Anda di halaman 1dari 44

Teknik Penarikan Contoh

Bahan Kuliah Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner (IPH 414)


FKH IPB

Oleh: Etih Sudarnika


Data
Penarikan
Sensus Contoh

Terencana Tak
Terencana

Acak Tak acak


SENSUS VS PENARIKAN CONTOH

Sensus:
• Mengumpulkan informasi dari setiap
individu di dalam populasi

Penarikan contoh:
• Menyeleksi sebagian kecil dari populasi
Mengapa dilakukan penarikan contoh?
• Biaya lebih rendah
• Waktu lebih singkat
• Tidak mungkin dilakukan pengumpulan data
pada seluruh anggota populasi
• Pengukuran kemungkinan akan lebih baik
dilakukan pada contoh daripada pada populasi
• Contoh yang representatif dapat memberikan
inferensia statistika mengenai populasi
Populasi Target
Populasi dimana akan dilakukan
generalisasi hasil penelitian yang
diperoleh

Misalnya:
• Populasi sapi laktasi di Kabupaten
Bogor
• Populasi peternak domba di Kabupaten
Sukabumi
• Populasi peternakan ayam komersial
Unit Penarikan Contoh
Unit dasar dimana prosedur penarikan contoh akan
dilakukan

• Individu: Ternak
• Kelompok: Flock, Farm, desa
• Komponen: Mata, kloakal
Kerangka Penarikan Contoh
Daftar lengkap seluruh unit
penarikan contoh dalam suatu
populasi

Misalnya:
• Katalog
• Peta
• Rekam medik
• Data sensus
Sampling

Tak Berpeluang berpeluang

Acak
Convenience sederhana
Purposive Sistematik
Snowball
Berstrata
Quota Sampling Cluster
Mana yang terbaik?

Pilihlah metode yang


memberikan tingkat akurasi
dan presisi terbesar dengan
biaya yang sama
Probability vs non-probability sampling
• Teknik sampling tidak-
berpeluang (non-probability
sampling) tidak dapat
digunakan untuk memilih
sampel yang terpercaya. Hasil
survei dengan menggunakan
non-probability sampling akan
bias hasilnya.
• Random sampling
menghasilkan sampel yang
representatif.
Convenience Sampling

• Data dikumpulkan dari kumpulan


responden yang tersedia.
• Peneliti memilih anggota hanya
berdasarkan kedekatan dan tidak
mempertimbangkan apakah
mereka mewakili seluruh populasi
atau tidak.
Purposive Sampling
• teknik pengambilan sampel di
mana peneliti mengandalkan
penilaiannya sendiri ketika
memilih anggota populasi
untuk berpartisipasi dalam
penelitian.
• Ditetapkan dengan menentukan
kriteria-kriteria tertentu yang
dianggap mewakili populasi.
Snowball Sampling

• Teknik pengambilan sampel dengan bantuan key-informan. Key-informan ini membantu atau
akan dapat berkembang berdasarkan petunjuk yang diberikan olehnya. Dalam hal ini, peneliti
hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel.
• Merupakan salah satu cara yang dapat diandalkan dan sangat bermanfaat dalam menemukan
responden yang dimaksud sebagai sasaran penelitian melalui keterkaitan hubungan dalam suatu
jaringan, sehingga dapat tercapai besaran sampel yang diperlukan.
Quota Sampling
• Teknik pengambilan sample yang
dilakukan dengan cara menentukan
klasifikasi sesuai ciri khas tertentu
hingga mencapai kuota yang
diperlukan.
• peneliti akan membagi populasi total
dalam beberapa kategori yang
berbeda dan kemudian akan diambil
sample dari masing-masing kelompok.
Quota Sampling Tahapan:
1. Membagi populasi sesuai dengan
karakteristik masing-masing individu;
2. Setelah populasi dibagi dalam sub-
grup, peneliti melakukan identifikasi
terkait proporsi masing-masing
kelompok dengan pertimbangan
populasi secara keseluruhan. Tahap
ini akan berpengaruh pada proses
pengambilan sampel.
3. Melakukan analisis tingkat akhir
terkait perbandingan proporsi sub-
grup dengan total populasi.
Contoh Acak

Setiap anggota populasi


mempunyai peluang
yang sama untuk terpilih
sebagai contoh
Melakukan pengacakan:
• Pengacakan secara fisik:
Melakukan kegiatan pengacakan
secara fisik. Misal: mengaduk
gulungan kertas, melempar koin,
menggelindingkan dadu.
• Menggunakan bilangan acak
– Daftar bilangan teracak (DBT)
– Komputer
– Kalkulator
Contoh tak acak:
• Hasil tidak dapat
digeneralisasi
• Hasil kemungkinan bias

Contoh acak:
• Hasil merupakan generalisasi
terhadap populasi
• Hasil tidak berbias
Metode Sampling Acak (Probability
Sampling)
Acak sederhana (Simple Random Sampling)
• Melakukan pemilihan sejumlah
anggota populasi secara acak dari
seluruh anggota populasi yang ada.
• Harus tersedia sampling frame
• Setiap anggota populasi di dalam
kerangka penarikan contoh diberi
nomor 1, 2, 3, …, N, kemudian
contoh dipilih secara acak dari N
anggota populasi tersebut.
Pengacakan bisa menggunakan
daftar bilangan teracak (DBT),
kalkulator, komputer, dsb.
• Keuntungan:
Mudah
Sederhana
Representatif

• Kekurangan:
Kerangka penarikan
contoh harus tersedia
Sulit untuk populasi yang
besar
Acak Sistematik (Systematic Random Sampling)
• Penarikan sampel dilakukan
dengan selang tertentu;
• sampel pertama dipilih
secara acak dari individu-
individu yang terdapat pada
selang pertama;
• kemudian contoh berikutnya
diambil dengan selang
tertentu sampai terambil
sejumlah sampel yang telah
ditentukan.
Contoh dipilih pada interval (selang) tertetentu. Contoh yang
terpilih adalah pada setiap selang ke-k, adapun

Ukuran populasi
K=
Ukuran contoh yang diinginkan
Keuntungan:
Praktis
Tidak memerlukan
sampling frame

Kekurangan:
Hati-hati untuk populasi
yang bersifat periodik
Sulit untuk populasi yang
besar
Acak Berstrata (Stratified Random sampling)
• Populasi dibagi-bagi dalam
beberapa strata tergantung pada
tujuan kajian yang dilakukan.
• Starata yang digunakan biasanya
berkaitan dengan penyakit yang
diteliti, berdasarkan sifat-sifat
hospes (misal: ras), sifat
lingkungan (misal: skala usaha
peternakan), atau wilayah
geografis.
• Selanjutnya, sampel dipilih pada
setiap strata dengan
menggunakan p.c.a sederhana
atau sistematik.
• Alasan melakukan
stratifikasi:
1. Untuk menghitung
estimasi pada setiap
strata selain pada
populasi
2. Secara operasional lebih
mudah dilaksanakan
3. Mendapatkan hasil
dugaan yang lebih tepat
karena keragaman yang
rendah.
Keuntungan:
Contoh dapat menggambarkan
populasi keseluruhan
Keragaman kecil  galat kecil

Kekurangan:
Status unit penarikan contoh
harus diketahui sebelumnya
Acak Bergerombol (Cluster Random Sampling)
• Pemilihan sampel dilakukan bukan
pada individu ternak atau satuan
penarikan contoh, tetapi sekelompok
unit penarikan sampel
• Lalu sebagian atau seluruh anggota
kelompok tersebut dipilih sebagai
sampel.
• Pada umumnya sampel dipilih dua
tahap atau disebut two-stage
sampling, yaitu tahap pertama
memilih desa atau peternakan dan
tahap berikutnya adalah memilih
ternak di desa atau peternakan
terpilih.
Cluster Sampling vs Stratified Sampling

• Kelompok dipilih • Dilakukan sampling pada seluruh


• Dilakukan pemilihan anggota kelompok strata
kelompok atau seluruhnya • Keragaman dalam kelompok
• Keragaman dalam kelompok kecil, antar kelompok besar.
besar, antar kelompok kecil.
Acak Bergerombol (Cluster Random Sampling)
• Pemilihan cluster
dilakukan dengan teknik
probability proportional
to size (PPS). Jika
besaran populasi pada
setiap cluster sama,
dapat menggunakan
sampling acak
sederhana.
Mengapa menggunakan PPS?
Jika besaran populasi dari satuan
penarikan contoh bervariasi dan
satuan penarikan contoh dipilih secara
acak, maka kemungkinan suatu
anggota satuan penarikan contoh
dengan ukuran populasi yang besar
akan lebih kecil kemungkinannya
untuk terpilih dibandingkan dengan
yang ukuran populasinya kecil.
Acak Bergerombol (Cluster Random Sampling)
Ilustrasi:

Peluang terpilihnya 1
Desa Populasi Farm farm
1 200 1/200 or 0.5%
2 100 1/100 or 1%
3 500 1/500 or 0.2%

Dalam melakukan analisis harus dilakukan


pembobotan
Acak Bergerombol (Cluster Random Sampling)
Probability Proportional to Size (PPS)
1. Diperlukan daftar setiap gerombol dan besarannya
2. Hitunglah populasi kumulatifnya
3. Hitung sampling interval
4. Pilih sebuah bilangan acak antara 1 sampai sampling
interval
5. Gerombol pertama adalah dimana bilangan acak berada
berdasarkan data populasi kumulatif.
6. Lanjutkan dengan menambahkan sampling interval
secara kumulatif.
7. Jika gerombol terpilih dua kali, maka bagilah gerombol
menjadi 2 wilayah dengan ukuran populasi yang sama.
Keuntungan:
Sampling frame tidak mutlak
diperlukan

Kekurangan:
Galat besar
Besaran Sampel (Sample Size)
• Besaran sampel ≠ jumlah
sampel
• Besarannya ditentukan oleh:
• Tujuan survey
• Metode penarikan contoh
yang digunakan
• Tingkat ketelitian yang
diharapkan
• Tingkat ketepatan yang
diharapkan
Hubungan antara Besaran Sampel dan Besarnya Galat
(Error)

Galat (error)

Besaran sampel
Besaran sampel pada cross sectional
study (survey)
a.Besaran sampel untuk menduga
prevalensi penyakit
Metode sampling: Penarikan contoh acak
sederhana
Untuk populasi tak terhingga pada tingkat
kepercayaan 95%:
n = 4pq/L2
p = prevalensi dugaan
q=1–p
L = Kesalahan maksimum yang bisa
diterima
Pada populasi ‘kecil’ (terhingga)
1/n = 1/n* + 1/N
n = ukuran contoh
n*= ukuran contoh pada populasi tak hingga
N = ukuran populasi
b. Besaran sampel untuk menduga
keberadaan penyakit (detection of
disease)
n = [1-(1-a)1/D] [N-(D-1)/2]
n = ukuran contoh
D = Minimum jumlah hewan terinfeksi
yang terdeteksi  D/N=minimum
expected prevalence
N = ukuran populasi
a = tingkat kepercayaan
Prevalensi harapan minimum (minimum expected
prevalence)
Ilustrasi:
• Sebuah outbreak rinderpest pada sapi terjadi dalam suatu daerah yang
semula bebas. Empat desa tetangganya terkena juga, dan populasi semua
sapi di desa tersebut disembelih untuk membebaskan dari penyakit
tersebut. Semua desa dalam radius 10 km diperiksa secara klinis dan
serologis untuk mencari kemungkinan adanya infeksi rinderpest. Tak
seekorpun sapi divaksinasi, sehingga kalau ada rinderpest yang menyerang
desa-desa ini, maka penyebaran penyakitnya akan terjadi sangat cepat, dan
mempengaruhi sebagian besar ternak sapi di desa, mungkin lebih dari
50%. Sangat tidak umum kalau hanya 10% atau kurang hewan di desa
tersebut yang terinfeksi oleh penyakit menular seperti rinderpest.
• Maka prevalensi harapan minimum adalah 10%
c. Besaran sampel untuk menduga rataan
populasi

(tingkat kepercayaan 95%)


n = 4s2/L2
n = ukuran contoh
s = nilai simpangan baku dugaan
L = Tingkat kesalahan
Terima kasih
Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan
IPB University
Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
Tlp/fax: 0251-8628811
Email: epidemiologi_fkhipb@apps.ipb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai