Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Susiyanti Basri

NIM : 012221038
Tugas Resume Biostatistik

Populasi, Sampel, dan Distribusi Sampling

Populasi dan Sampel


● Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
● Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Secara skematis, teknik sampling seperti gambar berikut
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


- Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
- Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan,
maka populasi pegawai itu berstrata.
Populasi : Sampel :
S1 = 50 S1 = 14
SM = 300 SM = 85
SMK = 500 SMK = 139
SMP = 100 SMP = 28
SD = 50 SD = 14
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
- Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
- Misalnya, pegawai PT. X: S3: 3 orang, S2: 4, S1: 90, SMU 800, SMP 700,
maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semua sebagai sampel.
Karena dua kelompok terlalu kecil bila dibanding dengan kelompok S1,
SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
- Teknik sampling untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas.
- Misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, pengambilan
sampel berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan.
2. Non probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
● Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja,
genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari
bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 5,
10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
● Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan
penelitian dilakukan secara kelompok.
- Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti
berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel
secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II)
sebanyak 20 orang.
c. Sampling Aksidental
Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
d. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
● Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel
yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
e. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola
salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.

Cara Melakukan Teknik Sampling


● Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai
berikut:
- Tentukan dulu daerah generalisasinya.
- Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi.
- Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi.
- Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan
tujuan penelitiannya.
- Rumuskan persoalan yang akan diteliti.
- Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti.
- Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan.
- Tentukan unit sampling yang diperlukan.
- Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan.
- Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.
- Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
● Teknik sampling berguna agar:
- Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya
(representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan,
- Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak,
- Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
● Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai
berikut:
- Menentukan daerah generalisasinya.
Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu
luas. - Penyebabnya ialah karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku
secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili
populasinya.
- Memberikan batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi.
Populasi tidak harus manusia. Populasi dapat pula berupa benda-benda lainnya.
Semua benda-benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas
karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
- Menentukan sumber-sumber informasi tentang populasi.
Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang
karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
● Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai
berikut:
- Pilih teknik sampling dan hitung besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
- Rumuskan persoalan yang akan diteliti.
- Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti.
- Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan.
- Tentukan unit sampling yang diperlukan.
- Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan.
- Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.
- Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.

Penentuan besarnya anggota sampel


a. Contoh Menentukan Ukuran Sampel dengan Tabel Krecjie dan Nomogram Harry
King.
- Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu organisasi.
- Sumber data yang digunakan adalah para pegawai yang ada pada organisasi
tersebut (populasi).
- Jumlah pegawainya 1000 terdiri atas lulusan
● S1 = 50
● SM = 300
● SMK = 500
● SMP = 50
● SD = 100
(populasi berstrata).
- Jumlah populasi = 1000.
- Bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 278.
- Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut
tingkat pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat
pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk

- Pada perhitungan yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah


sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278.
- Gambaran jumlah populasi dan sampel dapat ditunjukkan pada gambar berikut
Populasi : 1000 Sampel : 278
S1 = 50 S1 = 14
SM = 300 SM = 85
SMK = 500 SMK = 139
SMP = 100 SMP = 28
SD = 50 SD = 14
Sampel yang diambil dari populasi beserta dengan kesalahan 5%
b. Contoh Menentukan Ukuran Sampel dengan Perhitungan
- Bila ukuran sampel lebih dari 100.000, maka peneliti tidak bisa melihat tabel lagi,
oleh karena itu peneliti harus dapat menghitung sendiri.
- Contoh 1:
● Misal seorang peneliti ingin mengetahui produktivitas kerja pegawai di
lembaga A. peneliti berhipotesis bahwa produktivitas kerja pegawai di
lembaga A paling sedikit 70 dari tolok ukur ideal yang ditetapkan. Untuk
menghitung ukuran sampel sebagai sumber datanya diperlukan rumus
sebagai berikut.
● n ≥ pq/ σp2
● n = Ukuran sampel yang diperlukan
● p = Prosentase hipotesis (Ho) dinyatakan dalam peluang yang besarnya =
0,70
● q = 1 – 0,50 = 0,50
● σp = Perbedaan antara Ha dan Ho, dibagi dengan z pada tingkat
- Untuk tingkat kepercayaan
● 68%, z = 1
● 95%, z = 1,96
● 99%, z = 2,58.

- Misal taraf kepercayaan 95% berarti z = 1,96 maka:


- Dengan demikian maka besarnya ukuran sampel yang diperlukan sebagai sumber
data pada taraf kepercayaan 95% adalah:

- Atau 25 orang jadi paling sedikit diperlukan 25 orang sebagai sumber data.
- Contoh 2
- Untuk menaksir berapa tingkat kepuasan kerja pegawai di lembaga B diperlukan
sebuah sampel. Taraf kepercayaan yang dikehendaki 99%. Perbedaan antara yang
ditaksir dengan tolok ukur yang ditetapkan tidak lebih dari 10%. Jika diketahui
simpangan bakunya 20% maka ukuran sampel dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

- Dimana
● n = Ukuran sampel yang diperlukan
● b = Perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur penafsiran
● z = Harganya tergantung pada taraf kepercayaan yang ditetapkan. (lihat
keterangan pada contoh pertama).
● σ = Simpangan baku
- Untuk contoh di atas maka besarnya sampel dapat dihitung.

KONSEP PERSENTASE
Ukuran sampel yang didasarkan atas pertimbangan persentase dan kecenderungan umum,
dengan memperhatikan ukuran populasi.
Winarno Surachmad (1990, 2003, Pengantar Penelitian Ilmiah; dasar, metode, dan teknik,),
Suharsimi Arikunto (1990, 2006, Metode Penelitian Survey), Kartini Kartono (1990, 2008),
menyatakan bahwa ukuran sampel sangat ditentukan oleh besarnya ukuran populasi. Untuk
populasi dengan ukuran kurang dari seratus, sampel dapat diambil seluruhnya (seluruh
anggota populasi menjadi sampel atau disebut juga sebagai sampel total). Jika ukuran
populasi leboh dari 100, dapat diambil sampel sekitar 25-30 %.

Teori SLOVIN
Slovin (Dalam buku Sevilla, et all, 1993 : 161) ; menyatakan bahwa, teknik penentuan
sampel akan menggunakan kaidah sampling yang representatif, yaitu penentuan sampel
secara acak (random) sehingga sampel yang diambil akan mencerminkan populasi yang ada.
Untuk menetapkan jumlah atau ukuran sampel (misalnya jumlah responden), digunakan
rumusan berikut ini (Dalam buku Burhan Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Jakarta: Kencana)
n= N , dimana :
2
1+N (e ) N = Jumlah populasi
n = Ukuran sampel penelitian
e = Konstanta pemahaman sampel yang ditetap-
kan atau dapat berarti kekeliruan sampling yang diijinkan, misalnya
diambil sebesar 1 %, atau 5 % atau 10 %. Dalam penelitian sosial,
dapat dizinkan sampai 20%.
Contoh:
Apabila ukuran sampel sebesar 4.540, dengan presisi sebesar 10% (0,1) maka ukuran sampel
dapat diperoleh sebesar 97,84 98 orang.

KONSEP PERSENTASE POPULASI UTAMA

Teori MACHIN

Teori MAXIMUM METHODS


Contoh : [ Cara MACHIN ]

Contoh : [ MAXIMUM METHODS ]

HASIL PARA AHLI (Konsep Tabel)

Cara ini mengetengahkan pula cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel.
Namun, tabel yang akan digunakan adalah tabel Cohen Manion dan Morrison.
Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik.[1]
Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta
anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan
99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel ini pun
merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01. Baiklah, tabel
tersebut adalah sebagai berikut:
Perhatikan tabel di atas. Paling kiri terdapat kolom populasi. Kolom kedua berisikan Taraf
Keyakinan penelitian 90% yang berisi subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan
0,01. Kolom ketiga berisikan Taraf Keyakinan penelitian 95% yang terdiri atas subkolom
(dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom keempat berisikan Taraf Keyakinan
penelitian 99% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01.

Bagaimana cara menggunakannya? Caranya cukup mudah.

Misalnya seorang peneliti bernama Sutarno menemukan bahwa populasi target penelitiannya
berjumlah 7.500 orang. Taraf Keyakinan penelitian yang diterapkan Sutarno pada
penelitiannya adalah 95% dengan alpha 0,01. Dengan demikian sampel penelitian yang harus
diambil Sutarno adalah 934. Semakin tinggi taraf keyakinan maka semakin tinggi pula
sampel yang harus diambil. Mudah bukan?

Kesalahan Umum dalam Menentukan Anggota Sampel


1. Gagal dalam menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat dipercaya
2. Menggunakan anggota sampel yang terlalu kecil.
3. Tidak menggunakan teknik sampling startified yang disyaratkan
4. Mengubah prosedur teknik sampling;
5. Mengubah rumus untuk menghitung besarnya anggota sampel
6. Memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian
7. Mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungannya;
8. Memilih grup eksperimen dan grup kontrol dari populasi yang berbeda;
9. Peneliti yang memakai grup sukarela, lupa atau sengaja tidak membedakannya dengan
grup wajib, akibatnya peneliti gagal dalam menginterpretasikan hasil penelitiannya;
10. Tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik sampling tertentu yang ia
gunakan di dalam penelitian.
11. Pemeriksaan yang kurang teliti dan lengkap terhadap populasi
12. Kekeliruan non sampling, penyebabnya adalah:
○ Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya.
○ Penyimpangan populasi tidak dipelajari.
○ Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan.
○ Rumusan dan istilah tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
○ Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang
sesuai dengan keinginan.
○ Responden tidak memberikan jawaban yang objektif untuk memberikan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai