Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

Pelarut Organik adalah suatu pelarut dengan struktur molekul berpusat pada satu atom karbon
atau lebih yang membentuk kerangka molekul. Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian
kelarutan pelarut organic dalam air dan kelarutan pelarut organic satu terhadap lainnya. Pelarut
organik yang dipakai antara lain aquades, benzene, toluena, n-heksana, sikloheksana, methanol,
etanol, isopropyl etanol, butil etanol, kloroform,dan aseton.

1. Kelarutan Pelarut Organik


Pada percobaan ini kami menggunakan pelarut organik antara lain aquades, kloroform,
isopropil alkohol, aseton, benzene, methanol dan etanol. Aquades digunakan sebagai bahan
penguji dimana aquades dituang ke 6 tabung reaksi dengan jumlah 1 ml setiap tabungnya,
kemudian setiap tabung reaksi akan diisi masing-masing pelarut yang diuji sebanyak 1 ml.
Berdasarkan kepolarannya aquades merupakan pelarut polar. Berpatokan pada prinsip like
dissolves like, maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar, begitupun
sebaliknya untuk senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar.
a. Kloroform
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
kloroform terlihat bahwa pelarut kloroform tidak larut dalam pelarut aquades begitu
juga hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut kloroform tidak larut dalam pelarut
aquades. Berdasarkan literature kloroform merupakan senyawa/pelarut non polar
sehingga kloroform tidak larut dalam aquades yang bersifat polar.
b. Isopropil alkohol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
isopropil alkohol terlihat bahwa pelarut isopropil alkohol tidak larut dalam pelarut
aquades begitu juga hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut isopropil alkohol tidak
larut dalam pelarut aquades. Berdasarkan literature isopropil alkohol merupakan
senyawa/pelarut non polar sehingga kloroform tidak larut dalam aquades yang bersifat
polar.
c. Aseton
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
aseton terlihat bahwa pelarut aseton larut dalam pelarut aquades begitu juga hingga
akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut aseton larut dalam pelarut aquades. Berdasarkan
literature aseton merupakan senyawa/pelarut polar sehingga aseton larut dalam aquades
yang bersifat polar.
d. Benzena
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
benzena terlihat bahwa pelarut benzene tidak larut dalam pelarut aquades begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut benzene tidak larut dalam pelarut aquades.
Berdasarkan literature benzena merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga benzene
tidak larut dalam aquades yang bersifat polar.
e. Metanol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
methanol terlihat bahwa pelarut methanol larut dalam pelarut aquades begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut methanol larut dalam pelarut aquades.
Berdasarkan literature methanol merupakan senyawa/pelarut polar sehingga methanol
larut dalam aquades yang bersifat polar.
f. Etanol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
etanol terlihat bahwa pelarut etanol tidak larut dalam pelarut aquades begitu juga hingga
akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut etanol tidak larut dalam pelarut aquades.
Berdasarkan literature etanol merupakan senyawa/pelarut polar sehingga etanol larut
dalam aquades yang bersifat polar. Terdapat perbedaan antara praktikum dengan
literature, perbedaan ini terjadi karena kurang telitinya kami saat melakukan
pengamatan.
2. Kelarutan Pelarut Organik Satu Terhadap Lainnya
Pada percobaan ini kami menggunakan pelarut organik antara lain aquades, benzene,
toluena, n-heksana, sikloheksana, methanol, etanol, isopropyl etanol, butil etanol, kloroform,
dan aseton. Pelarut Sikloheksana digunakan sebagai bahan penguji dimana pelarut
sikloheksana dituang ke tabung reaksi dengan jumlah 1 ml setiap tabungnya, kemudian
setiap tabung reaksi akan diisi masing-masing pelarut yang diuji sebanyak 1 ml.
Berdasarkan kepolarannya sikloheksana merupakan pelarut non polar. Berpatokan pada
prinsip like dissolves like, maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar,
begitupun sebaliknya untuk senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non
polar.
a. Benzena
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
benzena terlihat bahwa pelarut benzena larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut benzena larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature benzena merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga benzena
larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar.
b. Toluena
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
toluena terlihat bahwa pelarut toluena larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut toluena larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature toluena merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga toluena
larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar.
c. n-heksana
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut n-
heksana terlihat bahwa pelarut n-heksana larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut n-heksana larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature n-heksana merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga n-
heksana larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar.
d. Metanol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
metanol terlihat bahwa pelarut metanol larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut metanol larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature metanol merupakan senyawa/pelarut polar sehingga methanol
tidak larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar. Terdapat perbedaan antara
praktikum dengan literature, perbedaan ini terjadi karena kurang telitinya kami saat
melakukan pengamatan.
e. Etanol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
etanol terlihat bahwa pelarut etanol larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga hingga
akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut etanol larut dalam pelarut sikloheksana. Berdasarkan
literature etanol merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga etanol larut dalam
sikloheksana yang bersifat non polar.
f. Isopropil alkohol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
isopropil alkohol terlihat bahwa pelarut isopropil alkohol larut dalam pelarut
sikloheksana begitu juga hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut isopropil alkohol
larut dalam pelarut sikloheksana. Berdasarkan literature isopropil alkohol merupakan
senyawa/pelarut non polar sehingga isopropil alkohol larut dalam sikloheksana yang
bersifat non polar.
g. Butanol
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
Butanol terlihat bahwa pelarut butanol tidak larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut butanol tidak larut dalam pelarut
sikloheksana. Berdasarkan literature butanol merupakan senyawa/pelarut polar sehingga
butanol tidak larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar.
h. Kloroform
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
kloroform terlihat bahwa pelarut kloroform larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut kloroform larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature kloroform merupakan senyawa/pelarut non polar sehingga
kloroform larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar.
i. Aseton
Berdasarkan percobaan yang dilakukan saat menuang tetasan pertama pelarut
aseton terlihat bahwa pelarut kloroform larut dalam pelarut sikloheksana begitu juga
hingga akhir tetesan sebanyak 1 ml pelarut asetom larut dalam pelarut sikloheksana.
Berdasarkan literature aseton merupakan senyawa/pelarut polar sehingga aseton tidak
larut dalam sikloheksana yang bersifat non polar. Terdapat perbedaan antara praktikum
dengan literature, perbedaan ini terjadi karena kurang telitinya kami saat melakukan
pengamatan.
TUGAS
 Gambarkan struktur molekul masing-masing pelarut
1. Benzena
2. Toluena

3. n-heksana
4. Sikloheksana

5. Metanol
6. Etanol

7. Isopropil etanol
8. Butanol

9. Kloroform
10. Aseton
 Diskusikan mengapa dua pelarut saling larut atau saling tidak larut
Dua pelarut saling larut atau saling tidak larut dilihat dari kepolarannya. Berpatokan
pada prinsip like dissolves like, maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut
polar, begitupun sebaliknya untuk senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut
non polar.
KESIMPULAN
a. Pelarut organic yang digunakan dalam praktikum atau percobaan ini antara lain aquades,
benzene, toluena, n-heksana, sikloheksana, methanol, etanol, isopropyl etanol, butil
etanol, kloroform,dan aseton.
b. Sifat kelarutan pelarut organik dalam air
 Kloroform = tidak larut
 Isopropil etanol = tidak larut
 Aseton = larut
 Benzena = tidak larut
 Metanol = larut
 Etanol = larut
c. Sifat kelarutan pelarut organik dalam pelarut sikloheksana
 Benzena = larut
 Toluena = larut
 N-heksana = larut
 Metanol = tidak larut
 Etanol = tidak larut
 Isopropil etanol = larut
 Butanol = tidak larut
 Kloroform = larut
 Aseton = Tidak larut

Anda mungkin juga menyukai