Anda di halaman 1dari 47

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I : PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang Penelitian 3

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Pembatasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA 8

2.1 Dasar Teori 8

2.1.1 Sistem Panasbumi 8

2.1.2 Perkembangan dan Pemanfaatan Panasbumi 14

2.1.3 Pembangkit Listrik Panasbumi 17

2.1.4 Konversi Energi 26

2.1.4.1 Jenis Energi 26

2.1.4.2 Sifat Energi 28

2.1.4.3 Proses Termodinamika 34

2.2 Penelitian Terkait 37

2.3 Kerangka Pemikiran 39

BAB III : METODE PENELITIAN 41

3.1 Lokasi Penelitian 41

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 41

1
3.3 Rancangan/Jenis Penelitian 43
3.4 Variabel dan Teknik Pengumpulan Data 44
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 45
DAFTAR PUSTAKA 47

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penggunaan energi fosil yang semakin hari semakin menipis dikarenakan

populasi penduduk yang semakin bertambah menuntut manusia untuk menemukan

energi-energi alternatif baru untuk mengatasi krisis energi yang terjadi pada saat ini,

energi panasbumi merupakan salah satu energi alternatif yang sementara

dikembangkan sebagai salah satu alternatif untuk menjawab kebutuhan krisis energi

tersebut.

Energi panasbumi berasal dari bahasa yunani yaitu geo yang berarti bumi dan

logos yang berarti panas sehingga secara harafiah energi geothermal diartikan sebagai

energi yang berasal dari dalam bumi (Indoenergi, 2011) energi panasbumi merupakan

suatu energi yang bersifat ramah lingkungan dan renewable dimana sumber dari

energi ini adalah batuan panas dibawah permukaan bumi yang memanfaatkan air

meteorik yang masuk dibawah permukaan untuk kemudian dipanaskan oleh batuan

sumber panas yang pada akhirnya akan menghasilkan uap panas dan keluaran

manifestasi yang kemudian dimanfaatkan oleh manusia diberbagai bidang.

Pada jaman ini energi panasbumi telah dimanfaatkan diberbagai negara baik

secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung energi panabumi

dimanfaatkan untuk sector non-listrik sedangkan secara tidak langsung energi

panasbumi digunakan dalam sektor listrik. Sesuai sifatnya bahwa energi tidak dapat

diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah kedalam bentuk energi

3
lainya energi panasbumi ini dikonversi menjadi energi listrik menggunakan alat

pembangkit listrik tenaga panas bumi yang merupakan satu teknologi pembangkit

baru yang saat ini mulai berkembang diseluruh dunia untuk memaksimalkan

pengembangan pemanfaatan energi panasbumi.

Sebagai negara yang terletak diantara 3 lempeng beasar dan merupakan jalur

yang dilewati oleh sabuk cincin api Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar

diseluruh dunia yaitu 40% atau dengan total potensi energy yaitu 27.140 MW atau

setara 219 milyar ekuivalen barell minyak adapun potensi ini tersebar dijalur-jalur

gunung api mulai dari Sumatera, sampai ujung Utara Sulawesi (Teknik Panas Bumi,

ITB) potensi yang berada di daerah Sulawesi Utara sendiri mencapai 20% dari

potensi yang dimiliki indonesia (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,

2009)

Didaerah Sulawesi Utara pemanfaatan tidak langsung dari energi panasbumi

sudah mulai dinikmati oleh masyarakat dimana dalam hal ini 60% Listrik yang

digunakan oleh masyarakat Sulawesi Utara berasal dari energy panasbumi yang

diproduksi oleh Pertamina Geothermal Energy Lahendong (Kementrian Energi dan

Sumber Daya Mineral, 2009) Pertamina Geothermal Energy merupakan salah satu

badan usaha milik negara yang mengembangkan pemanfaatan energi panas bumi. PT

PGE Lahendong untuk saat ini adalah satu-satunya instansi yang mengembangkan

produksi panasbumi disulawesi utara. Untuk itu dalam rangka membantu PT PGE

Lahendong sebagai instansi yang menjadi sumber pemasok energi listrik yang

presentasenya cukup besar untuk masyarakat Sulawesi Utara maka peneliti

4
berkeingnan untuk mengadakan studi tentang proses konversi energi panasbumi yang

memanfaatkan fluida panas menjdi uap yang kemudian menjadi energi listrik melalui

teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berada di lahendong. Adapun

dari penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui efesiensi peralatan konversi

energi (turbine) sehingga dapat menghasilkan produksi lstrik, dan bisa membuat

simulasi produksi listrik maksimum lewat efesiensi yang telah diperoleh

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun lewat latar belakang diatas ditemukan masalah-masalah yang baik

untuk dikaji selanjutnya dimana lewat pemanfaatan energi panasbumi bagaimana

energi tersebut berubah bentuk dari energi panas menjadi energi listrik lewat laju alir

fluida panasbumi, kemudian masalah berkembang ke efesiensi alat pembangkit yang

digunakan dalam proses konversi energi tersebut sehingga dapat memperkirakan daya

yang dihasilkan dari satu teknologi pembangkit listrik tenaga panasbumi dan

bagaiman upaya untuk mengoptimalkan produksi listrik disuatu pembangkit listrik

panasbumi.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan energi panasbumi

secara tidak langsung yaitu energi panasbumi yang dikonversi menjadi energi listrik

dimana penyelesaian dari masalah yang ada dibatasi pada metode perhitungan

termodinamika yang terkait penelitian, dengan pembatasan daerah penelitian

mencakup komponen-komponen yang terdapat disuatu pembangkit panas bumi dari

bagian separator sampai turbin.

5
1.4 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut maka permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa besar efsiensi dari peralatan pembangkit listrik tenaga panasbumi yang

berada dilahendong?

2. Berapa besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik lahendong unit?

3. bagaimana menentukan optimasi maksimum produksi listrik dari suatu alat

konversi energy panasbumi?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui besar efesiensi dari peralatan pembangkit listrik yang digunakan

dilahendong.

2. Mengetahui besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik panasbumi

unit 1 dan 2 yang ada di lahendong.

3. Mengetahui Optimasi maksimum produksi listrik di lahendong melalui

simulasi peningkatan optimalisasi Tekanan pada peralatan pembangkit listrik

menggunakan persamaan hukum-hukum termodinamika terkait.

6
1.6 Manfaat Penelitian

 Memeberi referensi dari hasil penelitian untuk instansi terkait dalam proses

pengembangan tenaga panasbumi disulawesi utara khususnya mengenai

efesiensi daya kerja pembangkit.

 Memeberi referensi dari hasil penelitian untuk instansi terkait dalam

pengawasan produksi serta perawatan untuk pembangkit listrik panas bumi

khusunya dalam penulisan ini mengenai peralatan turbine.

 Mebantu instansi terkait memberi Penjelasan kepada masyarakat luas

khususnya masyarakat Sulawesi Utara tentang perkembangan energi

panasbumi dalam memenuhi kebutuhan pemasokan energi listrik.

 Memberi refrensi kepada teman-teman sebidang mengenai proses konversi

energi panasbumi menjadi energi listrik serta memahami cara perhitungan

matematis dalam menentukan efesiensi dari suatu pembangkit listrik tenaga

panasbumi.

 Memberi refrensi kepada teman-teman sebidang mengenai pembuatan

simulasi optimalisasi daya listrik.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1.1 Sistem Panas Bumi

Gambar 2.1: Skema Sistem Panasbumi

(Sumber: Google, 2008)

Sistem Panas bumi merupakan istilah umum yang menjelaskan tentang sistem

penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan

dari suatu sumber panas heat source ke-tempat penampungan panas heat sink. Dalam

hal ini, panas yang merambat dari dalam bumi inilah yang disebut dengan heat source

yang menuju permukaan bumi sebagai heat sink. (Hochstein and Browne, 2000).

8
Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan fluida termal yang

bisa berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain. Dalam

perjalanannya, fluida termal yang berupa uap dan atau air panas dapat tersimpan

dalam suatu formasi batuan yang berada diantara sumber panas dan daerah

tampungan panas.Formasi batuan ini selanjutnya dikatakan sebagai reservoir.Sistem

panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air panas dikatakan

sebagai sistem hidrothermal. Sistem ini sering berasosiasi dengan pusat vulkanisme

atau gunung api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari gunung api lebih

mendominasi sistem hidrotermal, maka dikatakan sebagai sistem vulkanik

hidrotermal (volcanic hydrothermal system). Sistem panas bumi dapat berada pada

daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan dapat pula berada pada daerah

bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang umum

ditemukan adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme pada

daerah bermorfologi step terrain. Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain

dari sistem panas bumi, seperti: hot dry rock system, geopressured system, heat sweep

system.

 Komponen – Komponen Sistem Panas Bumi

Komponen sistem panas bumi ditunjukan pada gambar 2.1 dimana sistem

panas bumi yang dimaksud di sini adalah komponen-kompenen dari sistem panas

bumi jenis hidrotermal, karena sistem inilah yang paling umum ditemukan di

Indonesia. Sistem hidrotermal didefenisikan sebagai jenis sistem panas bumi dimana

transfer panas dari sumber panas menuju permukaan bumi adalah melalui proses

9
konveksi bebas yang melibatkan fluida meteorik dengan atau tanpa jejak fluida

magmatik. Fluida meteorik contohnya adalah air hujan yang meresap jauh ke bawah

permukaan tanah. Komponen-komponen penting dari sistem hidrotermal adalah:

sumber panas, reservoir dengan fluida termal, daerah resapan (recharge), daerah

luahan (discharge) dengan manifestasi permukaan.

1. Sumber Panas

Sepanjang waktu panas dari dalam bumi ditransfer menuju permukaan bumi

dan seluruh muka bumi menjadi tempat penampungan panas (heat sink). Namun

begitu, di beberapa tempat energi panas ini dapat terkonsentrasi dalam jumlah besar

dan melebihi jumlah energi panas per satuan luas yang rata-rata ditemui.

Gunung api merupakan contoh dimana panas terkonsentrasi dalam jumlah besar. Pada

gunung api, konsentrasi panas ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu

dapat dilepaskan dalam bentuk letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada

sistem panas bumi konsentrasi panas ini bersifat kontinu. Namun demikian, pada

kebanyakan kasus, umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang dormant,

adalah sumber panas dari sistem panas bumi. Hal ini ditemui di Indonesia dimana

umumnya sistem panas buminya adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan

pusat vulkanisme atau gunung api. Dalam hal ini, gunung api menjadi penyuplai

panas dari sistem panas bumi di dekatnya.

Oleh karena gunung api merupakan sumber panas potensial dari suatu sistem

panas bumi, maka daerah yang berada pada jalur gunung api berpotensi besar

memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi (di atas 225° Celcius). Itulah kenapa

10
Indonesia yang dikenal berada pada jalur cincin api (ring of fire) diklaim memiliki

potensi panas bumi atau geothermal terbesar di dunia.

Daerah lain yang berpotensi menjadi sumber panas adalah: daerah dengan

tekanan litostatik lebih besar dari normal (misal pada geopressured system), daerah

yang memiliki kapasitas panas tinggi akibat peluruhan radioaktif yang terkandung di

dalam batuan, daerah yang memiliki magmatisme dangkal di bawah basemen. Namun

pada kasus-kasus ini, intensitas panasnya tidak sebesar panas dari gunung api.

2. Reservoir

Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang

mampu menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas).Reservoir

biasanya merupakan batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang

baik.Porositas berperan dalam menyimpan fluida termal sedangkan permeabilitas

berperan dalam mengalirkan fluida termal.

Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang

tinggi dengan pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida

reservoir jika dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan

memiliki isotop deuterium yang sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan

konduktif yang menudungi reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien

temperatur yang tinggi dan relatif konstan terhadap kedalaman.

Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan

yang memiliki permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai

lapisan penudung atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-

11
mineral lempung yang mampu mengikat air namun sulit meloloskannya

(swelling).Mineral-mineral lempung ini mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-

ion seperti Ka dan Ca sehingga menyebabkan lapisan tersebut menjadi sangat

konduktif. Sifat konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi dengan melakukan survei

magneto-tellurik (MT) sehingga posisi lapisan konduktif ini di bawah permukaan

dapat terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini, maka posisi

reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di bawah

lapisan konduktif ini.

3. Daerah Resapan (Recharge)

Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat

tersebut bergerak menjauhi muka tanah.Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan

bergerak menuju ke bawah permukaan bumi.

Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada elevasi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi

berada.Daerah resapan juga ditandai dengan rata-rata resapan air tanah per tahun

yang bernilai tinggi.

Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan

suatu lapangan panas bumi.Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga

keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang. Hal ini karena

daerah resapan yang terjaga dengan baik akan menopang tekanan di dalam formasi

reservoir karena adanya fluida yang mengisi pori di dalam reservoir secara

berkelanjutan. Menjaga kelestarian daerah resapan juga penting artinya bagi

12
kelestarian lingkungan hidup.Sehingga dari sini dapat dikatakan juga bahwa

pengembangan panas bumi bersahabat dengan lingkungan.

4. Daerah Discharge dengan Manifestasi Permukaan

Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air

tanah di tempat tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di

daerah luahan akan bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada

sistem panas bumi ditandai dengan hadirnya manifestasi di permukaan.Manifestasi

permukaan adalah tanda-tanda yang tampak di permukaan bumi yang menunjukkan

adanya sistem panas bumi di bawah permukaan di sekitar kemunculannya.

Manifestasi permukaan bisa keluar secara langsung (direct discharge) seperti

mata air panas dan fumarola. Fumarola adalah uap panas (vapor) yang keluar melalui

celah-celah batuan dengan kecepatan tinggi yang akhirnya berubah menjadi uap air.

Tingginya kecepatan dari fumarola sering kali menimbulkan bunyi bising.

Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi seperti pada kasus tanah

beruap (steaming ground) dan tanah hangat (warm ground), juga bisa keluar

secara intermiten seperti pada manifestasi geyser, dan juga bisa keluar secara

tersembunyi seperti dalam bentuk rembesan di sungai. Secara umum, manifetasi

permukaan yang sering muncul pada sistem-sistem panas bumi di Indonesia adalah:

mata air panas, fumarola, steaming ground, warm ground, kolam lumpur panas,

solfatara, dan batuan teralterasi. Solfatara adalah uap air yang keluar melalui rekahan

batuan yang bercampur dengan H2S, CO2, dan kadang juga SO2 serta dapat

mengendapkan sulfur di sekitar rekahan tempat keluarnya. Sedangkan batuan

13
teralterasi adalah batuan yang terubahkan karena adanya reaksi antara batuan tersebut

dengan fluida panas bumi.

2.1.2 Perkembangan dan Pemanfaatan Panasbumi

Fluida panasbumi bertemperatur tinggi (>225oC) telah lama digunakan di

beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini

perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panasbumi

bertemperatur sedang (150-225oC) untuk pembangkit listrik. Selain temperatur,

faktor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam memutuskan apakah suatu

sumberdaya panasbumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik adalah

sebagai berikut:

1. Sumberdaya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar sehingga

mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu

sekitar 25-30 tahun.

2. Sumberdaya panasbumi memproduksikan fluida yang mempunyai pH hamper

netral agar laju korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas produksi tidak

cepat terkorosi. Selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk scale

relative rendah.

3. Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.

4. Sumberdaya panasbumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.

5. Sumberdaya panasbumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya

erupsi hidrothermal relatif rendah. Diproduksikannya fluida panasbumi dapat

meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.

14
Negara pertama yang memanfaatkan uap panasbumi untuk pembangkit listrik

adalah Italy. Sumur-sumur di lapangan tersebut menghasilkan uap kering (dry steam)

bertemperatur tinggi yang sangat baik digunakan untuk pembangkit listrik. Pusat

listrik tenaga panasbumi (PLTP) pertama di bangun pada tahun 1913 di Larderello

dengan kapasitas listrik terpasang sebesar 250 kW. Pada tahun 1940 kapasitas listrik

dari PLTP tersebut ditingkatkan menjadi 130 MW.

PLTP pertama di dunia ini hancur pada masa perang dunia ke II, tetapi setelah

itu dibangun kembali dengan kapasitas 500 MW. New Zealand merupakan negara

kedua yang memanfaatkan fluida panasbumi untuk pembangkit listrik. PLTP kedua

di dunia tersebut terletak di Wairakei dan dikembangkan secara bertahap dari tahun

1958 hingga tahun 1963 sehingga kapasitas instalasi listrik dari PLTP Wairakei

menjadi 192 MW. Berbeda dengan sumur-sumur di lapangan Larderello-Italy yang

menghasilkan uap kering (dry steam), sumur-sumur di lapangan Wairakei

menghasilkan fluida dua fasa yaitu uapair. Uap dan air dari sumur produksi

dipisahkan di dalam separator dan kemudian uapnya dialirkan ke turbin untuk

membangkitkan listrik.

Amerika baru memanfaatkan energi panasbumi sekitar tahun 1960-1970.

Lapangan the Geysers dikembangkan dan uapnya dimanfaatkan untuk pembangkit

listrik. Kapasitas listrik terpasang di PLTP ini sangat besar, yaitu sebesar 1000 MW.

Seperti halnya lapangan Larderello, sumur-sumur di lapangan the Geysers juga

menghasilkan uap kering.

15
Fluida panasbumi umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik

di negara negara lain setelah tahun 1979. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta

meningkatnya harga, minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu

negara-negara lain untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan

cara memanfaatkan fluida panasbumi. Hal ini terlihat dari meningkatnya kapasitas

instalasi listrik tenaga panasbumi pada tahun-tahun berikutnya. Dari tahun 1979

hingga akhir tahun 1986, kapasitas listrik tenaga panasbumi dunia naik dari 1759

MW hingga 4733 MW. Walaupun demikian masih banyak negara negara yang belum

memanfaatkan sumber daya panasbuminya pada masa itu karena seperti halnya

dengan eksplorasi minyak bumi, eksplotasi sumber daya panasbumi juga memerlukan

modal yang besar dan risikonya tinggi. Sumber daya panasbumi umumnya terdapat di

daerah pegunungan yang sulit dijangkau. Di negara-negara yang mempunyai sumber

energi lainnya, sumber daya panasbumi harus bersaing keras dengan sumber energi

lainnya.

Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali

dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga

tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur

tersebut, yaitu sumur KMJ-3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry

steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin

merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut.

Karena tidak ada dana, kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dimulai pada

tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah

16
Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah

Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek

panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus

ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui

Maluku dan Sulawesi. Sumberdaya panasbumi yang terdapat di Indonesia sangat

potensial bila dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, karena umumnya, merupakan

sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>2250C). Hanya beberapa

diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150-2250C). Walaupun daerah

prospek panasbumi di Indonesia sangat banyak jumlahnya, tetapi hingga saat ini baru

beberapa lapangan yang telah dikembangkan dalam skala besar dan fluidanya

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Lapangan-lapangan tersebut antara lain

adalah Kamojang (140 MWe), Awibengkok-Salak (330 MWe), Darajat (55 MWe),

dan Lapangan Wayang Windu (110 MW). Selain itu terdapat dua unit pembangkit

listrik tenaga panasbumi skala kecil, yaitu satu unit berkapasitas 2.5 MWe di

lapangan Lahendong (Sulawesi Utara) dan satu unit berkapasitas 2 MWe di lapangan

Sibayak (Sumatera Utara).

2.1.3 Pembangkit Listrik Panasbumi

Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung

energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini

dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal

power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti

17
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan

menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi.

 Peralatan-Peralatan Pada Pembangkit Listrik Panasbumi

Dalam pembangkit listrik panas bumi terdapat komponen-komponen yang berperan

mengkonversi fluida menjadi listrik Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap,

maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan

mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator

sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala

sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu

dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan

fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.

Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.

Terdapat beberapa peralatann pada PLTPB yaitu :

1. Production Well :(Sumur Produksi), sumur/pipa penyalur fluida yang pertama

kali keluar dari dalam bumi.

2. Well Pump (Sumur Pompa), memompa fluida ke permukaan tanah di bawah

tekanan.

3. Well Valves, digunakan untuk mengontrol aliran/tekanan fluida dari sumur.

4. Separator, saluran yang berisi uap basah dimana terjadi fase pemisahan antara

uap dan air.

5. Moisture Remove, menghilangkan sisa zat cair dari uap sebelum masuk ke turbin.

6. Control Stop Valve, mengatur aliran steam masuk turbin.

18
7. Turbine, mengubah energi termal dari steam menjadi energi mekanik (energi

gerak).

8. Generator, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

9. Steam Ejector/Condenser, menghilangkan gas yang tidak bisa terkondensasi (Non

Condensable Gas,NCG) dari uap keluaran turbin.

10. Condenser, saluran dimana steam yang keluar dari turbin dikondensasi sehingga

kembali pada fase liquid.

11. Condensate Pump, memompa steam yang terkondensi dari Condenser menuju

Cooling Tower untuk selanjutnya didinginkan.

12. Cooling Tower, komponen yang menggunakan air dingin untuk menghilangkan

sisa panas dari steam yang sudah terkondensi.

13. Cooling Water Pump, memompa air dingin dari Cooling Tower ke Condenser.

14. Injection Well, sumur/pipa yang menyalurkan zat cair yang terpisah pada proses

pemisahan (proses flashing pada Separator) dan zat cair dari steam yang

terkondensasi menuju tempat semula (dalam bumi).

 Jenis-Jenis Sistem Pembangkit Tenaga Panasbumi

Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah

diterapkan dilapangan, diantaranya:

1. Direct Dry Steam

2. Separated Steam

3. Single Flash Steam

19
4. Double Flash Steam

5. Multi Flash Steam

6. Brine/Freon Binary Cycle

7. Brine/Isobutane Binary Cycle

8. Combined Cycle

9. Hybrid/fossil–geothermal conversion syste

1. Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)

Fluida panasbumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari

keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur

berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 3.1).

Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar

generator sehingga dihasilkan energi listrik.

Gambar 2.2: Skema Instalasi Pembangkit Listrik Uap Kering.


(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

20
Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang

paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir

(atmospheric exhaust turbine) atau di alirkan ke kondensor untuk dikondensasikan

(condensing turbine). Dari kondensor, kondensat kemudian dialirkan ke menara

pendingin atau cooling tower dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke bawah

permukaan. Sebagian dari air kondensat ini dialirkan ke kondensor. Pembangkit

listrik yang menggunakan atmospheric exhaust turbine mengkonsumsi sekitar dua

kali (dalam tekanan inlet yang sama) lebih banyak untuk setiap kilowatt keluaran

sehingga banyak energi dan biaya yang terbuang.

2. Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida

dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan

pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator,

sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari

separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan

adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan Siklus uap hasil

pemisahan. Gambar 3.2 memperlihatkan proses pembangkitan listrik dari lapangan

panasbumi yang menghasilkan fluida dua fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida

dari sumur dipisahkan menjadi fasa uap dan air di dalam separator dimana uapnya

kemudian dialirkan ke turbin dan airya diinjeksikan kembali kebawah permukaan.

21
Gambar 2.3: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

3. Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam)

Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air jenuh

(saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap. Banyaknya uap

yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap yang dihasilkan kemudian

dialirkan ke turbin.

Gambar 2.4: Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus “Single Flash Steam”
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

22
4. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)

Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher

dan digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun

tandem (ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6.

Gambar 2.5:Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

5. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan dengan Dua Turbin

Terpisah (Flashing Multi Flash Steam)

Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash, bedanya

adalah kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah (Gambar 3.7), Uap

dengan tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung air dipisahkan di separator

agar diperoleh uap kering yang digunakan untuk menggerakkan high pressure turbin.

Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar

generator sehingga dihasilkan energi listrik. Air hasil pemisahan dari separator

temperatur dan tekanannya akan lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air

23
ini dialirkan ke flasher agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low

pressure turbin sementara air sisanya dibawa ke condensor.

Gambar 2.6: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

6. Binary Cycle

Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah

fluida yang mempunyai temperatur 2000C, tetapi secara tidak langsung fluida panas

bumi temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik

yaitu dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai

titik didih rendah (Gambar 3.8), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan

untuk menggerakan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan listrik. Fluida organik

dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Jadi

fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya panasnya saja yang

diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali kedalam reservoir.

24
Gambar 2.7: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

7. Combined Cycle

Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi panas bumi di beberapa

industry mulai digunakan sistim pembangkit listrik dengan siklus kombinasi

(combined cycle), seperti diperlihatkan pada Gambar 3.9 dan 3.10. Fluida panas bumi

dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari separator dialirkan ke

PLTP (Turbin ke I), dan setelah itu sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam

reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan fluida organik yang mempunyai titik

didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut kemudian digunakan untuk

menggerakan turbin (Turbin ke II).

25
Gambar 2.8: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus
Kombinasi
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)

2.1.4 Konversi Energi

Energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau Joule. Energi

dan kerja mempunyai satuan yang sama. Sedangkan kerjadapat didefinisikan sebagai

usaha untuk memindahkan benda sejauh S (m) dengan gaya F (Newton).

2.1.4.2 Jenis Energi

bentuk-bentuk energi lain dijelaskan di bawah ini :

 Energi Kinetik ; energi suatu benda karena bergerak dengan kecepatan V,

sebagai contoh , mobil yang bergerak, benda jatuh dan lain-lain, maka

energinya dapat ditulis

𝟏
𝑬𝑲 = 𝒎𝒗𝟐
𝟐

26
 Energi potensial adalah energi yang tersimpan pada benda karena

kedudukannya. Sebagai contoh, energi potensial air adalah energi yang

dimiliki air karena ketinggiannya dari permukaan.

 Energi potesial pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang

dihubungkan dengan pegas untuk berada pada kedudukan tertentu karena

penarikan pegas. 𝐸𝑝 = 0,5 . 𝑘 . 𝑥 2

 Energi mekanik adalah energi total yaitu penjumlahan antara energi kinetik

dengan energi potesial. Em = Ek + Ep

Adapun energi atau kerja mekanik pada mesin-mesin panas, adalah kerja yang

dihasilkan dari proses ekspansi atau kerja yang dibutuhkan proses kompresi.

Kerja mekanik (dW) tersebut sebanding dengan perubahan volume (dV) pada

tekanan (p) tertentu. ΔW = pΔV

 Energi Aliran atau kerja aliran adalah kerja yang dilakukan oleh fluida yang

mengalir untuk mendorong sejumlah massa m ke dalam atau ke luar sistem.

Wenergi aliran = pV

 Panas (Q) yaitu energi yang ditransfer ke atau dari subtansi karena perbedaan

temperatur. Dengan c panas jenis pada tekanan konstan atau volume konstan,

energi ini dirumuskan: Q = mcΔT

 Energi dalam (U); energi dari gas karena pergerakan pada tingkat

molekul, pada gas ideal hanya dipengaruhi oleh temperatur saja.

27
 Entalpi (H); sejumlah panas yang ditambahkan pada 1 mol gas pada tekanan

konstan, dengan cp panas jenis pada tekanan konstan, dapat dirumuskan: ∆ H

= 𝑚 . 𝑐𝑝 . ∆T

 Energi yang tersedia ; bagian dari panas yang ditambahkan ke sistem yang

dapat diubah menjadi kerja. Perbandingan antara jumlah energi tersedia yang

dapat diubah menjadi kerja dengan energi yang dimasukkan sistem adalah

konsep efisiensi.

2.1.4.2 Sifat Energi

Energi di alam adalah kekal artinya energi tidak dapat diciptakan dan

dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari energi satu ke energi lainnya (Hukum

kekekalan energi). Ilmu yang mempelajari perubahan energi dari energi satu ke

lainnya disebut dengan ilmu konversi energi. Tingkat keberhasilan perubahan energi

disebut dengan efisiensi. Adapun sifat-sifat energi secara umum adalah :

1. Transformasi energi, artinya energi dapat diubah menjadi bentuk lain,

misalkan energi panas pembakaran menjadi energi mekanik mesin Contoh

yang lain adalah proses perubahan energi atau konversi energi pada turbin dan

pompa. Perubahan energi pada turbin adalah sebagai berikut, energi fluida

(energi kinetik fluida) masuk turbin dan berekspansi, terjadi perubahan energi

yaitu dari energi fluida menjadi energi mekanik putaran poros turbin.

Kemudian, putaran poros turbin memutar poros generator listrik, dan terjadi

perubahan energi kedua yaitu dari energi mekanik menjadi energi listrik.

28
Gambar 2.9: Proses Konversi Emergi Pada Turbine

(Sumber: Teknik Mesin Industri, Sunyoto, dkk. 2008)

2. Transfer energi, yaitu energi panas (heat) dapat ditransfer dari tempat satu ke

tempat lainnya atau dari material satu ke material lainnya.

3. Energi dapat pindah ke benda lain melalui suatu gaya yang menyebabkan

pergeseran, sering disebut dengan energi mekanik, seperti yang telah dibahas di bab

sebelumnya. W = FxS

Energi mekanik putaran poros adalah yang paling sering digunakan untuk

perhitungan mesin-mesin konversi energi, karena hampir sebagian besar mesin-mesin

konversi adalah mesin-mesin rotari. Alasan pemilihan gerak putaran poros mesin

(mesin rotari) sebagai transfer energi atau kerja dibanding dengan putaran bolak-balik

(reciprocating) adalah karena gerak rotari mempunyai efisiensi mekanik yang tinggi,

getaran rendah, dan tidak banyak memerlukan komponenmesin yang rumit. Energi

atau kerja langsung dapat ditransfer atau diterima peralatan tanpa peralatan tambahan.

29
4. Energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.

2.1.4.3 Proses Termodinamika

Ilmu termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan panas dengan

kerja. Dua besaran tersebut sangat penting untuk dipahami karakteristiknya untuk

pemahaman dasar keteknikan. Jadi jelas pengetahuan dasar termodinamika sangat

penting, karena dipakai untuk menganalisis kondisi operasi berbagai alat atau mesin

yang berhubungan dengan panas dan kerja.

 Sistem termodinamika

Untuk menganalisis mesin-mesin panas atau mesin-mesin fluida, mesin-mesin

tersebut disebut dengan benda kerja. Fluida atau zat alir yang dipakai pada benda

kerja disebut dengan fluida kerja. Sebagai contoh untuk pompa sebagai benda kerja,

fluida kerjanya adalah zat cair (air, oli ), sedangkan kompresor, fluida kerjanya adalah

udara.

Untuk membedakan benda kerja dengan lingkungan sekitarnya, benda kerja

sering disebut dengan sistem, yaitu setiap bagian tertentu, yang volume dan batasnya

tidak perlu tetap, dimana perpindahan dan konversi energi atau massa akan dianalisis.

Adapun istilah-istilah yang sering disebut adalah sebagai berikut.

1. Batas sistem adalah garis imajiner yang membatasi sistem dengan

Lingkungannya.

30
2. Sistem tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi

pertukaran energi atau massa, dengan kata lain energi atau massa tidak

melewati batas-batas sistem.

3. Sistem terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau melewati

batas-batas sistem. Sistem dengan lingkungannya ada interaksi

 Properti Termodinamika :

 Temperatur: Temperatur atau suhu pada sistem adalah salah satu data yang

dibutuhkan, dinyatakan dalam satuan derajat celcius (˚C) atau kelvin (K).

 Tekanan: Tekanan (pressure) adalah gaya yang menekan fluida per satuan

luas, sedangkan pada benda padat tekanan disebut tegangan (stress). Dalam

gas terdapat 3 macam tekanan, yaitu:

1. Tekanan Atmosfer : Tekanan atmosfer pasti ada selama udara memiliki

massa dan ada aksi dari gravitasi bumi. Ukuran 1 atm atau 1 atmosfer

sama dengan 14,7 psi atau sama dengan 1,013 bar. Tekanan atmosfer

tidak selalu konstan, bisa bervariasi tergantung pada posisi ketinggian,

temperatur, kelembaban, dan factor lainnya.

2. Tekanan Gauge : adalah tekanan relatif atau tekanan suatu fluida yang

ditunjukkan oleh alat ukur.

3. Tekanan Absolut : adalah tekanan total atau tekanan fluida sebenarnya.

Perlu diketahui bahwa tekanan gauge akan mengindikasikan nol pada

31
tekanan atmosfer. Sehingga tekanan absolut sama dengan jumlah tekanan

gauge dengan tekanan atmosfer.

 Volume Spesifik: Volume spesifik adalah volume benda setiap unit benda,

memiliki satuan .

 Entalpi: Entalpi merupakan istilah dalam termodinamika yang menyatakan

jumlah energi yang dimiliki sistem. Sama halnya dengan energi dalam U, nilai

absolut dari entalpi tidak dapat diukur, tetapi perubahan entalpi yang

menyertai sistem dapat ditentukan.

 Entropi: Mengacu pada hukum kedua termodinamika, istilah entropi

digunakan untuk menyatakan banyaknya energi dalam sistem yang tidak bisa

diubah menjadi usaha. Entropi atau lebih tepat disebut perubahan entropi

dilambangkan dengan Sdan memiliki satuan kJ/kg.K, memiliki persamaan

berikut

 Hukum Termodinamika.

 Hukum I Termodinamika

Hukum pertama termodinamika adalah hukum konversi energi, hukum ini

menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan, energi

hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya.

32
Gambar 2.10 Dinamika perubahan energi pada suatu benda kerja
(Sumber: Teknik Mesin Industri, Suyoto,dkk. 2008)
Hukum pertama Termodinamika dapat ditulis sebagai berikut ;

EP1 + EK1 + ED1 + EA1 + ΔQ= EP2 + EK2 + ED2 + EA2 +ΔW

Untuk sistem terbuka dimana ada pertukaran energi dan massa dari sitem ke

lingkungan atau sebaliknya, maka persamaan energi secara sederhana dapat ditulis

sebagai berikut:

E masuk = E keluar atau ΔEP + ΔEK + ΔH + ΔQ = ΔW

Jika Hukum termodinamika pertama dituliskan secara sederhana untuk sistem

tertutup, dimana massa tidak dapat melintas batas sistem, maka suku EP, EK dan EA

dapat dihilangkan dari persamaan. Persamaan dapat ditulis kembali menjadi:

ΔEP + ΔEK + ΔpV + ΔQ = ΔW + ΔU ΔQ = ΔW + ΔU

Jadi untuk sistem tertutup persamaannya menjadi:

ΔQ = ΔW + ΔU

 Hukum II Termodinamika

33
Tidak mungkin membuat siklus mesin yang mengubah energi panas yang

ditambahkan, semuanya menjadi kerja. Konsep efisiensi seperti yang telah disebutkan

yaitu:

𝑊𝑛𝑒𝑡
ŋ= 𝑥 100 % 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝑄𝑖𝑛 − 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑄𝑖𝑛

Gambar 2.11: Skema Sederhana Penerapan Hukum II Termodinamika


(Sumber: Teknik Industri Mesin, Suyoto,dkk. 2008)

 Konversi laju alir fluida menjadi energi listrik

Berdasarkan standar nasional indonesia (SNI) uji alir fluida panas bumi, maka

besar output massa sumur dapat diukur dengan metode tekanan kritis dan metode

lempeng orifis, sedangkan entalpi dapat diukur antara lain dengan metode

34
kalorimeter. Untuk mendapatkan besarnya output panas digunakan persamaan

matematis sebagai berikut:

𝐻𝑡ℎ = 𝑀. ℎ. 10−3
Dengan:

Hth = output panas sumur panas bumi dalam Mega Watt termal;

M = laju alir massa fluida dalam kg/detik;

H = entalpi alir fluida dalam kJ/kg

Untuk mendapatkan output besarnya energi listrik dapat digunakan persamaan

sebagai berikut.

𝐻𝑒 = 𝐻𝑡ℎ . 𝐹𝐾
Dengan:

He = besaran output listrik sumur dalam Mega Watt Elektrik;

FK = faktor konversi energi panas menjadi energi listrik.

Berdasarkan uji empiris, perhitungan energi yang digunakan berdasarkan

faktor konversi berkisar antara 8 - 15%. Untuk keseragamannya, standar ini mengacu

pada consensus nasional standardisasi Angka Parameter Dalam Estimasi Energi

Panas Bumi Faktor konversi yang digunakan dalam uji alir fluida sumur panas bumi

adalah sebesar 10%.

 Konversi laju alir uap menjadi energi listrik

Konversi laju alir uap menjadi listri diuraikan sebagai berikut:

𝐻𝑒 = ŋ𝑡 . ŋ𝑔 . 𝑀. 𝛿ℎ. 10−3

Dengan :

35
𝐻𝑒 = Energi listrik yang dihasilkan dari laju alir uap,

ŋ𝑡 = Efisiensi turbin (%).

ŋ𝑔 = Efisiensi generator (%).

M = Merupakan Laju alir uap (kgldetik),

𝛿ℎ = Perbedaan entalpi uap antara inlet dan outlet turbin (kJlkg).

Asumsi-asumsi perhitungan konversi energi listrik dari laju alir uap adalah:

1. entalpi uap yang masuk turbin adalah entalpi pada kondisi tekanan dan

temperature saturasi (dryness > 98 % ),

2. parasitic load diabaikan,

3. efisiensi isentropik sama dengan 100% atau kondisi ideal,

4. tidak terjadi kehilangan massa, tekanan maupun entalpi selama fluida mengalir

dari kepala sumur sampai inlet turbin, dan

5. efisiensi generator sama dengan 100%

36
2.2 Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Metode/Kajian

1 Junaidi dan Katherin Prediksi Daya Listrik Menghitung daya listrik suatu
Indriawati Geothermal Power pembangkit listrik panas bumi
JURNAL TEKNIK Plant berdasarkan melalui laju alir masa uap
POMITS Vol. 1, No. metode Weighted dengan metode Weigh Moving
1, (2012) 1-6 Moving Average di Average
PT.GODIPA
ENERGI Unit Dieng
2 Wardha Islamiyah Kajian Efesiensi Perhitungan Efesiensi Overall
Konversi Energi pada sistem Konversi Energi
Star Energy (Turbine dan Generator)
geothermal (wayabg
windu) LTD, Jawa
Barat.
3. Eka Rachman, Optimasi Daya Metode Optimasi Tanpa
Katherin Indriawati, Listrik Pada PT. Fungsi Kendala. Menetukan
Bambang Lelono Pertamina Daya Turbine Dengan
JURNAL TEKNIK Geothermal Energy Menentukan Tekanan
POMITS Vol. 1, No. Area Kamojang Jawa Optimum Pada Separator dan
1, (2012) 1-6 Barat Kondensor
4. Nugroho Agung Performance Memodelkan Perhitungan
Pambudi, Ryuichi Evaluation of Daya Listrik PLTP dengan
Itoi, Saeid Jalilinas Double Flash Sistem Single flash
rabady, Khasani Geothermal Power menggunakan Sistem Double
Proceedings, Thirty- Plant At dieng Using Flash dengan metode
Eighth Workshop on Second Law Engineering Equation Solver
Geothermal Of the (EES)
Reservoir Thermodynamics
Engineering

37
Stanford University,
Stanford, California,
February 11-13,
2013
SGP-TR-19
5. Takako Hattori Lahendong II Teknology Geothermal Power
GRC Transactions, Geothermal Power Plant
Vol. 31, 2007 Plant Project in
Indonesia

setlah melakukan studi literature melalui media online penulis menemukan

beberapa penelitan yang terkait dengan latar belakang yang ditulis oleh peneliti

seperti yang telah tertera pada tabel penelitian terkait diatas.

Dalam kolom pertama dari table penelitian terkait penulis menumukan

keterkaitan pada bidang kajian yaitu mengenai proses perhitungan konversi energi

panasbumi menjadi energi listrik sampai pada efesiensi dari daya kerja turbine namun

dilokasi yang berbeda yaitu di wayang windu jawa barat, sedangkan pada kolom

kedua dan ketiga keterkaitannya masih sama dengan yang disajikan oleh jurnal

pertama mengenai proses perhitungan efesiensi akan tetapi dalam hal ini jurnal

tersebut menggunakan metode berbeda yaitu metode weighted moving average dan

metode optimasi tanpa kendala dengan mencoba memasukan optimasi tekanan

separator dan kondensor maksimum begitupun dalam kolom lima masih menjelaskan

tentang perhitungan sampai pada efesiensi turbin namun pada jurnal ini dibuat

simulasi pemodelan sistem pembangkit double flash steam dari sistem pembangkit

single flash steam.

38
Dalam kolom ke enam dari penelitian terkait merupakan jurnal yang

menjelaskan tentang daerah tempat penelitian dalam penulisan ini yaitu daerah

lahendong yang menjelaskan tentang sistem panasbumi yang berada dilahendong

sampai pada sistem dominasinya serta teknologi pembangkit yang digunakan

didaerah lahendong.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran penulis dibangun lewat satu permasalahan yang muncul

mengenai konversi energi dari panas didalam bumi yang diubah menjadi energy

listrik. Lewat ide yang muncul tersebut penulis mencari teori-teori yang mendukung

tentang permsalahan yang didapat sehingga permaslahan menjadi lebih meluas

sampai pada seberapa besar efesiensi dari alat yang digunakan dalam proses konversi

energi dan daya listrik yang dihasilkan oleh suatu alat konversi energi, setelah

peninjauan lebih lanjut lewat studi pustaka melalui literature-literatur bahan ajar

pengembangan ide lebih meluas tentang bagaimana cara mengoptimalkan proses

tersebut. Penyajian secara singkat kerangka pemikiran penulis disajikan dalam

gambar 2.12 dibawah ini.

39
Sistem Manifestasi
Panas Bumi Permukaan

Eksplorasi Produksi

Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi

Konversi Fluida Panas


Menjadi Listrik

Pengoptimalan
Efesiensi dan Daya yang
dihasilkan

Gambar 2.12 Diagram Alir Kerangka Berpikir

40
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini bertempat di wilayah kerja yang dikelolah oleh PT.

Pertamina Geothermal Energy yaitu di-unit I/II/III/IV pembangkit listrik panasbumi.

secara wilayah terletak di desa tondangow yang ditempuh sekitar 30 menit dari kota

Tomohon, dengan koordinat 1°15'17"N 124°49'22"E.

Gambar 3.1: Peta Lokasi Penelitian


(Sumber: Google Earth, 2015)

3.2 Alat dan Bahan Penelitian.

A. Alat Lapangan

1. GPS: digunakan untuk menentukan daerah koordinat lokasi penelitian

41
2. Peta Wilayah Kerja Unit Yang Akan Diteliti (Lokasi Sebaran Alat-Alat

Konversi PLTP)

3. Alat Tulis Menulis: Mencatat Data Lapangan

4. Buku Pengolahan Data: mencatat data-data yang diperoleh dilapangan

B. Alat Pengolahan Data

1. Komputer/Laptop: menghitung pengolahan data

2. Steam Table: Tabel uap untuk menentukan Entropi

3. Software Steamprog: program komputer dalam sajian Microsoft Excell

3.3 Desain/Jenis Penelitian

Tahapan Penelitian yang akan dilakukan yaitu berupa observasi lapangan,

Pengumpulan data, pengolahan data dalam hal ini pengolahan data dilakukan

berdasarkan data yang diperoleh langsung dari instansi terkait dan tahap akhir yaitu

interpretasi data hasil pengolahan, secara singkat tahapan penelitian dijelaskan secara

singkat lewat diagram alir pada gambar 3.2.

42
Masalah

Studi Literatur

Pengusulan Studi
Lapangan Pada Instansi
ditolak
Terkait
disetujui

Tinjauan Power Plant

Pengumpulan data

Temperature Tekanan Laju Alir Masa Fluida

Pengolahan Data
Belum Valid

Validasi Perhitungan

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Gambar 3.2: Diagram Alir Tahapan penelitian

43
3.3 Variabel dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu berupa:

1. Hasil Interpretasi Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang terkait

bidang penelitian (Data Primer)

2. Data yang diperoleh lewat penelitian terkait dalam hal ini terkait informasi

lokasi dan bidang penelitian. (Data Sekunder)

Pengumpulan data dilakukan saat semua data yang telah dikumpulkan terlebih

dahulu melalui studi literature telah memadai dan dilakukan pada saat

persetujuan pengusulan studi lapangan telah diterima. Pada penelitian ini

pengumpulan data langsung diperoleh melalui instansi terkait dalam hal ini

adalah PT. Pertamina Geothermal Energi Lahendong. Melalui pengumpulan data

yang telah dipelajari dari studi literature data-data yang akan diambil untuk

proses penelitian berupa data temperature pada intlet dan outlet turbine, Tekanan

pada inlet dan outlet Turbine, Tekanan Pada Intlet dan outlet separator, Laju Alir

Masa Fluida.

Tabel 3.1 Contoh Tabel Pengumpulan Data Lapangan

A. Data Mesin Pembangkit

Variabel
Mesin
No Temperature Tekanan
Pembangkit Laju Alir Masa
Inlet Outlet Inlet Outlet
1 Separator
2. Turbine
3 Generator

44
B. Data Pipa

Jarak Pipa
Diameter Pipa Kekasaran Pipa (Meter)
No
(Meter) (Meter) Separator ke Scrabber ke
Scraber Turbin
1
2.
3

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam Tahap Pengolahan dan Analisis data dilakukan pengolahan data baik

dengan menggunakan program komputer maupun perhitungan secara manual. Dalam

pengolahan data ini setelah data yang dibutuhkan berupa laju Alir masa fluida, suhu,

tekanan, dari separator, turbin dan generator terkumpul (data dokumentasi) maka

diadakanlah perhitungan entalpi dan entropi pada software Steamprog atau pada

steam table. setelah diperoleh entalpi dan entropi maka efesiensi dapat dihitung

perhitungan efesiensi yang dihitung bersama-sama dengan laju alir masa dan

perubahan entalpi kemudian akan menghasilkan daya output turbine. Bila daya output

sesuai data telah diperoleh selanjutnya tekanan dinaikan lalu dilakukan penentuan

temperature saturasi, volume spesifik uap, viskositas uap melalui software steamprog

kemudian dihitung laju alir masa, faktor friksi, dan perubahan tekanan sehingga

diperoleh tekanan turbine pada pemodelan perubahan separator kemudian dihitung

kembali sesuai prosedur awal, dan apabila daya yang dihasilkan masih terus naik

maka perhitungan dilanjutkan sebaliknya jika daya yang dihasilkan oleh perhitungan

45
menurun maka perhitungan dihentikan. Secara singkat proses pengolahan data

dijelaskan dalam diagram alir berikut ini.

Tinjauan Power Plant

Pengumpulan Data

Laju Alir Temperatur Tekanan

Steam Prog / Steam table

Efesiensi Entalpi dan


Entropi Air dan
uap

Fraksi Uap Entalpi Beda


keseluruhan Entalpi

P
Daya Otput
Turbine

Penentuan Ts,Vs Keceatan Faktor friksi


∆𝑝
Tekanan ,µg alir uap (Re, B, A, 𝜆)
Optimum SteamProg
Separator

Gambar 3.3: Diagram Alir Proses Pengolahan dan Analisi data

46
Daftar Pustaka

Hattori Takako, 2007. Lahendong II Geothermal Power Plant Project in


Indonesia. GRC Transactions Journal, Vol. 31,2007.
Islamiyah Wardha, 2008, Kajian Efesiensi Konversi Energi pada Star Energy
geothermal (wayabg windu) LTD, Jawa Barat.
Junaidi dan Indriawati Katherin, 2012, Prediksi Daya Listrik Geothermal
Power Plant berdasarkan metode Weighted Moving Average di PT.GODIPA
ENERGI Unit Dieng.
Koestono Hary, Lahendong Geothermal Field Indonesia: Geothermal Model
Based on wells LHD-23 and LHD-28, Proceeding in United Nations University
Geothermal Training Programme. ISBN 978-9979-68-285-1.
Nenny Miryani Saptadji (2001): Teknik Panas Bumi, Diktat Kuliah Prodi
Teknik Perminyakan, Penerbit ITB.

Pambudi Nugroho Agung, Itoi Ryuichi dkk, 2013. Performance Evaluation of


Double Flash Geothermal Power Plant At dieng Using Second Law Of the
Thermodynamics, Proceedings, Thirty-Eighth Workshop on Geothermal Reservoir
Engineering Stanford University, Stanford, California, February 2013.

Rachman Eka, Indriawati Katherin, dkk. 2012, Optimasi Daya Listrik Pada
PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Jawa Barat, JURNAL TEKNIK
POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Suyoto, dkk. 2008, Teknik Mesin Industri, Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

47

Anda mungkin juga menyukai