Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan
salam kita sampaikan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang dengan memberi hikmah dan ilmu
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas
Praktikum Kimia Organik ini dengan baik.
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Praktikum Kimia Organik dengan judul
“nitrasi senyawa aromatis” Dalam proses penyusunan makalah ini kami sempat
terhambat, namun berkat dukungan dan masukan ide dari berbagai pihak, akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Melalui kesempatan ini kami sampaikan
terima kasih pada semua pihak yang telah/1membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada yang kurang dalam
penyusuanannya, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
memperbaiki sesuatu yang kurang dan mungkin salah dalam penyusunan proposal ini.
Kami berharap agar susunan proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
4.1 Hasil...........................................................................................................................14
4.2 Pembahasan...............................................................................................................14
BAB V PENUTUP.........................................................................................................19
5.1 Kesimpulan................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pertama bukanlah klorinasi benzene karena reaksi ini menaruh gugus kloro pada
cincin padahal gugus ini pengarah op. Nitrasi kemudian akan menghasilkan o
dengan nitrasi sebab gugus nitro adalah pengarah meta. Dalam sintesis benzene
gugus yang lain mungkin juga diperlukan. Misalnya reduksi gugus nitro menjadi
molekul benzene, CH Pada cincin benzene istilah orto para dan meta dapat
digunakan jika terdapat dua substituen pada cincin benzene. Orto menunjukkan
4
kedua substituen terletak pada atom karbon yang bersebelahan, meta
homolognya tidak larut dalam air tetapi dalam pelarut organic. Hidrokarbon
aromatic mudah terbakar dan harus ditangani dengan hati-hati. Terlalu lama
dan putih dan dapat berakibat fatal. Benzene juga merupakan karsinogen.
Benzene sebaiknya digunakan dalam ruangan yang berventilasi baik. Salah satu
diolah sebelum akhirnya dibuang karena sifatnya yang sangat kompleks. Limbah
yang mengandung nitrobenzene ini dapat ditemukan pada industry pestisida dan
organik yang beracun dan dapat digunakan sebagai pelarut atau agent
pastinya sukar larut dalam pelarut- pelarut organic lain, selain itu sebagian besar
dari produksi nitrobenzene ini juga banyak digunakan sebagai bahan dasar
dalam pembuatan anilin. Nitrobenzen juga dikenal sebagai flavoring agent dan
juga banyak digunakan sebagai farfum dalam sabun dan pelarut dalam cat untuk
5
sepatu. Nitrobenzen merupakan senyawa aromatik yang terbentuk dari reaksi
antara asam nitrat dan benzene dan dapat digunakan indicator untuk
senyawa yang dapat disintesis dengan cara mereaksikan benzene dengan asam
nitrat pekat dengan menggunakan H.SO, sebagai katalisator. Prinsip dari reaksi
atau substitusi pada benzene dengan gugus nitrit. Pada reaksi ini asam sulfat dan
asam nitrit akan bereaksi membentuk ion HSO, yang akan mengaktifkan ion
ini (Ikha.2013)
akhirnya dapat tercapai kemurnian yang diinginkan. Satu fase dapat berulang
dikontakkan dengan porsi yang segar dari suatu fasa kedua. Ini akan dapat
diterapkan bila satu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam satu fase
dikeringkan dengan mencuci menggunakan suatu campuran alcohol dan eter dan
menyaring air dari endapan selama beberapa menit. Namun, prosedur ini
normalnya tidak disarankan karena bahaya dari penghilangan air yang tidak
6
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
gugus Nitro, -NO2 ke dalam sebuah molekul. Katalis atau katalisator adalah zat
yang dapat mempengaruhi laju atau kecepatan suatu reaksi dan diperoleh
kembali di akhir reaksi. Ciri umumnya adalah katalis diperoleh kembali di akhir
reaksi, katalis yang mempercepat laju kearah hasil juga mempercepat laju kearah
sedikit untuk sejumlah besar pereaksi, dan katalis berperan hanya pada teaksi
positif dan katalis negatif. Sedangkan berdasarkan pada kerjanya, katalis dapat
dibedakan sebagai katalis adsorpsi dan katalis kemisorpsi. Selain itu menurut
fasa katalis dan fasa system reaksi dikenal katalis homogen dan katalis
8
Benzen sebelumnya bernama Benzol dari kata Jerman dengan "ol" yang
berarti minyak. Benzen adalah senyawa siklik yang mempunyai rumus molekul
C6H6, zal cair menyerupai minyak, tidak berwama (jernih), berbau khas, dapat
bercampur dengan berbagai zat cair organik, sangat mudah terbakar, bersifat
cincin benzena (arena). Benzena (C6H6) adalah molekul planar yang berupa
cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing terikat pada hidrogen. Terjadi
delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar einein. Keberadaan
atas dan bawah dari bidang planar tempat molekul karbon berada, benzene
yang kaya akan electron pada molekul yang lain. Elektrofil bisa merupakan ion
positif atau bagian yang memiliki polaritas positif pada sebuah molekul (Clark,
2004),
Para kimiawan membagi senyawa organik ke dalam dua kelas yang lebih
luas, yaitu senyawa alifatik dan senyawa aromatik. Berasal dari kata alifatis
berarti bersifat lemak dan aromatik berarti harum. Senyawa alifatik adalah
senyawa rantai terbuka atau senyawa siklik yang sifat kimianya mirip dengan
9
senyawa yang sifat kimianya menyerupai benzene. Senyawa siklik terdiri dari
dua terkonjugasi. Jumlah electron rangkap dua yang terkonjugasi tersebut adalah
hidrokarbon aromatik lain bersifat non polar. Mereka tak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organic seperti dietileter, karbon tetraklorida, atau
ini memiliki sifat yang berguna, yakni membentuk ezeotrop dengan air, yakni
campuran yang tersuling pada susunan konstan, terdiri dari 91% benzen, 9%
H2O dan mendidih pada 69,4°C. Benzena akan mengalami nitrasi bila diolah
dengan HNO3 pekat. Katalis asam lewis dalam reaksi ini adalah H2SO4 pekat.
Seperti halogenasi, nitrasi aromatic berupa reaksi dua tahap. Tahap pertama
adalah tahap yang reaksinya berjalan sangat lambat. Reaksi ini berupa serangan
10
Tahap 1
Tahap 2
ion arenium. reaksi tahap 2 melalui eliminasi sebuah proton dari ion arenium
lambat atau cepat. Gugus pensbustitusi yang meningkatkan laju reaksi disebut
umumnya pengarah meta. Klasifikasi gugus pengarah orto, meta dan para dapat
11
Dalam pemisahan yang bersih,haruslah dipertimbangkan cara terbaik
akhirnya dapat tercapai kemurnian yang diinginkan. Satu fase dapat berulang
dikontakkan dengan porsi yang segar dari suatu fasa kedua. Ini akan dapat
diterapkan bila satu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam satu fase,
sedangkan zat lain terbagi dua fase itu. Pengeringan udara (temperature
suatu campuran alcohol dan eter dan menyaring air dari endapan selama
beberapa menit. Namun, prosedur ini normalnya tidak disarankan karena bahaya
dari penghilangan air yang tidak tuntas dengan pencucian (Purba, 2006).
12
BAB III
PROSEDUR KERJA
13
suhu rendah. Dalam praktikum nitrasi, digunakan
untuk menjaga suhu rendah selama proses reaksi.
14
merupakan contoh produk nitrasi yang dapat
terbentuk dalam praktikum
1. Nitrasi Toluena
yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk. Diamati dengan teliti
dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil
percobaan.
2. Nitrasi Klorobenzena
yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk. Diamati dengan teliti
dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil
percobaan.
15
3. Nitrasi Metil Benzoat
hingga tidak terasa panas. Ditambahkan 2 ml HNO3 pekat tetes demi tetes ke
dalam campuran reaksi yang masih berada dalam penangas es, diaduk
4. Nitrasi Nitrobenzena
yang telah berisi 6 ml H2SO4 pekat. Diaduk campuran reaksi dengan cara
sambal diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
terang dan
H2SO4 keruh
sedikit keruh
18
4.2 Pembahasan
berikut:
aromatis.
19
Reaksi nitrasi ini dapat digunakan untuk mensintesis berbagai senyawa
dan nitroglycerin. Namun, reaksi ini sering kali berbahaya karena campuran
asam nitrasi pekat dan senyawa hasil nitrasi yang bersifat eksplosif. Oleh karena
itu, proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan yang
tepat.
A. Nitrasi Toluena
Nitrasi toluena adalah salah satu contoh reaksi nitrasi pada senyawa
aromatis. Toluena adalah senyawa aromatis yang terdiri dari cincin benzena
reaksi ini dilakukan dalam suhu rendah atau dalam air dingin
20
menggantikan salah satu atom hidrogen dengan gugus nitro (-
Para- Nitrotoluena.
21
Berikut adalah gambar struktur para-nitrotoluena:
NO2
CH3-CH2-C6H4-CH3
CH3
Pada struktur di atas, gugus nitro (-NO2) terikat pada posisi para (4) pada
cincin benzena. Cincin benzena dihubungkan dengan rantai alkil etil (CH3-
CH2-) pada posisi meta (3) dan sebuah gugus metil (CH3) pada posisi orto (2)
cincin benzena.
B. Nitrasi Klorobenzena
senyawa aromatis. Pada reaksi ini, gugus nitro (-NO2) ditambahkan ke cincin
aromatik klorobenzena.
sebagai berikut:
22
2. Reaksi nitrasi: Klorobenzena ditambahkan ke dalam campuran
kloronitrobenzena.
aplikasi industri seperti produksi bahan kimia, obat-obatan, dan bahan pewarna.
dan mendapatkan hasil berwarna kuning pucat, keruh dan semua larutan
23
Berikut ini adalah gambar struktur Para-Kloronitrobenzena:
Cl
NO2--C--H
Dalam gambar struktur di atas, atom klorin (Cl) terikat pada posisi ortho
(seberang) dari gugus nitro (-NO2) pada cincin benzena. Atom karbon (C) yang
terhubung dengan klorin juga terikat dengan atom hidrogen (H) lainnya pada
cincin benzena.
C. Nitrasi Nitrobenzena
benzena (C6H6) dengan satu gugus nitro (-NO2) yang terikat pada salah satu
berikut:
24
menghilangkan air dari asam nitrat, menghasilkan ion nitronium
(NO2+).
terikat pada cincin benzena. Reaksi ini terjadi pada suhu yang
terkendali.
gugus nitro (-NO2) terikat pada cincin benzena. Terdapat tiga isomer
1,4-dinitrobenzena, tergantung pada posisi gugus nitro yang terikat pada cincin
benzena.
25
menggoyangkan Erlenmeyer selama 20 menit. Lalu tambahkan 2 mL H 2SO4 dan
dan mendapatkan hasil berwarna kuning terang dan sedikit keruh. Hal tersebut
Meta- Dinitrobenzen.
NO2
NO2- C -NO2
26
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dinitrotoluena.
contoh khusus dari nitrasi senyawa aromatis. Berikut adalah informasi yang
1. Nitrasi toluena:
27
digunakan dalam industri untuk menghasilkan bahan peledak
2. Nitrasi klorobenzena:
Proses ini juga menggunakan asam nitrat dan asam sulfat pekat
3. Nitrasi nitrobenzena:
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2019. Modul Praktikum Kimia Organik. Denpasar Institut Ilmu Kesehatan
Halim, Harun. 2006. Pengantar Kimia Organik I. ITB: Bandung Parlan, 2005.
Kamus Kimia Organik. Jakarta: Erlangga Purba, Michael. 2006. Ilmu Kimia.
Erlangga Jakarta
Palembang
29
LAMPIRAN
30