Anda di halaman 1dari 3

PERBANDINGAN MEDIA SDA (Sabouraud Dextrose Agar) DENGAN

PEMANFAATAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) SEBAGAI MEDIA


ALTERNATIF PADA JAMUR Candida albicans

PROPOSAL
Skripsi guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh predikat
Sarjana Terapan Kesehatan

OLEH :
Rizqi Amelia
NIM P07134221033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi


sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai mikroorganisme dengan baik. Salah
satu mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia adalah jamur
(Arifin, 2017). Jamur dapat mengakibatkan berbagai penyakit infeksi, diantaranya
disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur Candida albicans merupakan flora
normal yang ditemukan pada 80% orang sehat (Jiwintarum dkk, 2017).

Candida albicans biasanya sering ditemukan di dalam rongga mulut orang sehat,
saluran cerna, saluran pernapasan bagian atas, mukosa vagina, dan di bawah kuku
sebagai saprofit tanpa menyebabkan penyakit. Tetapi bila terjadi perubahan fisiologi atau
penurunan kekebalan tubuh, maka Candida albicans akan tumbuh terlalu pesat sehingga
menjadikannya patogen yang dapat menyebabkan infeksi yang disebut dengan
kandidiasis (Gunawan dkk, 2015).

Diagnosis laboratorium penyakit kandidiasis dapat dilakukan dengan cara


melakukan pemeriksaan mikroskopis, identifikasi molekuler, uji serologi, dan sistem
kultur terhadap spesimen. Sistem kultur bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memperbanyak jenis jamur pada spesimen sekaligus mengonfirmasi hasil pemeriksaan
secara mikroskopis. Sistem kultur penyakit kandidiasis dilakukan dengan mengisolasi
jamur Candida albicans yang didapatkan dari sampel pasien lalu ditanam pada media
(Jawetz, 2010).

Media merupakan suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur. Ada tiga
jenis media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur, yaitu media alami, media semi
sintetik, dan media sintetik (Sutarma, 2017). Salah satu media sintetik yang dapat
digunakan untuk pertumbuhan Candida albicans adalah Sabouraud Dextrose Agar
(SDA) (Gandjar, 2018).

Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) tersedia dalam bentuk instant dibuat oleh
pabrik-pabrik atau perusahaan tertentu dalam bentuk sediaan siap pakai (ready for use),
harganya mahal dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu, sehingga hal ini sering
menjadi permasalahan. Disamping harga media instant yang mahal, ada banyak bahan-
bahan alami yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak dimana mendorong
penulis untuk menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat, dan
tidak memerlukan biaya yang mahal (Tamam, 2019).

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai pemanfaatan media
alternatif adalah ubi jalar. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman
yang sejak dulu dikenal masyarakat sebagai bahan makanan, ubi jalar mempunyai
sumber karbon dan protein yang kompleks. Ubi jalar mempunyai kandungan gizi seperti
karbohidrat, protein, air, serat, gula, kalsium, fosfor, vitamin C, dan beta karoten yang
merupakan faktor pertumbuhan jamur. Ubi jalar sangat mudah ditemukan di lingkungan
masyarakat khususnya pedesaan yang rata-rata penduduknya sebagai petani, sehingga
akan sangat menguntungkan apabila ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai media
alternatif pengganti dari media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) (Aini dkk, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian


pemanfaatan ubi jalar pada konsentrasi 2%, 4%, 6% dan 8% sebagai media alternatif
pengganti Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk pertumbuhan jamur Candida albicans.

Anda mungkin juga menyukai