Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tetra Mutiara afifah Dikumpulkan tanggal : 1Maret 2018

NPM : 1606828841 Paraf asisten :


Prodi : Teknik kimia
Kelompok :2

1. Outline
1.1 Konsep dasar hukum termodinamika I
1.2 Jenis jenis energi
1.3 Neraca massa dan energi dengan kontol Volume
1.4 Aplikasi sistem tunak dan tunak
2. Pembahasan
2.1 Konsep dasar hukum termodinamika I
Bunyi dari hukum termodinamika I, yaitu
“ Kuantitas total dari energi adalah konstan dan ketika energi menghilang dari
bentuk pertama maka akan muncul secara simultan dalam bentuk yang lain”
Aplikasi dari hukum termodinamika I pada reaksi proses adalah
∆𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 + ∆𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0
Sistem yang dimaksdu adalah daerah tempat terjadi reaksi sedangkan lingkungan
adalah daerah diluar sistem.
2.2 Jenis jenis energi
Berikut beberapa energi yang sering dipakai dalam konsep termodinamika
2.2.1 Energi Internal
Energi internal (𝑈) adalah jumlah semua bentuk energi mikroskopis sebuah
system. Hal ini berkaitan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas
molecular, serta dapat pandang sebagai jumlah energi kinetic dan potensial
dari molekul
2.2.2 Energi potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu system sebagai akibat
ketinggiannya terhadap bidang gravitasi (Cengel, 2015).
𝐹 = 𝑚𝑎 = 𝑚𝑔
𝑊 = 𝐹𝑠 = 𝐹(ℎ2 − ℎ1 ) = 𝑚𝑔(ℎ2 − ℎ1 )

𝑊 = 𝐸𝑃 = 𝑚𝑔(ℎ2 − ℎ1 )
Dimana m = massa [Kg]
g = gaya gravitasi [m/𝑠 2 ]
EP = Energi Potensial [J]

2.2.3 Energi Kinetik


Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu system sebagai akibat
gerakan/kecepatannya relatif terhadap koordinat tertentu (Cengel, 2015).

EK =

Dimana m = massa [Kg]


V = kecepatan [m/𝑠 2 ]
EK = Energi Kinetik [J]

2.3 Neraca massa dan energi dengan kontol Volume, Suhu, dan Tekanan
2.3.1 Kekekalan massa pada volume atur

(a) (b)

Gambar 1. Penggambaran untuk mengembangkan prinsip kekekalan massa


(Sumber: Moran,2011)
Saat, t = 0 → 𝑚 = 𝑚𝑐𝑣 (𝑡) + 𝑚𝑖
Saat t = t + ∆𝑡 → 𝑚 = 𝑚𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) + 𝑚𝑒
Pada kondisi a dan b terdiri dari zat yang sama jumlahnya, maka
persamaannya menjadi
𝑚𝑐𝑣 (𝑡) + 𝑚𝑖 = 𝑚𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) + 𝑚𝑒 → 𝑚𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) − 𝑚𝑐𝑣 (𝑡) = 𝑚𝑖 − 𝑚𝑒
Jadi perubahan massa pada volume atur selama selang waktu ∆𝑡 adalah
sama dengan jumlah massa yang masuk dikurang massa yang keluar
Lalu persamaan tadi dibagi dengan ∆𝑡 dan dilanjutkan dengan mengambil
limit ketika ∆𝑡 mendekati nol, maka
𝑑𝑚𝑐𝑣
𝑛𝑒𝑟𝑎𝑐𝑎 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑎: = ∑ 𝑚̇ 𝑖 − ∑ 𝑚̇ 𝑒
𝑑𝑡
𝑖 𝑒
Dan
𝑑𝑚𝑐𝑣
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ∶ = 𝑚̇ 𝑖 − 𝑚̇ 𝑒
𝑑𝑡
Bentuk lainnya dari kasus pada gambar dibawah adalah

Keterangan:

𝑉𝑛 =komponen dari kecepatan relative


yang berarah tegak lurus terhadap dA
pada arah aliran

Gambar 2. ilustrasi laju aliran massa sesuai bentuk sifat fluida setempat
(Sumber: Moran,2011)

𝑑𝑚𝑐𝑣 𝑑
= ∫ 𝜌𝑑𝑉 = ∑ (∫ 𝜌𝑉𝑛 𝑑𝐴) − ∑ (∫ 𝜌𝑉𝑛 𝑑𝐴)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑉
𝑖 𝐴 𝑒 𝐴
𝑖 𝑒
Dimana 𝜌𝑉𝑛 adalah Fluks masa, yaitu laju waktu dari aliran massa per unit
luas.

Bentuk aliran satu dimensi


Syarat aliran satu dimensi:
- Alirannya tegak lurus terhadap batas terhadap tempat dimana aliran
massa tersebut keluar atau masuk volume atur
- Semua sifat insentif termasuk kecepatan dan kerapatan seragam
disemua titik
𝐴𝑉
𝑚̇ = 𝜌𝐴𝑉 =
𝑣
𝑑𝑚𝑐𝑣 𝐴𝑖 𝑉𝑖 𝐴𝑒 𝑉𝑒
=∑ −∑
𝑑𝑡 𝑣𝑖 𝑣𝑒
𝑖 𝑒
Dimana 𝐴𝑉 adalah laju aliran volumetris

Gambar 3. ilustrasi bentuk aliran satu dimensi


(Sumber: Moran,2011)
Bentuk Keadaan tunak
𝑑𝑚𝑐𝑣
= 0 → ∑ 𝑚̇ 𝑖 = ∑ 𝑚̇ 𝑒
𝑑𝑡
𝑖 𝑒
Pada keadaan ini sifat seperti temperature dan tekanan bisa berubah-ubah
2.3.2 Kekekalan energi pada volume atur

Gambar 4. Penggambaran untuk mengembangkan prinsip kekekalan massa


(Sumber: Moran,2011)
𝑉𝑖2
Saat t = 0 → 𝐸(𝑡) = 𝐸𝑐𝑣 (𝑡) + 𝑚𝑖 (𝑢𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 )
2
𝑉𝑒2
Saat t = ∆𝑡 → 𝐸(𝑡 + ∆𝑡) = 𝐸𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) + 𝑚𝑒 (𝑢𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
2

Pada proses perpindahan energi bisa terjadi melalui perpindahan kalor dan
kerja seprti yang tertulis digambar 4.Maka persamaannya untuk neraca energi
tertutup menjadi
𝑉𝑒2 𝑉2𝑖
[𝐸𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) + 𝑚𝑒 (𝑢𝑒 + 2
+ 𝑔𝑧𝑒 )] − [𝐸𝑐𝑣 (𝑡) + 𝑚𝑖 (𝑢𝑖 + 2
+ 𝑔𝑧𝑖 )] = 𝑄 − 𝑊


𝑉2𝑖 𝑉𝑒2
𝐸𝑐𝑣 (𝑡 + ∆𝑡) − 𝐸𝑐𝑣 (𝑡) = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚𝑖 (𝑢𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) − 𝑚𝑒 (𝑢𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
2 2
Lalu persamaan diatas dibagi dengan ∆𝑡 dan dilanjutkan dengan
mengambil limit ketika ∆𝑡 mendekati nol, maka persamaan laju energi
untuk volume atur adalah
𝑑𝐸𝑐𝑣 𝑉𝑖2 𝑉2𝑒
= 𝑄̇ − 𝑊̇ + 𝑚̇ 𝑖 (𝑢𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) − 𝑚̇ 𝑒 (𝑢𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
𝑑𝑡 2 2
Bentuk kerja 𝑊̇
𝑊̇ = 𝑊𝑐𝑣 ̇ + (𝑝𝑒 𝐴𝑒 )𝑉𝑒 − (𝑝𝑖 𝐴𝑖 )𝑉𝑖
Dengan AV = 𝑚̇𝑣, maka persamaannya menjadi
𝑊̇ = 𝑊𝑐𝑣 ̇ + 𝑚̇ 𝑒 (𝑝𝑒 𝑣𝑒 ) − 𝑚̇ 𝑖 (𝑝𝑖 𝑣𝑖 )

Lalu disubstitusi ke persamaan awal sehingga persamaannya menjadi


Kerja aliran :
Kerja yang berhubungan dengan tekanan
𝑑𝐸𝑐𝑣 𝑉𝑖2 𝑉2𝑒
̇ ̇
= 𝑄𝑐𝑣 − 𝑊𝑐𝑣 + 𝑚̇ 𝑖 (𝑢𝑖 + 𝑝𝑖 𝑣𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) − 𝑚̇ 𝑒 (𝑢𝑒 + 𝑝𝑒 𝑣𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
𝑑𝑡 2 2
Dengan ℎ = 𝑢 + 𝑝𝑣, maka bentuk umumnya dengan beberapa kemungkinan
tempat untuk masuk dan keluar massa pada batas volume atur, yaitu
𝑑𝐸𝑐𝑣 ̇ 𝑉2 ̇ 𝑉2
̇ + ∑ 𝑚𝑖 (ℎ𝑖 + 𝑖 + 𝑔𝑧𝑖 ) − ∑ 𝑚𝑒 (ℎ𝑒 + 𝑒 + 𝑔𝑧𝑒 )
̇ − 𝑊𝑐𝑣
= 𝑄𝑐𝑣
𝑑𝑡 2 2
𝑖 𝑒
Bentuk keadaan tunak:
𝑑𝐸𝑐𝑣 ̇ 𝑉2 ̇ 𝑉2
̇ + ∑ 𝑚𝑖 (ℎ𝑖 + 𝑖 + 𝑔𝑧𝑖 ) − ∑ 𝑚𝑒 (ℎ𝑒 + 𝑒 + 𝑔𝑧𝑒 ) = 0
̇ − 𝑊𝑐𝑣
= 𝑄𝑐𝑣
𝑑𝑡 2 2
𝑖 𝑒
Maka
̇ 2
𝑉 𝑉2
𝑖
̇ +𝑊̇ 𝑐𝑣 + ∑ 𝑚𝑖 (ℎ𝑖 +
𝑄𝑐𝑣 ̇ + ∑ 𝑚𝑒 (ℎ𝑒 + 𝑒 + 𝑔𝑧𝑒 )
+ 𝑔𝑧𝑖 ) = 𝑊𝑐𝑣
2 2
𝑖 𝑒

Bentuk keadaan tak tunak:


Contoh keadaan dari bentuk tak tunak adalah saat mematikan atau menghidupkan turbin,
compressor, dan motor, serta bejana yang sedang diisi dan dikosongkan

Neraca massa:

𝑚𝑐𝑣 (𝑡) − 𝑚𝑐𝑣 (0) = ∑ 𝑚𝑖 − ∑ 𝑚𝑒


𝑖 𝑒

Neraca energi:

- Mengabaikan energi kinetik dan potensial


𝑡 𝑡
𝑈𝑐𝑣 (𝑡) − 𝑈𝑐𝑣 (0) = 𝑄𝑐𝑣 − 𝑊𝑐𝑣 + ∑ (∫ 𝑚̇ 𝑖 ℎ𝑖 𝑑𝑡) − ∑ (∫ 𝑚̇ 𝑒 ℎ𝑒 𝑑𝑡)
𝑖 0 𝑒 0
- Jika keadaan sisi masuk dan keluar konstan terhadap waktu
𝑈𝑐𝑣 (𝑡) − 𝑈𝑐𝑣 (0) = 𝑄𝑐𝑣 − 𝑊𝑐𝑣 + ∑(𝑚𝑖 ℎ𝑖 ) − ∑(𝑚𝑒 ℎ𝑒 )
𝑖 𝑒
- Sifat insentif,ya merata atau seragam menurut posisinya pada setiap saat
𝑉𝑐𝑣 (𝑡)
𝑚𝑐𝑣 (𝑡) =
𝑣(𝑡)
𝑈𝑐𝑣 = 𝑚𝑐𝑣 (𝑡)𝑢(𝑡)
2.4 Aplikasi sistem tunak
Banyak peralatan yang dapat menjadi sistem tunak dan tak tunak seperti nossel,
diffuser, turbin, compressor, dan heat exchanger. Namun, yang akan dibahas
disini adalah salah satunya saja contoh soal dari aplikasi sistem tunak pada nossel
adalah
Uap air memasuki sebuah nossel yang bekerja pada keadaan tunak dengan
𝑝𝑖 = 40 𝑏𝑎𝑟, 𝑇𝑖 =400˚C, dan dengan kecepatan 10 m/s. Aliran uap air
melewati nosel tersebut dengan perpindahan kalor yang dapat diabaikan
dan tanpa perubahan energi potensial yang berarti. Pada sisi keluar 𝑝𝑒 =
15 𝑏𝑎𝑟 dan kecepatannya 665 m/s. Laju aliran massanya adalah 2 kg/s.
berapa luas penampang dari bagian sisi keluar nosel tersebut dalam 𝑚2 ?
Jawaban:
Ditanya: 𝐴𝑒 = ⋯ [𝑚2 ]
- Diagram proses, gambar alat atau gambar sistem

- Keadaan awal
𝑝𝑖 = 40 𝑏𝑎𝑟
𝑇𝑖 = 400˚𝐶
𝑉𝑖 = 10 𝑚/𝑠
𝑘𝑔
𝑚̇ = 2
𝑠
- Keadaan akhir
𝑝𝑒 = 15 𝑏𝑎𝑟
𝑉𝑒 = 665 𝑚/𝑠
Asumsi: - sistem keadaan tunak
- Perpindahan kalor diabaikan, 𝑊𝑐𝑣 = 0 → 𝑄 = 0
- ∆𝐸𝑃 = 0
- Analisis
𝐴𝑉 𝑚̇𝑣
𝑚̇ = → 𝐴𝑒 =
𝑣 𝑉𝑒
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎, 𝑣 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑙𝑜𝑡 ℎ2 𝑑𝑎𝑛 𝑝2
Neraca laju energi pada keadaan tunak :
̇ 𝑉2 ̇ 𝑉2
̇ − 𝑊𝑐𝑣
𝑄𝑐𝑣 ̇ + ∑ 𝑚𝑖 (ℎ𝑖 + 𝑖 + 𝑔𝑧𝑖 ) − ∑ 𝑚𝑒 (ℎ𝑒 + 𝑒 + 𝑔𝑧𝑒 ) = 0
2 2
𝑖 𝑒

Seperti yang dituliskan di asumsi bahwa 𝑊𝑐𝑣 = 0, 𝑄 = 0, ∆𝐸𝑃 = 0,


dan 𝑚𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒 saling menghilangkan. Persamaannya menjadi
𝑉𝑖2 −𝑉𝑒2
(ℎ𝑖 − ℎ𝑒 ) + ( )=0
2

𝑉𝑖2 − 𝑉𝑒2
ℎ𝑒 = ℎ𝑖 + ( )
2
Pada table super heated vapor, saat 𝑝𝑖 = 40 𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑖 = 400˚𝐶 → ℎ𝑖 =
3213,6 𝑘𝐽/𝑘𝑔
102 − 6652
ℎ𝑒 = 3213,6 + ( ) × 10−3 = 2992,5 𝐾𝐽/𝐾𝑔
2

𝐾𝐽 𝑚3
Pada 𝑝𝑒 = 15 𝑏𝑎𝑟, ℎ𝑒 = 2992,5 𝐾𝑔 → 𝑣𝑒 = 0,1627 𝑘𝑔
𝑚̇𝑣 2×0,1627
Maka 𝐴𝑒 = → 𝐴𝑒 = = 4,89 × 10−4 𝑚2
𝑉𝑒 665
3. Daftar pustaka
Cengel, Y. (2015). Thermodynamics: An Engineering Approach. USA: Mc Graw-Hill
Moran, et al. (2011). Fundamentals of Engineering Thermodynamics. USA: John Wiley
&Sons Inc.
Van ness, et al. (2001). Introduction to chemical engineering thermodynamics. USA:
Mc Graw-Hill

Anda mungkin juga menyukai