Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NERACA EKSERGI MASSA ATUR


“Dasar Teori dan Contoh Soal Neraca Exergy Massa Atur”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Efesiensi Energi

Dosen Pengampu : Ir. R. TD. Wisnu Broto, MT Disusun

Disusun Oleh (Kelompok 3) :

Siti Khofifatul Khasanah 40040119650011


Desy Sonya Putri 40401196500028
Faizal pambayun 40040119650014
Rifnaldi Safik 40040119650068
Farah Salsabillah Maulidinoor 40040119650091
Firnanda Rayyan Muhammad 40040119650103
Carissa Eilin Ardana 40040119650112

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala RahmatNya sehingga
Makalah Efesiensi Energi yang berjudul “Dasar Teori dan Contoh Soal Neraca Exergy
Massa Atur” ini dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat merubah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 25 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................3
2.1 Definisi Eksergi.................................................................................................3
2.2 Aspek Eksergi....................................................................................................4
2.3 Dead State...........................................................................................................5
2.4 Analisis Ekstergi.................................................................................................6
2.5 Bentuk-Bentuk Eksergi.......................................................................................7
BAB III PENYELESAIAN SOAL.................................................................................9
3.1 Neraca Eksergi Massa Atur................................................................................9
BAB IV PENUTUP........................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah maksimum kerja net yang diperoleh ketika aliran materi dibawa
dari keadaan awal menuju keadaan mati (dead state) dengan melalui proses yang
melibatkan interaksi hanya dengan lingkungannya disebut dengan eksergi.
Analisa eksergi merupakan sebuah metode yang menggunakan konservasi massa
dan konversi prinsip-prinsip energi bersama dengan hukum kedua
termodinamika untuk desain dan analisa sistem termal. Atau dengan istilah lain
biasa digunakan untuk mengidentifikasi analisis eksergi adalah analisis
ketersediaan.

Metode eksergi sangat cocok untuk memajukan tujuan penggunaan


sumber daya yang lebih efisien, karena kemungkinan lokasi, jenis, dan besaran
sebenarnya dari limbah dan juga kehilangannya dapat ditentukan. Hal ini dapat
digunakan untuk merancang sistem termal, dapat memandu upaya untuk
mengurangi sumber inefisiensi dalam sistem yang ada dan juga mengevaluasi
ekonomi sistem.

Pada saat ini, Hukum I Termodinamik dan metode efisiensi pembangkit


ditentukan hanya mengacu pada efisiensi energi, dirasakan kurang
menggambarkan aspek yang penting dari pemanfaatan energi. Oleh karena itu,
hal tersebut perlu dikombinasikan dengan pendekatan eksergi yang didasarkan
dengan Hukum II Ternodiamika agar ketepatan dari besarnya efisiensi
pembangkit dapat diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah
perhitungan dan analisis agar ketepatan tingkat efisiensi suatu pembangkit dapat
diketahui, yaitu dengan menggunakan cara analisis eksergi yang juga digunakan
untuk mengidentifikasi jenis, penyebab, dan lokasi terjadinya kerugian atau
kehilangan panas pada sistem dan sub-sistmen termal, sehingga perbaikan-
perbaikan serta peningkatan kualitas dapat dilakukan. Usaha untuk
meningkatkan kualitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan pengurangan ireversibilitas dari masing-masing komponen dalam

1
pembangkit, sehingga analisis ireversibilitas komponen pembangkitnya perlu
dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan eksergi?

1.2.2. Apa saja aspek eksergi?

1.2.3. Apa yang dimaksud dead state ?

1.2.4. Sebutkan analisis eksergi.

1.2.5. Bagaimana contoh penyelesaian soal mengenai neraca eksergi massa


atur?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Untuk memahami mkasud dari konsep eksergi.

1.3.2. Untuk mengetahui apa saja aspek eksergi.

1.3.3. Untuk memahami pengertian dari dead state.

1.3.4. Untuk mengetahui macam-macam analisis eksergi.

1.3.5. Untuk mengetahui contoh penyelesaian soal mengenai neraca eksergi


massa atur.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Eksergi
Ekseri adalah konsep yang dimana terdapat jumlah maksimum kerja net
(bersih) yang didapatkan saat aliran dari materi dibawa dari keadan awal menuju
keadaan dead state dengan melewati proses yang melibatkan adanya interaksi
dengan lingkungan. Pada konsep ini juga disebutkan bahwa energi yang hilang
pada saat proses sama dengan perubahan entropi proses tersebut. Analisis
eksergi ini berlandaskan dari kedua hukum termodinamika, yang memiliki dua
kelebihan apabila dibandingkan dengan metode keseimbangan panas dalam
sebuah sistem yang berhubungan dengan energi. Yang pertama, analisis eksergi
memberi hasil pengukuran yang akurat dari ketidaakefisienan aktual suatu
sistem serta lokasi terjadinya ketidakefisienan tersebut. Kedua, “analisis eksergi
juga memberikan ukuran efisiensi sistem sebenarnya untuk suatu sistem siklus
kombinasi yang rumit atau sistem terbuka dimana metode keseimbangan panas
memberikan nilai efisiensi yang tidak akurat” (Ahera, 1980).

Metode analisis eksergi (analisis kemanfaatan) sangat tepat digunakan


untuk mendorong tercapainya penggunaan sumber daya energi dengan lebih
efektif, karena eksergi memungkinkan untuk menentukan lokasi, penyebab, dan
besar sebenarnya dari kerugian dan pemborosan suatu sistem termal. Dengan
demikian eksergi dapat digunakan dalam sistem baru yang lebih efeisien dan
dapat meningkatkan efisiensi dari sistem yang sudah ada.

Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa selain memiliki


kuantitas, energi juga memiliki kualitas, dan suatu proses yang riil akan b
erlangsung pada arah kualitas energi yang semakin menurun. Jadi walaupun
tidak ada kuantitas energi yang hilang, kualitas energi selalu berkurang selama
proses. Besaran dari kualitas energi ini disebut eksergi.

3
2.2 Aspek Eksergi
Menurut (Moran, 2006), terdapat beberapa aspek penting dalam konsep
eksergi yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Nilai eksergi tidak bisa bernilai negatif. Karena jika sistem berada pada keadaan
lain selain keadaan mati, sistem akan dapat mengubah kondisi secara spontan
menuju ke keadaan mati. Kecenderungan ini terjadi jika keadaan mati tercapai
dan tidak diperlukan kerja untuk melakukan perubahan spontan. Oleh karena itu,
setiap perubahan keadaan sistem ke keadaan mati dapat dicapai dengan
sedikitnya zero work, dan dengan demikian kerja maksimal (eksergi) tidak dapat
bernilai negatif.
2. Eksergi dilihat sebagai kerja teoritis maksimum yang diperoleh dari suatu sistem
kombinasi ditambah lingkungan sebagai suatu sistem yang bergerak dari
keadaan menuju ke keadaan mati (kesetimbangan). Atau, eksergi dapat dianggap
sebagai kerja teoritis minimum yang diperlukan untuk membawa sistem dari
keadaan mati (kesetimbangan) menuju ke keadaan lain.
3. Eksergi adalah ukuran tingkat menjauhnya keadaan sistem dari keadaan
lingkungan. Oleh karena itu eksergi merupakan atribut dari sistem dan
lingkungan bersama. Namun, setelah lingkungan ditentukan, suatu nilai dapat
ditentukan untuk eksergi dalam hal nilai properti untuk sistem saja, jadi eksergi
dapat dianggap sebagai properti dari sistem.
4. Eksergi tidak dapat dikekalkan tetapi dihancurkan oleh irreversibilitas. Sebuah
batas adalah jika seluruh eksergi dimusnahkan, seperti yang akan terjadi jika
sistem yang diizinkan untuk mengalami perubahan spontan ke keadaan mati
dengan tidak ada kemampuan untuk memperoleh kerja. Potensi untuk
mengembangkan kerja yang ada awalnya akan benar-benar terbuang dalam
proses spontan tersebut.

4
2.3 Dead State
Ketika tekanan, temperatur, komposisi, kecepatan, atau elevasi dari
sebuah sistem berbeda dari lingkungan, maka ada kesempatan untuk melakukan
kerja. Bila kemudian sistem berubah kondisi menuju kondisi lingkungan, maka
kesempatan kerja tersebut berkurang. Dan kesempatan itu akan hilang sama
sekali ketika satu sama lain relatif berada pada kondisi kestimbangan
(equilibrium). Kondisi dari sistem ini disebut dead state. Pada dead state, kondisi
kesetimbangan mekanik, termal, dan kimia anatara sistem dan lingkungan
terpenuhi (Bejan, 1996). Syarat tambahan untuk dead state ialah kecepatan dari
sebuah fluida sistem tertutup atau ketika arus fluida adalah nol dan energi
gravitasi potensialnya juga nol. Syarat ini akan dipenuhi dengan merubah
pengaturan beberapa ketinggian dari bumi, seperti level ketinggian dari air laut
atau level dari tanah, menjadi nol. Pembatasan temperatur, tekanan, kecepatan,
dan karakter ketinggian sebuah pembatasan dead state yang berhubungan
dengan kesetimbangan termomekanikal dengan atmosfer. Hal ini pembatasan
pada pengertian keseimbangan kimia dengan lingkungan, sebagai contoh, tidak
dipertimbangkan. Sehingga, massa-kendali tidak diperbolehkan untuk melewati
atau bereaksi secara kimia dengan lingkungan. Kerja potensial pada sistem
relatif terhadap state-deadnya, yang akan menukar kalor satu-satunya dengan
lingkungan, disebut dengan availability-termomekanikal pada state tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengevaluasi availability dan pertukaran


availability untuk sistem tertutup dan sistem steady-state terbuka, seperti halnya
proses perpindahan kalor. Perpindahan-availability berhubungan dengan
interaksi kerja sudah sangat jelas. Interaksi kerja secara konsep adalah reversible
pada titik dimana terjadi diperbatasan. Konsekuensinya, perpindahan-availability
yang berhubungan dengan perpindahan kerja (tidak termasuk kerja terhadap
lingkungan) sama dengan kerja-bermanfaat itu sendiri.

5
2.4 Analisis Ekstergi
Beberapa analisis eksergi yakni sebagai berikut :

1. Komponen eksergi
Eksergi total suatu sistem dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu (Bejan,
1996):
E = EPH + EKN + EPT + ECH (2.1)
Dimana:
EPH : Eksergi fisik
EKN : Eksergi kinetik
EPT : Eksergi potensial
ECH : Eksergi kimia

Walaupun eksergi merupakan sebuah sifat yang ektensif, kerap kali eksergi
bekerja berdasarkan unit massa. Dan eksergi spesifik total berdasarkan unit
massa dapat ditulis sebagai (Bejan, 1996):
e = ePH + eKN + ePT +eCH (2.2)
dengan :
eKN - V2 (2.3)
ePT = gz (2.4)
2. Balans Ekserg
Balans laju eksergi untuk sistem kogenerasi dapat ditulis dengan persamaan
(Bejan,1996):
Ei = Ee + ED (2.7)
Ei = ṁ ee (2.8)
Dimana Ei adalah laju pemasukan eksergi i dan Ee adalah laju keluaran eksergi
e . Sedangkan ED menunjukan laju destruksi (pemusnahan) eksergi.
3. Destruksi Eksergi
Struksi eksergi secara umum dapat ditulis dengan persamaan (Bejan, 1996):
ED,K = Ei – Ee (2.8)
Sehingga rasio destruksi eksergi yang merupakan perbandingan laju destruksi
eksergi di dalam komponen sebuah sistem terhadap laju eksergi dari bahan bakar

6
yang diberikan ke seluruh system (EF.tot) dapat dirumuskan dengan (Bejan, 1996)
:
ED
y D= (2.9)
E F .tot
4. Efisiensi Eksergetik
Efisiensi eksergetik (efisiensi hukum kedua, efektivitas, atau efisiensi rasional)
memberi sebuah ukuran sebenarnya dari kinerja sebuah sistem energi dari sudut
pandang termodinamika. Dalam mendefinisikan efisiensi eksergetik perlu
diidentifikasi anatara produk dengan bahan bakar dari sistem termodinamika
yang dianalisis. Produk mempresentasikan hasil yang diproduksi oleh sistem.
Sedangkan bahan bakar mempresentasikan berbagai sumber daya yang
dihabiskan oleh produk. Efisiensi eksergetik adalah rasio dari produk terhadap
bahan bakar yang dapat dituliskan dengan persamaan (Bejan, 1996) :
Ep Ed
ε k= =1− (2.10)
Ef Ef
dimana ε merupakan Efisiensi eksergi, EF merupakan bahan bakar yang disuplai,
EP merupakan produk yang dbangkitkan.

2.5 Bentuk-Bentuk Eksergi


1. Eksergi Energi Kinetik
Energi kinetik adalah sebuah bentuk energi mekanikal dan dapat dikonversikan
secara langsung menjadi kerja. Energi kinetik sendiri adalah potensial kerja, jadi
exergi dari energi kinetik adalah sama dengan energi kinetik itu sendiri, yang
bebas dari temperatur dan tekanan lingkungannya.
2
V
X ke =ke= ( kJ /kg)
2
Adapun rumus eksergi energy kinetik yakni sebagai berikut:
πρ 2 3
X=ṁ ⋅ ke= D V
8
π D2
ṁ = ρ AV= ρ
4

7
2. Eksergi Energi Potensial
Energi potensial adalah sebuah bentuk energi mekanikal dan dapat
dikonversikan secara langsung menjadi kerja.

X pe = pe=gz(kJ /kg)

Energi potensial sendiri adalah potensial kerja, jadi exergi dari energi potensial
adalah sama dengan energi potensial itu sendiri, yang bebas dari temperatur dan
tekanan lingkungannya.

3. Eksergi Energi Kalor dari Sebuah Reservoir Termal


Kalor dapat dikonversikan menjadi kerja secara maksimum melalui Mesin Kalor
Carnot (mesin kalor reversibel). Jika sebuah mesin Carnot menerima kalor dari
sebuah reservoir termal (suhu T), dan membuang kalor ke lingkungan (suhu To)
maka akan dihasilkan kerja maksimum atau exergi, besarnya:

(
W max =W rev=∫ 1−
TO
T ) ( T
δ Q¿ → X heat = 1− O Q¿
T )

8
BAB III
PENYELESAIAN SOAL
3.1 Neraca Eksergi Massa Atur
Sistem kogenerasi terdiri dari boiler berbahan bakar gas alam dan turbin
uap yang menghasilkan daya dan menghasilkan uap sebuah proses industri.,
bahan bakar memasuki boiler dengan laju eksergi 100 MW. Uap keluar dari

boiler pada 50 bar, 466 oC dengan laju eksergi 35 MW. Steam keluar melalui
turbin pada 5 bar, 205 oC dan laju aliran massa 26,15 kg / s. Unit biaya bahan
bakar adalah 1,44 sen per kWh eksergi. Biaya untuk memiliki dan
mengoperasikan boiler dan turbin masing-masing adalah $ 1080 / jam dan $ 92 /
jam. Air umpan dan udara pembakaran masuk dengan biaya dan eksergi yang
dapat diabaikan. Produk pembakaran habis langsung ke lingkungan dengan
biaya yang dapat diabaikan. Perpindahan panas dengan lingkungan dan energi
kinetik dan potensial efek dapat diabaikan. Biarkan T0= 298 K. untuk turbin,
tentukan daya dan laju eksergi keluar dengan uap, masing-masing dalam MW

Solusi:

 Diketahui:
Data operasi keadaan stabil diketahui untuk sistem kogenerasi yang
menghasilkan listrik dan uap tekanan rendah yang digunakan untuk proses
industri

 Dicari:
Untuk turbin, tentukan daya dan laju eksergi keluar dengan uap (W e dan Ce)
…?

9
Data :

 Laju eksergi (EfF)= 100 MW


 Unit biaya bahan bakar (Cf)=1.44 cen/Kw.h
 Biaya operasi boiler (Zb)=$1080/h
 Laju eksergi (Efl)=35 MW

 Tekanan Uap Keluar Boiler (Pl)= 50 bar = 725.19 lbf/in2

 Suhu Uap Keluar Boiler (Tl)=466oC=870.8oF


 Biaya operasi turbin (Zt)=$92/h
 Steam keluar turbin (P2)=5 bar=72.51 lbf/in2

 Suhu steam keluar turbin (T2) = 205oC = 401oF=205oC=401oF

 Laju alir massa steam keluar turbin (ṁ)= 26.15 kg/s

Asumsi :

 Setiap volume kontrol yang ada pada gambar terlampir pada kondisi stabil.
 setiap volume kontrol, dan efek energi kinetik dan potensial diabaikan.
 Air umpan dan udara pembakaran masuk ke boiler dengan biaya dan tenaga
yang dapat diabaikan.

10
 Produk pembakaran dibuang langsung ke lingkungan dengan biaya yang
dapat diabaikan.

 Untuk lingkungan, T0 = 298 0K

Analisis :
Menggunakan asumsi nomor 2, Keseimbangan massa dan tingkat energi untuk
volume kontrol yang menutupi turbin berkurang pada kondisi stabil.

We = ṁ (h1 – h2)

Dari table A-4 E halaman 773 dan halaman 775 di buku Michael.J.Moran
berjudul Fundamental of Engineering Thermodinamical didapatkan data :

PI = 725.19 lbf/in2

TI = 870.8 0F akan diketahui h1 sebesar 1441.84 btu/lb = 3353,719 kJ/ kg

2
P2 = 72.51 lbf/in

T2 = 4010F didapatkan h2 sebesar 1232.187 btu/lb = 2863,74 kJ/kg

11
Gambar P2 dan T2

Maka daya eksergi adalah

¿
We = (26.15 kg/s). (3353,719 – 2863,74) (Kj/kg). ¿ 1 MW ∨ 1000 kJ /s ¿

= 12,81 MW

Untuk menghitung laju eksergi keluar dengan uap menggunakan


persamaan 7.20 dari efficiency flow exergy pada buku Fundamental of
Engineering Thermodinamical halaman 290, yang dievaluasi menjadi
persamaan 7.36.

ef = h2 – h1 - T0 (S2-S1)+ (V2/2) +
gz ..............................................................7.20

ef1 – ef2 = (h1 – h2)- T0 (S2-S1)+ (V12-V22/ 2) + g(z1 –


z2)............................7.36

sehingga didapatkan persamaan:

12
Ėf2 - Ėf1 = ṁ . (ef2 – ef1) = ṁ. [h2 – h1 – T0 (S2-S1)]

Ėf2 = Ėf1 + ṁ. [h2 – h1 – T0 (S2-S1)]

Dari table A-4 pad Dari table A-4 E halaman 773 dan halaman 775 di
buku Michael.J.Moran berjudul Fundamental of Engineering Thermodinamical
didapatkan data :

PI = 725.19 lbf/in2

TI = 870.8 0F akan diketahui S1 sebesar 1.6401 btu/lboR = 6,8668 kJ/ kg0K

P = 72.51 lbf/in2
2

T2 = 4010F didapatkan S2 sebesar 1.6923 btu/lboR = 7,0853 kJ/kg0K.

maka laju eksergi keluar dengan uap adalah

Ėf2 = 35 MW + (26.15 kg/s).[ (2863,74 - 3353,719) (Kj/kg) – 298 oK. (7,0853 –

1 MW
6,8668) (kJ/kgoK). | 1000 kJ / s |

1 MW
= 35 MW + (26.15 kg/s).[ ((-489.98kg/s) (65,113)) (kJ/kg) ¿ ∨¿
1000 kJ / s

= 834,256 MW

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Eksergi adalah jumlah maksimum kerja net yang diperolah ketika aliran
materi dibawa dari keadan awal menuju keadaan mati (dead state) melalui
proses yang melibatkan interaksi hanya dengan lingkungan . Analisis eksergi
merupakan sebuah metode yang menggunakan konservasi massa dan konservasi
prinsip-prinsip energi bersama dengan hukum kedua termodinamika untuk
desain dan analisis sistem termal.

Aspek Eksergi, Eksergi adalah ukuran tingkat menjauhnya keadaan


sistem dari keadaan lingkungan, Nilai eksergi tidak bisa bernilai negative,
Eksergi tidak dapat dikekalkan tetapi dihancurkan oleh irreversibilitas, Eksergi
dilihat sebagai kerja teoritis maksimum.

Dead state adalah kondisi kesetimbangan mekanik, termal, dan kimia


anatara sistem dan lingkungan terpenuhi, Syarat tambahan untuk dead state ialah
kecepatan dari sebuah fluida sistem tertutup atau ketika arus fluida adalah nol
dan energi gravitasi potensialnya juga nol.

Analisa eksergi ada berupa :


1. Komponen eksergi
E = EPH + EKN + EPT + ECH
2. Balans Eksergi
Ei = Ee + ED
3. Destruksi Eksergi
ED,K = Ei – Ee
4. Efisiensi Eksergetik
Ep Ed
ε k= =1−
Ef Ef
Bentuk eksergi yaitu, eksergi energi kinetik, eksergi energi potensial,
eksergi energi kalor dari sebuah reservoir termal

14
DAFTAR PUSTAKA

Manaru, L.P dan Tambunan, A.Halomoan. 2016. ANALISIS EKSERGI


PENGERINGAN IRISAN TEMULAWAK. AGRITECH. Vol. 36

Moran, Michael.J and Saphiro, N. Howard. 2006. Fundamentals of engineering


thermodynamics. John Wiley & Sons.Inc : USA

Priambodo, Dedy. Dkk. 2015. ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA SISTEM
HTR-10 SIKLUS TURBIN UAP. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. Vol.17

15

Anda mungkin juga menyukai