DAN
SAMPEL
Apri Yulda | 1806253753
Hanifatunisa | 1806168065 FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
Lilian Susanti Nova | 1806254301
Redi Yuda Irianto | 1806168595 UNIVERSITAS
METODOLOGI PENELITIAN
INDONESIA
KUANTITATIF | 2019
populasi
Penentuan populasi penelitian dilakukan
berdasarkan lokasi/tempat dimana penelitian
penarikan sampel homogen (tidak mungkin
meneliti secara keseluruhan).
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Hal ini
memungkinkan untuk dilaksanakan bila populasi terdiri dari bermacam-macam tingkat
wilayah.
Membagi wilayah populasi kedalam sub-sub wilayah, dan tiap sub wilayah dibagi ke dalam bagian-bagain
yang lebih kecil, dan seterusnya.
Kemudian menetapkan sebagian dari wilayah populasi (sub wilayah) sebagai sampel.
Dari sub wilayah yang menjadi sampel ditetapkan pula bagian dari sub sampel, dan dari bagian yang lebih
kecil tersebut ditetapkan unit yang terkecil diambil sebagai sampel.
Misalnya pelaksanaan suatu penelitian di suatu wilayah kabupaten. Pertama diambil beberapa kecamatan sebagai
sampel, dari kecamatan-kecamatan yang terkena sampel ini diambil beberapa kelurahan sebagai sampel, selanjutnya
dari kelurahan-kelurahan sampel ini diambil beberapa RW sebagai sampel, dan dari beberapa RW sampel diambil lagi
beberapa RT sebagai sampel, dan akhirnya dari RT-RT yang terkena sampel tersebut diambil beberapa atau seluruh
unit sebagai sampel.
https://www.youtube.com/watch?v=dE1-tbJQ9vU
NON RANDOM
(NON PROBABILITY)
SAMPLING
Pengambilan sampel bukan secara acak atau random adalah pengambilan sampel yang
tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata – mata
hanya berdasarkan kepada segi – segi kepraktisan belaka. Biasa dilakukan pada
penelitian kualitatif.
- Porposive Sampling -
- Quota Sampling-
- Accidential Sampling -
PORPOSIVE
SAMPLING
Pertama peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan studi
pendahuluan/dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi.
Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi
sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri.
Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus (case study), di mana banyak aspek dari kasus
tunggal yang representatif untuk diamati dan dianalisis.
QUOTA
SAMPLING
Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah
anggota sampel secara quotum atau jatah.
Pertama menetapkan berapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan
quotum (jatah).
Kemudian jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel
yang diperlukan.
Anggota populasi mana pun yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah
quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
ACCIDENTIAL
SAMPLING
Pengambilan sampel secara aksidental (accidental) ini dilakukan dengan mengambil
kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia.
Bedanya dengan purposive sampling adalah, kalau sampel yang diambil secara poposive
berarti dengan sengaja mengambil atau memilih kasus atau responden.
Sedangkan sampel yang diambil secara aksidental berarti sampel diambil dari
responden atau kasus yang kebetulan ada.
PERHITUNGAN BESAR SAMPEL
ESTIMASI
Sebelum menghitung jumlah sampel, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa hal berikut
ini:
• Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu, maka P (proporsi = 0,5 atau 50%).
• Presisi, merupakan derajat ketepatan yang diinginkan, berarti penyimpangan terhadap
populasi, biasanya 0,05 (5%) atau 0,1 (10%).
• Derajat kepercayaan (Confidence Interval) yang akan digunakan agar estimasi sampel
akurat. Pada umumnya digunakan 90% atau 95% derajar kemaknaan.
LANJUTAN
Keterangan:
n : Besar sampel
Z1-a/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% =
1,96)
P : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi
d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang
diinginkan, 10% (0,1); 5% (0,05); atau 1% (0,01).
suatu survei dilakukan untuk mengetahui prevalensi diare pada balita di Kota Depok. Dari
penelitian pendahuluan diperoleh prevalensi diare pada balita adalah di Kota Depok 15%,
Berapa jumlah sampel yang diperlukan untuk survei ini jika peneliti menginginkan derajat
kepercayaan 95% dan simpangan yang dapat diterima adalah 5%?
Jawab
:
Keterangan:
n : Besar sampel
Z1-a/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
σ : Perkiraan varians
( 𝑍 1 − 𝛼 /2 )2 σ 2 d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang
𝑛= diinginkan, 10% (0,1); 5% (0,05); atau 1% (0,01)
𝑑2
Jika menggunakan software Ssize untuk menghitung besar
sampel estimasi rata-rata maka kita memilih 7.1 estimating the
population mean dari menu utama kemudian klik Estimate.
CONTOH
suatu penelitian dilakuan untuk mengetahui rata-rata asupan energi pada anak balita di
Kel. Pondok Cina. Dari penelitian pendahuluan diperoleh standar deviasi asupan energi
pada anak balita adalah 15 kalori. Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti
menginginkan derajat kepercayaan 95% dan besar simpangan maksimum dari rata-rata
dalah 5 kalori (presisi mutlak).
Jawab
:
Jika menggunakan software Ssize untuk menghitung besar sampel untuk uji
hipotesis proporsi dua populasi maka kita memilih 2.2b hypothesis test for two
population proportions (two sided test) dari menu utama kemudian klik
Estimate.
LANJUTAN
Keluaran
Sebab Total
+ -
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
2
𝑛=2 𝜎 ¿ ¿
σ : nilai variasi di populasi
µ1-µ2 : perkiraan selisih nilai mean di populasi 1
dengan populasi 2