BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraaan umum dari tujuan nasional.
Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya terjangkau. Menurut
keputusan Menteri kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minmal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten maupun kota, maka
untuk itu di pandang perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah meningkatkan
pasilitas dan pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MEMKES/PER/III/2010. Sebagai
pelaksanaan keteentuan pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan, maka dipandang perlu juga untuk menetapkan standar Profesi bagi
tenaga ahli laboratorium kesehatan dengan keputusan mentri kesehatan Nomor
370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan laboroatorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit
pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan
akurat tentang aspek laboratories terhadap specimen/sampel yang pengujiannya
dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian
laboratorium terus di tingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang
terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan
mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang
prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak
dapat dielakan lagi peraturan perundang undangan sudah mulai diarahkan kepada
seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli
teknologi laboratorium kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli
teknologi laboratorium (medical Laboratory Technologist) dari Negara lain yang lebih
maju. Untuk itulah perlu di susun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi
laboratorium kesehatan dan pedoman yang jelas tentang pelayanan instalasi
laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan uUmum
Meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Laboratorium Klinik RSIA Respati
Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di instalasi
laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan
laboratorium.
b. Tersusunnya Standar Pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik
c. Tersusunnya Prosedur Tetap Instalasi Labortorium Klinik.
C. Ruang Lingkup Pelayanan.
Laboratorium klinik RSIA Respati Tasikmalaya merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan
pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan teknik
automatic.
Ruang lingkup pelayanan instalasi laboratorium RSIA Respati Tasikmalaya meliputi:
1) Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSIA Respati
Tasikmalaya yang memerluka pemeriksaan laboratorium
2) Pasien Rawat inap
Yaitu pasien dirawat di ruangan perawatan RSIA Respati Tasikmalaya yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
3) Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSIA Respati Tasikmalaya maupun dari Rumah
Sakit lain yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4) Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan medical
check up untuk keperluan : Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, Pemeriksaan
Kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota legislatif dan
pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
D. Batasan Oprasional
1. Instalasi laboratorium klinik adalah salah satu instalasi di RSIA Respati yang
berada di bawah seksi pelayanan medik dan di pimpin oleh seorang Dokter
Spesialis Patologi Klinik.
2. Laboratorium klinik RSIA Respati merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan specimen klinik hematologi, kimia klinik, klinik rutin,
Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi.
Batasan oprasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain hematologi rutin, hematologi lengkap, golongan
darah, analisa darah tepi dan hemostasisi lengkap.
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan kimia klinik adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain: glukosa darah, faal hati lengkap, faal ginjal,
analisa lipid, elektrolit, analisa gas darah.
Periksaan klinik rutin
Pemeriksaan klinik rutin adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : urine rutin, urin
lengkap, tes kehamilan dan drug tes.
Pemeriksaan Imunologi dan serologi
Pemeriksaan imunologi dan serologi adalah pemeriksaan yang encakup
beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai bahan
pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Anti HIV, Anti
HCV, NS1, IgG IgM Anti salmonella.
Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain: Spuntum Gram dan BTA.
3. Selain melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen kliinitk juga menerima
pelayanan darah dan Patologi Anatomi
Pelayanan Darah : Pelayanan yang mencakup pemberian labu darah dari
pelayanan darah ke ruang awat inap tanpa melibatkan keluarga pasien.
Patologi Anatomi : pelayanan yang mencakup pemeriksaan Patologi antara
lain : Histopatologi(biopsy/jaringan kecil, jaringan besar), dan sitology
(pap test konvensional/pap smear, cairan pleura/ascites/LCS, bilasan,
sikatan dan aspirasi) dengan ketentuan yang disebut jaringan kecil < 3 cm
dan jaringan besar ukuran > 5 cm
4. Pelayanan Istalasi Laboratorium klinik adalah pelayanan di laboratorium yang
meliputi penerimaan pasien , pengambilan sampel, pemeriksaan sampel, verifikasi
hasil dan penyerahan hasil laboratorium.
5. Penerimaan Pasien adalah proses penerimaan pasien yang dating ke instalasi
laboratorium klinik dengan adanya rujukan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium dari dokter pemeriksa di IGD, Instalasi Rawat jalan, Instalasi Rawat
Inap, dokter di luar RSIA Respati Tasikmalaya dan atau atas permintaan sendiri.
6. Pengambilan sampel adalah proses pengambilan sampel berupa darah, urin dan
atau cairan tubuh lainnya terhadap pasien yang akan melakukan pemeriksaan
laboratorium.
7. Pengolahan sampel adalah proses penerimaan sampel dari bagian pengambilan
sampel kemudian diolah terlebih dahulu sesuai dengan jenis pemeriksaan sebelum
dilakukan pemeriksaan terhadap sampel tersebut.
8. Pemeriksaan sampel adalah proses pemeriksaan terhadap sampel berupa darah,
urin, dan cairan tubuh lainnya yang meliputi pemeriksaan hematologi,klinik rutin,
kimia klinik, imunoserologi, analisa gas darah dan elektrolit.
9. Verifikasi dan validasi hasil adalah proses interpretasi hasil dan pemeriksaan
ulang kesesuaian hasil serta pengesahan atau penandatanganan hasil
10. Penyerahan hasil proses adalah serah terima hasil laboratorium dari petugas
laboratorium kepada pasien, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya
11. Pasien rawat inap adalah pasien yang dirawat di ruang rawat inap RSIA Respati
Tasikmalaya
12. Pasien Rawat Jalan adalah pasien poliklinik RSIA Respati Tasikmalaya.
13. Pasien Instalasi Gawat Darurat/IGD adalah pasien yang masuk ke Instalasi Gawat
Darurat
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan(Tambahan Lembar Negara Nomor 5063)
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072)
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan Laboratorium klinik yang baik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES.PER.III/2010 tentang
laboratorium klinik
5. Peraturan Menteri Kesehatan Noomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan specimen klinik, Materi biologic dan muatan
informasinya
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159 b/Menkes/SK/Per/II/1998 tentang
Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 727/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Standar Kompetensi
Selain tugas pokok, ahli teknologi laboratorium kesehatan mempunyai fungsi atau
kewajiban sebagai berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi nya di
laboratorium keehatan
b. Mampu merncanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu :
1. Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dan pengiriman specimen.
2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan
pemakaian alat dengan benar
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeriharaan alat , kalibrasi dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian
specimen
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium
f. Memiliki kewaspadaan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSIA RESPATI
TASIKMALAYA
B. Distribusi Ketenagaan
Untuk setiap shift pelaksanan teknis laboratorium sesuai dengan peraturan direktur RSIA
Respati Tasikmalaya, maka pembagiannya adalah sebagai berikut :
a. Dines Pagi (Pukul 07.00 s.d 14.00 WIB)
Petugas yang bertugas sebanyak 7 orang, yang terbagi menjadi :
Coordinator laboratorium merangkap sebagai pelaksana = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Hematologi = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Klinik Rutin = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Kimia Klinik dan serologi = 1 Orang
Petugas sampling = 3 orang
b. Dines Siang (Pukul 14.00 s.d 20.00 WIB)
Petugas yang bertugas sebanyak 6 orang, yang terbagi menjadi :
Katim merangkap petugas analis = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Hematologi = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Klinik Rutin = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Kimia Klinik dan serologi = 1 Orang
Petugas sampling = 2 orang
c. Dines Malam (Pukul 20.00 s.d 07.45 WIB)
Petugas yang bertugas sebanyak 4 orang, yang terbagi menjadi :
Petugas analis merangkap sampling = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Hematologi = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Klinik Rutin = 1 Orang
Pemeriksa Sampel Kimia Klinik dan serologi = 1 Orang
d. Personil yang libur sebanyak 4 orang
JUMLAH
NO TUGAS/JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKAS KEBUTUHAN
S1 Spesialis 1
1 Kepala instalasi STR SIK
Patologi Klinik
D3/D4 Analis 1
2 Kepala Ruangan STR SIK
kesehatan
D3/D4 Analis 21
3 Analis Kesehatan STR SIK
kesehatan
4 Administrasi SMA/D3 8
Contoh jadwal dines instalasi laboratorium RSIA Respati Tasikmalaya dalam satu bulan :
terlampir
D. Pola Ketenagaan di laboratorium
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja workload indicator
of staffing need (WISN) adalah metode perhitungan berdasarkan beban pekerjaan nyata yang
dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga kesehatan pada setiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Metode ini diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh
organinisasi kesehatan sedunia(WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah
digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan workload indicator of
staffing need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia dalam satu tahun
b. Menetapkan unit laboratorium dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja laboratorium
d. Menyusun kebutuhan kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan teanaga kerja di laboratorium
f. Analisis kebutuhan tenaga di laboratorium
1. perhitungan kebutuhan tenaga dr penanggung jawab laboratorium
a. menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
2. hari kerja : 260 hari
3. cuti tahunan : 12 hari
4. hari libur dan libur nasional : 13 hari
5. ketidak hadiran kerja : 12 hari
6. pendidikan dan pelatihan : 10 hari
7. waktu kerja 56jam/minggu : 7 hari
hari kerja 260-47 =213 hari
waktu yang tersedia =213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
Pasien tidak Cyto = 1491 per jam/tahun x 60 menit = 8946 jam/ tahun
10 menit
Standar kelonggaran Tenaga Administrasi PA di laboratorium
Pada umumnya tenaga administrasi PA memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
Rapat 2 jam per bulan = 0,5 jam / minggu
Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0,75 jam / minggu
Berobat = 1 jam / minggu
Lain-lain urusan pribadi = 2 jam / minggu
Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu faktor kelonggaran
Waktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam / minggu x 48 minggu = 0,136
1.491
Perhitungan kebutuhan tenaga Administrasi PA di Laboratorium
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah
dilakukan di Laboratorium selama kurun waktu 2017, yaitu 1058
Kebutuhan tenaga Administrasi PA
= Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran
Standar beban kerja
Pasien tidak cyto = 1058 + 0.14 = 0.12
8946
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga Administrasi PA = 0.12 = 1 Orang
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Denah ruang Laboratorium RSIA Respati Tasikmalaya dapat dilihat dibawah ini :
Keterangan :
1. Ruangan sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan Pendaftaran
Yaitu tempat penerimaan/pendaftaran pasien rawat jalan yang akan melakukan
pemeriksaan laboratorium
3. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat mengentry data pasien dan untuk proses
akhir hasil laboratorium
4. Ruangan pengolahan data
Yaitu tempat pengolahan data hasil pemeriksaan laboratorium untuk diisikan ke system
computer sesuai dengan nomor rekam medis pasien.
B. Standar Fasilitas
Table Standar Fasilitas Di Instalasi Laboratorium
1. Gedung Permanen
2. Tata Ruang :
a. Ruang Tunggu 6 m2
b. Ruang penerimaan/pengambilan 12 m2
specimen 20 m2
c. Ruang pemeriksaan teknis*) masing-masing 20 m2
d. Ruang Sterilisasi medis/reagensia
6 m2
e. Ruang administrasi dan pengambilan hasil
f. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang Tdk ada
pemeriksaan laboratorium 10 m2
g. Ruang cuci Ada dan terpisah
h. WC (petugas dan pasien) @ 5m2
i. Ruang pelayanan darah Ada
Ada dan terpisah
Ada
3. Penerangan/lampu 5 watt/m2
Fasilitas peralatan Laboratorium Klinik RS Jasa Kartini kota Tasikmalaya antara lain :
A. Persyaratan pelayanan
1. Persyaratan umum :
Pasien sudah terdaftra di sistim rekam medic rumah sakit sesuai dengan jaminan
perawatan masing-msing.
Untuk pasien rawat jalan ; pasien dating langsung ke Laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah disis lengkap dan berkas
jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.
Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh
petugas sampling beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus : sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti puasa,
tidak minum obat-obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
B. Alur pemeriksaan laboratorium
Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Laboratoium
Kwitansi
Administrasi penerimaan
pasien
Laboratorium
Formulir Kwitansi
Sample Hematologi
Pencatatan di Buku
Ekspedisi Rawat Jalan & formulir Kimia Klinik
Klinik Rutin
Imunoserologi
Pemeriksaan dan
pencatatan hasil
Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap di Instalasi Laboratorium
Distribusi Sample
Hematology
Kimia Klinik
Klinik Rutin
Imunoserologi
Hasil Pemeriksaan
Pencatatan Hasil
Pasien IGD/CITO
Distribusi Sample
Hematology
Kimia Klinik
Klinik Rutin
Imunoserologi
Hasil Pemeriksaan
Pencatatan Hasil
Validasi
Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium adalah : waktu yang dibutuhkan sejak specimen
diterima di instalasi Patologi Klinik sampai dengan cetak hasil.
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari Janis dan jumlah pemeriksaan
yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan permintaan biasa.
Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan
waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut :
Ket : hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam kondisi baik, dan untuk
hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab
laboratorium
Pengerjaan dijadwal
(Dalam Menit)
HEMATOLOGI :
HEMOSTASIS :
FAECES :
DRUG MONITORING :
Kimia
(dalam
menit)
KARBOHIDRAT :
LEMAK :
FUNGSI GINJAL :
BAKTERIOLOGI :
Pengerjaan dijadwal -
(Dalam Menit)
HEMATOLOGI :
HEMOSTASIS :
URINALISIS :
FAECES :
langsung tubuh
FUNGSI HATI :
ELEKTROLIT :
SEROLOGI :
1. Hematologi
a) Tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umut, ruangan, atau nomor
RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan identitas pasien.
b) Sampel dikerjakan dialat hematologi
c) Catat hasil d buku register hematologi
d) Tempelkan kertas hasil yang keluar dari alat di blanko permintaan, kemudian ketik hasil
dikomputer
e) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu result.
2. Kimia
a) Pertama tabung kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan, atau
nomor RM ( minimal 2 identitas )sesuai dengan identitas pasien.
b) Sampel dikerjakan dialat kimia klinik
c) Catat hasil d dibuku catatan register kimia klinik
d) Tempelkan kertas hasil yang keluar dari alat di blanko permintaan, kemudian ketik hasil
dikomputer.
e) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu result.
3. Serologi/Imunologi
a) Tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan,
atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan identitas pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, anti HCV, WIdal, dikerjakan secara manual.
c) Catat hasil d dibuku catatan register kimia klinik
d) Tempelkan kertas hasil yang keluar dari alat di blanko permintaan, kemudian ketik hasil
dikomputer
e) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu result.
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak, diberi
nama, umur, ruangan atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil dibuku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan sputum gram pada computer
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor RM
(minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop.
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu
result.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces diberi nama, umur, ruanagan atau nomor RM
(minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hadil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu
result.
D. Pengelolaan specimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGAN
SPESIMEN
1. Persiapan pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam postprondial.
Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 – 12 jam. Pagi hari
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam.
Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam
pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 – 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, tube vacutainer
b. Spuit, lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik pengambilan Spesimen :
a. Darah vena
a. Catat nama pasien pada tabung
b. Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah
c. Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya
d. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
e. Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah keluar
f. Pemeriksaan Hematologi lengkap : darah EDTA 3 ml.
g. Pemeriksaan kimia klinik : darah beku 3 ml
h. Pemeriksaan immunologi : darah beku 3 ml
i. Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : darah EDTA+beku 10 ml
j. Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item pemeriksaan
Laboratorium
k. Tourniquet dilepaskan
l. Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
m. Rekatkan plester betadin
b. Darah kapiler
a. Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada anak,
tumit kaki pada bayi.
b. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
c. Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
d. Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah selanjutnya diambil.
e. Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
c. Darah Arteri
a. Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
b. Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan basahi bagian
dalam spuit.
c. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
d. Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90 derajat.
e. Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang dibutuhkan
kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.
f. Rekatkan plester betadine.
g. Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogeny.
d. Urine
a. Urine sewaktu : untuk urine lengkap, tes kehamilan.
b. Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-waktu)
Urine ditampung kedalam pot urine bersih dan tertutup.
Beri label identitas pasien
c. Urine pagi : untuk urine lengkap
Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
Beri label identitas pasien.
d. Urine 24 jam : untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, electrolit urine.
Cara penampungan urine 24 jam missal :
Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi esok
harinya.
Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu diberi
thymol 2 ml.
Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai ada
tertumpah.
e. Faeces
Ambil sedikit faeces kedalam wadah bersih dan tertutup, jangan
bercampur dengan urine.
Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
f. Sputum
Ambil sputum dengan metode SPS (sewaktu, pagi baru bangun tidur,
sewaktu)
Tamping pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
g. Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan bermulut lebar.
h. Secret/swab
Bahan diambil dari swab vagina, ureta tenggorol, telinga, hidung sesuai dengan
permintaan dokter.
i. Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.
E. Pengambilan Spesimen
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan
penyimpanan.
1. Serum
Disimpan difreezer selama 10 hari pada suhu -20ͦ®C, setelah disimpan selama 1 bulan,
sisa serum dibuang.
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 8®C, setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-30®C), setelah
itu dibuang.
4. Urine
Sisa sample urine disimpan pada suhu kamar (15-30®C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces disimpan pada suhu kamar (15-30®C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sesa sample cairan tubuh disimpan pada suhu 8®C selama 1 minggu, setelah itu dibuang.
2. Hitung sel lekosit Volumetric impedance Bayi < 1 bulan : 10.000-18.000 mmᶾ
(menggunakan Hematology
Analyzer) Dewasa : 4000.10.000 mmᶾ
Laki-Laki : 40-50%
Perempuan : 37-47%
Perempuan : 3,7-4,7%
Batang : 2-5%
Segmen : 36-66%
Monosit : 4-8%
Limfosit :22-40%
BJ:1.003-1.030
pH :6-7
Mikroskopi
Lekosit : 0-3/LPB
Eritrosit : 0-1/LPB
Epitel : 0-5/LPB
Konsisten : lembek
Mikroskopis
Lekosit : 0-3/LPB
Eritrosit : 0-1/LPB
Dewasa
Serum/plasma : 70-110mg/dL
Glukosa Sewaktu :
70-150 mg/dL
Typhi IgM
4) Pemeriksaan Imunoserologi
Pemeriksaan
7 ASTO Negatif
8 CRP Negatif
9 RA Negatif
10 T3
11 T4
12 TSH
13 CEA Negatif
pemeriksaan
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSIA Respati
Tasikmalaya, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada dilingkungan RSIA
Respati Tasikmalaya.
Prosedur penyampaian hasil kritis
Pengertian :
Hasil Kritis (Critical Value) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter
dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (terlalu tinggi atau terlalu rendah), yang
harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) agar dapat
diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan/penyakitnya.
Tujuan :
Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan atau dalam
keadaan kritis.
Kebijakan :
Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di instalasi Laboratorium
RSIA Respati Tasikmalaya, Harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP)/ Dokter Pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak
dikertas.
Prosedur :
1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau
perawat penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan
pasien menunjukkan nilai kritis ( Critical Value ).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan
hasil kritis ( Critical value ).