Anda di halaman 1dari 11

RIVALDO IMAM

SAPUTRA
201701170
4D
HUBUNGAN PERAWATAN DIRI DENGAN
KESEHATAN FISIK LANSIA DI RUMAH PEDULI
LANSIA TRIBUANA TUNGGA DEWI KOTA
MOJOKERTO
LATAR
BELAKANG

• Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-


perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini
dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat
terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total. Menua dalam proses menua
biologis adalah proses terkait waktu yang berkesinambungan dan pada umumnya
mencerminkan umur kronologis namun sangat bervariasi dan bersifat individual, dengan
perubahan yang dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan
ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidak
mampuan total (Aswin, 2003 dalam Totok Budi, 2011)
• Praktik hygiene (perawatan diri) lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan.
Selain keterbatasan dalam kemampuan perawatan diri (self care), lansia juga memiliki
gambaran diri yang berubah terhadap dirinya sendiri dan perubahan pada konsep dirinya.
Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : identitas diri, citra diri, harga diri, dan
ideal diri dan peran. Perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi bagian tubuh akan
membutuhkan perubahan dalam gambaran diri (citra diri). Persepsi seseorang tentang
perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan tersebut terjadi (Sammy, 2008).
RUMUSAN
MASALAH

 Berdasaran uraian pada latar belakang maka dapat dikemukakan bahwa


permasalahannya yakni “Apa yang mempengaruhi ketidak terpenuhi nya
perawatan diri pada lansia ?”
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Penelitian bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara Perawatan Diri Lansia dengan kesehatan fisik pada lansia.

Tujuan Khusus
 Mengetahui tingkat perawatan diri pada lansia di Rumah Peduli Lansia Kota Mojokerto
 Mengetahui konsep diri lansia di Rumah Peduli Lansia Kota Mojokerto
 Menganalisis hubungan antara Perawatan Diri lansia dengan kesehatan Fisik lansia
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
DESAIN PENELITIAN

 Berdasarkan masalah dan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan desain
cross sectional (potong lintang), yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel
pada satu saat tertentu dimana tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran
variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Notoatmodjo, 2005).
 Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali,
tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor resiko)
dengan variabel dependen (efek) (Dhini, 2009).
 Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran terhadap variabel
independen (Perawatan diri) dan variabel dependen (kesehatan fisik lansia ) pada subjek
penelitian sebanyak satu kali pengukuran dan waktu yang sama.
VARIABEL PENELITIAN

 Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau independen merupakan suatu variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) dan bebas dalam mempengaruhi variabel yang lain
(Hidayat, 2008). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Perawatan Diri.
 Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dapat dipengaruhi atau menjadi akibat
karena variabel bebas. Variabel ini dapat bergantung dari variabel bebas terhadap perubahan
(Hidayat, 2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kesehatan fisik lansia.
DEFINISI OPERASIONAL

 Definisi operasional adalah melekatka arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan
kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Definisi operasional
menjelaskan variabel sehingga memugkingkan bagi peneliti untuk melakukan pengukuran
dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik (Hidayat,
2008). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Perawatan Diri
 Kesehatan Fisik Lansia
TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai