DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 3
1
3.3 Rancangan/Jenis Penelitian 43
3.4 Variabel dan Teknik Pengumpulan Data 44
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 45
DAFTAR PUSTAKA 47
2
BAB I
PENDAHULUAN
energi-energi alternatif baru untuk mengatasi krisis energi yang terjadi pada saat ini,
dikembangkan sebagai salah satu alternatif untuk menjawab kebutuhan krisis energi
tersebut.
Energi panasbumi berasal dari bahasa yunani yaitu geo yang berarti bumi dan
logos yang berarti panas sehingga secara harafiah energi geothermal diartikan sebagai
energi yang berasal dari dalam bumi (Indoenergi, 2011) energi panasbumi merupakan
suatu energi yang bersifat ramah lingkungan dan renewable dimana sumber dari
energi ini adalah batuan panas dibawah permukaan bumi yang memanfaatkan air
meteorik yang masuk dibawah permukaan untuk kemudian dipanaskan oleh batuan
sumber panas yang pada akhirnya akan menghasilkan uap panas dan keluaran
Pada jaman ini energi panasbumi telah dimanfaatkan diberbagai negara baik
panasbumi digunakan dalam sektor listrik. Sesuai sifatnya bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah kedalam bentuk energi
3
lainya energi panasbumi ini dikonversi menjadi energi listrik menggunakan alat
pembangkit listrik tenaga panas bumi yang merupakan satu teknologi pembangkit
baru yang saat ini mulai berkembang diseluruh dunia untuk memaksimalkan
Sebagai negara yang terletak diantara 3 lempeng beasar dan merupakan jalur
yang dilewati oleh sabuk cincin api Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar
diseluruh dunia yaitu 40% atau dengan total potensi energy yaitu 27.140 MW atau
setara 219 milyar ekuivalen barell minyak adapun potensi ini tersebar dijalur-jalur
gunung api mulai dari Sumatera, sampai ujung Utara Sulawesi (Teknik Panas Bumi,
ITB) potensi yang berada di daerah Sulawesi Utara sendiri mencapai 20% dari
potensi yang dimiliki indonesia (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,
2009)
sudah mulai dinikmati oleh masyarakat dimana dalam hal ini 60% Listrik yang
digunakan oleh masyarakat Sulawesi Utara berasal dari energy panasbumi yang
Sumber Daya Mineral, 2009) Pertamina Geothermal Energy merupakan salah satu
badan usaha milik negara yang mengembangkan pemanfaatan energi panas bumi. PT
PGE Lahendong untuk saat ini adalah satu-satunya instansi yang mengembangkan
produksi panasbumi disulawesi utara. Untuk itu dalam rangka membantu PT PGE
Lahendong sebagai instansi yang menjadi sumber pemasok energi listrik yang
4
berkeingnan untuk mengadakan studi tentang proses konversi energi panasbumi yang
memanfaatkan fluida panas menjdi uap yang kemudian menjadi energi listrik melalui
teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berada di lahendong. Adapun
dari penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui efesiensi peralatan konversi
energi (turbine) sehingga dapat menghasilkan produksi lstrik, dan bisa membuat
energi tersebut berubah bentuk dari energi panas menjadi energi listrik lewat laju alir
digunakan dalam proses konversi energi tersebut sehingga dapat memperkirakan daya
yang dihasilkan dari satu teknologi pembangkit listrik tenaga panasbumi dan
panasbumi.
secara tidak langsung yaitu energi panasbumi yang dikonversi menjadi energi listrik
dimana penyelesaian dari masalah yang ada dibatasi pada metode perhitungan
5
1.4 Rumusan Masalah
1. Berapa besar efsiensi dari peralatan pembangkit listrik tenaga panasbumi yang
berada dilahendong?
2. Berapa besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik lahendong unit?
dilahendong.
6
1.6 Manfaat Penelitian
Memeberi referensi dari hasil penelitian untuk instansi terkait dalam proses
panasbumi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Panas bumi merupakan istilah umum yang menjelaskan tentang sistem
penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan
dari suatu sumber panas heat source ke-tempat penampungan panas heat sink. Dalam
hal ini, panas yang merambat dari dalam bumi inilah yang disebut dengan heat source
yang menuju permukaan bumi sebagai heat sink. (Hochstein and Browne, 2000).
8
Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan fluida termal yang
bisa berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain. Dalam
perjalanannya, fluida termal yang berupa uap dan atau air panas dapat tersimpan
dalam suatu formasi batuan yang berada diantara sumber panas dan daerah
panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air panas dikatakan
sebagai sistem hidrothermal. Sistem ini sering berasosiasi dengan pusat vulkanisme
atau gunung api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari gunung api lebih
hidrotermal (volcanic hydrothermal system). Sistem panas bumi dapat berada pada
daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan dapat pula berada pada daerah
bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang umum
ditemukan adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme pada
daerah bermorfologi step terrain. Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain
dari sistem panas bumi, seperti: hot dry rock system, geopressured system, heat sweep
system.
Komponen sistem panas bumi ditunjukan pada gambar 2.1 dimana sistem
panas bumi yang dimaksud di sini adalah komponen-kompenen dari sistem panas
bumi jenis hidrotermal, karena sistem inilah yang paling umum ditemukan di
Indonesia. Sistem hidrotermal didefenisikan sebagai jenis sistem panas bumi dimana
transfer panas dari sumber panas menuju permukaan bumi adalah melalui proses
9
konveksi bebas yang melibatkan fluida meteorik dengan atau tanpa jejak fluida
magmatik. Fluida meteorik contohnya adalah air hujan yang meresap jauh ke bawah
sumber panas, reservoir dengan fluida termal, daerah resapan (recharge), daerah
1. Sumber Panas
Sepanjang waktu panas dari dalam bumi ditransfer menuju permukaan bumi
dan seluruh muka bumi menjadi tempat penampungan panas (heat sink). Namun
begitu, di beberapa tempat energi panas ini dapat terkonsentrasi dalam jumlah besar
dan melebihi jumlah energi panas per satuan luas yang rata-rata ditemui.
Gunung api merupakan contoh dimana panas terkonsentrasi dalam jumlah besar. Pada
gunung api, konsentrasi panas ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu
dapat dilepaskan dalam bentuk letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada
sistem panas bumi konsentrasi panas ini bersifat kontinu. Namun demikian, pada
kebanyakan kasus, umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang dormant,
adalah sumber panas dari sistem panas bumi. Hal ini ditemui di Indonesia dimana
umumnya sistem panas buminya adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan
pusat vulkanisme atau gunung api. Dalam hal ini, gunung api menjadi penyuplai
Oleh karena gunung api merupakan sumber panas potensial dari suatu sistem
panas bumi, maka daerah yang berada pada jalur gunung api berpotensi besar
memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi (di atas 225° Celcius). Itulah kenapa
10
Indonesia yang dikenal berada pada jalur cincin api (ring of fire) diklaim memiliki
Daerah lain yang berpotensi menjadi sumber panas adalah: daerah dengan
tekanan litostatik lebih besar dari normal (misal pada geopressured system), daerah
yang memiliki kapasitas panas tinggi akibat peluruhan radioaktif yang terkandung di
dalam batuan, daerah yang memiliki magmatisme dangkal di bawah basemen. Namun
pada kasus-kasus ini, intensitas panasnya tidak sebesar panas dari gunung api.
2. Reservoir
mampu menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas).Reservoir
tinggi dengan pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida
reservoir jika dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan
memiliki isotop deuterium yang sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan
konduktif yang menudungi reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien
Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan
yang memiliki permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai
lapisan penudung atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-
11
mineral lempung yang mampu mengikat air namun sulit meloloskannya
konduktif. Sifat konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi dengan melakukan survei
dapat terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini, maka posisi
reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di bawah
Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat
tersebut bergerak menjauhi muka tanah.Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan
Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada elevasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi
berada.Daerah resapan juga ditandai dengan rata-rata resapan air tanah per tahun
suatu lapangan panas bumi.Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga
keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang. Hal ini karena
daerah resapan yang terjaga dengan baik akan menopang tekanan di dalam formasi
reservoir karena adanya fluida yang mengisi pori di dalam reservoir secara
12
kelestarian lingkungan hidup.Sehingga dari sini dapat dikatakan juga bahwa
Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air
tanah di tempat tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di
daerah luahan akan bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada
mata air panas dan fumarola. Fumarola adalah uap panas (vapor) yang keluar melalui
celah-celah batuan dengan kecepatan tinggi yang akhirnya berubah menjadi uap air.
Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi seperti pada kasus tanah
beruap (steaming ground) dan tanah hangat (warm ground), juga bisa keluar
secara intermiten seperti pada manifestasi geyser, dan juga bisa keluar secara
permukaan yang sering muncul pada sistem-sistem panas bumi di Indonesia adalah:
mata air panas, fumarola, steaming ground, warm ground, kolam lumpur panas,
solfatara, dan batuan teralterasi. Solfatara adalah uap air yang keluar melalui rekahan
batuan yang bercampur dengan H2S, CO2, dan kadang juga SO2 serta dapat
13
teralterasi adalah batuan yang terubahkan karena adanya reaksi antara batuan tersebut
beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini
sebagai berikut:
mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu
netral agar laju korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas produksi tidak
relative rendah.
14
Negara pertama yang memanfaatkan uap panasbumi untuk pembangkit listrik
adalah Italy. Sumur-sumur di lapangan tersebut menghasilkan uap kering (dry steam)
bertemperatur tinggi yang sangat baik digunakan untuk pembangkit listrik. Pusat
listrik tenaga panasbumi (PLTP) pertama di bangun pada tahun 1913 di Larderello
dengan kapasitas listrik terpasang sebesar 250 kW. Pada tahun 1940 kapasitas listrik
PLTP pertama di dunia ini hancur pada masa perang dunia ke II, tetapi setelah
itu dibangun kembali dengan kapasitas 500 MW. New Zealand merupakan negara
kedua yang memanfaatkan fluida panasbumi untuk pembangkit listrik. PLTP kedua
di dunia tersebut terletak di Wairakei dan dikembangkan secara bertahap dari tahun
1958 hingga tahun 1963 sehingga kapasitas instalasi listrik dari PLTP Wairakei
menghasilkan fluida dua fasa yaitu uapair. Uap dan air dari sumur produksi
membangkitkan listrik.
listrik. Kapasitas listrik terpasang di PLTP ini sangat besar, yaitu sebesar 1000 MW.
15
Fluida panasbumi umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
di negara negara lain setelah tahun 1979. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta
meningkatnya harga, minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu
cara memanfaatkan fluida panasbumi. Hal ini terlihat dari meningkatnya kapasitas
instalasi listrik tenaga panasbumi pada tahun-tahun berikutnya. Dari tahun 1979
hingga akhir tahun 1986, kapasitas listrik tenaga panasbumi dunia naik dari 1759
MW hingga 4733 MW. Walaupun demikian masih banyak negara negara yang belum
memanfaatkan sumber daya panasbuminya pada masa itu karena seperti halnya
dengan eksplorasi minyak bumi, eksplotasi sumber daya panasbumi juga memerlukan
modal yang besar dan risikonya tinggi. Sumber daya panasbumi umumnya terdapat di
energi lainnya, sumber daya panasbumi harus bersaing keras dengan sumber energi
lainnya.
dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga
tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur
tersebut, yaitu sumur KMJ-3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry
Karena tidak ada dana, kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dimulai pada
16
Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah
Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek
panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus
ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui
prospek panasbumi di Indonesia sangat banyak jumlahnya, tetapi hingga saat ini baru
beberapa lapangan yang telah dikembangkan dalam skala besar dan fluidanya
adalah Kamojang (140 MWe), Awibengkok-Salak (330 MWe), Darajat (55 MWe),
dan Lapangan Wayang Windu (110 MW). Selain itu terdapat dua unit pembangkit
listrik tenaga panasbumi skala kecil, yaitu satu unit berkapasitas 2.5 MWe di
lapangan Lahendong (Sulawesi Utara) dan satu unit berkapasitas 2 MWe di lapangan
energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini
dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal
power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.
17
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi.
mengkonversi fluida menjadi listrik Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap,
maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator
sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala
sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan
fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.
Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
tekanan.
4. Separator, saluran yang berisi uap basah dimana terjadi fase pemisahan antara
5. Moisture Remove, menghilangkan sisa zat cair dari uap sebelum masuk ke turbin.
18
7. Turbine, mengubah energi termal dari steam menjadi energi mekanik (energi
gerak).
10. Condenser, saluran dimana steam yang keluar dari turbin dikondensasi sehingga
11. Condensate Pump, memompa steam yang terkondensi dari Condenser menuju
12. Cooling Tower, komponen yang menggunakan air dingin untuk menghilangkan
13. Cooling Water Pump, memompa air dingin dari Cooling Tower ke Condenser.
14. Injection Well, sumur/pipa yang menyalurkan zat cair yang terpisah pada proses
pemisahan (proses flashing pada Separator) dan zat cair dari steam yang
Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah
2. Separated Steam
19
4. Double Flash Steam
8. Combined Cycle
Fluida panasbumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari
keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur
berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 3.1).
Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar
20
Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang
paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir
kali (dalam tekanan inlet yang sama) lebih banyak untuk setiap kilowatt keluaran
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida
dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan
pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator,
sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari
separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan
adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan Siklus uap hasil
panasbumi yang menghasilkan fluida dua fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida
dari sumur dipisahkan menjadi fasa uap dan air di dalam separator dimana uapnya
21
Gambar 2.3: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air jenuh
(saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap. Banyaknya uap
yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap yang dihasilkan kemudian
dialirkan ke turbin.
Gambar 2.4: Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus “Single Flash Steam”
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
22
4. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)
Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher
dan digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun
Gambar 2.5:Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash, bedanya
adalah kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah (Gambar 3.7), Uap
dengan tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung air dipisahkan di separator
agar diperoleh uap kering yang digunakan untuk menggerakkan high pressure turbin.
Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Air hasil pemisahan dari separator
temperatur dan tekanannya akan lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air
23
ini dialirkan ke flasher agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low
Gambar 2.6: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
6. Binary Cycle
Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah
fluida yang mempunyai temperatur 2000C, tetapi secara tidak langsung fluida panas
bumi temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik
yaitu dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai
titik didih rendah (Gambar 3.8), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan
dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Jadi
fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya panasnya saja yang
24
Gambar 2.7: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
7. Combined Cycle
(combined cycle), seperti diperlihatkan pada Gambar 3.9 dan 3.10. Fluida panas bumi
dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari separator dialirkan ke
PLTP (Turbin ke I), dan setelah itu sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam
reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan fluida organik yang mempunyai titik
didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut kemudian digunakan untuk
25
Gambar 2.8: Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus
Kombinasi
(Sumber: Teknik Panasbumi, 2001, ITB)
Energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau Joule. Energi
dan kerja mempunyai satuan yang sama. Sedangkan kerjadapat didefinisikan sebagai
sebagai contoh , mobil yang bergerak, benda jatuh dan lain-lain, maka
𝟏
𝑬𝑲 = 𝒎𝒗𝟐
𝟐
26
Energi potensial adalah energi yang tersimpan pada benda karena
Energi potesial pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
Energi mekanik adalah energi total yaitu penjumlahan antara energi kinetik
Adapun energi atau kerja mekanik pada mesin-mesin panas, adalah kerja yang
dihasilkan dari proses ekspansi atau kerja yang dibutuhkan proses kompresi.
Kerja mekanik (dW) tersebut sebanding dengan perubahan volume (dV) pada
Energi Aliran atau kerja aliran adalah kerja yang dilakukan oleh fluida yang
Wenergi aliran = pV
Panas (Q) yaitu energi yang ditransfer ke atau dari subtansi karena perbedaan
temperatur. Dengan c panas jenis pada tekanan konstan atau volume konstan,
Energi dalam (U); energi dari gas karena pergerakan pada tingkat
27
Entalpi (H); sejumlah panas yang ditambahkan pada 1 mol gas pada tekanan
= 𝑚 . 𝑐𝑝 . ∆T
Energi yang tersedia ; bagian dari panas yang ditambahkan ke sistem yang
dapat diubah menjadi kerja. Perbandingan antara jumlah energi tersedia yang
dapat diubah menjadi kerja dengan energi yang dimasukkan sistem adalah
konsep efisiensi.
Energi di alam adalah kekal artinya energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari energi satu ke energi lainnya (Hukum
kekekalan energi). Ilmu yang mempelajari perubahan energi dari energi satu ke
lainnya disebut dengan ilmu konversi energi. Tingkat keberhasilan perubahan energi
yang lain adalah proses perubahan energi atau konversi energi pada turbin dan
pompa. Perubahan energi pada turbin adalah sebagai berikut, energi fluida
(energi kinetik fluida) masuk turbin dan berekspansi, terjadi perubahan energi
yaitu dari energi fluida menjadi energi mekanik putaran poros turbin.
Kemudian, putaran poros turbin memutar poros generator listrik, dan terjadi
perubahan energi kedua yaitu dari energi mekanik menjadi energi listrik.
28
Gambar 2.9: Proses Konversi Emergi Pada Turbine
2. Transfer energi, yaitu energi panas (heat) dapat ditransfer dari tempat satu ke
3. Energi dapat pindah ke benda lain melalui suatu gaya yang menyebabkan
pergeseran, sering disebut dengan energi mekanik, seperti yang telah dibahas di bab
sebelumnya. W = FxS
Energi mekanik putaran poros adalah yang paling sering digunakan untuk
konversi adalah mesin-mesin rotari. Alasan pemilihan gerak putaran poros mesin
(mesin rotari) sebagai transfer energi atau kerja dibanding dengan putaran bolak-balik
(reciprocating) adalah karena gerak rotari mempunyai efisiensi mekanik yang tinggi,
getaran rendah, dan tidak banyak memerlukan komponenmesin yang rumit. Energi
atau kerja langsung dapat ditransfer atau diterima peralatan tanpa peralatan tambahan.
29
4. Energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
kerja. Dua besaran tersebut sangat penting untuk dipahami karakteristiknya untuk
penting, karena dipakai untuk menganalisis kondisi operasi berbagai alat atau mesin
Sistem termodinamika
tersebut disebut dengan benda kerja. Fluida atau zat alir yang dipakai pada benda
kerja disebut dengan fluida kerja. Sebagai contoh untuk pompa sebagai benda kerja,
fluida kerjanya adalah zat cair (air, oli ), sedangkan kompresor, fluida kerjanya adalah
udara.
sering disebut dengan sistem, yaitu setiap bagian tertentu, yang volume dan batasnya
tidak perlu tetap, dimana perpindahan dan konversi energi atau massa akan dianalisis.
Lingkungannya.
30
2. Sistem tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi
pertukaran energi atau massa, dengan kata lain energi atau massa tidak
3. Sistem terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau melewati
Properti Termodinamika :
Temperatur: Temperatur atau suhu pada sistem adalah salah satu data yang
dibutuhkan, dinyatakan dalam satuan derajat celcius (˚C) atau kelvin (K).
Tekanan: Tekanan (pressure) adalah gaya yang menekan fluida per satuan
luas, sedangkan pada benda padat tekanan disebut tegangan (stress). Dalam
massa dan ada aksi dari gravitasi bumi. Ukuran 1 atm atau 1 atmosfer
sama dengan 14,7 psi atau sama dengan 1,013 bar. Tekanan atmosfer
2. Tekanan Gauge : adalah tekanan relatif atau tekanan suatu fluida yang
31
tekanan atmosfer. Sehingga tekanan absolut sama dengan jumlah tekanan
Volume Spesifik: Volume spesifik adalah volume benda setiap unit benda,
memiliki satuan .
jumlah energi yang dimiliki sistem. Sama halnya dengan energi dalam U, nilai
absolut dari entalpi tidak dapat diukur, tetapi perubahan entalpi yang
digunakan untuk menyatakan banyaknya energi dalam sistem yang tidak bisa
diubah menjadi usaha. Entropi atau lebih tepat disebut perubahan entropi
berikut
Hukum Termodinamika.
Hukum I Termodinamika
32
Gambar 2.10 Dinamika perubahan energi pada suatu benda kerja
(Sumber: Teknik Mesin Industri, Suyoto,dkk. 2008)
Hukum pertama Termodinamika dapat ditulis sebagai berikut ;
EP1 + EK1 + ED1 + EA1 + ΔQ= EP2 + EK2 + ED2 + EA2 +ΔW
Untuk sistem terbuka dimana ada pertukaran energi dan massa dari sitem ke
lingkungan atau sebaliknya, maka persamaan energi secara sederhana dapat ditulis
sebagai berikut:
tertutup, dimana massa tidak dapat melintas batas sistem, maka suku EP, EK dan EA
ΔQ = ΔW + ΔU
Hukum II Termodinamika
33
Tidak mungkin membuat siklus mesin yang mengubah energi panas yang
ditambahkan, semuanya menjadi kerja. Konsep efisiensi seperti yang telah disebutkan
yaitu:
𝑊𝑛𝑒𝑡
ŋ= 𝑥 100 % 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝑄𝑖𝑛 − 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑄𝑖𝑛
Berdasarkan standar nasional indonesia (SNI) uji alir fluida panas bumi, maka
besar output massa sumur dapat diukur dengan metode tekanan kritis dan metode
lempeng orifis, sedangkan entalpi dapat diukur antara lain dengan metode
34
kalorimeter. Untuk mendapatkan besarnya output panas digunakan persamaan
𝐻𝑡ℎ = 𝑀. ℎ. 10−3
Dengan:
Hth = output panas sumur panas bumi dalam Mega Watt termal;
sebagai berikut.
𝐻𝑒 = 𝐻𝑡ℎ . 𝐹𝐾
Dengan:
faktor konversi berkisar antara 8 - 15%. Untuk keseragamannya, standar ini mengacu
Panas Bumi Faktor konversi yang digunakan dalam uji alir fluida sumur panas bumi
𝐻𝑒 = ŋ𝑡 . ŋ𝑔 . 𝑀. 𝛿ℎ. 10−3
Dengan :
35
𝐻𝑒 = Energi listrik yang dihasilkan dari laju alir uap,
Asumsi-asumsi perhitungan konversi energi listrik dari laju alir uap adalah:
1. entalpi uap yang masuk turbin adalah entalpi pada kondisi tekanan dan
4. tidak terjadi kehilangan massa, tekanan maupun entalpi selama fluida mengalir
36
2.2 Penelitian Terkait
1 Junaidi dan Katherin Prediksi Daya Listrik Menghitung daya listrik suatu
Indriawati Geothermal Power pembangkit listrik panas bumi
JURNAL TEKNIK Plant berdasarkan melalui laju alir masa uap
POMITS Vol. 1, No. metode Weighted dengan metode Weigh Moving
1, (2012) 1-6 Moving Average di Average
PT.GODIPA
ENERGI Unit Dieng
2 Wardha Islamiyah Kajian Efesiensi Perhitungan Efesiensi Overall
Konversi Energi pada sistem Konversi Energi
Star Energy (Turbine dan Generator)
geothermal (wayabg
windu) LTD, Jawa
Barat.
3. Eka Rachman, Optimasi Daya Metode Optimasi Tanpa
Katherin Indriawati, Listrik Pada PT. Fungsi Kendala. Menetukan
Bambang Lelono Pertamina Daya Turbine Dengan
JURNAL TEKNIK Geothermal Energy Menentukan Tekanan
POMITS Vol. 1, No. Area Kamojang Jawa Optimum Pada Separator dan
1, (2012) 1-6 Barat Kondensor
4. Nugroho Agung Performance Memodelkan Perhitungan
Pambudi, Ryuichi Evaluation of Daya Listrik PLTP dengan
Itoi, Saeid Jalilinas Double Flash Sistem Single flash
rabady, Khasani Geothermal Power menggunakan Sistem Double
Proceedings, Thirty- Plant At dieng Using Flash dengan metode
Eighth Workshop on Second Law Engineering Equation Solver
Geothermal Of the (EES)
Reservoir Thermodynamics
Engineering
37
Stanford University,
Stanford, California,
February 11-13,
2013
SGP-TR-19
5. Takako Hattori Lahendong II Teknology Geothermal Power
GRC Transactions, Geothermal Power Plant
Vol. 31, 2007 Plant Project in
Indonesia
beberapa penelitan yang terkait dengan latar belakang yang ditulis oleh peneliti
keterkaitan pada bidang kajian yaitu mengenai proses perhitungan konversi energi
panasbumi menjadi energi listrik sampai pada efesiensi dari daya kerja turbine namun
dilokasi yang berbeda yaitu di wayang windu jawa barat, sedangkan pada kolom
kedua dan ketiga keterkaitannya masih sama dengan yang disajikan oleh jurnal
pertama mengenai proses perhitungan efesiensi akan tetapi dalam hal ini jurnal
tersebut menggunakan metode berbeda yaitu metode weighted moving average dan
separator dan kondensor maksimum begitupun dalam kolom lima masih menjelaskan
tentang perhitungan sampai pada efesiensi turbin namun pada jurnal ini dibuat
simulasi pemodelan sistem pembangkit double flash steam dari sistem pembangkit
38
Dalam kolom ke enam dari penelitian terkait merupakan jurnal yang
menjelaskan tentang daerah tempat penelitian dalam penulisan ini yaitu daerah
didaerah lahendong.
mengenai konversi energi dari panas didalam bumi yang diubah menjadi energy
listrik. Lewat ide yang muncul tersebut penulis mencari teori-teori yang mendukung
sampai pada seberapa besar efesiensi dari alat yang digunakan dalam proses konversi
energi dan daya listrik yang dihasilkan oleh suatu alat konversi energi, setelah
peninjauan lebih lanjut lewat studi pustaka melalui literature-literatur bahan ajar
39
Sistem Manifestasi
Panas Bumi Permukaan
Eksplorasi Produksi
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi
Pengoptimalan
Efesiensi dan Daya yang
dihasilkan
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian ini bertempat di wilayah kerja yang dikelolah oleh PT.
secara wilayah terletak di desa tondangow yang ditempuh sekitar 30 menit dari kota
A. Alat Lapangan
41
2. Peta Wilayah Kerja Unit Yang Akan Diteliti (Lokasi Sebaran Alat-Alat
Konversi PLTP)
Pengumpulan data, pengolahan data dalam hal ini pengolahan data dilakukan
berdasarkan data yang diperoleh langsung dari instansi terkait dan tahap akhir yaitu
interpretasi data hasil pengolahan, secara singkat tahapan penelitian dijelaskan secara
42
Masalah
Studi Literatur
Pengusulan Studi
Lapangan Pada Instansi
ditolak
Terkait
disetujui
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Belum Valid
Validasi Perhitungan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
43
3.3 Variabel dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu berupa:
1. Hasil Interpretasi Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang terkait
2. Data yang diperoleh lewat penelitian terkait dalam hal ini terkait informasi
Pengumpulan data dilakukan saat semua data yang telah dikumpulkan terlebih
dahulu melalui studi literature telah memadai dan dilakukan pada saat
pengumpulan data langsung diperoleh melalui instansi terkait dalam hal ini
yang telah dipelajari dari studi literature data-data yang akan diambil untuk
proses penelitian berupa data temperature pada intlet dan outlet turbine, Tekanan
pada inlet dan outlet Turbine, Tekanan Pada Intlet dan outlet separator, Laju Alir
Masa Fluida.
Variabel
Mesin
No Temperature Tekanan
Pembangkit Laju Alir Masa
Inlet Outlet Inlet Outlet
1 Separator
2. Turbine
3 Generator
44
B. Data Pipa
Jarak Pipa
Diameter Pipa Kekasaran Pipa (Meter)
No
(Meter) (Meter) Separator ke Scrabber ke
Scraber Turbin
1
2.
3
Dalam Tahap Pengolahan dan Analisis data dilakukan pengolahan data baik
pengolahan data ini setelah data yang dibutuhkan berupa laju Alir masa fluida, suhu,
tekanan, dari separator, turbin dan generator terkumpul (data dokumentasi) maka
diadakanlah perhitungan entalpi dan entropi pada software Steamprog atau pada
steam table. setelah diperoleh entalpi dan entropi maka efesiensi dapat dihitung
perhitungan efesiensi yang dihitung bersama-sama dengan laju alir masa dan
perubahan entalpi kemudian akan menghasilkan daya output turbine. Bila daya output
sesuai data telah diperoleh selanjutnya tekanan dinaikan lalu dilakukan penentuan
temperature saturasi, volume spesifik uap, viskositas uap melalui software steamprog
kemudian dihitung laju alir masa, faktor friksi, dan perubahan tekanan sehingga
kembali sesuai prosedur awal, dan apabila daya yang dihasilkan masih terus naik
maka perhitungan dilanjutkan sebaliknya jika daya yang dihasilkan oleh perhitungan
45
menurun maka perhitungan dihentikan. Secara singkat proses pengolahan data
Pengumpulan Data
P
Daya Otput
Turbine
46
Daftar Pustaka
Rachman Eka, Indriawati Katherin, dkk. 2012, Optimasi Daya Listrik Pada
PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Jawa Barat, JURNAL TEKNIK
POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
47