Anda di halaman 1dari 35

Filum Uniramia

PS. BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS MATARAM

Berasal dari kata Unus = satu dan ramo =


cabang.
Hewan ini mempunyai habitat yang luas,
meliputi daratan, air tawar dan beberapa
yang dapat menetap di air laut.
Terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu
subfilum Myriapoda dan Subfilum
Hexapoda.

SUBFILUM MYRIAPODA
o

Tubuh panjang dan langsing, ruas-ruas badan dapat


dikatakan serupa, tiap ruas terdapat sepasang kaki
jalan kecuali pada ruas paling ujung.
hidup di darat, tetapi beberapa spesies dalam tiap kelas
hidup di laut pada daerah pasang surut.

terdiri dari 4 kelas:


a. Chilopoda (Kelabang),
b. Shymphyla (seperti Kelabang kecil, panjang
tubuh kurang dari 88 mm),
c. Diplopoda (Luwing),
d. Pauropoda (seperti Kelabang kecil dan pendek,
panjang tubuh kurang dari 2 mm).

SUBFILUM HEXAPODA
Tubuh terbagi menjadi kepala, thorax, dan
abdomen dengan jelas.
Ruas thorax selalu tiga buah, masingmasing mempunyai kaki jalan.
Semua Hexapoda mempunyai dua
pasang maksila dan kebanyakan
mempunyai Ocellus maupun mata
majemuk.

Subfilum Hexapoda dibagi menjadi dua:


1. Aptrygota (merupakan kelompok
serangga tidak bersayap),
2. Pterygota (merupakan kelompok
serangga yang bersayap atau secara
sekunder tidak bersayap).

1. Apterygota
Terdiri atas lima kelas:
1. Diplurata,
2. Oligoentomata,
3. Myrientomata,
4. Zygoentomata dan
5. Archeognathata.

Apterygota
a. Tidak bersayap
b. Kebanyakan berukuran < 5
mm,
c. Dari telur menetas sampai
dewasa mempunyai bentuk
serupa, artinya tidak
mengalami metamorfosa atau
sedikit sekali.
d. Terdapat sekitar 3.100 spesies,
umumnya merupakan
scavenger, namun beberapa
jenis juga memakan serangga
kecil.
Podura aquatica

Pterygota

Mempunyai tiga pasang kaki jalan, dua pasang


sayap pada thorax, serta sepasang antena dan
sepasang mata majemuk di kepala, merupakan
satu-satunya kelompok avertebrata yang dapat
terbang.
Hidup di darat sampai ketinggian 7.000 m di
atas permukaan laut, umumnya hidup bebas
beberapa jenis hidup sebagai parasit atau hama
pada tanaman dan hewan atau sebagai inang.

Ada pula Pterygota secara sekunder tidak


bersayap, Misalnya beberapa jenis Semut dan
Anai-anai.
Sayap serangga berbahan dasar kutikula.
Kutikula mengandung zat tanduk dan
merupakan eksoskeleton atau rangka luar yang
terbagi menjadi lempengan-lempengan terpisah.
Kutikula terdiri atas lapisan tipis epikutikula dan
prokutikula yang lebih tebal.

Epikutikula

terdiri atas protein dan pada


beberapa arthropoda mengandung lilin.

Prokutikula

terdiri atas eksoskutikula dan


endokutikula, kedua lapisan terdiri atas
ikatan zat tanduk dan protein yang
membentuk glycoprotein kompleks.

Pada

eksoskutikula terdapat endapan


pigmen warna
Lapisan eksoskutikula tidak terdapat pada
sendi maupun molting line yaitu garis
bukaan waktu pergantian kulit.

Molting dibagi menjadi 4 fase sbb:


1.
2.
3.

4.

Premolt
(proecdisis)
merupakan
fase
persiapan hypodermis memisah dari rangka.
Molt (ecdysis) merupakan saat hewan keluar
dari kulit lama melalui molting line.
Post molt (postecdysis) segera setelah
berganti kulit pada saat isi kulit baru masih
lunak dan lentur (elastis) untuk diperbesar.
Intermolt atau instar, fase antara pergantian
kulit. Aktif mencari makanan. Merupakan fase
paling lama dalam siklus molting dan
sebenarnya proses molting masih berlanjut

PEREDARAN DARAH

Bentuk jantung serangga seperti tabung


langsing dan terletak di bagian dorsal di dalam
sinus perikardium.
Darah mengalir dari jantung ke aorta anterior
selanjutnya melalui peredaran darah terbuka
dari anterior ke posterior.
Aliran darah dipercepat dengan adanya alat
tambahan untuk menaikkan denyut darah ke
kepala, thorax, kaki atau sayap.

SISTEM PERNAFASAN

Alat pernafasan sistem trakhea, kecuali pada


nimfa air serangga air bernafas dengan insang
trakhea. Udara masuk mll spirakel.

Collembnola dan Protura tidak mempunyai


sistem trakhea.

Semua serangga air dewasa tetap mengunakan


sistem trakhea sebagai alat pernafasan,
meskipun hidup di lingkungan perairan.
Hemiptera dan coeloptera akuatik dewasa
menyimpan cadangan udara di bawah sayap.
Cadangan udara yang demikian mempunyai
hubungan langsung dengan spirakel tertentu.

SISTEM PENCERNAAN

Makanan yang masuk akan dialirkan ke pharynx dan


masuk ke saluran pencernaan depan (foregut), yang
biasanya terdiri atas esopagus, tembolok (crop) dan
propventriculus.
Pada serangga penusuk atau penghisap, pharynx
mengalami modifikasi sebagai pompa. Tembolok
merupakan tempat menyimpan makanan.
Saluran pencernaan tengah (midgut) yaitu ventriculus
atau lambung merupakan penghasil utama enzim
pencernaan dan tempat penyerapan makanan.
Saluran pencernaan belakang atau proctodeum terdiri
atas usus di bagian anterior dan rektum di posterior.
Bagian ini berfungsi sebagai pembuangan sisa
pencernaan serta air kembali ke dalam tubuh.

SALURAN PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada serangga dibagi
menjadi tiga bagian utama yaitu :
1. Saluran pencernaan depan
(Stomodeum)
2. Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)
3. Saluran pencernaan belakang
(Proktodeum)

1. Saluran Pencernaan Depan


Berfungsi sebagai penyimpan makanan dan
sedikit melakukan pencernaan.
Saluran pencernaan depan tersusun dari :
a. Otot-otot yang memanjang (longitudinal)
b. Otot-otot melingkar (circular)
c. Sel-sel ephitelium yang pipih
d. Sel-sel yang bersifat impermiable

Saluran pencernaan depan terdiri dari beberapa


bagian dan fungsi sebagai berikut :
1.
2.
3.

4.
5.

Rongga mulut sebagai masuknya makanan


Faring (kerongkongan) berfungsi sebagai penerus
makanan ke oesophagus.
Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak
berdiferensiasi yang berfungsi mendorong makanan
dari faring ke tembolok.
Tembolok merupakan pembesaran usus bagian
depan yang berfungsi sebagai penyimpan makanan.
Proventrikulus, berfungsi mengontrol jalannya
makanan dari stomadeum ke mesenteron.

2. Saluran Pencernaan Tengah


Berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.

a.
b.
c.
d.
e.

Menurut chapman (1982) saluran pencernaan ini


disususn oleh :
Otot longitudinal
Otot melingkar
Sel-sel epityelium yang berbentuk kolumnar
Sel-sel regeneratif (penghasil enzim)
Membran peritropik (lapisan yang melindungi sel-sel
kolumnar)

3. Saluran Pencernaan Belakang

berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisasisa makanan yang tidak terserap dan
memaksimalkan penyerapan sisa makanan
yang tidak terserap pada saat di mesenteron.

Saluran pencernaan belakang menurut Snogras


(1935) tersusun dari :
1.
2.
3.
4.

Otot melingkar
Otot longitudinal
Sel-sel epitel tipis yang berbentuk kubus
Intima yang bersifat permeabel

Saluran pencernaan belakang ini


terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat


berpangkalnya tabung malphigi.
Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dan
amonia.
Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air dan
asam amino.
Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat
keluarnya feses .

Skema Sal. Pencernaan Serangga

PERNAFASAN DAN PERTUKARAN GAS


Proses respirasi pada serangga, sama dengan
pada organisme lain, merupakan proses
pengambilan oksigen (O2), untuk diproses
dalam mitokhondria.
Baik serangga terestrial maupun akuatik
membutuhkan O2 dan membuang CO2,
di udara terdapat 20% oksigen, sedang di air
10%. Oleh karenanya kecepatan difusinya juga
berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada
kecepatan difusi O2 di udara.

Sistem pernafasan ada dua sistem:


1. sistem terbuka
2. sistem tertutup.
Organ yang digunakan:
1. spirakulum (spiracle),
2. tabung-tabung trakhea
3. trakheola.

Pada serangga akuatik luas permukaan tubuhnya lebih


besar daripada volumenya, shg difusi O 2 dapat berjalan
dengan baik karena luas permukaan yang cukup untuk
akomodasi aliran O2 dari luar tubuh.
Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar,
harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (airsacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme
kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem
pemanfaatan energi. Contohnya pada beberapa jenis
belalang yang mampu hidup di dalam air.

SISTEM EKSKRESI
Tubul Malpighi merupakan alat ekskresi
utama.
Jumlah tubul antara 2 sampai 250 helai
tergantung spesies.

Bentuk tubul seperti pembuluh pendek atau


panjang dengan ujung yang satu buntu dan
ujung yang lain bermuara pada saluran
pencernaan belakang.
Ekskresi dalam bentuk Uric acid sebagai hasil
metabolisme protein, penyerapan kembali oleh
rectum, ditambah dengan adanya senyawa lilin
pada lapisan katikula, menjadikan pengeluaran
air dari tubuh sangat minimum sehingga
serangga mempunyai kemampuan beradaptasi
luar biasa untuk hidup di lingkungan darat yang
kering.

SISTEM SARAF DAN INDERA


Sistem saraf serangga terdiri atas otak,
ganglion subesofahgus dan benang saraf
ventral.
Otak dan cerebral ganglia terdiri atas
sebuah protocerebrum yang berhubungan
dengan mata.
Ganglion subesofagus merupakan saraf
penghubung mengelilingi esofagus.

Alat indera serangga terdiri atas mata majemuk,


ocellus, bulu-bulu peraba, alat penciuman, alat
perasa dan alat pendengar.
Mata majemuk terdiri atas sejumlah besar
ommatidia, suatu unit penerima cahaya.
Bagian luar tiap ommatidium tertutup sebuah
kornea transparan yang berfungsi sebagai
lensa.
Permukaan lensa disebut facet dan biasanya
berbentuk segi empat atau segi enam.

Jumlah facet pada mata majemuk tidak sama, jumlah


terbanyak dijumpai pada serangga yang terbang dan
mengandalkan pengelihatan untuk mencari makan.
Serangga malam mempunyai ukuran facet lebih besar
dari pada yang aktif disiang hari.
Bulu-bulu peraba terdapat diberbagai bagian permukaan
tubuh terutama pada antena, mulut, cerucus diujung
abdomen dan ujung ruas-ruas kaki.
Alat penciuman mengandung chemoreceptor terdapat
pada antena.
Alat perasa terdapat pada palp dan bagian mulut
lainnya.
Alat pendengar atau organ tympanum (tympanal organ)
terdapat pada jenis serangga yang dapat mengeluarkan
suara seperti belalang, jangkrik dan cicada (tonggeret)

REPRODUKSI DAN DAUR HIDUP


Reproduksi seksual, dioceous, pembuahan di dalam.
Gonad sepasang dengan sebuah gonopore.
Kebiasaan bertelur serangga air bervariasi, beberapa jenis
menjatuhkan kelompok telur pada saat tebang di atas
permukaan air, yang lain turun ke permukaan air sejenak
dan bertelur, ada pula yang meletakkan telur pada benda
dan tanaman di atas/di bawah permukaan air.
Tidak
semua
serangga
mengalami
metamorfosa
contohnya; Aptrygota (hewan primitif) dan ordo collembola.
Metamorfosa pada kelompok serangga yang lebih tinggi
tingkatannya ada 3 macam, yaitu paurometabola,
hemimetabola dan holometabola.
Paurometabola = metamorfosa bertahap. Telur menetas
menjadi serangkaian nimfa (immature forms) dengan
bentuk serupa dg yang dewasa, kecuali dalam
perbandingan ukuran dan perkembangan sayap

Hemimetabola= metamorfosa tidak lengkap. Telur


menetas menjadi serangkaian nimfa akuatik (beberapa
instar, naiad) yang biasanya mempunyai insang
tambahan, kemudian mengalami metamorfosa menjadi
serangga dewasa yang hidup di darat.
Holometabola= metamorfosa lengkap. Telur menetas
menjadi larva yang aktif bergerak dan makan ,
metamorfosa menjadi kepompong yang diam dan tidak
makan akhirnya metamorfosa menjadi dewasa.
Tahapan antar pergantian kulit disebut instar.
Periode antar metetamorfosa disebut stadium, setiap
stadium terdiri atas satu sampai beberapa instar.

NILAI EKONOMI
Ada beberapa serangga yang
menguntungkan antara lain lebah penghasil
madu, ulat sutera, serangga pembantu
penyerbukan bunga dan pemakan bangkai.
Beberapa serangga air sebagai makanan
penting bagi ikan, katak dan burung serta
sebagai indikator kebersihan perairan.

Anda mungkin juga menyukai