Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM KE – 2

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA TURUNAN ASAM KARBOKSILAT ,TURUNAN


ASAM BARBITURAT DAN OBAT PSIKOTROPIK

Hari/Tanggal Praktikum : Senin, September 2019

No. Sampel : 268 dan 7

A. Tujuan Praktikum
1. Menganalisis preparasi sampel zat organik dalam sediaan farmasi
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi
3. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam farmasi terutama
bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari pemalsuan.

B. Dasar Teori

Asam karboksilat mempunyai gugus fungs (juga ditulis sebagai –


COOH ), yang merupakan produk oksidasi aldehida, sama seperti aldehida yang merupakan
produk oksidasi alkohol primer. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol dan fenol
menghasilkan ester, membentuk air sebagai produk lainnya.

Asam karboksilat ialah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus karboksil
yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan hidroksil. Rumus umum asam
karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong asam karena senyawa ini mengion dalam
larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton.

Banyak asam karboksilat rantai lurus mula-mula dipisahkan dari lemak sehingga dijuluki
juga sebagai asam lemah. Asam propionat yaitu asam dengan tiga karbon, secara harfiah berarti
asam lemak pertama (Yunani : protos = pertama; pion = lemak). Asam berkarbon empat atau asam
butirat diperoleh dari lemak mentega (Latin : butyrum = mentega) (Wilbraham dan Matta, 1992).

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:


1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya,
NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air
dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:

HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O


2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat
berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan
alkohol. Secara umum reaksinya adalah:

RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O

3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam
sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.

4. Pembentukan Asam Karboksilat


Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam
3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
(Fessenden, 1997).

Beberapa anggota awal deret asam karboksilat berwujud cairan tak berwarna dengan bau
tajam atau tidak enak. Asam asetat, yang mneyusun sekitar 4 sampai 5% cuka, memberi ciri bau
dan cita rasanya. Asam butirat menyebabkan bau tengik pada mentega, dan asam kambing
(kaproat, kaprilat, dan kaprat) berbau seperti kambing. Asam 3-metil-2-heksenoat, yang diproduksi
oleh bakteri, menyebabkan bau menyengat pada ketiak manusia.

Asam karboksilat tergolong polar. Sama halnya dengan alkohol, asam karboksilat
membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain. Jadi, asam karboksilat
memiliki titik didih tinggi untuk bobot molekulnya, bahkan lebih tinggi dibandingkan alkohol
padanannya. Misalnya, asam asetat dan propil alkohol, yang sama bobot rumusnya (60), masing –
masing mendidih pada 118 dan 97 . Asam karboksilat membentuk dimer, dengan dua satuan
yang terhubung rapi oleh dua ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen juga menjelaskan kelarutan asam
karboksilat berbobot molekul rendah di dalam air (Harold Hart, 2003).
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik; sebagai anti-inflamasi,asam mefenamat
kurang efektif dibandingkan aspirin. Asam mefenamat terikatsangat kuat pada protein plasma
dengan demikian interaksi terhadap obatantikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap
saluran cerna seringtimbul, terutama diare hebat pada orang lanjut usia. Efek samping lainnya
berdasarkan hipersensitivitas ialah eritem kulit dan bronkokonstriksi (Ganiswarna,1995). Asam
mefenamat merupakan derivat anthranilat (O-aminobenzoat)dengan daya antiradang sedang (Tan
Hoan Tjay, (1991).

Anda mungkin juga menyukai