Abstrak: Candida albicans memerlukan sumber nutrisi terutama karbohidrat yang cukup untuk
pertumbuhannya. Media semi sintesis merupakan media yang paling umum untuk menumbuhkan Candida
albicans. Media semi sintesistersusun atas bahan alami dan bahan sintesis.Melimpahnya sumber hayati di alam
dengan kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dari bahan alami pada media semi sintesis mendorong untuk
menemukan bahan media alternatif dari sumber karbohidrat yang berbeda terutama biji-bijian salah satunya
adalah biji kluwih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tepung biji kluwih (Artocarpus
communis) sebagai bahan media alternatif untuk pertumbuhan jamur Candida albicans penyebab kandidiasis.
Penelitian ini bersifat true eksperimentdengan menggunakan 6 replikasi dan 4 perlakuan yaitu media PDA
sebagai kontrol, media tepung biji kluwih dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Hasil data pertumbuhan
Candida albicans kemudian dilakukan uji statistik menggunakanOne Way Anova dengan tingkat kepercayaan
95% atau α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwalaboratoriumrerata jumlah pertumbuhan Candida
albicans pada media PDA sebanyak 13,7 koloni, pada media alternatif tepung biji kluwih dengan konsentrasi
10% rerata 13,5 koloni,pada konsentrasi 20% rerata 16,3 koloni dan pada konsentrasi 30% rerata 24 koloni.
Kesimpulan bahwa tepung biji kluwih dapat digunakan sebagai bahan media alami alternatif pertumbuhan jamur
Candida albicans.
Abstract: a candida albicans requires a source of nutrients especially carbohydrates that are sufficient for its
growth. Semi-synthesis media is the most common medium for growing Candida albicans. Semi-synthesized
media composes of natural and synthesis materials. An abundance of biological sources in nature with higher
carbohydrate content than natural ingredients on semi-synthesized media encourage to find the materials of
alternative media from different carbohydrate sources, particularly grains, one of them is breadnut seed. This
study aimed to find out a potential of Artocarpus communis as an alternative media for the growth of Candida
albicans causes of candidiasis. This study was true experiment, used 6 replications and 4 treatments with PDA
as control media, the media of Artocarpus communis with concentration of 10%, 20%, and 30%. The data of
Candida albicans growth was tested statistically used One Way Anova with 95% confidence level or α = 0.05.
The result indicated that a number of Candida albicans growth on PDA media was 13.7 colonies, on alternative
media of Artocarpus communis with the concentration of 10% was an average of 13.5 colonies, the
concentration of 20% was an average of 16.3 colonies and the concentration of 30% was an average of 24
colonies. The conclusion: the Artocarpus communis can be employed as an alternative natural media of Candida
albicans growth.
___________________________________________________________________________
Yunan Jiwintarum, Urip, Anas Fadli Wijaya, dan Maruni Wiwin Diarti : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu
Rangkasari Dasan Cermen Sandubaya Mataram
158
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan Jamur
159
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
belum dimanfaatkan secara optimal yaitu bagian biji T3 = Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus
(Murdopo, 2014). Padahal jika dilihat dari communis) dengan konsentrasi 30% dalam
kandungan kimianya biji kluwih memiliki komposisi media alternatif
keseimbangan nutrisi yang meliputi karbohidrat, Besar unit eksperimen dalam penelitian ini adalah =
lemak dan protein yang jauh lebih tinggi dari pada 24 unit percobaan.
bahan alami kentang yang terdapat pada media semi Teknik Pengambilan Sampel : Teknik pengambilan
sintetik. Biji kluwih mengandung karbohidrat 52,7 sampel dilakukan dengan cara Simple Random
gr, lemak 5,9 gr, protein 9,8 gr (Pitojo, 2005). Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak
Sedangkan kentang hanya memiliki kandungan bahwa setiap anggota atau unit dari populasi
karbohidrat 19,10 gr, lemak 0,10 gr, dan protein 2,0 mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
gr. (Direktorat Gizi, Depkes, 2009). Melihat sebagai sampel.
kandungan nutrisi biji kluwih yang jauh lebih tinggi Variabel Penelitian : Variabel bebas (Independent
dibandingkan dengan bahan alami kentang yang variable) : Media alternatif tepung biji kluwih
terdapat pada media semi sintetik maka (Artocarpus communis) dengan konsentrasi
dimungkinkan biji tersebut dijadikan sebagai media komposisi yang berbeda-beda dan Variabel terikat
alternatif untuk menumbuhkan jamur Candida (Dependent variable) : Hasil pertumbuhan koloni
albicans. jamur Candida albians.
Definisi Operasional :
METODE PENELITIAN
1. Tepung biji kluwih (Artocarpus communis)
Penelitian ini bersifat true eksperiment yaitu adalah biji kluwih segar yang sudah matang di
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui suatu pohon kemudian dibersihkan kulit luarnya, lalu
gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari dipotong kecil-kecil, dikeringkan di bawah sinar
adanya perlakuan (Notoatmodjo, 2012). Rancangan matahari sampai kering dan ditumbuk sampai
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak halus selanjutnya di ayak hingga didapatkan
Lengkap , dengan menggunakan 4 perlakuan yaitu : serbuk halus dan kering.
T0 = Media PDA sebagai kontrol positif 2. Media alternatif adalah media yang sengaja
pertumbuhan dibuat sebagai alternatif dari media yang sudah
T1 = Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus ada, misalnya dengan cara mengganti salah satu
communis) dengan konsentrasi 10% dalam komposisi dari media yang sudah ada dengan
komposisi media alternatif bahan lain yang mudah didapat.
T2 = Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus 3. Media alternatif tepung biji kluwih (Artocarpus
communis) dengan konsentrasi 20% dalam communis) adalah media yang dibuat dari tepung
komposisi media alternatif biji kluwih yang dilarutkan dalam aquadest dan
ditambahkan agar. Prinsip yang digunakan pada
160
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan
media alternatif ini adalah dengan mengganti Spatula, Erlenmeyer, Beaker glass, Petri dish,
bahan sari kentang pada media PDA dengan Hotplate Magnetic stirrer, Drigalski Autoklaf,
tepung biji kluwih (Artocarpus communis). Inkubator, Spiritus, Korek api, Ose Kertas Koran
4. Pertumbuhan jamur adalah pertambahan jumlah Kapas, Karet, Laminar Air Flow, Alkohol 70%,
jamur yang dibaca sebagai koloni pada media Tepung biji kluwih (Artocarpus communis),
pertumbuhan. Aquadest, NaCl 0,85% H2S04 1%, BaCl2 1%,
5. Isolat Candida albicans adalah biakan murni dari Ciprofloxacin, Dextrose, Agar, Media PDA, Isolat
jamur Candida albicans yang ditumbuhkan pada jamur Candida albicans.
media tertentu. Cara Pengumpulan Data :
6. Suspensi Candida albicans adalah satu koloni 1. Tahap Persiapan
Candida albicans yang diambil dari isolat murni a. Sterilisasi Alat
kemudian dilarutkan dalam aquadest steril Alat-alat yang akan digunakan dalam
dengan pengenceran tertentu. penelitian harus disterilisasi agar alat-alat
Jenis dan Skala Data tersebut terbebas dari mikroorganisme yang
1. Data dari variabel independet yaitu media dapat menghambat penelitian. Berikut cara
alternatif tepung biji kluwih (Artocarpus sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan
communis) dalam kategori perlakuan : digunakan dalam penelitian (Dwidjoseputro,
a. Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus 2005) :
communis) dengan konsentrasi 10% dalam 1) Tabung reaksi, erlenmeyer, dan gelas ukur
komposisi media alternatif a) Disemprotkan alkohol 70% ke
b. Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus permukaan dalam dan luar alat,
communis) dengan konsentrasi 20% dalam kemudian dikeringkan menggunakan
komposisi media alternatif tisu.
c. Penambahan tepung biji kluwih (Artocarpus b) Disumbat leher erlenmeyer dan lubang
communis) dengan konsentrasi 30% dalam tabung reaksi serta gelas ukur
komposisi media alternatif menggunakan kapas sedemikian rupa
Maka skala data yang digunakan adalah sehingga kapas tidak mudah lepas dari
interval tabung reaksi yang disterilkan.
2. Data dari variabel dependent berupa hasil c) Dimasukkan ke dalam plastik tebal dan
pertumbuhan koloni jamur Candida albicans, diikat dengan karet untuk menghindari
maka skala datanya adalah berupa rasio. meresapnya air dari autoklaf ke dalam
alat yang disterilkan.
Instrumentasi dan Bahan penelitian : Pisau,
d) Dilakukan pengecekan air pada
Tumbukan, Sulung, Ayakan, Panci Kertas kasa,
autoklaf dan memasukksan alat-alat ke
Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Neraca analitik,
161
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
162
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan
a. Ditutup erlenmeyer yang sudah berisi media b. Disuspensikan ke dalam NaCl 0,85% steril (5
menggunakan kapas yang dibentuk ml), kemudian dibandingkan dengan standar
sedemikian rupa. kekeruhan 1 Mc Farland apabila terlalu keruh
b. Dilakukan pengecekan air pada autoklaf dan tambahkan dengan NaCl 0,85% sampai
memasukkan erlenmeyer ke dalam autoklaf. tingkat kekeruhan sama
Eratkan penutup autoklaf, diatur suhunya c. Dengan pipet steril dipipet suspensi jamur 1 x
0
121 C tekanan 1 atm selama ± 15 menit. 107 sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke
c. Ditunggu sampai tekanan pada autoklaf dalam tabung yang berisi 9 ml NaCl 0,85%
menjadi 0 atm dan dikeluarkan media dari steril (pengenceran 10x), sehingga didapatkan
autoklaf. Tunggu hingga hangat kuku kepadatan jamur 1 x 106
kemudian tambahkan 0,1 gr Ciprofloxacin, d. Dengan pipet steril dipipet suspensi jamur 1 x
homogenkan. Kemudian dituangkan pada 106 sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke
petri dish steril di dalam Laminar Air Flow dalam tabung yang berisi 9 ml NaCl 0,85%
dan diamkan selama ± 20 menit sampai steril (pengenceran 10x), sehingga didapatkan
memadat. kepadatan jamur 1 x 105
d. Media bisa langsung digunakan atau disimpan e. Dilakukan pengenceran sampai didapatkan
dalam pendingin untuk digunakan pada lain kepadatan jamur 103
waktu. 7. Penanaman kepadatan jamur Candida albicans
e. Dilakukan hal yang sama pada perlakuan 103 Mc Farland pada media PDA dan media
media yang lain. alternatif tepung biji kluwih
5. Pembuatan standar kekeruhan 1 unit Mc Farland a. Ditanam suspensi Candida albicans pada
(Soemarno, 2000) media alternatif biji kluwih dan media PDA
a. Disiapkan 1 tabung reaksi steril dengan metode tebaran (Spread Plate
b. Dipipet larutan BaCl2 1% sebanyak 0,1 ml ke Methods) sebanyak 0,1 ml diratakan
dalam tabung menggunakan drigalski..
c. Ditambahkan larutan H2S04 1% sebanyak 9,9 b. Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370 C
ml, homogenkan dalam inkubator.
6. Pembuatan suspensi Candida albicans 1 unit Mc 8. Perhitungan Koloni Candida albicans
7
Farland (Kepadatan jamur 1 x 10 CFU/ml) a. Diambil biakan agar plate dari inkubator.
(Ingroff, 2007) (Santoso, 2014) b. Dihitung koloni Candida albicans.
a. Diambil koloni Candida albicans dengan c. Dimasukkan data jumlah total koloni pada
menggunakan ose tumpul yang telah tabel pengamatan.
dipijarkan terlebih dahulu Analisis Data untuk mengetahui adanya pengaruh
perlakuan terhadap masing-masing variabel
163
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
dilakukan uji One Way Annova. Uji ini dilakukan HASIL PENELITIAN
untuk menentukan apakah data yang diperoleh
Hasil penelitian pertumbuhan jamur
berdistribusi normal dan homogenitas sampel pada
Candida albicans pada media tepung biji kluwih
tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dengan
dengan metode spread plate test pada setiap
bantuan komputer program SPSS.
perlakuan didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel
1.
164
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan Jamur
Gambar 2. Koloni C. Albicans Pada Media PDA Gambar 5. Koloni C. Albicans Pada Media
Kluwih 30%
165
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
166
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan
bahan alami kentang yang terdapat pada media semi merupakan substrat utama untuk metabolisme karbon
sintetik. Melihat kandungan nutrisi biji kluwih yang pada jamur (Gandjar, 2006). Pada media PDA
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bahan alami sumber karbohidrat utamanya adalah kentang,
kentang yang terdapat pada media semi sintetik maka kentang dalam 100 gr memiliki kandungan
dimungkinkan biji tersebut dijadikan sebagai media karbohidrat sebanyak 19,10 gr (Direktorat Gizi,
alternatif untuk pertumbuhkan jamur Candida Depkes, 2009) sedangkan pada media alternatif
albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber karbohidratnya berasal dari tepung biji
potensi tepung biji kluwih sebagai bahan media kluwih, dalam 100 gr biji kluwih terkandung
alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans. karbohidrat sebanyak 52,7 gr (Direktorat Gizi,
Kontrol pertumbuhan yang digunakan dalam Depkes, 2009). Pembuatan rentang konsentrasi
penelitian ini adalah media PDA sedangkan media media alternatif tepung biji kluwih didasarkan pada
alternatif dari tepung biji kluwih dibuat perlakuan penelitian terdahulu, kandungan karbohidrat dan
menjadi 3 konsentrasi yaitu 10%, 20%, dan 30%. jumlah komposisi kentang dalam media PDA.
Dari penelitian yang dilakukan pada kelompok Komposisi kentang dalam media PDA adalah 200 gr
kontrol dan masing-masing perlakuan sebanyak 6 dalam 1 liter aquadest (Safitri dan Novel, 2010).
kali replikasi didapatkan hasil pertumbuhan populasi Konsentrasi media alternatif 10% (100 gr/ 1 lt
koloni Candida albicans setelah inkubasi 2 x 24 jam aquadest) didasarkan pada kandungan karbohidrat
dengan rerata pada kelompok kontrol sebanyak 13,7 yang disetarakan dengan kandungan karbohidrat
koloni, sedangkan rerata hasil pertumbuhan pada pada kentang, sehingga hasil pertumbuhan populasi
konsentrasi 10% sebanyak 13,5 koloni, rerata hasil koloni Candida albicans pada konsentrasi 10%
pertumbuhan pada konsentrasi 20% sebanyak 16,3 hampir menyamai populasi koloni pada media PDA
koloni dan rerata hasil pertumbuhan pada konsentrasi yaitu 13,5 dan 13,7 koloni pada media PDA. Untuk
30% sebanyak 24 koloni. Hal ini menegaskan bahwa konsentrasi 20% (200 gr/ 1 lt aquadest) didasarkan
tepung biji kluwih dapat dijadikan sebagai media pada jumlah komposisi bahan kentang yang
alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans. Dari dipergunakan pada media PDA, sehingga hasil
masing-masing perlakuan terdapat perbedaan jumlah pertumbuhan populasi koloni Candida albicans pada
populasi koloni Candida albicans. Media alternatif konsentrasi 20% lebih banyak dibandingkan populasi
tepung biji kluwih dengan konsentrasi 30% memiliki koloni pada media PDA yaitu 16,3 koloni dan 13,7
pertumbuhan Candida albicans terbanyak, kemudian koloni pada media PDA. Hal ini sangat berkaitan
disusul dengan konsentrasi 20%, kontrol (media dengan jumlah karbohidrat yang lebih banyak pada
PDA), dan terakhir konsentrasi 10%. Hal ini sangat media alternatif. Dan untuk konsentrasi 30% (300 gr/
berkaitan dengan jumlah nutrisi yang terkandung 1 lt aquadest) didasarkan pada penelitian-penelitian
dalam masing-masing perlakuan terutama kadar terdahulu dalam pembuatan media alternatif dengan
karbohidrat, karena karbohidrat dan derivatnya sumber karbohidrat berbeda. Jumlah kandungan
167
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
karbohidrat pada konsentrasi ini hampir 3 kali lipat 100 kali, morfologi yang terlihat memiliki bentuk
jumlah karbohidrat pada media PDA, sehingga hasil oval atau bulat lonjong. Hasil tersebut yang didapat
pertumbuhan populasi koloni Candida albicans pada sesuai dengan teori pada Jawet (2013) yang
konsentrasi 30% sangat signifikan lebih banyak menyatakan bahwa spesies Candida albicans tumbuh
dibandingkan populasi koloni pada media PDA yaitu dengan morfologi oval dan pada media agar yang
24 koloni dan 13,7 koloni pada media PDA. Pada diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C atau suhu
pengamatan morfologi, kecepatan pertumbuhan dan kamar, spesies Candida albicans menghasilkan
jumlah pertumbuhan koloni Candida albicans setelah koloni yang halus, berwarna putih kekuningan
inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam terdapat (krem) dengan bau khas ragi (Jawetz, 2013).
perbedaan pada media PDA dan media alternatif Berdasarkan jumlah populasi koloni yang tumbuh,
tepung biji kluwih. Pada inkubasi 1 x 24 jam, koloni media yang terbaik adalah media alternatif tepung
pada media PDA berbentuk bulat, sedikit cembung, biji kluwih dengan konsentrasi 30%. Akan tetapi jika
permukaan halus, berwarna putih kekuningan, berdasarkan kecepatan pertumbuhan dan ukuran
dengan ukuran diameter 0,1 mm. Sedangkan pada koloni, media yang terbaik adalah media PDA. Hal
media alternatif tepung biji kluwih untuk semua ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
perlakuan konsentrasi koloni yang tumbuh sama dilakukan oleh Aini (2015) mengenai media
dengan koloni pada media PDA hanya saja dengan alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans
ukuran diameter yang lebih kecil yakni 0,05 mm. dengan bahan umbi ganyong, umbi gembili dan umbi
Pada pengamatan 2 x 24 jam, pada media PDA garut menghasilkan jumlah koloni yang lebih banyak
jumlah koloni cenderung tidak mengalami dibandingkan dengan media PDA akan tetapi
pertambahan, hanya mengalami pertambahan ukuran memiliki koloni dengan ukuran diameter yang lebih
diameter sebelumnya dari 0,1 mm menjadi 0,4 mm kecil dibandingkan media PDA (Aini, 2015). Hal ini
dan disertai dengan adanya aroma khas aroma ragi. dikarenakan media PDA merupakan salah satu media
Sedangkan pada media alternatif tepung biji kluwih kultur yang paling umum digunakan karena
jumlah koloni cenderung bertambah dan disertai formulasinya yang sederhana dan merupakan media
pertambahan ukuran diameter yang sebelumnya 0,05 terbaik karena kemampuannya dalam mendukung
mm menjadi 0,2 mm dan disertai dengan adanya pertumbuhan berbagai jenis jamur (Saha, 2008),
aroma khas ragi. Setelah inkubasi 2 x 24 jam sedangkan media alternatif memiliki nutrisi yang
dilakukan uji mikroskopis pada koloni yang tumbuh lebih kompleks sehingga pertumbuhan jamur belum
pada media PDA dan media alternatif tepung biji seoptimal media PDA. Kandungan kompleks dalam
kluwih untuk lebih memastikan koloni yang tumbuh media menyebabkan jamur uji membutuhkan waktu
adalah Candida albicans. Setelah dibuat sediaan dan yang lebih lama untuk menguraikan menjadi
dilakukan pewarnaan gram, sediaan diperiksa di komponen-komponen sederhana yang dapat diserap
bawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif oleh sel yang digunakan untuk sintesis sel dan energi
168
Yunan Jiwintarum, Media Alami Untuk Pertumbuhan
169
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 2, AGUSTUS 2017
Pertanian Universitas Gadjah Mada, Laily, R. 2010. Olahan Dari Kentang. Kanisius.
Yogyakarta. Yogyakarta.
Atlas, R.M. 2004. Handbook of Microbiological Murdopo. 2014. Kadar Serat Pangan Dan Sifat
Media Fourth Edition Volume 1. RCR Organoleptik Cookies Dengan Penambahan
Press. United States of America. Tepung Biji Kluwih (Antocarpus communis)
dan Angkak Sebagai Pewarna Alami.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Indonesia.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
2009. Kandungan Nutrisi Biji Kluwih.
Pendidikan Universitas Muhammadiyah,
Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Surakarta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Indonesia.
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
2009. Kandungan Nutrisi Biji Nangka.
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Pitojo, S. 2005. Budi Daya Keluwih. Kanisius.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Yogyakarta.
Djambatan. Yogjakarta.
Price, S.A. dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi
Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi Dasar dan
Konsep Klinis Proses Penyakit. EGC.
Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Jakarta
Getas, W. Wiadnya, B.R. dan Waguriani, A. 2013.
Rahmawati, R. 2016. Pertumbuhan Jamur A. Niger
Pengaruh Penambahan Glukosa Dan Waktu
Pada Media Biji Kluwih Dan Biji Nangka
Inkubasi Pada Media SDA (Sabaroud
Sebagai Substitusi Media Pda. Skripsi
Dextrose Agar) Terhadap Pertumbuhan
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Jamur Candida Albicans. Media Bina
Ilmiah. Safitri, R. dan Novel, S.S. 2010. Medium Analisis
Mikroorganisme. Trans Info Media. Jakarta.
Hidayat, N. Padaga, M.C. dan Suhartini, S. 2006.
Mikrobiologi Industri. ANDI. Yogjakarta. Saha, A., Mandal, P., Dasgupta, S., Saha, D. 2008.
Influence of Culture Media and
Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2010. Medical
Environmental Factors on Mycelia Growth
Micobiology Ed. 25. McGraw-Hill. USA.
and Sporulation of Lasiopdiplodia
Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2013. Medical theobromae (Pat.) Griffon and Maubl.
Micobiology Ed. 26. McGraw-Hill. USA. Journal of Enviromental Biology.
Kelley, W.D. 1977. Interactions of Phytophthora Sutarma. 2000. Kultur Media Bakteri. Temu Teknis
cinnamomi and Trichoderma spp. in relation Fungsional non Peneliti.
to propagule production in soil cultures at
26 degrees C1. Can J Microbiology.
170