Anda di halaman 1dari 9

Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Implementasi Reorientasi Pasien Delirium Melalui Rekaman Suara Keluarga di


Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo: Case Study

Dicha Choirunnisa1, Sidik Awaludin2, Aji Kurniawan3


1,2
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
3
Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
e-mail: dichaa.ch@gmail.com

ABSTRACT

Background. Delirium in critically ill patients who have decreased consciousness is a


case that’s found in the ICU. Disorientation and anxiety are common characteristics
shown in delirium patients. Collaboration between nurses and patients can be done by
giving reorientation through voice recording of family members in delirium patients in
the ICU.
Methods. Implementation is carried out using experimental studies with a pre-post
control group. Six patients were selected by simple random sampling technique which
was divided into three groups. The criteria for patients in implementation included,
patients aged > 18 years, entering the ICU within ≤ 24 hours, and positive delirium
based on the score of the Confusion Assessment Method for the ICU (CAM-ICU)
assessment.
Results. There was a change in the family voice intervention group with an RASS rating
scale. But in the three groups, patients were still diagnosed with delirium positive after
being given an implementation based on the CAM-ICU rating scale.
Conclusion. Giving reoriented message recordings using family voice can be used to
reduce symptoms of delirium in patients undergoing treatment in the ICU.

Keywords: Delirium, Reorientation, Family voice recording

Bina Upaya Kesehatan, 2011).


PENDAHULUAN
Kehadiran dan interaksi keluarga dapat
Intensive Care Unit (ICU) adalah ruang
menjadi pilihan untuk membantu
rawat inap di rumah sakit yang
memperbaiki kondisi psikologis pasien
dilengkapi staf dan peralatan khusus
ICU terutama mereka yang terpasang
untuk merawat pasien dengan
peralatan khusus seperti ventilator
perubahan fisiologis atau dalam
mekanik (Munro et al, 2017; Trzepacz,
keadaan kritis (Rab, 2007). Salah satu
et al, 2010).
bagian ruang lingkup pelayanan ICU
Penurunan kesadaran merupakan
adalah memberikan bantuan psikologis
gambaran kondisi pada sebagian besar
pada pasien dan keluarga yang
pasien kritis di ruang ICU. Delirium
kehidupannya sangat bergantung pada
pada pasien kritis yang mengalami
obat, alat, dan mesin (Direktur Jenderal
penurunan kesadaran menjadi kasus

133
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

yang banyak ditemukan pada 20% Kebijakan rumah sakit yang membatasi
pasien yang tidak terpasang ventilator waktu keluarga untuk menemani pasien
mekanik dan 80% pasien yang di ruang ICU, dapat mengurangi
terpasang ventilator mekanik (Pol, et al, intensitas dalam melakukan reorientasi.
2017). Tanda yang berfluktuasi Pemberian rekaman reorientasi dengan
menyebabkan delirium sulit diketahui, suara keluarga dapat menjadi pilihan
dimana beberapa gejala delirium dalam melakukan reorientasi pada
menunjukkan gambaran hiperaktif pasien delirium di ruang ICU.
(agresif, gemetar), hipoaktif (tenang, Reorientasi dengan rekaman suara
pasif), dan campuran (Adiwinata, keluarga lebih cepat menurunkan lama
Oktaliansah, Maskoen, 2016). Delirium hari delirium dibandingkan yang tidak
pada pasien ICU dihubungkan dengan diberikan reorientasi (Munro, et al,
pemanjangan lama hari perawatan, 2017).
biaya pengobatan yang semakin tinggi, Tujuan implementasi reorientasi melalui
memperlambat pemulihan fungsional rekaman suara anggota keluarga pada
tubuh, dan peningkatan angka pasien delirium adalah untuk
morbiditas serta mortalitas (Adiwinata, mengetahui pengaruhnya terhadap
Oktaliansah, Maskoen, 2016). tingkat kesadaran pada pasien delirium
Disorientasi merupakan gambaran yang di ruang ICU Rumah Sakit Prof. Dr.
banyak ditemukan pada pasien delirium Margono Soekarjo. Adapun manfaat
di ruang ICU. Salah satu tindakan implementasi pada pasien delirium
perawat untuk mengurangi disorientasi yakni mengurangi kecemasan,
pasien delirium di ruang ICU adalah membantu pemulihan kondisi pasien,
reorientasi. Perawat dapat berkolaborasi dan memperpendek lama hari
dengan keluarga untuk memberikan perawatan.
reorientasi pada pasien delirium di
ruang ICU. Reorientasi yang dilakukan METODOLOGI PENELITIAN
keluarga dapat lebih efektif karena Implementasi dilakukan menggunakan
membuat pasien merasa lebih aman dan studi eksperimental dengan pendekatan
nyaman, serta membantu mengakurasi pre-post control group. Pengumpulan
kembali stimulus dari lingkungannya data dilaksanakan pada Juli 2019 di
(Munro, et al, 2017). Ruang ICU, RSUD Prof. Dr. Margono

134
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Soekarjo Purwokerto. Populasi dalam Prinsip implementasi pemberian pesan


penelitian ini adalah seluruh pasien di menggunakan audio visual berdasarkan
ruang ICU, dengan jumlah sampel penelitian Munro, et al (2017).
sebanyak 6 pasien yang dipilih Sehingga pada kelompok intervensi
menggunakan teknik simple random suara keluarga, rekaman suara keluarga
sampling. Sampel dibagi menjadi 3 akan diberikan setiap jam selama 5 jam,
kelompok yaitu, kelompok intervensi serta reorientasi langsung oleh keluarga
suara keluarga, kelompok intervensi pasien selama 3 jam. Kelompok suara
suara tidak dikenal, dan kelompok tidak dikenal akan diberikan rekaman
kontrol yang masing-masing kelompok suara peneliti setiap jam, dan diberikan
sebanyak 2 pasien. selama 8 jam per hari. Sedangkan pada
Kriteria pasien dalam implementasi kelompok kontrol akan diberikan terapi
meliputi, pasien berumur > 18 tahun, standar dengan pemberian komunikasi
masuk ICU dalam waktu ≤ 24 jam, dan terapeutik dari keluarga dan perawat.
positif delirium berdasarkan skor
penilaian Confusion Assessment Method HASIL DAN PEMBAHASAN
for the ICU (CAM-ICU). Skala Hasil implementasi yang dilakukan
penilaian CAM-ICU digunakan untuk mendapatkan karakteristik responden
penilaian tingkat kesadaran pasien di pada masing-masing kelompok
ICU, yang didalamnya terdapat sejumlah 2 pasien. Karakteristik
komponen penilaian dengan skala responden pada kelompok intervensi
Richmond Agitation-Sedation Scale suara keluarga didapatkan hasil pasien
(RASS). berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2
Rekaman suara diberikan menggunakan orang (100%), bersuku jawa (100%),
headset yang ditempelkan di lubang dengan masing-masing usia pasien
telinga pasien, dengan pesan reorientasi adalah 63 tahun (50%) dan 64 tahun
yang sudah dimodifikasi kedalam (50%).
bahasa yang disesuaikan dengan budaya
pasien. Skala penilaian menggunakan
CAM-ICU yang dilakukan sebelum dan
dihari terakhir implementasi.

135
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Tabel 1. Karakteristik Pasien Kelompok Intervensi Suara Keluarga

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


Jenis Kelamin Laki-laki 2 100
Perempuan 0 0
Usia 63 tahun 1 50
64 tahun 1 50
Suku Jawa 2 100

Karakteristik responden pada kelompok sebanyak 2 orang (100%), bersuku jawa


intervensi suara tidak dikenal didapatkan (100%), dengan masing-masing usia
hasil pasien berjenis kelamin perempuan pasien adalah 41 tahun (50%) dan 47
tahun (50%).
Tabel 2. Karakteristik Pasien Kelompok Intervensi Suara Tidak Dikenal

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


Jenis Kelamin Laki-laki 0 0
Perempuan 2 100
Usia 41 tahun 1 50
47 tahun 1 50
Suku Jawa 2 100

Karakteristik responden pada kelompok (100%), bersuku jawa (100%), dengan


kontrol didapatkan hasil pasien berjenis masing-masing usia pasien adalah 47
kelamin perempuan sebanyak 2 orang tahun (50%) dan 55 tahun (50%).

Tabel 3. Karakteristik Pasien Kelompok Kontrol

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


Jenis Kelamin Laki-laki 0 0
Perempuan 2 100
Usia 47 tahun 1 50
55 tahun 1 50
Suku Jawa 2 100

136
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Pemberian rekaman suara dilakukan kelompok yaitu, kelompok kontrol,


setiap jam selama 8 jam per hari, dan kelompok intervensi suara keluarga,
dilakukan selama 2 hari. Pesan suara kelompok intervensi suara tidak dikenal.
diberikan saat pasien terbangun supaya Kelompok kontrol akan diberikan terapi
tidak mengganggu pola tidurnya. standar dengan pemberian komunikasi
Rekaman suara diberikan menggunakan terapeutik dari keluarga pada saat jam
headset dengan frekuensi suara 20 – kunjung dan perawat. Kelompok suara
20.000 KHz yang ditempelkan di lubang tidak dikenal, akan diberikan rekaman
telinga pasien, dengan pesan reorientasi suara peneliti selama 1 menit 16 detik
yang sudah dimodifikasi kedalam bahasa setiap jam, dan diberikan selama 8 jam
yang disesuaikan dengan budaya pasien. per hari. Sedangkan kelompok suara
Skala penilaian menggunakan CAM- keluarga, akan diberikan rekaman suara
ICU yang dilakukan sebelum dan dihari keluarga dengan rata-rata lama rekaman
terakhir implementasi untuk mengetahui kurang dari 2 menit setiap jam, selama 5
efektifitas pemberian rekaman pesan jam, serta dilakukan reorientasi langsung
suara reorientasi. oleh keluarga pasien selama 3 jam.
Responden penelitian terbagi dalam 3

Tabel 4. Hasil Setelah Implementasi

No. Kelompok Nilai CAM-ICU Skor RASS


1. Intervensi Suara Keluarga:
- Tn. S Positif 2
- Tn. M Positif 2
2. Imntervensi Suara Tidak Dikenal:
- Ny. H Positif -2
- Ny. N Positif -1
3. Kontrol:
- Ny. P Positif 2
- Ny. J Positif 3
Hasil implementasi menunjukkan Namun pada bagian skor RASS,
bahwa nilai CAM-ICU tidak mengalami kelompok intervensi dengan suara
perubahan yang signifikan pada ketiga keluarga dan dan suara tidak dikenal
kelompok. Hal tersebut dikarenakan mengalami perubahan.
waktu pengamatan yang relatif singkat.

137
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Perubahan nilai CAM-ICU tidak penyakit medis yang muncul dalam


mengalami perubahan yang signifikan waktu bersamaan (Inouye, 2006).
pada 3 kelompok. Hal ini dikarenakan Salah satu gangguan kognitif gangguan
onset pasien delilrium yang berfluktuasi orientasi atau disorientasi. Gejala ini
dan dipengaruhi oleh prognosis muncul pada pasien delirium, yang
penyakit. Selain itu, pasien yang masuk ditandai adanya penurunan kesadaran
kategori kelompok intervensi suara dan gangguan memori terhadap waktu,
keluarga masih mengalami penurunan tempat, dan orang (Cerejeira &
kesadaran dengan skor GCS 9 pada hari Ladinska, 2011). Beberapa gejala
terakhir implementasi sehingga delirium juga menunjukkan gambaran
kesulitan untuk dilakukan komunikasi hiperaktif (agitasi, takikardi, gemetar),
secara verbal. Namun pada skor RASS, hipoaktif (tenang, pasif), dan campuran
pasien kelompok intervensi suara Onset delirium yang berfluktuasi
keluarga dan kelompok suara tidak menyebabkan delirium sulit untuk
dikenal mengalami perubahan. diketahui (Adiwinata, Oktaliansah,
Perubahan tersebut dapat terlihat dari Maskoen, 2016).
aktivitas motoriknya yang menunjukkan Delirium menjadi suatu kelainan serius
penurunan gejala delirium. pada pasien ICU yang berhubungan
Delirium adalah sindrom dengan pemanjangan lama hari
neuropsikiatrik dengan onset akut dan perawatan, biaya pengobatan yang lebih
berfluktuasi, yang secara klinis ditandai tinggi, memperlambat pemulihan
adanya perubahan kesadaran, perhatian, fungsional tubuh, dan peningkatan
disorientasi, memori, pikiran, dan angka morbiditas serta mortalitas
perilaku (Cerejeira & Ladinska, 2011).. (Adiwinata, Oktaliansah, Maskoen,
Resiko munculnya delirium 2016). Disorientasi menjadi gambaran
diinterpretasikan sebagai pengaruh dari umum yang banyak ditemukan pada
fator predisposisi dan faktor presipitasi. pasien di ruang ICU. Adanya gangguan
Prosedut bedah dan dalam perawatan kognitif yang dibiarkan dapat berangsur
ICU menjadi salah satu faktor menurunkan fungsi kognitif pasien yang
presipitasi munculnya delirium, dinilai setelah satu tahun lepas dari
disamping adanya faktor predisposisi perawata ICU (Widodo, 2014).
lain seperti usia, riwayat genetik,

138
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Salah satu bentuk pelayanan ruang ICU terdekat pasien dapat dilakukan dengan
adalah membeirkan bantuan psikologis membantu reorientasi pada pasien
pada pasien dan keluarga yang selama perawatan (Trzepacz, et al,
kehidupannya sangat bergantung pada 2010).
obat, alat, dan mesin (Direktur Jenderal Reorientasi yang diberikan pada pasien
Bina Upaya Kesehatan, 2011). delirium akan membantu
Intervensi psikologis pada pasien mengembalikan memori pasien
delirium menjadi alternatif tindakan terhadap lingkungan sekitarnya.
non-farmakologis untuk mengurangi Berbeda dengan pasien kelompok
prognosis delirium pada pasien ICU kontrol, pasien kelompok intervensi
(Wade, et al, 2012). Pemberian mengalami perubahan skor RASS yang
reorientasi merupakan salah satu lebih cepat. Pemberian pesan reorientasi
tindakan keperawatan yang dapat melalui rekaman yang terjadwal akan
membantu memperbaiki kondisi mempercepat proses pengenalan
psikologis pasien delirium di ruang ICU kembali pasien terhadap lingkungannya,
(Munro, et al, 2017). dikarenakan informasi yang diberikan
Disorientasi menjadi salah satu tersturktur dan terjadwal (Munro, et al,
gambaran yang sering muncul pada 2017). Reorientasi yang dilakukan
pasien delirium. Stres juga dapat orang-orang terdekat pasien seperti
dialami pasien ICU yang menerima keluarga juga akan membuat pasien
perawatan intensif menggunakan lebih merasa aman dan nyaman
peralatan khusus seperti, ventilator (Trzepacz, et al, 2010).
mekanis (Munro, et al, 2017).
Dukungan dari lingkungan sekitar dapat KETERBATASAN PENELITIAN
menjadi pilihan terapi non-farmakologis Kondisi pasien yang banyak mengalami
pada pasien delirium di ruang ICU perbaikan tingkat kesadaran dengan
(Trzepacz, et al, 2010). Dukungan cepat saat proses pemulihan sedasi
kognitif dan emosional dari orang-orang pasca operasi ataupun prognosis
penyakit serta sulitnya mengkaji telah ditentukan. Selain itu, gambaran
delirium pasien ICU, menyebabkan pasien yang mengalami fluktuasi pada
peneliti mengalami kesulitan dalam aktivitas motoriknya juga menyulitkan
memulai implementasi pada waktu yang untuk menegakkan diagnosa delirium

139
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

pada pasien di ICU. Kemudian, tidak Rumah sakit direkomendasikan untuk


ada standar baku untuk media yang lebih memperhatikan kondisi psikologis
digunakan juga menyulitkan untuk pasien terutama yang sedang menjalani
menentukan volume suara yang tepat perawatan di ICU. Kolaborasi antara
didengarkan pada pasien terutama pasca perawat dan keluarga pasien dalam
operasi kraniotomi. memberikan reorientasi juga disarankan
untuk mengurangi kecemasan, sehingga
SIMPULAN DAN SARAN mempercepat proses pemulihan kondisi
Hasil implementasi menunjukkan fisiologis pasien kritis di Ruang ICU.
terdapat penurunan skor RASS pada Penilaian tingkat kesadaran pasien yang
kelompok intervensi suara keluarga. teridentifikasi delirium dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa menggunakan skala penilaian GCS, atau
pemberian rekaman pesan reorientasi menyediakan format penilaian CAM-
menggunakan suara keluarga dapat ICU agar pelaksanaan implementasi
digunakan untuk menurunkan gejala lebih mudah.
deli rium pada pasien di ruang ICU.
and Practice,
DAFTAR PUSTAKA doi:10.1155/2011/875196.
Adiwinata, R., Oktaliansah, E., & Direktur Jenderal Bina Upaya
Maskoen, T. T., 2016, Angka Kesehatan, 2011, Petunjuk Teknis
Kejadian Delirium dan faktor Penyelenggaraan Pelayanan
Risiko di Intensive Care Unit Intensive Care Unit (ICU) di
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Rumah Sakit, Kementerian
Bandung, Jurnal Anestesi Kesehatan RI, Jakarta.
Perioperatif, vol. 4, no. 1, hh. 36- Inouye, S.K, 2006, Delirium in Older
41. Persons, The New England
Cerejeira, J., & Ladinska, E. B. M, Journal of Medicine, vol. 354, no.
2011, A Clinical Update on 11, hh. 1157-1165.
Delirium: From Early Munro, C. L., et al., 2017, Delirium
Recognition to Effective Prevention in Critically Ill Adults
Management, Nursing Research Through An Automated
Reorientation Intervention – A

140
Journal of Bionursing Vol 1 (2) 2019

Pilot Randomized Controlled


Trial, The Journal of Heart and
Lung, vol. 46, no. 4, hh. 234-238.
Pol, I. V. D., et al., 2017, Effect of
Nocturnal Sound Reduction on
The Incidence of Delirium in
Intensive Care Unit Patients: An
Interrupted Time Series Analysis,
Journal of Intensiive and Critical
Care Nursing, vol. 41, hh. 18-25.
Rab, T, 2007, Agenda Gawat Darurat
(Ciritical Care) Jilid I, Edisi 2,
PT Alumni, Bandung.
Trzepacz, P., et al, 2010, Practice
Guideline for The Treatment of
Patients With Delirium, American
Phychiatric Association,
Philadelphia.
Widodo, U, 2014, Nyeri, Agitasi dan
Delirium pada Pasien Kritis di
Intensive Care Unit (ICU), Jurnal
Komplikasi Anestesi, vol. 1, no. 3,
hh. 51-55.

141

Anda mungkin juga menyukai