Anda di halaman 1dari 19

EFISIENSI ENERGI

KELOMPOK 8
ANALISA EXERGI SISTEM KOGENERASI SIKLUS KOMBINASI

Dosen Pengampu:

Ir. R.TD. Wisnu Broto, M.T.

Disusun Oleh:

Akbar Rahmatullah 40040118650021


Putri Puji Nugraheni 40040118650024
Winda Agustin 40040118650031
Patria Zul Rahman 40040118650032
Luthfiani Widyasih 40040118650075
Desmilia Sefti Indrawaty 40040118650079
Dian Nirmala Wening 40040118650087
Astri Kusumaningtyas 40040118650088

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Terima kasih segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan anugerah dan
kemudahan penyusun untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal. Makalah
ini merupakan tugas kelompok dari Mata Kuliah Efisiensi Energi.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada bapak Ir. R.TD. Wisnu
Broto, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Efisiensi Energi yang telah membimbing
dan memberikan dasar pengetahuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini berisi mengenai analisa exergi sistem kogenerasi siklus kombinasi.
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu para pembaca serta penulis
sendiri untuk mengetahui dan memahami mengenai Exergi Fisika dan Kimia.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
akan penyusun terima demi penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan diaplikasikan bagi penyusun secara khusus dan pembaca secara umum.

Semarang, 20 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Eksergi 3
2.2 Analisisa Eksergi 3
2.3 Kogenerasi Siklus Kombinasi 5
BAB III METODELOGI 7
3.1 Prosedur Penelitian Secara Umum 7
3.2 Konstruksi Sistem Kerja Turbin Gas Konvensional 7
3.3 Konstruksi Kerja Turbin Gas dengan Sistem Kogenerasi Siklus Kombinasi 8
3.4 Data Operasional 8
BAB IV PEMBAHASAN 9
4.1 9
BAB V PENUTUP 12
5.1 Kesimpulan 12
5.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semenjak krisis minyak dunia, energy menjadi topik utama masyarakat baik di tingkat
nasional maupun internasional. Energi telah disadari sebagai kebutuhan pokok dan
meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, lingkungan hidup juga
menjadi pendorong pengurangan penggunaan energy fosil (Intang, 2015). Salah satu
sector pemakai terbesar energy fosil adalah Pusat Listri Tenaga Gas (PLTG), dengan
optimasi konversi energy pada pusat listri menjadi signifikan. Untuk mengetahui dimana
konservasi energy dapat dilakukan pada peralatan maupun sistem yang ditinjau, yakni
dengan membuat analisis kesetimbangan massa dan kesetimbangan eksergi, lalu
melakukan analisa eksergi pada sistem yang digunakan sehingga dapat diketahui besaran
peningkatan efisiensi pemakaian energy bahan bakar.
Sistem kogenerasi dapat meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar. Sistem
kogenerasi terdiri dari berbagai bentuk tergantung pada sistem pemanfaatan energinya
sehingga dapat membangkitkan energy lanjutan yang bisa meningkatkan efisiensi dari
pemakaian sumber energy tertentu. Salah satu sistem kogenerasi yang bisa meningkatkan
efisiensi dari pemakaian bahan bakar adalah Sistem Kogenerasi Siklus Kombinasi yang
digunakan pada PLTG (Intang, 2015).
PLTG menghasilkan gas buang yang masih dapat dimanfataakan untuk pembangkit
steam atau uap untuk memutar turbin yang selanjutnya berguna untuk pembangkit listrik
lanjutan. Adanya analisa eksergi pada sistem kogenerasi siklus kombinasi PLTG, dapat
diketahui ireversibilitas tiap komponen utama dan besarnya eksergi yang dimanfaatkan.
Dengan mengetahui ireversibilitas tiap komponen, maka analisa pemanfaatan eksergi
yang terbuang akan dilakukan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, didapatkanlah rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan exergy?
2. Bagaimana cara menganalisa exergy pada sistem turbin?
3. Apa yang dimaksud dengan exergy kimia dan exergy fisika?
4. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar pada PLTG?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengertian exergy
2. Dapat mengetahui cara menganalisa exergy pada sistem turbin
3. Dapat mengetahui pengertian exergy kimia dan exergy fisika
4. Dapat mengetahui cara meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar pada PLTG

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eksergi
Eksergi merupakan sebuah konsep dimana jumlah maksimum kerja net (bersih) yang
diperoleh ketika aliran materi dibawa dari keadaan awal menuju keadaan dead state
melewati proses yang melibatkan adanya interaksi hanya dengan lingkungan. Dalam
konsep ini juga dinyatakan bahwa energi yang hilang selama proses sama dengan
perubahan entropi proses tersebut. Analisis eksergi dilandaskan dari hukum kedua
termodinamika, dimana memiliki dua kelebihan dibanding dengan metode keseimbangan
panas dalam suatu sistem yang berhubungan dengan energi. Pertama, analisis eksergi
memberikan hasil pengukuran yang akurat dari ketidakefisienan aktual suatu sistem serta
lokasi terjadinya ketidakefisienan tersebut. Kedua, “analisis eksergi juga memberikan
ukuran efisiensi sistem sebenarnya untuk suatu sistem siklus kombinasi yang rumit atau
sistem terbuka dimana metode keseimbangan panas memberikan nilai efisiensi yang tidak
akurat” (Ahern & Johnson, 1982).

2.2 Analisa Exergi


Metode analisa dibuat berdasarkan hukum termodinamika I dan II. Analisa
berdasarkan hukum termodinamika I (analisa energi) didasarkan pada karakteristik unjuk
kerja komponen-komponen yang digabung menjadi kesetimbangan energi. Meskipun
analisa menghasilkan perhitungan yang benar, akan tetapi analisa energi ini tidak dapat
menempatkan dan mengukur sumber-sumber kerugian yang terjadi di dalam sistem. Hal
ini karena Hukum Termodinamika I tidak dapat membedakan antara panas dan kerja serta
tidak bisa mengukur kualitas energi (Bustan 2010). Pada analisa exergi panas dianggap
sebagai energi berkulitas rendah karena tidak semua energi panas dapat dirubah menjadi
energi kerja, sebaliknya kerja adalah energi berkualitas tinggi karena dapat diubah
menjadi panas seluruhnya.
2.2.1 Exergi Fisik
Exergi fisik adalah jumlah maksimum kerja yang dapat diperoleh bila aliran
suatu substansi daibawa dari kondisi awal ke keadaan lingkungan yang didefinisikan
dengan P0 dan T0, sehingga proses – proses fisik hanya meliputi interaksi thermal

3
dengan lingkungan. Analisa proses fisik biasanya memerlukan selisih exergi fisika
spesifik ꜫph untuk dua keadaan daripada dengan nilai yang terpisah.

ꜫph1 - ꜫph2 = (h1–h2) – T0 (s1–s2) …………………………………………………….(1)

Pernyataan exergi fisika spesifik dari suatu gas sempurna adalah :

εph = cph (T-To) – To (cp s ln T/To – R ln P/Po)……………………………........(2)

= cph (T-To) – Toc p s ln T/To + To R ln P/Po…………………......................(3)

Untuk suatu campuran gas yang terdiri banyak komponen, sesuai dengan aturan
Gibss-Dalton, persamaan (2) menjadi sebagai berikut :

εph = Σ (xi (cpi h (T-To) – To cpi s ln T/To)) + To R ln P/Po…………………………..(4)

2.2.2 Exergi Kimia


Exergi kimia adalah maksimum kerja yang dapat diperoleh bila suatu subtansi
dibawa dari kondisi lingkungan ke kondisi mati (dead state) dengan proses-proses
yang meliputi perpindahan panas dan perubahan subtansi hanya dengan lingkungan.
Untuk mengetahui potensi kerja (exergi) dari suatu aliran subtansi, dilakukan dengan
membandingkan potensial kimia dan lingkungannya. Sifat-sifat elemen kimia aliran
harus merujuk pada sifat-sifat subtansi rujukan. Karakter utama subtansi rujukan
adalah harus berada dalam kesetimbangan dengan lingkungan. Untuk gas ideal kerja
per mol subtansi adalah sama dengan exergi kima molar

εo : εo = R To ln Po/Poo……………………………………………….......................(5)

Exergi untuk bahan bakar gas mempunyai komplikasi lebih dari gas ideal
karena subtansi ini bukan bagian dari subtansi lingkungan yang umum dalam fungsi
Gibbs rendah, yaitu subtansi rujukan. Untuk menyelesaikan hal ini, pemilihan proses
reversibel untuk menentukan exergi kimia bahan bakar harus menyertakan suatu
reaksi kimia reversibel untuk merubah bahan bakar, dengan bantuan oksigen dari
lingkungan, menjadi satu atau lebih subtansi rujukan. Exergi kima molar untuk CO
dapat diekspresikan sebagai berikut :

(εo)CO = - (ΔGo)CO + (εo)CO2 – ½ (εo)O2……………………......................................(6)

Dalam beberapa aplikasi media kerja mengandung campuran beberapa macam


gas ideal, misalnya bahan bakar gas, hasil pembakaran dan sebagainya. Misalnya

4
campuran disuplai dengan laju tetap pada kondisi Po dan To. Masing-masing
komponen dipisahkan dengan membrane semi permabel dan ditekan secara reversibel
dan isotermal pada tekanan parsial mulai Pi s/d Po. Total kerja kompresi per mole dari
campuran gas tersebut adalah :

Σ [wxi]REV = RTo Σxi ln xi ………….....................................................................(7)

Dimana xi adalah fraksi mol dari komponen ke i, sehingga exergi campuran


gas tersebut (εOM)adalah :

εOM = Σ xi εoi + R To Σ xi ln xi…………………......................................................(8)

Untuk gas real persamaan (8) menjadi

εOM = Σ xiεoi + R To Σ xi ln γi xi…………...............................................................(9)

dimana γi adalah koefisien aktivitas komponen ke i. Dari persamaan (4) dan (8)
diperoleh persamaan exergi total, untuk gas ideal, sebagai berikut :

ε = εph + εOM = Σ(xi (cpih (T-To) – To cpis ln T/To)) + To R ln P/Po + Σ(xiεOi

+ RTOxi ln xi)…………………........................................................................(10)

Pada kenyataannya kondisi aktual kandungan air di udara berbeda dengan kondisi
standar, sehingga persamaan (10) perlu dikoreksi menjadi sebagai berikut :

ε = Σ(xi(cpih (T-To) – To cpis ln T/To)) + To R ln P/Po + Σ(xiεoi + R To xi ln xi) +

xH2O R To ln(Poo/Poo)H2O………........................................................................(11)

2.3 Kogenerasi Siklus Kombinasi


Kogenerasi siklus kombinasi ini menggunakan prinsip siklus uap kondensor dimana
di dalam kondensat uap panas yang berasal dari air dingin diturunkan kemudian hal ini
berakibat meningkatknya energi listrik yang dihasilkannya. Pemilihan sistem siklus
kondensasi dan sistem cogeneration berdasarkan pertimbangan ekonomis. Seperti
perusahaan listrik karena tidak membutuhkan energi termal. Berarti energi termal yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik akan digunakan untuk meningkatkan produksi listrik
untuk itu yang tepat digunakan adalah sistim siklus kombinasi. Yaitu jika siklus gas
dikawinkan dengan siklus uap sehingga menjadi siklus kombinasi maka akan
menyebabkan terjadinya peningkatan efisiensi. Pada siklus kombinasi itu boiler PLTU
dipanaskan hanya oleh gas buang PLTG. Kemudian oksigen dalam pipa pembuangan

5
turbin gas digunakan untuk pembakaran bahan bakar primer dalam suatu sistim boiler uap
hilir. Kompresor memasok udara terkompresi ke boiler untuk melakukan proses super
canggih, kemudian boiler itu menghasilkan uap yang dapat menggerakkan turbin uap.
Selain dari itu panas limbah dari pipa pembuangan turbin gas juga digunakan untuk
memanaskan boiler yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin uap. Di
mana uap boiler itu digunakan untuk menggerakkan sebuah turbin uap yang pada
gilirannya merupakan tenaga penggerak mula bagi sebuah generator listrik. Kemudian
jika panas yang keluar dari pipa pembuangan turbin gas dinaikkan dan gas buang yang
meninggalkan boiler digunakan untuk memanaskan kondensat yang menuju maka
efisiensinya bisa meningkat sampai lebih dari 50% (Intang, 2015).

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Prosedur Penelitian Secara Umum


Penelitian yang dilakukan dijurnal dilaksanakan pada sistem kogenerasi siklus
kombinasi PT. PLN PJB unit pembangkitan muara tawar blok 1. Teknologi yang
digunakan untuk exergi pada kogenerasi siklus kombinasi yaitu PLTGU. Prosedur
penelitian yang dilakukan meliputi :
1. Melakukan orientasi di Pusat Tenaga Gas.
2. Pengambilan data operasi diperlukan dari lapangan dan mempelajari spesifikasi turbin
gas dari manual book.
3. Mempelajari data-data operasi untuk menentukan kondisi operasi yang akan
dievaluasi.
4. Melakukan studi pustaka.
5. Membuat analisa exergi pada turbin gas.

3.2 Konstruksi Sistem Kerja Turbin Gas Konvensional

Sistem kerja turbin gas konvensional yang digunakan pada PT. PLN PJB yaitu dengan
cara udara segar dihisap dan dinaikkan tekanan udaranya sesuai dengan standar
operasional yang ditetapkan kemudian masuk ke ruang bakar untuk dicampur dengan
bahan bakar sehingga terjadi proses pembakaran dan udara terekspansi. Setelah dari ruang
bakar, udara yang terekspansi dalam ruang bakar akan memutar turbin pada generator

7
untuk menghasilkan energy listrik dan menggerakkan compressor dengan kondisi operasi
teretentu.

3.3 Konstruksi Kerja Turbin Gas dengan Sistem Kogenerasi Siklus Kombinasi

Sistem kerja turbin gas dengan system kogenerasi siklus kombinasi yang diteliti pada
PT. PLN PJB yaitu sama dengan konvensional, hanya adanya penambahan proses
lanjutan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yaitu dengan cara udara
segar dihisap dan dinaikkan tekanan udaranya sesuai dengan standar operasional yang
ditetapkan kemudian masuk ke ruang bakar untuk dicampur dengan bahan bakar sehingga
terjadi proses pembakaran dan udara terekspansi. Setelah dari ruang bakar, udara yang
terekspansi dalam ruang bakar akan menghasilkan energy yang akan memutar turbin pada
generator untuk menghasilkan energy listrik dan menggerakkan compressor dengan
kondisi operasi yang sesuai. Pada proses tersebut menghasilkan gas buang sisa
pembakaran yang kemudian masuk ke Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk
diproses lebih lanjut yang menghasilkan energy dan akan memutar turbin pada generator
sehingga menghasilkan energy listrik lebih banyak dengan mengefisiensikan pemakaian
bahan bakar yang digunakan.

8
3.4 Data Operasional
Data Operasional diperoleh dari buku laporan operator, manual book, dan laporan
laboratorium. Nilai kalor bahan bakar (NCV) adalah 876.747 Kj/kmol

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kesetimbangan Massa


Kesetimbangan massa dilakukan dengan menganggap bahwa udara terdiri dari
Oksigen, Nitrogen dan uap air, sedangkan unsur-unsur lainnya diabaikan. Data aliran
bahan bakar yang masuk diperoleh dari uji unjuk kerja mesin yang dilakukan setiap
bulan. Hal ini dilakukan karena flowmeter berada di produsen gas, sehingga sulit
mengetahui aliran bahan bakar pada beban tertentu untuk setiap saat, dan hanya bisa
dilakukan dengan koordinasi antar operator yang cukup rumit. Uji unjuk kerja dilakukan
pada beban 134 MW dengan aliran bahan bakar sebesar 12.108,27 m3 /jam. Dengan data
dari kurva unjuk kerja turbin (lampiran B3), aliran bahan bakar pada beban 134 MW
dapat dihitung. Dari perhitungan kestimbangan massa, diperoleh aliran gas hasil
pembakaran adalah 29.536,87 kmol/jam

4.2 Analisa Exergi Pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Hasil dari tabel tersebut dapat dibuat grassman diagram seperti pada Gambar 6. Dari
Grassman diagram tersebut, terlihat rugi-rugi exergi atau ireversibilitas terbesar terjadi

10
pada ruang bakar. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan exergi kimia menjadi
exergi panas. Exergi gas pembakaran sebagian menjadi exergi turbin dan sisanya
terbuang bersama gas buang dan merupakan nomor dua terbesar setelah exergi ruang
bakar. Besarnya exergi turbin adalah selisih exergi gas hasil pembakaran pada posisi 4
dan 5 yaitu sebesar 558.408.634 – 192.646.024 = 365.762.610 kJ/jam.

Gambar 6. Diagram Grassman Turbin Gas


Exergi turbin digunakan untuk menggerakkan kompresor dan generator. Terlihat bahwa
exergi turbin sebagian besar (219.741.974/365.762.610 x 100% = 60,08%) digunakan
untuk kompresor, sedangkan rugi-rugi exergi akibat gesekan, efesiensi turbin dan
kompresor serta pada generator hanya 12.411.064/365.762.610 x 100% = 3,39%. Sisanya
sebesar 36,53% menjadi keluaran energi listrik di generator (dengan asumsi energi listrik
dapat dirubah 100% menjadi exergi). Efesiensi rasional total Pusat Listrik Tenaga Gas
(PLTG) sendiri adalah :
ψ = We/Ebb ; dimana We = Keluaran Daya Listrik Generator
Ebb = Exergi Bahan Bakar Gas
ψ = 136.800.000 / 561.599.062 = 0,2436 .................................................................... (12)
Sedangkan efesiensi konvensional PLTG adalah :
η = We / (m. NCV) = 136.800.000 / (610,33 x 876.747) = 0,2557 .................................
(13)
Dari (12) dan (13) terlihat bahwa efesiensi rasional dan efesiensi konvensional turbin
tidak banyak berbeda.

11
4.3 Analisa Exergi Untuk Rencana Combine Cycle

mengenai perhitungan exergi di HRSG (dengan kondisi ideal, adiabtis) diperoleh exergi pada
masing-masing posisi combine cycle.Exergi turbin adalah 137.164.353 – 11.987.629 =
125.176.724 kJ/jam. Dengan asumsi efesiensi mekanik dan elektrik turbin dan generator
adalah 0,9 dan 0,95 maka keluaran daya generator turbin uap adalah We = 125.176.724x
0,9x 0,95 = 107.026.099 kJ/jam dibagi dengan 3600 untuk merubah satuan dalam kW
diperoleh 107.026.099 / 3600 = 29.729 kW.

Dengan tambahan combine cycle efesiensi rasional (Gambar 7) total PLTGU menjadi :
ψcreal = (WeGT + WeComb) / Ebb = (136.800.000 + 72.000.000) / (561.599.062)
= 0,3718 .............................................................. (14)
Sedangkan apabila combine cycle dianggap ideal maka efesiensi rasional PLTGU
ψcideal = (136.800.000 + 106.479.182) / 561.599.062 = 0,4332. ................................... (15)
Pada kondisi real peningkatan efesiensi rasional
Δψreal = (14) – (12) = 0,3718 – 0,2436 = 0,1282

12
atau Persen Efesiensi Rasional = Δψreal / ψ = 0,1282 / 0,2436 = 52,63%....................... (16)
Pada kondisi ideal penignkatan efesiensi rasional
Δψideal = (15) – (12) = 0,4332 – 0,2436 = 0,1896
atau Persen Efesiensi Rasional = Δψideal / ψ = 0,1896/0,2436 = 77,83%........................ (17)

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Eksergi merupakan sebuah konsep dimana jumlah maksimum kerja net (bersih) yang
diperoleh ketika aliran materi dibawa dari keadaan awal menuju keadaan dead state
melewati proses yang melibatkan adanya interaksi hanya dengan lingkungan. Metode
analisa eksergi dibuat berdasarkan hukum termodinamika I dan II. Analisa berdasarkan
hukum termodinamika I (analisa energi) didasarkan pada karakteristik unjuk kerja
komponen-komponen yang digabung menjadi kesetimbangan energi.
Exergi fisik adalah jumlah maksimum kerja yang dapat diperoleh bila aliran suatu
substansi daibawa dari kondisi awal ke keadaan lingkungan yang didefinisikan dengan P 0
dan T0, sehingga proses – proses fisik hanya meliputi interaksi thermal dengan
lingkungan. Exergi kimia adalah maksimum kerja yang dapat diperoleh bila suatu
subtansi dibawa dari kondisi lingkungan ke kondisi mati (dead state) dengan proses-
proses yang meliputi perpindahan panas dan perubahan subtansi hanya dengan
lingkungan. Kogenerasi siklus kombinasi ini menggunakan prinsip siklus uap kondensor
dimana di dalam kondensat uap panas yang berasal dari air dingin diturunkan kemudian
hal ini berakibat meningkatknya energi listrik yang dihasilkannya.
Dari hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa rugi exergy
terbesar terjadi pada ruang bakar sebesar 39,70% dari eksergi bahan bakar yang masuk
dan efisiensi rasional PLTG adalah 0,2436. Untuk PLTG Muara Tawar Blok 1, pada
beban 38.000 kW eksergi gas buang pada exhaust turbin gas sebesar 192.646.024 kJ/jam
atau 34,30% dari exergy bahan bakar. Eksergi gas buang tersebut dapat dimanfaatkan
untuk Combine Cycle dimana pada kondisi ideal energy listrik yang dapat dihasilkan
adalah 18,96% dari eksergi bahan bakar. Combine Cycle yang sedang dibangun saat ini
sebesar 20.000 kW, lebih kecil dari yang dapat dimangaatkan. Efisiensi rasional PLTGU
berdasarkan rencana pembangunan adalah 0,3718, dimana pada kondisi ideal efisiensi
rasional adalah 0,4332 dan peluang efisiensi pemakaian bahan bakar sebesar 77,83%.
Dengan analisis manajemen pengoperasian dan perhitungan yang baik, seharusnya
kapasitas combine cycle dapat diperbesar sehingga dapat meningkatkan efisiensi.

14
5.2 Saran
Dalam analisis ini masalah difokuskan untuk menghitung eksergi di PLTG Muara
Tawar Blok 1, sehingga dapat mengetahui besarnya eksergi yang masih dapat
dimanfaatkan. Untuk selanjutnya dapat dilakukan perhitungan pengaruh kelembapan pada
udara masuk terhadap unjuk kerja turbin gas dan combine cycle dan pengaruh regenerasi
steam terhadaap unjuk kerja turbin gas dan combine cycle agar diharapkan efisiensi
terhadap penggunaan bahan bakar dapat lebih meningkat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, J. E., & Johnson, D. H. (1982). The Exergy Method of Energy Systems Analysis.
Journal of Solar Energy Engineering, 104(1). https://doi.org/10.1115/1.3266277

Intang, A. (2015). ANALISA EXERGI SISTEM KOGENERASI SIKLUS KOMBINASI. 2(1),


1–12.

16

Anda mungkin juga menyukai