Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN I
PEMBUATAN MEDIA PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
Pengampu: apt. Dewi Andini K.M., M.Farm

Disusun Oleh :
Golongan kelompok/kelas (III E/A2)
Hanum Izzati (20105011095)
Sinta Maria Ulfa (20105011099)
Avinka Eka Zahra (20105011101)
Abdurrahman (20105011103)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
I. Tujuan praktikum
 Melakukan pebuatan media dan mempersiapkan pelaratan untuk kerja mikrobiologi
 Melakukan sterilisasi dengan autoklaf
II. Dasar Teori
A. Media
Media merupakan nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan secara in vitro. Pemilihan media yang akan digunakan disesuaikan sifat
penelitian atau pemeriksaan. Fungsi dari suatu media yaitu secara kualitatif digunakan
untuk isolasi dan identifikasi mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif digunakan
untuk perbanyakan dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Harti, 2014).
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur,
dan mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan yang cukup, pH yang sesuai, kadar
oksigen baik, media steril dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan mikroorganisme. Unsur-unsur yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur
logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi.
(Dwidjoseputro, 2005).
Media dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu :
a. Berdasarkan bahan penyusunnya, terdiri dari:
1) Media alami, terdiri dari bahan-bahan alami contoh ekstrak kentang, sari wortel,
ekstrak daging.
2) Media sintesis, terdiri dari bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya (Harti,
2014).
b. Berdasarkan kegunaannya, dapat dibedakan menjadi beberapa media yaitu sebagai
berikut:
1) Media umum
Media yang paling sering digunakan dalam penelitian mikrobiologi. Contohnya:
Nutrient Agar merupakan media yang kaya dan subur.
2) Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan
yang dapat menghambat perkembangbiakan mikroorganisme yang tidak diinginkan
dan membolehkan perkembangbiakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi,
contohnya: MCA, PDA, Saboaraut Agar (SA).
3) Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu organisme dari berbagai jenis dalam
suatu lempengan agar, contohnya : EMB, SSA.
4) Media Diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari
lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat dalam jumlah
sedikit, beberapa zat organik yang mengandung zat karbon dan nitrogen (Irianto,
2006).
c. Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas:
1) Media padat / solid
2) Media semi solid
3) Media cair (Irianto, 2006)
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme dapat
tumbuh baik adalah:
a. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Steril (Rakhmawati, 2012).
1. Media Nutrien Agar
Media NA adalah media universal yang berwarna coklat muda, memiliki
konsistensi yang padat dimana media ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan
sebagai media menumbuhkan bakteri. (Addina 2014). NA (Nutrient Agar) merupakan
suatu medium yang berbentuk padat, NA (Nutrient Agar) dibuat dari campuran ekstrak
daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat, dalam hal ini media
yang di gunakan di produksi oleh Oxoid.ltd., Basingstoke, Hampshire, England, dengan
merek OXOID. (Rossita dkk., 2015). Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan
yang digunakan termasuk dalam kelompok media semi alami, media semi alami
merupakan media yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa
kimia. Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis
media umum, karena media ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk
pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat,
karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya digunakan
untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016).
Komposisi : Beef Extract 3 gram, peptone 5 gram, dan Agar 15 gram. (Addina 2014)
2. Media Nutrien Broth
Medium Nutrient Broth merupakan medium yang memiliki kegunaan sebagai
medium untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA (Anonim, 2014b).
Media tersebut merupakan media standar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
berbagai jenis mikroorganisme, dan mengandung berbagai komponen senyawa
karbohidrat, asam amino, pepton, dan vitamin kompleks, terutama vitamin B (Anonim1,
2015).
Komposisi : D (+)glukosa, pepton, natrium klorida, dan yeast extract (Anonim2 , 2015).
3. Media Antibiotik No 1
Antibiotik merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk mengatasi
berbagai penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai macam studi menemukan
bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat, contohnya untuk
penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. (Hadi, 2009).
Komposisi: Antibiotik yang biasa digunakan untuk pembuatan media adalah
kloramfenikol namun penggunaan antibiotik dapat menggunakan
antibiotik apa saja karena fungsi antibiotik pada media ini adalah untuk
mencegah bakteri tumbuh pada media karena media SDA berfungsi untuk
menumbuhkan jamur. (Hadi, 2009).
4. Media Czapex Dox
Media CDA merupakan media semisintetik yang umum digunakan untuk
penanaman fungi. Media Czapek Dox Agar (CDA) merupakan media sintetik yang
digunakan untuk penanaman jamur yang mengandung sodium nitrat sebagai sumbe
nitrogen (Thom dan Church, 1926). Media Czapek Dox Agar (CDA) untuk isolasi dari
jamur Aspergilus, Penicillum, Paecillum, dan beberapa jamur lainnya dengan fisiologi
jamur yang sama. Fungsi sukrosa pada media Czapek Dox Agar (CDA) sebagai sumber
17 karbon, natrium nitrat sebagai sumber nitrogen dan dipotasum fosfat sebagai buffer.
Magnesium sulfat, kalium klorida, ferro sulfat sebagai sumber ion. Tampilan media
Czapek Dox Agar (CDA) berwarna krem ke kuning-kuningan. Warna dan kejernihan
dari media Czapek Dox Agar (CDA) yaitu kuning cerah (HiMedia, 2015) Tingkat pH
untuk media Czapek Dox Agar (CDA) 7,3 pada suhu 250 C (Thom dan Church, 1926)
Komposisi: Sukrosa 30 g/L, sodium nitrat 2 g/L, dipotasium fosfat 1 g/L, magnesium
sulfat 0,5 g/L, potasium klorit 0,5 g/L, ferro sulfat 0,01 g/L, agar 15 g/L.
(Thom dan Church, 1926)
5. Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Medium Triple Sugar Iron Agar (TSIA) mengandung 3 jenis gula, yaitu glukosa
(0,1%), laktosa (1%), dan sukrosa (1%), sehingga dinamakan medium uji 3 gula (triple
sugar). Konsentrasi glukosa adalah sepersepuluh konsentrasi sukrosa atau laktosa agar
dapat mempermudah dalam melakukan pengamatan fermentasi gula. Medium uji Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) digunakan mengidentifikasi kelompok bakteri Gram negatif,
yang ditandai dengan kemapuan fermentasi gula dan membentuk Hidrogen Sulfida
(H2S). (Hadi, 2009).
Komposisi : Lab-Lemco powder 3 gram, Yeast extract 3 gram, Pepton 20 gram,
Natrium klorida 5 gram, Laktosa 10 gram, Sukrosa 10 gram, Glukosa 1
gram, Ferric citrate 0,3 gram, Sodium thiosulphate 0,3 gram, Phenol red
0,024 gram, Distilled Water1 liter, Final pH 7.4 ± 0.2 @ 25°C. (Hadi, 2009).
6. Media MHA (Mueller Hinton Agar)
Media MHA adalah media terbaik untuk pemeriksaan uji sensitivitas bakteri
menggunakan metode Kirby-Bauer pada bakteri nonfastidious baik aerob maupun aerob
fakultatif. Media ini ditemukan oleh Mueller dan Hinton tahun 1941, pada awalnya
media Mueller Hinton digunakan untuk mengisolasi bakteri Neisseria sp. Media
Mueller Hinton Agar (MHA) dipergunakan dalam uji cakram kertas. (Atmojo 2016)
Komposisi: Beef extract 2 gram, Acid Hydrolysate of Casein 17,5 gram, Starch 1,5
gram, Agar 17 gram, dan Aquadest 1 liter. (Atmojo 2016)
7. Media BHI (Brain Heart Infusion) Agar
Brain Heart Infusion (BHI) Agar adalah media non-selektif yang diperkaya
dengan tujuan umum untuk membudidayakan berbagai macam mikroorganisme,
termasuk ragi, jamur, dan bakteri. Kandungan nutrisi dasar dari media ini adalah infus
jantung otak dari padatan, pepton daging, dan ekstrak ragi. Dekstrosa menyediakan
sumber karbohidrat untuk mikroorganisme fermentatif. Pengayaan media dengan hemin
dan vitamin K1 adalah untuk meningkatkan pemulihan anaerob. Media ini disiapkan,
dikeluarkan, dan dikemas dalam kondisi bebas oksigen untuk mencegah pembentukan
produk teroksidasi sebelum digunakan. (Pelczar, J.M. 2013)
Komposisi: HM infusion powder 12.500, BHI Powder 5.000, Proteose peptone 10.000,
Dextrose (Glucose) 2.000, Sodium chloride 5.000, Disodium hydrogen
phosphate 2.500, Agar 15.000, Final pH (at 25°C) 7.4±0.2. (Pelczar, J.M.
2013)
8. MEDIA BHI (Brain Heart Infusion) BROTH
Brain-heart Infosion Broth (BHIB) adalah medium cair yang mengandung
karbohidrat dan protein yang digunakan sebagai media penyubur untuk pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. (Pelczar, J.M. 2013)
Komposisi: 1liter media BHIB terdiri dari brain infusion solids 12,5 gr, beef heart
infusion solids 5 gr, proteose peptone 10 gr, glucose 2gr, sodium chloride
5, disodium phosphate 2,5 gr, dan dengan pH 7,2 ± 0,2 (Pelczar, J.M.
2013)
B. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghancurkan semua bentuk kehidupan, termasuk
spora. Sedangkan disinfektisasi adalah penghancuran sebagian besar mikroorganisme tapi
tidak termasuk spora, biasanya proses ini menggunakan larutan phenol, alkohol, klorin
dan iodine yang diaplikasikan pada instrumen. (Kuramitsu dkk, 2007, Dwidjoseputro,
1978). Tenaga kesehatan harus selalu menggunakan gloves sekali pakai, masker, dan
kaca mata pelindung, yang merupakan bagian dari Personal Protective Equipment (PPE).
(Kuramitsu dkk, 2007, Hoesin S, dkk. 2007). Hal ini dilakukan sebagai bentuk tindakan
dari kontrol infeksi sehingga tidak terjadi cross-infection atau infeksi silang kepada
pasien lainnya. cross-infection adalah suatu infeksi yang ditularkan antar individu yang
terinveksi dengan mikoorganisme pathogen yang berlainan. (Dorland's, 1981).
Kontaminasi adalah terjadinya pencemaran karena masuknya suatu organisme ke
dalam luka, sedangkan dekontaminasi adalah membebaskan seseorang atau suatu obyek
dari substansi kontaminasi, contohnya gas beracun atau material radioaktif. (Dorland's,
1981). Terdapat tiga tahap dalam proses dekontaminasi yaitu pre-sterilisasi, sterilisasi dan
penyimpanan. (Dowsing P dan Benson PE. 2006, BDA Advisory Service, 2003)
Langkah-langkah pre-sterilisasi sendiri terdiri dari membersihkan instrumen dengan air
mengalir untuk menghilangkan debris, kemudian dilakukan debridment dengan
ultrasonic cleaner untuk menghilangkan debris yang lengket dan darah yang telah kering,
setelah itu digunakan disinfektan yaitu cairan pembersih enzyme-based, dan selanjutnya
dikeringkan di udara yang panas atau dengan spons di bawah udara yang mengalir,
langkah ini penting untuk menghindari kerusakan instrumen selama proses sterilisasi.
(Kuramitsu dkk, 2007, BDA Advisory Service 2003, McCarthy GM, dkk. 1997)
Metode sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :
1) Steam autoclave. Kombinasi yang umumnya digunakan pada mesin tersebut adalah
250⁰C pada tekanan 15 psi selama 15 menit atau 270⁰C pada tekanan 30 psi selama 3
menit. Plier ortodonti sebaiknya tidak dimasukkan karena dapat menyebabkan korosi
pada plier joint. (Kuramitsu dkk, 2007)
2) Kimiawi. Sterilisator uap kimiawi menggunakan formaldehyde, alkohol dan air pada
270⁰C pada tekanan 20-40 psi selama 20 menit. (Kuramitsu dkk, 2007)
3) Dry heat oven. Aman untuk instrumen yang tajam karena tidak terjadi korosi,
sebaiknya pada temperatur 160-180⁰ selama 1-2 jam. (Kuramitsu dkk, 2007,
Dwidjoseputro, 1978)
4) Rebusan air. Mengurangi kontaminasi mikroba sehingga dalam batas normal, tetapi
tidak menghilangkan virus dan spora. Merendam instrumen dalam air mendidih pada
100⁰C (212⁰F) selama 30 menit dapat membunuh sebagian besar bakteri. Cara ini
tidak dipergunakan pada alat ortodonti karena tidak mensterilkan secara tuntas dan
dapat menyebabkan korosi. Kerusakan instrumen dapat dihindari dengan
ditambahkannya 1% sodium karbonat. (Dwidjoseputro, 1978)
5) Salt atau glass bead sterilizer. Menggunakan glass bead diameter 1,2-1,5 mm.
Temperatur 424-450⁰F (217-232⁰C) selama 3-15 detik, semakin besar instrumen
maka dibutuhkan waktu yang lebih lama. (Kuramitsu dkk, 2007)
6) Hyperbaric gas (ethylene oxide) sterilization. Ideal untuk instrumen yang mudah
terjadi korosi atau rusak karena panas, dikarenakan gas tersebut beracun maka
instrumen tidak bisa langsung digunakan. Waktu tergantung berdasarkan temperatur
bervariasi antara 4-12 jam. Pada temperatur ruang diperlukan waktu selama 12 jam,
sedangkan 4 jam pada suhu 56⁰C. (Kuramitsu dkk, 2007)
Macam-macam sterilisasi antara lain:
a. Pembersihan
Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah
mikroba sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Prinsip dari metode ini
misalnya, cuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir sebelum
melakukan operasi. (Hadi, 2009).
b. Sinar Matahari, Sinar Ultraviolet, Sinar-X, dan Sinar-Gamma
Sinar ultraviolet dalam sinar matahari bersifat germicida, dapat membunuh
bakteri bentuk vegetatif maupun bentuk spora, walaupun untuk membunuh bentuk
spora waktunya harus lebih lama. Karena itu, menjemur pakaian, tempat tidur, alat-alat
makan ataupun benda-benda lainnya, penting untuk membunuh mikroba, terutama
mikroba panthogen. Sinar ultraviolet juga digunakan untuk desinfeksi air. Sinar
ultraviolet digunakan untuk sterilisasiruang bedah, ruang industri farmasi dimana obat-
obat steril dimasukkan ke dalam vital atau ampul, juga ruangan industri makanan
dimana bahan-bahan makanan dimasukkan kedalam kaleng. Walupun sinar ultraviolet
sangat ganas terhadap mikroba, tetapi daya tembusnya kurang, sehingga hanya dapat
mematikan mikroba-mikroba yang terdapat dipermukaan saja. (Hadi, 2009).
Sinar-X dan sinar-Gamma dapat membunuh mikroba karena merusak DNA dan
menyebabkan ionisasi komponen sel lainnya. Radiasi dengan sinar-X dan sinar-
Gamma sering digunakan untuk sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi,
misalnya pompa suntik dari plastik, obat-obatan, alat-alat operasi, selain untuk
sterilisasi dalam bidang kesehatan, radiasi tidak digunakan secara rutin karena mahal
dan berbahaya. Dalam bidang industri, radiasi dengan sinar-Gamma sering digunakan
untuk sterilisasii daging. Karena sinar ini memiliki daya tembus tinggi, maka radiasi
dapat dilakukan setelah dagingnya dikemas. Sebagai sumber sinar-Gamma yang sering
digunakan dalam industri adalah Cobalt-60. (Hadi, 2009).
c. Pedinginan
Suhu rendah menyebabkan pertumbuhan dan perkembanganbiakan mikroba
terhenti. Cara ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan yang mudah membusuk,
misalnya dagaing karena pada suhu rendah ini, bahan makanan ini tidak akan
dirombaknya. Pada suhu -20°C (suhu lemari pendingin pada umumnya) mikroba tidak
bisa merombak makanan sehingga tidak terjadi pembusukan. Beberapa bakteri
pathogen mati pada suhu 0°C. Misalnya Neisseria gonorrhoea, Treponema pallida.
(Hadi, 2009).
d. Pemanasan
Umumnya bakteri bentuk vegetatif, mati dalam waktu 5-10 menit pada suhu
65°C, hal ini sama saja, baik bakteri yang mampu berbentuk spora maupun tidak.
Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama, misalnya bentuk spora Clotridium
botulinum pada suhu 100°C, mati dalam waktu 5 jam. Pemanasan dapat mematikan
bakteri, karena mengumpalkan (koagulasi) protoplasmanya (protein). Koagulasi
protoplasma ini akan lebih cepay bila terdapat lebih banyak air. Karena itu, sterilisasi
dengan uap air panas akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan udara panas
keringpanas juga membunu bakteri karena mendenaturasi protein, terutama enzim-
enzim dan membran sel. Bentuk spora Clostridium botulinum dengan uap air panas
suhu 120°C, mati dalam waktu 10 menit, sedangkan dengan udara panas kering suhu
120°C mati dalam 120 menit.(Hadi, 2009).

III. Alat dan Bahan

PH Indicator Labu Elenmeyer


Cawan Petri Gelas Ukur

Tabung Reaksi Autoklaf

Tabung Reaksi Pipet


Tabung Pengaduk Brain Heart Infusion Agar (BHI-A)

Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Brain Heart Infusion Broth (BHI-B)

Mueller Hinton Agar (MHA) Czapex Agar


Antibiotik Nutrient Agar

Nutrient Broth HCL

NaOH
IV. Cara kerja
a. Brain Heart Infusion-Broth
Serbuk BHI-B ditimbang sebanyak 1,85 gram

Serbuk BHI-B dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media BHI-B dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi jernih dan
mendidih

Media BHI-B yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator universal
sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media BHI-B yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 6 tabung reaksi sama
banyak

Setiap mulut tabung reaksi berisi media BHI-B ditutup dengan kapas

Tabung reaksi berisi media BHI-B diikat dan dibungkus rapat dengan kertas HVS

Media BHI-B yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna pink

Media BHI-B disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang
dan media BHI-B diangkat dari autoklaf
b. Media Antibiotik No.1
Serbuk Antibiotik No.1 ditimbang sebanyak 1,525 gram

Serbuk Antibiotik No.1 dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media Antibiotik No.1 dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi
jernih dan mendidih

Media Antibiotik No.1 yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator
universal sampai didapatkan pH 6 (netral)

Media Antibiotik No.1 yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 2 cawan petri
sama banyak dan ditunggu hingga media memadat

Cawan petri berisi media Antibiotik No.1 dibungkus rapat dengan kertas payung

Media Antibiotik No.1 yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna
pink

Media Antibiotik No.1 disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup
rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
media Antibiotik No.1 diangkat dari autoklaf

Media Antibiotik No.1 yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media Antibiotik
No.1 sudah steril

Media Antibiotik No.1 ditunggu hingga memadat kembali dan disimpan dalam lemari es
sampai digunakan
c. Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Serbuk TSIA ditimbang sebanyak 3,25 gram

Serbuk TSIA dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media TSIA dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi jernih dan
mendidih

Media TSIA yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator universal
sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media TSIA yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 8 tabung reaksi sama
banyak

Setiap mulut tabung reaksi berisi media TSIA ditutup dengan kapas

Tabung reaksi berisi media TSIA diikat dan dibungkus rapat dengan kertas HVS

Media TSIA yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna pink

Media TSIA disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
media TSIA diangkat dari autoklaf

Media TSIA yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator tape, jika
terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media TSIA sudah steril

Media BHI-B yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator tape, jika
terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media BHI-B sudah steril
d. Broth Heart Infusion-Agar (BHI-A)
Serbuk BHI-A ditimbang sebanyak 2,35 gram

Serbuk BHI-A dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media BHI-A dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi jernih dan
mendidih

Media BHI-A yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator universal
sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media BHI-A yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 2 cawan petri sama
banyak dan ditunggu hingga media memadat

Cawan petri berisi media BHI-A dibungkus rapat dengan kertas payung

Media BHI-A yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna pink

Media BHI-A disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
media BHI-A diangkat dari autoklaf

Media BHI-A yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator tape,
jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media BHI-A sudah
steril

Media BHI-A ditunggu hingga memadat kembali dan disimpan dalam lemari es sampai
digunakan
e. Media Nutrient Broth
Serbuk Nutrient Broth ditimbang sebanyak 0,5 gram

Serbuk Nutrient Broth dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media Nutrient Broth dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi
jernih dan mendidih

Media Nutrient Broth yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator
universal sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media Nutrient Broth yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 8 tabung reaksi
sama banyak

Setiap mulut tabung reaksi berisi Media Nutrient Broth ditutup dengan kapas

Tabung reaksi berisi Media Nutrient Broth diikat dan dibungkus rapat dengan kertas HVS

Media Nutrient Broth yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna pink

Media Nutrient Broth disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup
rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
Media Nutrient Broth diangkat dari autoklaf

Media Nutrient Broth yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media Nutrient
Broth sudah steril

Media Nutrient Broth yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka Media Nutrient
Broth sudah steril

Media Nutrient Broth ditunggu hingga memadat kembali dan disimpan dalam lemari es
sampai digunakan
f. Media Mueller Hinton agar (MHA)
Serbuk Mueller Hinton ditimbang sebanyak 1,9 gram

Serbuk Mueller Hinton dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media Mueller Hinton dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi
jernih dan mendidih

Media Mueller Hinton yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator
universal sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media Mueller Hinton yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 2 cawan petri
sama banyak dan ditunggu hingga media memadat

Cawan petri berisi Media Mueller Hinton dibungkus rapat dengan kertas payung

Media Mueller Hinton yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna
pink

Media Mueller Hinton disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup
rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
Media Mueller Hinton diangkat dari autoklaf

Media Mueller Hinton yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media BHI-A
sudah steril

Media Mueller Hinton ditunggu hingga memadat kembali dan disimpan dalam lemari es
sampai digunakan
g. Czapex Dox
Menimbang media czapex dox sebanyak 30g/l

Dilarutkan dalam aquadest, tepatkan Phnya menjadi 7

media dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk

bagi dalam piring petri, lalu tutup dengan alumunium foil

sterilkan pada suhu 121⁰C selama 15 menit

dibiarkan memadat, lalu simpan dalam refrigerator
h. Nutrient agar
Serbuk Nutrient Agar ditimbang sebanyak 0,5 gram

Serbuk Nutrient Agar dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 mL diaduk hingga larut

Media Nutrient Agar dipanaskan hingga warna larutan yang keruh berubah menjadi
jernih dan mendidih

Media Nutrient Agar yang akan mendidih dilakukan pengukuran pH dengan indikator
universal sampai didapatkan pH 7 (netral)

Media Nutrient Agar yang sudah mendidih diangkat dan dibagi dalam 8 tabung reaksi
sama banyak

Setiap mulut tabung reaksi berisi media Nutrient Agar ditutup dengan kapas

Tabung reaksi berisi Media Nutrient Agar diikat dan dibungkus rapat dengan kertas HVS

Media Nutrient Agar yang sudah dibungkus rapat diberikan indikator tape berwarna pink

Media Nutrient Agar disterilisasi menggunakan autoklaf dipastikan autoklaf tertutup
rapat

Autoklaf ditunggu sampai jarum menunjuk pada zona hijau kemudian ditunggu selama
15 menit

Setelah 15 menit klam autoklaf ditarik keatas agar tekanan dalam autoklaf berkurang dan
Media Nutrient Agar diangkat dari autoklaf

Media Nutrient Agar yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka media Nutrient
Broth sudah steril

Media Nutrient Agar yang sudah dikeluarkan dari autoklaf diamati perubahan indikator
tape, jika terjadi perubahan warna kehitaman pada indikator tape maka Media Nutrient
Agar sudah steril

Media Nutrient Agar ditunggu hingga memadat kembali dan disimpan dalam lemari es
sampai digunakan
V. Data pengamatan
Table Hasil Percobaan

N Berat Serbuk Volume Media Konsistensi Media


Nama Media
O Yang Ditimbang Yang Dibuat Cair Padat
1 BHI BROTH 1,85 gr 50 ml √ -
2 ANTIBIOTIK NO 1 1,525 gr 50 ml - √
3 TSIA 3,25 gr 50 ml - √
4 BHI AGAR 2,35 gr 50 ml - √
5 NUTRIENT BROTH 0,5 gr 50 ml √ -
6 MHA 1,9 gr 50 ml - √
7 CRAPEX DOX 2,27 gr 50 ml - √
8 NUTRIENT AGAR 1 gr 50 ml - √

VI. Pembahasan
Pada praktikum ini percobaan yang dilakukan tentang pembuatan media dan
sterilisasi. Tujuan percobaan ini adalah membuatan media dan mempersiapkan peralatan
untuk kerja mikrobiologi serta melakukan sterilisasi dengan autoklaf.
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga
dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba
(Nida, 2017). Sterilisasi adalah proses menghancurkan semua bentuk kehidupan, termasuk
spora. Sedangkan disinfektisasi adalah penghancuran sebagian besar mikroorganisme tapi
tidak termasuk spora, biasanya proses ini menggunakan larutan phenol, alkohol, klorin dan
iodine yang diaplikasikan pada instrumen. (Kuramitsu dkk, 2007, Dwidjoseputro, 1978).
Media yang dibuat pada praktikum kali ini adalah Media Nutrient Broth (NB), Media
Mueller Hinton Agar (MHA), Media Nutrient Agar (NA), Media Czapex Dox, Media Brain
Heart Infusion-Bbroth (BHI-B), Media Antibiotik No.1, Media Triple Sugar Iron (TSIA),
dan Media Brain Heart Infusion-Agar (BHI-A).
Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan media Nutrient Broth. Nutrient
Broth digunakan untuk menumbuhkan biakan secara general. Nutrient Broth (NB) adalah
medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Medium
Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki konsistensi
yang cair dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium
untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA Anonim, 2014 b). Percobaan kali ini
media NB yang digunakan berupa media cair dengan aqua dest sebanyak 50 ml dan serbuk
sebanyak 0,5 gram yang kemudian dimasukkan pada bekker glass, selanjutnya dilakukan
pemanasan pengadukan larutan dari keruh menjadi jernih dan mendidih. Jika sudah
mendidih dilakukan pengecekan pH pada media NB dengan Universal Indikator didapatkan
hasil pada pH 6 yang berarti pH netral. Lalu angkat media dan masukan ke dalam 8 tabung
reaksi dan dibagi sama banyak, kemudian lakukan penyumbatan pada tabung reaksi dengan
kapas hingga kedap, diikat dengan karet dan dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan
bungkusan kuat agar tidak ada uap air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi
ini menggunakan alat autoklaf. Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang
akan berubah menjadi gelap jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat
autoklaf ditutup rapat pada suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15
menit, jika sudah 15 menit angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan
ke lemari pendingin hingga media siap digunakan.
Pada percobaan kedua dilakukan pembuatan Media Mueller Hinton. Media Mueller
Hinton digunakan untuk mengisolasi bakteri Neisseria sp. Media Mueller Hinton Agar
adalah media terbaik untuk pemeriksaan sensibilitas tes (dengan metode Kirby-Bauer) pada
bakteri non-fastidious (baik aerob dan anaerob fakultatif) Menurut atmojo 2016 media MHA
digunakan sebagai tes sensitivitas karena, semua bakteri dapat tumbuh dengan subur pada
media ini yang bukan merupakan media diferensial serta selektif) (Atmojo, 2016).
Percobaan kali ini media MHA yang digunakan berupa media padat dengan aqua dest
sebanyak 50 ml dan serbuk sebanyak 0,5 gram yang kemudian dimasukkan pada bekker
glass. selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan larutan dari keruh menjadi jernih dan
mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan pH pada media MHA dengan
Universal Indikator didapatkan hasil pada pH 7 yang berarti pH netral. Lalu angkat media
dan masukan ke dalam 2 piring petri sama banyak dan ditunggu hingga media memadat.
Kemudian dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak ada uap
air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat autoklaf.
Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi gelap
jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat pada
suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15 menit
angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan, dalam proses ini bertujuan untuk mematikan, menghambat
pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada media yang
akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis.
Pada percobaan ketiga dilakukan pembuatan Media Nutrient Agar (NA). Media
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan
bahan yang digunakan termasuk dalam kelompok media semi alami, media semi alami yaitu
media yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan
kegunaanya Nutrient Agar (NA) media tersebut termasuk kedalam jenis media umum,
karena media ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk pertumbuhan
sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini bentuknya padat, karena
mengandung agar digunakan untuk bahan pemadatnya. Media padat biasanya digunakan
untuk mengamati penampilan atau melihat morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016).
Percobaan kali ini media NA yang digunakan berupa media padat dengan aqua dest
sebanyak 50 ml dan serbuk sebanyak 1 gram yang kemudian dimasukkan pada bekker glass.
selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan larutan dari keruh menjadi jernih dan
mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan pH pada media NA dengan Universal
Indikator didapatkan hasil pada pH 7 yang berarti pH netral. Lalu angkat media dan
masukan ke dalam 8 tabung reaksi dan dibagi sama banyak, ditunggu hingga memadat.
kemudian lakukan penyumbatan pada tabung reaksi dengan kapas hingga kedap, diikat
dengan karet dan dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak
ada uap air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat
autoklaf. Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi
gelap jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat
pada suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15
menit angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan.
Pada percobaan keempat dilakukan pembuatan Media Czapek Dox. Czapek Dox
adalah media padat yang berfungsi sebagai penanaman pada jamur. Percobaan kali ini media
Czapek Dox yang digunakan berupa media padat dengan aqua dest sebanyak 50 ml dan
serbuk sebanyak 2,27 gram yang kemudian dimasukkan pada bekker glass. selanjutnya
dilakukan pemanasan pengadukan larutan dari keruh menjadi jernih dan mendidih. Jika
sudah mendidih dilakukan pengecekan pH pada media Czapek Dox dengan Universal
Indikator didapatkan hasil pada pH 7 yang berarti pH netral. Lalu angkat media dan
masukan ke dalam 2 piring petri sama banyak dan ditunggu hingga media memadat.
Kemudian dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak ada uap
air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat autoklaf.
Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi gelap
jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat pada
suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15 menit
angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan, dalam proses ini bertujuan untuk mematikan, menghambat
pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada media yang
akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis.
Pada percobaan selanjutnya dilakukan pembuatan Media Brain Heart Infusion
(BHI) Agar. Brain Heart Infusion (BHI) Agar adalah media non-selektif yang diperkaya
dengan tujuan umum untuk membudidayakan berbagai macam mikroorganisme, termasuk
ragi, jamur, dan bakteri. Media ini disiapkan, dikeluarkan, dan dikemas dalam kondisi bebas
oksigen untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi sebelum digunakan. Percobaan
kali ini media BHI Agar yang digunakan berupa media padat dengan aqua dest sebanyak 50
ml dan serbuk sebanyak 2,35 gram yang kemudian dimasukkan pada bekker glass.
selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan larutan dari keruh menjadi jernih dan
mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan pH pada media BHI Agar dengan
Universal Indikator didapatkan hasil pada pH 7 yang berarti pH netral. Lalu angkat media
dan masukan ke dalam 2 piring petri sama banyak dan ditunggu hingga media memadat.
Kemudian dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak ada uap
air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat autoklaf.
Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi gelap
jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat pada
suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15 menit
angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan, dalam proses ini bertujuan untuk mematikan, menghambat
pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada media yang
akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis.
Pada percobaan selanjutnya dilakukan pembuatan Media Triple Sugar Iron Agar
(TSIA). Triple Sugar Iron Agar (TSIA) mengandung 3 jenis gula, yaitu glukosa (0,1%),
laktosa (1%), dan sukrosa (1%), sehingga dinamakan medium uji 3 gula (triple sugar).
Medium uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) digunakan mengidentifikasi kelompok bakteri
Gram negatif, yang ditandai dengan kemapuan fermentasi gula dan membentuk Hidrogen
Sulfida (H2S). Percobaan kali ini media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) yang digunakan
berupa media padat dengan aqua dest sebanyak 50 ml dan serbuk sebanyak 3,25 gram yang
kemudian dimasukkan pada bekker glass. selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan
larutan dari keruh menjadi jernih dan mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan
pH pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dengan Universal Indikator didapatkan hasil
pada pH 7 yang berarti pH netral. Lalu angkat media dan masukan ke dalam 8 tabung reaksi
dan dibagi sama banyak. kemudian lakukan penyumbatan pada tabung reaksi dengan kapas
hingga kedap, diikat dengan karet dan dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan
bungkusan kuat agar tidak ada uap air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi
ini menggunakan alat autoklaf. Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang
akan berubah menjadi gelap jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat
autoklaf ditutup rapat pada suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15
menit, jika sudah 15 menit angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan
ke lemari pendingin hingga media siap digunakan.
Pada percobaan selanjutnya dilakukan pembuatan Media Antibiotik no 1.
Antibiotik no 1 merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk mengatasi berbagai
penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Percobaan kali ini media Antibiotik no 1 yang digunakan
berupa media padat dengan aqua dest sebanyak 50 ml dan serbuk sebanyak 1,525 gram yang
kemudian dimasukkan pada bekker glass. selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan
larutan dari keruh menjadi jernih dan mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan
pH pada media Antibiotik no 1 dengan Universal Indikator didapatkan hasil pada pH 6 yang
berarti pH netral. Lalu angkat media dan masukan ke dalam 2 piring petri sama banyak.
Kemudian dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak ada uap
air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat autoklaf.
Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi gelap
jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat pada
suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15 menit
angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan, dalam proses ini bertujuan untuk mematikan, menghambat
pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada media yang
akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis.
Pada percobaan terakhir yaitu pembuatan Media Brain Heart Infusion (BHI) Broth.
Media Brain Heart Infusion (BHI) Broth adalah medium cair yang mengandung karbohidrat
dan protein yang digunakan sebagai media penyubur untuk pertumbuhan bakteri Escherichia
coli. Percobaan kali ini media Brain Heart Infusion (BHI) Broth yang digunakan berupa
media cair dengan aqua dest sebanyak 50 ml dan serbuk sebanyak 1,85 gram yang kemudian
dimasukkan pada bekker glass, selanjutnya dilakukan pemanasan pengadukan larutan dari
keruh menjadi jernih dan mendidih. Jika sudah mendidih dilakukan pengecekan pH pada
media NB dengan Universal Indikator didapatkan hasil pada pH 7 yang berarti pH netral.
Lalu angkat media dan masukan ke dalam 6 tabung reaksi dan dibagi sama banyak,
kemudian lakukan penyumbatan pada tabung reaksi dengan kapas hingga kedap, diikat
dengan karet dan dibungkus menggunakan kertas hvs pastikan bungkusan kuat agar tidak
ada uap air yang masuk pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi ini menggunakan alat
autoklaf. Media diberi indikator tape berwarna semu merah/pink yang akan berubah menjadi
gelap jika didapatkan hasil yang stabil. Media yang dimasukkan alat autoklaf ditutup rapat
pada suhu 1210C, tanda panah harus berada di zona hijau selama 15 menit, jika sudah 15
menit angkat media dan biarkan media tersebut dingin lalu dimasukkan ke lemari pendingin
hingga media siap digunakan.

VII.Kesimpulan
Pada media Nutrient Broth semua media diberi indikator tape memiliki warna semu
merah pink yang akan berubah menjadi gelap jika didapatkan hasil yang stabil. Semua
media yang dimasukkan pada alat autoklaf ditutup rapat pada suhu 1210C. Pada media
Mueller Hinton semua bakteri dapat tumbuh dengan subur pada media ini yang bukan
merupakan media diferensial serta selektif. Pada metode Nutrient Agar (NA) bertujuan
untuk mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme
yang terdapat pada media yang akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis.
Dalam proses tujuan yang dilakukan untuk mematikan, menghambat pertumbuhan dan
menyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada media yang akan digunakan
untuk menciptakan suasana yang aseptis. Pada percobaan Czapek Dox bertujuan untuk
mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang
terdapat pada media yang akan digunakan untuk menciptakan suasana yang aseptis. Pada
percobaan Brain-heart Infosion Broth (BHIB) digunakan sebagai media penyubur untuk
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Dan merupakan medium cair yang mengandung
karbohidrat dan protein. Antibiotik merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk
mengatasi berbagai penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan
untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Media uji Triple Sugar Iron Agar
(TSIA) digunakan mengidentifikasi kelompok bakteri Gram negatif, yang ditandai dengan
kemapuan fermentasi gula dan membentuk Hidrogen Sulfida (H2S). Semua media yang
dibuat sudah steril semua karena sudah melewati proses sterilisasi di auto klaf selama 15
menit pada suhu 1200C yang ditandai dengan berubahnya indicator yg tadinya berwarna pink
menjadi gelap.
DAFTAR PUSTAKA

Addina, G., 2014. Evaluasi Kadar Bakteri Di Udara Dengan Menggunakan Media Plate Count
Agar (PCA) Berdasarkan Tinggi Secara Vertikal Di Departemen Bedah Mulut RSGMP
FKG USU Dengan Metode Total Plate Count (TPC). Universitas Sumatera Utara
Anonim. 2014b. Komposisis Nutrien Agar dan Nutrien Broth. www.dianaph.blogspot. com.
Diakses tanggal 2 Oktober 2021.
Anonim1 .2015. San Juan Ranch. Dipetik Oktober 23, 2015, dari Santa Cruz Animal Health:
http://www.scahealth.com/ultracruz-poultry-probiotic-plus-
supplement.html#product_tabs_ing32
Anonim2 .2015. Sigma Aldrich. Dipetik Oktober 11, 2015, dari Sigma-Aldrich:
http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sial/70122?
lang=en&region=ID&gclid=CKfdzquQusgCFUkljgodtbkFvg
Atmojo, a.t., 2016. Media Mueller hinton agar. Diperoleh 9 January 2020 pada
http://medlab.id/media-mueller-hinton-agar.html
BDA Advisory Service. Infection control in dentistry, Advice sheet A12. London: British Dental
Association, 2003;7-9.
Dorland's Illustrated Medicial Dictionary 26th ed. Philadelphia. W.B.Saunders Company. 1981;
301,350.
Dowsing P, Benson PE. Molar band re-use and decontamination : a survey of specialists. J
Orthod. 2006; 33: 30-37.
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar mikrobiologi. Jkarta Pusat. Djambatan. 1978; 1-4
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Hadi , U. 2009 , Resistensi Antibiotik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Edisi V, Jilid III , Interna
Publishing, Jakarta.
Harti, A.S., 2014. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi offset. Halaman 72.
Himedia. 2015. Technical Data Potato Dextrose Agar.
http://www.himedialebs.com/TD/M096.pdf (diakses tanggal 2 Oktober 2021)
Hoesin S, Herda E, Damiyanti M, Odang R, Susanti L, Yuniastuti M. Pedoman pendidikan
dokter gigi FKG UI. Jakarta. UPKG FKG-UI. 2007; 79-87.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid I. Bandung : CV. Yrama
Widya. Halaman 75,85-87
Kuramitsu HK, He X, Lux R, Anderson MH, Shi W. Interspecies interaction within oral
microbia communities. Am Soc Microbiol.2007; 71: 653-670.
McCarthy GM, Mamandras AH, MacDonald JK. Infection control in the orthodontic office in
Canada. Am J Orthod Dentofac Orthop. 1997;112:275-281.
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung: Refika
Aditama. Halaman 10.
Pelczar, J.M. dan E.C.S. Chan. 2013.Dasar - dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: Universitas
Indonesia
Rakhmawati, A. 2012. Penyiapan Media Organisme. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Halaman 2.
Rossita, A.S., Kukuh, M., dan Sawitri, K. 2015. Komparasi Media NA Pabrikan dengan NA
Modifikasi untuk Media Pertumbuhan Bakteri Comparison of Medium NA
Manufacturer With NA Modifications to the Medium of the Bacteri. Jember : FKIP
Universitas Muhammadiyah Jember. Halaman 193.

Anda mungkin juga menyukai