Anda di halaman 1dari 24

Distribusi Sampling

By. Sagita Charolina Sihombing, M.Si


POPULASI DAN SAMPEL
• Populasi (universe) adalah totalitas dari
semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap
yang akan di teliti (bahan penelitian).
• Sampel adalah bagian dari populasi yang
di ambil melalui cara-cara tertentu yang
juga memiliki karakteristik tertentu, jelas
dan lengkap yang di anggap bisa mewakili
populasi.
Parameter dan Statistik
Untuk menerangkan karakteristik dari populasi
dan sampel, digunakan istilah parameter dan
statistik.
Besaran Lambang Parameter Lambang Statistik
(Populasi) (Sampel)

Rata-rata 𝜇 𝑥
Varians 𝜎2 𝑠2
Simpangan Baku/ 𝜎 s
standar deviasi
Jumlah Observasi 𝑁 𝑛
Proporsi 𝜋 𝑝
Metode Sampling
Metode Sampling pada dasarnya dibagi dalam
dua macam, sampling random dan sampling non
random.
• Random Sampling /probability sampling
• Nonrandom Sampling/nonprobability sampling
Teknik Pengambilan Sampel
• Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu,
sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan
sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
• Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil
kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada
100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen
tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
• Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah
peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
Probability/Random Sampling
1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus
4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
5. Multistage Random Sampling
Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
• Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada
setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi
rencana analisisnya.
• Dalam metode ini pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa
sehingga setiap unit dasar penelitian mempunyai kesempatan yang sama
untuk diambil sebagai sampel. Terpilihnya setiap unit tersebut ke dalam
sampel harus benar-benar berdasarkan faktor kebetulan (chance), bebas
dari subjektivitas peneliti atau orang lain.
• Cara pengambilan sampel melalui beberapa cara yaitu undian, kalkulator,
table angka acak, computer.
• Prosedurnya :
– Susun “sampling frame” (daftar semua orang dalam suatu populasi
yang dapat dijadikan sampel)
– Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
– Tentukan alat pemilihan sampel
– Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
Contoh Simple Random Sampling atau Sampel
Acak Sederhana
PT. Maju Bersama memiliki 100 orang karyawan.
Akan dipilih 15 orang sebagai sampel penelitian.
Penentuan sample dilakukan dengan
memberikan nomor 1 s.d 100 kepada karyawan.
Kemudian dari 100 nomor dipilih secara ack
dengan menggunakan komputer. Nomor yang
keluar adalah nomor karyawan yang akan
dijadikan sample.
Stratified Random Sampling atau Sampel Acak
Distratifikasikan
• Dalam metode ini populasi yang heterogen dibagi kedalam lapisan-lapisan
(strata) yang seragam. Hal ini dilakukan karena dalam praktek sering
dijumpai populasi yang tidak homogeny. Makin heterogen suatu populasi,
makin besar pula perbedaan sifat antara strata.
• Syarat penggunaan metoda ini adalah harus ada kriteria yang jelas yang
akan digunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi dalam
lapisan-lapisan tersebut. Kemudian harus ada data pendahuluan dari
populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk menstratifikasi, dan
harus diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari tiap
stratum dalam populasi tersebut.

• Prosedurnya :
– Siapkan “sampling frame”
– Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
– Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
– Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Contoh Stratified Random Sampling atau
Sampel Acak Distratifikasikan
Sebuah populasi terdiri atas 500 pedagang kaki lima,
dengan komposisi: 200 pedagang makanan, 150
pedagang mainan, 100 pedagang kerajinan, 50 pedang
rokok. Jika 20 pedagang kaki lima itu hendak dijadikan
sampel, tentukan sampel tiap stratum dan nomor-nomor
sampel yang dipilih pada tiap stratum.
Penyelesaian:
Pengelompokan sampel menjadi beberapa stratum pada
table berikut ini: Stratum Jenis usaha Jumlah
I. Makanan 200
II. Barang 150
mainan
III. Kerajinan 100
IV. Rokok 50
Jumlah 500
Pengambilan sampel dari masing-masing stratum adalah
sebagai berikut:
200
Stratum I: 𝑥200 = 8 pedagang
500
150
Stratum II : 𝑥200 = 6 pedagang
500
100
Stratum III : 𝑥200 = 4 pedagang
500
50
Stratum IV : 𝑥200 = 2 pedagang
500

Jumlah seluruhnya = 20 pedagang


Pemilihan sampel pada tiap stratum dilakukan dengan
menggunakan table bilangan random.
Cluster Sampling atau Sampel Gugus
• Dalam metoda ini unit-unit analisis dalam populasi digolongkan ke dalam
gugus-gugus (cluster), dan ini merupakan satuan-satuan di mana sampel akan
diambil. Jumlah klaster yang diambil sebagai sampel harus secara acak.
Kemudian untuk unit penelitian dalam klaster tersebut diteliti semua. Pada
metode ini unit samplingnya terdiri dari satu elemen populasi, di mana setiap
unit sampling adalah gugusan atau group dari elemen populasi.
• Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di
mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen
(stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam
sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya
berbeda-beda atau heterogen.
• Prosedur :
– Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas,
elemennya ada 100 departemen.
– Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
– Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
– Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample
Contoh Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Penelitian tentang kepuasan pasien dimana
sampel yang diambil adalah pasien yang berada
di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di
RS A.
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
• Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan.
• Metode pengambilan sampel ini hanya unsur pertama saja dari sampel yang
dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara
sistematis menurut pola tertentu. Metode ini dapat dilakukan dengan syarat
populasi harus besar, harus tersedia kerangka sampling dan populasi bersifat
homogen.
• Prosedurnya :
– Susun sampling frame
– Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
– Tentukan K (kelas interval)
– Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara
acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
– Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang
terpilih.
– Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya.
Contoh Systematic Sampling atau Sampel
Sistematis
Jika suatu penelitian memiliki total anggota populasi sebanyak 5000 orang
dengan sample yang dikehendaki adalah 200 sample saja, maka setiap sample
elemen populasi akan ditandai dengan nomor urut mulai dari 0001 hingga 5000.
Dengan penomoran tersebut, maka guna menentukan jarak interval dari sample
satu dan sample berikutnya berlaku rumus 𝐾 = 𝑁/𝑛.
Keterangan dari rumus tersebut adalah:
K: jarak interval
N: jumlah populasi
n: jumlah sample
Dengan rumus di atas, maka jarak interval pada contoh penelitian adalah K =
5000/200, didapatkan angka 25. Dengan demikian, maka 25 menjadi jarak
interval untuk pengambilan sample.

Jika sample pertama yang didapatkan secara acak adalah populasi nomor 0002,
maka sample berikutnya adalah nomor 0027 dengan jarak 25. Perhitungan
dilakukan terus menerus hingga (n) atau jumlah sample terpenuhi sesuai yang
dibutuhkan, yaitu 200 buah sample dalam kasus ini.
Multistage Random Sampling
• Teknik penarikan acak bertingkat (Multistage Random Sampling) adalah
pengembangan dari acak klaster.
• Pada acak bertingkat, gugus atau klaster nya sangat besar. Karena besar, gugus itu
dipecah lagi ke dalam beberapa gugus, baru individu diambil. Dengan demikian, ada
beberapa tahap dalam proses penarikan sampel. Oleh karena itu, teknik disebut
sebagai acak bertingkat.
• Sampel acak bertingkat dilakukan pertama kali menentukan unit atau satuan pertama
kali dengan sampel diambil. Unit ini disebut sebagai Primary Sampling Unit (PSU).
• Unit ini bisa berupa wilayah geografis (kecamatan, desa), bisa berupa organisasi,
kelompok, dan sebagainya. PSU adalah satuan atau unit di mana individu menjadi
bagian atau anggota dari unit tersebut.
• Setelah PSU diambil, dilakukan proses random lagi atas PSU itu ke dalam unit yang
lebih kecil lagi. Dan begitu seterusnya sampai unit yang paling kecil di mana
responden diambil.
• Banyaknya tingkatan/tahap dalam proses penarikan sampel bisa bervariasi tergantung
pada kebutuhan penelitian. Teknik ini dipakai pada populasi yang luas dan heterogen.
Pada populasi yang kecil dan homogen, teknik ini sebaiknya tidak dipakai.
Sampling non-random/Non-Probability
Sampling
Sampling non-random merupakan teknik
pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
bisa disebabkan karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan
oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability
Sampling sebagai berikut:
Sampling non-random/Non-Probability
Sampling
1. Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)
2. Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)
3. Quota Sampling (Sampel Kuota)
4. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)
1. Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)

Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang


dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik yang dikehendaki. Teknik ini digunakan
terutama apabila hanya ada sedikit orang yang
mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang
diteliti.
Contoh:
Suatu evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan
pola hidup sehat yang digunakan di SLB-B (tunarungu).
Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel
yakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi.
2. Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)

Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel


berdasarkan faktor sponantanitas, artinya siapa saja yang
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai
sampel (responden).
Contoh:
Sebagai contoh misalnya suatu penelitian dilakukan untuk
mengevaluasi pemanfaatan media computer pada proses
pembelajaran. Sampel yang akan diambil yaitu guru yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap
cocok oleh peneliti untuk dijadikan sumber data. Pengambilan
sampling semacam ini tidak dapat digunakan untuk membuat
generalisasi sifat sampel menjadi sifat populasi.
3. Quota Sampling (Sampel Kuota)
Teknik sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Pada sampling kuota, dimulai dengan membuat tabel atau
matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin
dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian untuk selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-
ciri dari populasi tersebut.
Prosedur yang dalam sampling kuota:
a) Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti
usia, jenis kelamin, lokasi, dsb.
b) Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data
eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke
tiap strata (kuota).
c) Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti
menggunakan expert judgement-nya.
4. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)
Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi sulit
untuk ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika peneliti atau
evaluator tidak banyak tahu tentang populasi penelitian atau evaluasinya. Pada
sampling bola salju, peneliti mengumpulkan data dari beberapa sampel yang
dapat ditemukan oleh peneliti sendiri, selanjutnya peneliti meminta individu
yang telah dijadikan sampel tersebut untuk memberitahukan keberadaan
anggota yang lainnya yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti untuk dapat
melengkapi data. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel
purposive dan snowball
Contoh:
Penelitian untuk mengetahui efekivitas bidan desa yang diprogramkan di suatu
daerah. Salah satu orang yang dapat dijadikan sumber data adalah salah satu
ketua adat atau sesepuh dari masyarakat tersebut, dan ditanyai perlunya bidan
desa. Selanjutnya dari ketua adat atau sesepuh yang dijadikan sampel tersebut
diminta untuk memberikan informasi tentang keberadaan anggota masyarakat
yang lain yang dapat dijadikan sumber data.
Teknik Penentuan Jumlah Sampel
1. Untuk pengambilan sampel dengan pengembalian
Pengambilan sampel disebut dengan pengembalian jika anggota yang telah diambil
untuk dijadikan sampel disatukan kembali dengan anggota populasi lamanya sehingga
ada kesempatan untuk kembali. Jika dari populasi berukuran N diambil sampel
berukuran dengan pengembalian maka banyaknya sampel yang mungkin diambil
adalah Nm.
Contoh:
Untuk populasi berukuran 4 dengan anggota-anggotanya A, B, C, D dan sampel yang
diambil berukuran 2, maka banyaknya sampel yang mungkin dapat diambil adalah 42 =
16, yaitu:
Sampel 1: AA Sampel 9: CA
Sampel 2: AB Sampel 10: CB
Sampel 3: AC Sampel 11: CC
Sampel 4: AD Sampel 12: CD
Sampel 5: BA Sampel 13: DA
Sampel 6: BB Sampel 14: DB
Sampel 7: BC Sampel 15: DC
Sampel 8: BD Sampel 16: DD
Teknik Penentuan Jumlah Sampel (lanjutan)
2. Untuk pengambilan sampel tanpa pengembalian
Pengambilan sampel disebut tanpa pengembalian jika anggota populasi yang telah
diambil untuk dijadikan sampel tidak disatukan dengan anggota populasi lainnya. Jika
dari populasi berukuran N diambil sampel berukuran n tanpa pengembalian maka
banyaknya sampel yang mungkin dapat diambil adalah:
𝑁!
𝐶𝑛𝑁 =
𝑛! 𝑁 − 𝑛 !
Contoh:
Untuk populasi berukuran 5 dengan anggota-anggotanya A,B,C,D sampel yang diambil
berukuran 2, maka banyaknya sampel yang mungkin dapat diambil adalah:
5!
𝐶25 = 2! = 10 sampel
5−3 !

Kesepuluh sampel tersebut adalah:


Sampel 1: AB Sampel 6: BD
Sampel 2: AC Sampel 7: BE
Sampel 3: AD Sampel 6: CD
Sampel 4: AE Sampel 6: CE
Sampel 5: BC Sampel 6: DE

Anda mungkin juga menyukai