BAB I
PENDAHULUAN
Kandida adalah anggota flora normal pada tubuh manusia. Kandida ditemukan
uretra, kulit, dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki tanpa menimbulkan
sekunder yang disebabkan oleh jamur genus Kandida terutama Candida albicans
(C. albicans).
manusia yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit, kuku, mukosa, saluran
pencernaan dan dapat pula menyebar secara sistemik (James, et al, 2006; Kundu,
Asbee, 2010).
Angka insiden infeksi jamur pada pria sama dengan wanita. Penyakit ini
dapat mengenai semua usia, namun kejadian meningkat pada bayi dan orang tua.
Dari data yang diperoleh, infeksi jamur diperkirakan mengenai sekitar 20-25%
populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi yang paling sering pada
antara tahun 2009 sampai 2011 tercatat 4,1% - 26,4% kasus infeksi jamur di
2
(Adiguna, 2013).
yang cenderung lama dan didukung oleh iklim yang sesuai. Indonesia adalah
negara beriklim tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi menyediakan suasana
yang baik untuk pertumbuhan jamur sehingga diperkirakan insidens penyakit ini
cukup tinggi di masyarakat. Selain itu dengan kondisi sosio-ekonomi yang rendah
Peningkatan usia harapan hidup pada masa kini dan penggunaan obat-
spektrum luas, kontrasepsi oral, pasien diabetes melitus dan HIV akan
kultur dengan tujuan untuk menumbuhkan koloni jamur yang dapat memberikan
gambaran makroskopis dan mikroskopis yang spesifik dari tiap spesies jamur
kandida. Walaupun saat ini media Saboraud’s Dextrose Agar (SDA) merupakan
media kultur standar dalam penegakkan diagnosis pasti infeksi jamur termasuk
kandida, terdapat beragam media kultur jamur kandida lainnya yang memiliki
3
kelebihan tertentu seperti lebih sederhana, lebih murah, lebih cepat dan dapat
yang khas, diperlukan juga pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk
menemukan adanya elemen jamur sebagai bukti adanya infeksi jamur. Tetapi,
pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu yang bervariasi. Selain itu
diagnosis pasti bila terdapat kecurigaan adanya infeksi kandida secara klinis
pada saat ini terdapat beragam media pertumbuhan jamur kandida yang telah
tersedia, terdapat beberapa media biakan yang terkenal dan digunakan secara lebih
luas yaitu Saboraud’s Dextrose Agar, Corneal Agar dengan Tween 80, tes
paling sering digunakan dan menjadi dasar bagi kebanyakan deskripsi morfologi
jamur terutama dermatofita dan jamur lainnya sehingga SDA juga disebut sebagai
tertentu dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan saprofit pada
SDA menjadikan media ini sebagai media yang sangat selektif untuk
campuran bakteria dan jamur seperti pada spesimen yang berbentuk pus/nanah
hasil yang bervariasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Groll dkk.
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suarez dkk. berkisar antara 25-80%
(Suarez, 1991).
Saat ini selain terdapat media SDA, Corneal Agar dengan Tween 80, tes
rekasi enzim spesifik spesies dengan substrak chromogenic mix (Odds, Bernaerts,
1994). Media ini merupakan media pertumbuhan jamur yang lebih sederhana
koloni Kandida dapat dilihat dengan adanya perubahan warna media sehingga
koloni secara mikroskopis dengan menggunakan media ini. Selain itu, media ini
dapat menunjukkan hasil pertumbuhan koloni yang lebih cepat bila dibandingkan
dengan media SDA. Keuntungan lain dari media ini adalah dapat menghambat
CHROMagar Candida untuk koloni warna hijau (C. albicans) sebesar 99%, untuk
koloni warna biru (C. tropicalis) sebesar 98%, dan untuk koloni warna pink (C.
antara lain waktu identifikasi spesies kandida dan uji kepekaan yang lebih pendek
alat identifikasi dan uji kepekaan pada kandida ini telah disetujui oleh FDA pada
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar Bali
sampai saat ini belum memiliki data awal tentang spesies candida penyebab
Divisi Mikologi dan Infeksi Menular Seksual Unit Rawat Jalan Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin serta Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar
Bali?
VITEK 2.
7
VITEK 2.
lebih sederhana, mudah, dapat dilakukan tanpa keahlian khusus dan memberikan
hasil yang lebih cepat, terutama dapat dilakukan pada sarana kesehatan yang tidak