Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN MEDIA NA DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH

KULIT ARI KEDELAI SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PADA


BAKTERI Escherichia coli

PROPOSAL
Skripsi guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
predikat Sarjana Terapan Kesehatan

OLEH :
Rizky Arsyanti
P07134221032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan salah satu bahan pangan yang

penting bagi masyarakat Indonesia yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi protein (Nurrahman, 2015). Kedelai dapat diolah menjadi bahan pangan seperti

susu, tahu, dan tempe yang sering dikonsumsi olah masyarakat indonesia terutama di

wilayah kota Banjarbaru sehingga banyaknya pengolahan kedelai menjadi bahan

pangan. Dalam proses pengolahan tersebut didapatkan limbah berupa limbah cair

maupun limbah padat. Sebagian besar limbah padat berasal dari kulit ari kedelai dan

limbah cair berupa air bekas rendaman kedelai (PUSBANGTEPA, 1989).

Kulit ari kedelai merupakan limbah industri hasil pembuatan kedelai yang

diperoleh setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai.

Kandungan nutrisi kulit ari kedelai antara lain protein kasar 14,45%, lemak kasar

3,04%, Abu 3,15%, serat kasar 47,01%, dan energi metabolis 3060,48 Kkal/kg

(Rohmawati et al., 2015). Kandungan protein yang cukup tinggi pada kulit ari kedelai

dapat dimanfaatkan sebagai media alternatif pengganti media Nutrient Agar (NA).

Protein merupakan komponen yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan bakteri terutama pada bakteri Escherichia coli.

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerobik

dan ada juga yang bersifat anaerobik fakultatif. Bakteri ini terdapat pada usus manusia

untuk membantu proses pencernaan. Escherichia coli dalam usus pun dapat menjadi

berbahaya atau bersifat patogen apabila jumlahnya melebihi batas normal. Bakteri ini

1
mampu bertahan hidup di media sederhana dan media deferensial seperti media

Nutrient Agar (NA) (Yanuhar, 2019).

Nutrient Agar (NA) merupakan media yang umum digunakan untuk

menumbuhkan bakteri (Radji, 2011). Kandungan media Nutrient Agar (NA) terdiri

dari pepton 0.5 g, yeast extract 0.2 g, sodium chloride 0.5 g dan agar 1.5 g

(omicsonline, n.d.). Saat ini, media NA merupakan produksi perusahaan tertentu yang

sudah dalam keadaan siap pakai dan harganya yang cukup mahal, mencapai Rp

500.000,- hingga Rp 1.500.000,-. Sehingga mendorong para peneliti untuk

menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak

memerlukan biaya yang mahal (Juariah & Sari, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian (Danela et al., 2019) tauge yang memiliki kadar

protein 3,7% dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri

Escherichia coli (E. coli) (S. aureus) (Rizki & Syahnita, 2019). Selain itu,

berdasarkan hasil penelitian Milly Zamilah dkk, Tahun 2020 didapatkan kesimpulan

bahwa pada media kacang tanah (Arachis hypogaea L) dapat digunakan sebagai

media alternatif substitusi Nutrient Agar (NA) pada pertumbuhan bakteri Escherichia

coli.

Pada penelitian Sinaga T, Manalu K, Mayasari U (2022) pembuatan media

alternatif pertumbuhan bakteri dari daging buah kelapa, dapat disimpulkan bahwa

tepung daging buah kelapa dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan

bakteri Escherichia coli. Dan juga pada penelitian Prasetya, Y.A., dkk (2021) yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa media jagung manis dapat digunakan

sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Beberapa peneliti telah berhasil membuat media dari sumber alam yang

mudah didapatkan sebagai alternatif pengganti media Nutrient Agar, antara lain

2
bersumber dari karbohidrat, protein dan sayuran. Beberapa sumber protein yang

digunakan yaitu dengan protein nabati karena terdapat beberapa protein nabati yang

dapat menggantikan pepton pada NA (Danela et al., 2019). Hal tersebut

memungkinkan untuk pemanfaatan limbah kulit ari kedelai menjadi media alternatif

pengganti media Nutrient Agar (NA).

Media alternatif diperlukan untuk mempermudah para peneliti, pengajar, dan

pelajar dalam menumbuhkan bakteri dengan bahan yang lebih mudah didapat dan

tidak terlalu mahal. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, banyak bakteri

yang dapat tumbuh menggunakan media alternatif. Jika dibandingkan dengan media

universal yaitu Nutrient Agar (NA), media alternatif memiliki hasil pertumbuhan

yang tidak terlalu baik. Media alternatif harus memiliki nutrisi seperti pepton,

karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang mencukupi agar bakteri uji dapat

tumbuh. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Kulit Ari Kedelai Sebagai Media Alternatif Nutrient

Agar Untuk Pertumbuhan Escherichia coli”

Anda mungkin juga menyukai