OLEH
AMSAL WAHYU MARALUS SIMANJUNTAK
160205175
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah tepung kulit dan buah pisang kepok (Musa paradisica L.) dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
dan Candida albicans?
3. Berapa konsentrasi tepung kulit dan buah pisang kepok yang baik untuk
pertumbuhan Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans?
4. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi tepung kulit dan buah pisang kepok
terhadap jumlah koloni Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida
albicans. Serta dibandingkan dengan media pembanding yaitu Nutrient Agar dan
Potato Dextrose Agar.
1.3 Hipotesa
1. Tepung kulit dan buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan
Candida albicans.
2. Media tepung kulit dan buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) diharapkan dapat
memberikan hasil pertumbuhan yang baik pada mikroba.
3. Konsentrasi yang baik pada media tepung kulit dan buah pisang kepok (Musa
paradisiaca L.) untuk pertumbuhan mikroba adalah konsentrasi tertinggi.
4. Variasi konsentrasi media tepung kulit dan buah pisang kepok (Musa paradisiaca
L.) memberikan dampak perbedaan pertumbuhan jumlah koloni mikroba pada
setiap konsentrasi media, serta diharapkan memberikan hasil pertumbuhaan yang
baik sebanding dengan media Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar.
1.4 Kerangka Berpikir
Tanaman pisang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, banyak di tanam
sebagai tanaman buah-buahan di pekarangan rumah dan di tempat-tempat lainnya
sampai setinggi kurang lebih 800 meter dari permukaan laut. Tumbuhan ini berbatang
basah, tinggi sampai 6 meter, daunnya lebar berbentuk sudip dan tepinya tak bertulang.
Buahnya deret berganda, dilindungi oleh selubung bunga yang berwarna lembayung.
Panjang tandan buah 30-60 cm, merunduk dan tidak berbulu halus. Jantung berbentuk
bulat telur, agak lebar dengan kelopak berwarna ungu sebelah luar dan merah sebelah
dalam. Sisir buah berjumlah 5-9 sisir, tiap sisir berjumlah 10-14 buah, dan daging buah
berwarna kekuningan, rasanya manis, lunak dan tekstur agak lembek (Nurmin, Sri
Mulyani Sabang dan Irwan Said, 2018).
2.1.3 Kandungan Dan Manfaat Buah Pisang Kepok
Buah pisang merupakan salah satu komoditas holtikultular yang produksinya
tinggi dan mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas eksport. Pisang kepok
memiliki buah yang sedikit pipih dan kulit yang tebal, jika sudah matang warna kulit
buahnya akan menjadi warna kuning. Pisang kepok memiliki banyak jenis, namun
yang lebih dikenal adalah pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Warna buahnya
sesuai dengan nama jenis pisangnya, yaitu putih dan kuning. Pisang kepok kuning
memiliki rasa yang lebih enak, sehingga lebih disukai masyarakat. Pisang kepok
banyak diolah oleh sebagian masyrakat untuk dijadikan berbagai macam olahan
makanan seperti keripik, gorengan dan sebagainya. Kandungan gizi dalam pisang
kepok yaitu protein, karbohidrat, serat dan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
besi, natrium dan kalsium. Selain itu juga pisang kepok mengandung vitamin A,
vitamin B, dan vitamin C (Nurmin, Sri Mulyani Sabang dan Irwan Said, 2018).
2.1.4 Kandungan dan Manfaat Kulit Pisang Kepok
Pisang kepok merupakan pisang berbentuk agak gepeng, bersegi dan kulit buahnya
sangat tebal dengan warna kuning kehijauan dan kadang bernoda coklat. Kulit pisang
kepok dari pengolahan biasanya terbuang begitu saja. Jumlah kulit pisang dari buah
pisang kira-kira sepertiga dari berat keseluruhan. Kandungan gizi kulit pisang cukup
lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin B, vitamin C dan air. Kandungan
gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energy bagi manusia. Sehingga tidak
sedikit orang memanfaatkan kandugan gizi yang terdapat pada kulit pisang dan
meningkatkan nilai ekonomisnya salah satunya sebagai media petumbuhan bakteri.
(Julfa, Noviar Harun dan Rahmayuni, 2016).
2.2 Bakteri Uji
2.2.1 Staphylococcus Aureus
Menurut Ferianto (2012) klasifikasi Staphylococcus aureus sebagai berikut:
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri pathogen penting yang
berkaitan dengan virulensi toksin, invasive, dan ketahanan terhadap antibiotic. Bakteri
S. aureus dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis infeksi mulai dari infeksi kulit
ringan, keracunan makanan sampai dengan infeksi sistemik. Infeksi yang terjadi
misalnya keracunan makanan karena Staphylococcus, salah satu jenis factor virulensi
yaitu, Staphylococcus enterotoxin (Ses). Gejala keracunan makanan akibat
Staphylococcus adalah kram perut, muntah-muntah yang kadang diikuti oleh diare ( Eli
John Karimela, Frans G. Ijong dan Henny Adeleida Dien, 2017).
2.2.2 Escherichia coli
Taksonomi Escherichia coli
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubakteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Escherichia coli ditemukan pada tahun 1885 oleh theodor Escherich dan diberi
nama sesuai dengan nama penemunya E. coli merupakan bakteri berbentuk batang
dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diameter 0,5 minrimeter. Volume sel E. coli
berkisar 0,6-0,7 m. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40°C dengan suhu
optimumnya pada 37°C dan tergolong bakteri gram negative (Lies Indah Sutiknowati,
2016).
2.3 Jamur Uji
2.3.1 Candida albicans
Superkingdom : Eukaryot
Kingdom : Fungi
Subkingdom : Dikarya
Filum : Ascomycota
Subfilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Debaryomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
Jamur Candida albicans telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke 18 yang
menyebabkan penyakit yang dihubungkan dengan hygiene yang buruk. Nama Kandida
diperkenalkan pada Third Internasional Microbiology Congress di New York pada tahun
1938, dan dibakukan pada Eight Botanical Congress di Paris pada tahun 1954. Candida
albicans penyebab kandidiasis terdapat di seluruh dunia dengan sedikit perbedaan variasi
penyakit pada setiap area. Kandidiasis interdigitalis lebih sering terdapat di daerah tropis
sedangkan kandidiasis kuku pada iklim dingin. Penyakit ini dapat mengenai semua umur
terutama bayi dan orang tua. Infeksi yang disebabkan Kandida dapat berupa akut, sub akut
atau kronis pada seluruh tubuh manusisa. Candida albicans adalah monomorphic yeast dan
yeast like organism yang tumbuh baik pada suhu 25-30°C dan 35-37°C (Vivi Keumala
Mutiawati, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan: Formula; 1,2,3,4,5 = konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/v
3.4.4.5 Media Kulit Pisang Kepok untuk Pertumbuhan Bakteri
Komposisi media dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Table 1.2
Tabel 1.2 Formula media tepung kulit pisang kepok untuk pertumbuhan bakteri
Formula Tepung kulit Peptone (g) NaCl (g) Agar (g) Air suling
(g) (mL)
Keterangan: F = Formula; 1,2,3,4,5 = konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/v
3.4.4.6 Media Buah Pisang Kepok untuk Pertumbuhan Jamur
Komposisi media dari buah pisang kepok dapat dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3 Formula media tepung buah pisang kepok untuk pertumbuhan jamur
Formula Tepung Buah Dextrose (g) Agar (g) Air Suling (mL)
(g)
F1 2 2 2 100
F2 4 2 2 100
F3 6 2 2 100
F4 8 2 2 100
F5 10 2 2 100
Keterangan: F = Formula; 1,2,3,4,5 = konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/v
3.4.4.7 Media Kulit Pisang Kepok untuk Pertumbuhan Jamur
Komposisi media dari kulit pisang kepok dapat dilihat pada Table 1.4
Tabel 1.4 Formula media tepung kulit pisang kepok untuk pertumbuhan jamur
Formula Tepung Kulit (g) Dextrose (g) Agar (G) Air Suling (mL)
F1 2 2 2 100
F2 4 2 2 100
F3 6 2 2 100
F4 8 2 2 100
F5 10 2 2 100
Keterangan; F= Formula; 1,2,3,4,5 = Konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/v
3.4.4.8 Pemeriksaan pH Pada Media
Masing-masing media pada tepung kulit dan buah pisang kepok ditetesi diatas
indicator pH, selanjutnya diamati perubahan warna (Pasaribu, 2019).
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Tepung Kulit dan Buah Pisang Kepok
1. Pemeriksaan Makroskopik
2. Pemeriksaan Mikroskopik
3. Uji Kadar
4. Uji Kadar Abu
5. Uji Kelarutan
6. Uji Karbohidrat
7. Uji Protein