
C. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan materi
pembelajaran di dalam kelas
D. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik dalam pembelajaran
51
15 Langkah metode demonstrasi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tidakan di bawah berikut ini yang bukan termasuk dalam
langkah pelaksanaan metode demonstrasi adalah .....
52
17 Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari
.
metode karya wisata, antara lain:
A. 1, 3, 2, 4 ,5, 6.
B. 1, 2, 3, 4 ,5, 6.
C. 1, 3, 2, 4 , 6, 5.
D. 1, 2, 3, 4 , 6, 5.
53
19 Metode proyek dalam pembelajaran yang sebenarnya berawal dari
.
pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan masalah
merupakan bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kilpatrick.
Langkah-langkahnya metode proyek sebagai berikut: ....
A. 6, 1, 3, 4, 5, 2.
B. 1, 6, 2, 3, 4, 5.
C. 6, 1, 2, 3, 4, 5.
D. 2, 6, 1, 3, 4, 5.
54
21 Tahap tindak lanjut dalam metode proyek dimaksudkan adalah ......
.
A. Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar dilakukan pameran, dan
dapat menjadi sumber belajar bagi pelajaran lainnya.
B. Untuk menilai hasil kegiatan belajar (hasil proyek) yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik.
C. Untuk merencanakan kegiatan belajar berikutnya sehubungan
dengan pencapaian kompetensi berikutnya.
D. Untuk menetapkan tingkat keberhasilan pengerjaan proyek yang
dilakukan peserta didik oleh guru.
55
24 Teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk
.
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Konsep
pengertian tersebut dinyatakan oleh ....
A. John Dewey
B. Kilpatrick
C. Rowntree
D. L. James Havery
56
KUNCI JAWABAN
Soal 1
Skor
Pertanyaan Jawaban, Alasan Skor (S)
Maks
1 2
Behavioristik,
Ketika pendidik memberi contoh, 2
kemudian peserta didik menirukan
2
Kognitif,
Ketika peserta didik mempraktikkan 2
apa yang telah dicontohkan oleh
pendidik.
2
Konstruktivistik,
Ketika peserta didik membuat 2
kesimpulan, bagaimana cara mengikir
rata dengan baik
2 2
Prinsip tujuan
Ketika pendidik menyampaikan tujuan 2
pembelajaran
2
Prinsip kesiapan,
Ketika pendidik menunjukkan hasil 2
pengikiran yang baik dan buruk, untuk
memberikan bekal pengetahuan awal
2
Prinsip belajar psikomotorik
Ketika peserta didik mempraktikkan 2
apa yang telah dicontohkan oleh
pendidik.
∑
24
57
Soal 2
1. Kriteria Penilaian
Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100,
maka rumus nilai akhir adalah :
2. Kunci jawaban
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 14. A
2. D 15. B
3. B 16. B
4. C 17. B
5. C 18. C
6. A 19. C
7. C 20. A
8. A 21. A
9. D 22. A
10. A 23. D
11. A 24. D
12. D 25. C
13. D 26
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
60
http://syamsinarthamar.blogspot.com/2014/05/macam-macam-metode-
pembelajaran-serta.html
https://filediamant.wordpress.com/model-pembelajaran-dan-15-metode-
pembelajaran.
http://file.upi.edu/direktori/
Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik.pdf
http://www.emakalah.com/2013/04/model-teori-belajar-bruner-dan-
ausubel.html
http://www.emakalah.com/2013/04/perkembangan-teori-belajar.html
http://www.gurukelas.com/2012/08/metode-brainstorming-sumbang-
saran.html
https://penembushayalan.wordpress.com/kuliah/tokoh-dan-teori-
belajar/teori-pembelajaran-vygotsky/
http://kristianawidi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-teori-humanistik-
carl-rogers.html.
61
62