Anda di halaman 1dari 49

01 ADSORBSI & KINETIKA

02 DIAGRAM FASA 1 COMPONEN

03 DIAGRAM FASA 2 COMPONEN

MATERI 04 DIAGRAM FASA 3 COMPONEN

KIMFIS
ADSORBSI
PENGERTIAN ADSORBSI PENGERTIAN ABSORBSI ADSORBAT & ADSORBEN
Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya molekul, Absorpsi adalah proses masuknya zat cair Adsorbat : materi yang
ion, maupun atom pada permukaan. Proses ini pada zat padat atau zat cair lain
teradsorbsi
menghasilkan lapisan tipis adsorbat pada
permukaan adsorben. Adsorben : materi yang
mengadsorbsi.

PENGERTIAN SORPSI
Jika belum diketahui dengan pasti
apakah prosesnya adalah adsorpsi atau
absorpsi, Sorpsi meliputi kedua proses
adsorpsi atau absorpsi. Desorpsi adalah
proses kebalikan sorpsi.
TIPE ADSORBSI
ADSORBSI FISIK ADSORBSI KIMIA
• Adsorbat melekat pada permukaan hanya melalui interaksi Van der • Molekul melekat pada permukaan melalui pembentukan ikatan kimia yang
Waals (interaksi intermolekuler yang lemah). kuat; dapat berupa ikatan kovalen antara adsorbat dan adsorben.
• Karakteristik : • Karakteristik :
1.
Suhu lingkungan rendah, selalu di bawah suhu kritik adsorbat; 1. Suhu tinggi
Entalpi (kalor adsorpsi) rendah : ΔH < 20 kJ/mol;
2. 2. Entalpi tinggi :50 kJ/mol <ΔH< 800 kJ/mol.
3.
Energi pengaktifan (activation energy) rendah. 3. Kalor adsorpsi  kalor reaksi kimia  ikatan kimia pembentukan
4.
Gaya tarik tidak pada tempat spesifik, adsorbat relatif bebas senyawa permukaan
bergerak pada permukaan  adsorpsi berlangsung dalam 4. Derajat spesifisitas tinggi  adsorpsi monolayer
multilayer 5. Molekul adsorbat tidak bebas bergerak pada permukaan
5. Keadaan energi adsorbat tidak berubah. 6. Terdapat kenaikan densitas elektron pada antar permukaan
6. Keseimbangan adsorpsi reversibel. adsorben-adsorbat.
• Energi yang menyertai adsorpsi = energi pencairan gas (gaya van der 7. Jarang reversibel ; hanya terjadi pada suhu tinggi
Waals) • Penggunaan : dalam reaksi terkatalisis.
• Penggunaan :
1. penentuan luas permukaan adsorben
2. analisis kromatografi (KLT, Kolom, KCKT/HPLC)
3. pemurnian gas, perlindungan korosi

Contoh :
Adsorpsi H2 pada Nikel : peristiwa fisik / kimia
Suhu rendah  fisik
Suhu tinggi  kimia
Persamaan Freundlich untuk
adsorpsi gas dan larutan
Adsorbsi gas

01 Y=k.P 1/n 02 log Y = 1/n log P + log k

Y = x/m : jumlah adsorbat (volum gas) teradsorpsi per massa Persamaan regresi (garis lurus) :
adsorben Y  log Y 1/n : arah lereng (slope)
P : Tekanan gas X  log P log k : intersep
k&n : tetapan empirik  tergantung sifat gas, adsorben, suhu.
Adsorbsi larutan

03 Y = k . C 1/n 04 log Y = 1/n log C + log k

Y : massa zat/solut teradsorpsi per massa adsorben = x/m Y  gram atau mol adsorbat (solut) per gram adsorben
C : konsentrasi solut C  mol per liter larutan
k & n : tetapan empirik 1/n : arah lereng
log k : intersep
Bandingkan dengan persamaan untuk adsorpsi gas :
Y  volum gas (cc) per gram adsorben
C  P  tekanan gas dalam sistem (mmHg)
KINETIKA LAJU REAKSI
Laju reaksi menyatakan laju perubahan

(Laju Reaksi) konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap


satuan waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Laju Reaksi
1. Suhu : Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi
karena dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat
meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan
2. Konsentrasi : Banyaknya partikel memungkinkan lebih
banyak tumbukan, sehingga membuka peluang semakin
banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
3. Luas Permukaan : semakin luas permukaan zat, semakin
banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin
besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan
perubahan
4. Katalis : Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju
reaksi. Ada 2 jenis katalis :
1.Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir reaksi terbentuk kembali.
2.Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi,
hanya sebagai media reaksi saja.
1. Hubungan Kuntitatif perubahan suhu 2. Hubungan kuantitatif perubahan
terhadap laju reaksi: konsentrasi dengan laju reaksi :
misal diperoleh data sebagai berikut:
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan
adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
Suhu (⁰C) Laju Reaksi (m/s)
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi
10 0,3 laju reaksi:

20 0,6
[reaktan]  V
30 1,2
[reaktan]  x  V  1
40 2,4
xn  1
t Vt
no
Setiap kenaikan suhu 10⁰C, maka laju mengalami kenaikan 2 kali Untuk reaksi
semula A+BC

Rumusan laju reaksi adalah :

V =k.[A]m.[B]n Orde Reaksi total = m + n


k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
ORDE REAKSI
Orde Raksi Orde 1
Pangkat perubahan Reaksi berorde 1, dimana
01 03
konsentrasi terhadap perubahan konsentrasi
perubahan laju disebut Orde 0 pereaksi 2 kali Orde 2
orde reaksi Reaksi berorde 0, dimana menyebabkan laju reaksi Reaksi berorde 2, dimana
02 lebih cepat 2 kali. 04
tidak terjadi perubahan laju perubahan
laju reaksi berapapun konsentrasi pereaksi 2
perubahan konsentrasi kali menyebabkan laju
pereaksi. reaksi lebih cepat 4 kali.

Rumus Orde reaksi : Rumus Orde 0 : Rumus Orde 1 : Rumus Orde 2 :

 - k A
dA n
At = Aₒ - kt lnAt = lnAₒ - kt 1 / At = kt + 1 / A0
dt
dA/dt = laju reaksi A A0 = konsentrasi A pada waktu ke- 0 A0 = konsentrasi A pada waktu ke- 0 A0 = konsentrasi A pada waktu ke- 0
k = konstanta laju reaksi A At = konsentrasi A pada waktu ke- t At = konsentrasi A pada waktu ke- t At = konsentrasi A pada waktu ke- t
[A] = konsentrasi A k = konstanta laju reaksi k = konstanta laju reaksi k = konstanta laju reaksi
n = orde reaksi t = waktu t = waktu t = waktu
.
WAKTU PARUH (t1/2)
WAKTU KADALUARSA (t90)
Menentukan Orde reaksi
1) Metode substitusi :
• Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi disubstitusikan ke
dalam bentuk integral dari berbagai orde reaksi.
• Jika menghasilkan k yang konstan , maka reaksi dianggap berjalan sesuai orde tersebut

2) Metode Grafik :
Plot data pada grafik
• Untuk orde nol : Konsentrasi diplot terhadap waktu linear
• Untuk orde pertama : ln konsentrasi diplot terhadap waktu linear
• Untuk orde kedua : 1/konsentrasi diplot terhadap waktu linear

Carilah koefisien relasi R2 mendekati 1 untuk menentukan ordenya

3) Metode waktu paruh :


Hubungan antara waktu paruh dengan seluruh konsentrasi jika seluruh reaktan sama
PENGARUH SUHU TERHADAP
LAJU REAKSI
Energi Aktivasi dengan
plot Arhenius

• Hub. Arhenius merupakan


perubahan nilai k terhadap
perubahan suhu (T)
Q10 • Energi aktivasi (Ea)
diartikan sebagai suatu
• Q10 didefinisikan sebagai tingkat energi minimum
berapa kali perubahan laju yang diperlukan untuk
reaksi, jika suhu berubah memulai suatu reaksi.
Nilai Z 10 0C. Jika laju reaksi
meningkat menjadi 2 Rumus Ea :
kalinya saat suhu dinaikkan
• Nilai z didefinisikan sebagai 10 0C, maka Q10 = 2.
perubahan suhu yang Slope = – Ea / R
Rumus :
diperlukan untuk mengubah
laju reaksi. 𝐸𝑎 10
( 𝑅 )(𝑇1𝑇2)
Rumus : Q10 = 𝑒^
ln 10
z= 𝑇1. 𝑇2
(𝐸𝑎 𝑅)
SOAL LATIHAN BU KURNIA
1. Berikut ini data adsorpsi CO oleh 2,964 g arang aktif pada 0oC. Tekanan P adalah mmHg,
sedangkan x adalah volume gas dalam cc, diukur pada kondisi standar.
P x
73 7,5
180 16,5 Tentukan tetapan k dan n
309 25,1
540 38,1
882 52,3
Jawab...
Tentukan tetapan k dan n

X = log p
Y = log Y

Pers. Regresi : y = 0,7815x - 1,0341 dengan R² = 0,9968


Tentukan tetapan k Tentukan tetapan n
Log k = intersep 1/n = slope
Log k = -1,0341 1/n= 0,7815
k = 10^ - 1,0341 n= 1/0,7815
k = 0,0924 n= 1,2795
SOAL UAS 2020
Jawab...
a. Tentukan persamaan kinetika reaksi dan tentukan ordenya..

Suhu
w a k t u 40⁰C 50⁰C
skor sensori ln skor sensori skor sensori ln skor sensori
0 8 2,0794 8 2,0794
3 7,93 2,0706 7,69 2,0399
6 7,86 2,0617 7,31 1,9892
9 7,83 2,0579 7,03 1,9501
12 7,79 2,0528 6,66 1,8961
Jawab...

• Pada orde 0 dengan suhu 40 ⁰C memiliki pers. • Pada orde 1 dengan suhu 40 ⁰C memiliki pers.
Regresi y = -0,0173x + 7,986 dengan R² = 0,9699 Regresi y = -0,0022x + 2,0777 dengan R² = 0,9704

Suhu 40 ⁰C menggunakan orde 1


Jawab...

• Pada orde 0 dengan suhu 50 ⁰C memiliki pers. • Pada orde 1 dengan suhu 50 ⁰C memiliki pers.
Regresi y = -0,1113x + 8,006 dengan R² = 0,9983 Regresi y = -0,0152x + 2,0822 dengan R² = 0,9972

Suhu 50 ⁰C menggunakan orde 0


Jawab...
b. Apabila nilai k pada tiap suhu 40 dan 50 masing – masing 0,0173 dan 0,1113. tentukan energi aktivasi! gunakan plot arhenius!

Suhu Nilai k Suhu (K) 1/t Ln k


40 0,0173 313 0,0031 -4,0570
50 0,1113 323 0,0030 -2,1955

Pers. Regresi y = -18820x + 56,069 dengan R² = 1


Slope = -18820
-Ea/R = slope
-Ea/R = -18820
Ea = 18820 x R
Ea = 18820 x 1,987 kal/g.mol
Ea = 37395,34 kal/g.mol  37,40 kkal/g.mol
Tahapan
Block data  Klik insert  Scatter  klik yang atas  klik switch row/column  layout 9

3
1
DIAGRAM FASA

INSERT THE TITLE


OF YOUR PRESENTATION HERE

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pengertian
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda
dalam struktur atau komposisi dari daerah lainnya.
Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan representasi tentang fasa-
fasa yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan
komposisi.
Diagram fasa satu komponen
Apa saja yang bisa kita peroleh dari diagram
fasa?

1. Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda
2. Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau
campuran/compound) dalam unsur lain.
3. Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat
pembekuan terjadi.
4. Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair.
Aturan fasa
Aturan Fasa Gibbs :
F=C–P+2

Ket:
F = degree of freedom = derajat kebebasan
C = komponen
P = fasa
A
Contoh di titik A
komponen = 1
fasa =1
F =1-1+2= 2
Perhitungan
Persamaan Clapeyron Perubahan dari cair ke uap

Perubahan dari padat ke cair


Perubahan dari padat ke uap
Diagram Fasa 2 Komponen

Jenis-jenis diagram fasa 2 komponen:

1. Padat-Cair
2. Cair-Cair
3. Cair-Uap
Diagram Fasa Padat-Cair

A dan B tidak bercampur dalam fasa padat A dan B bercampur sebagian dalam fasa
padat
A dan B tidak bercampur dalam fasa padat A dan B bercampur sempurna dalam fasa
dan membentuk produk C padat
Aturan fasa (Diagram Fasa Aturan Lever
Padat-Cair)

F=C+P–2 Ringkasan:
W(kiri) R = W(kanan) S
F = derajat kebebasan 𝑅 𝑊𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
C = komponen =
𝑆 𝑊𝑘𝑖𝑟𝑖
P = fasa
Diagram Fasa Cair-Cair

Hanya bercampur sebagian dalam


fasa cair, sehingga menghasilkan
daerah 2 fasa.

Diagram Fasa Cair-Cair ini paling


umum digunakan.

Apabila suhu dinaikkan, maka


senyawa cenderung menjadi 1 fasa.
Diagram Temperatur-Komposisi
Nitrobenzena- Heksana
Diagram Temperatur-Komposisi Diagram Temperatur-Komposisi
Air-Trietilamina Air-Nikotin
Aturan fasa X

F=C–P+1 Y

F = derajat kebebasan
C = jumlah komponen
Titik X : Titik Y :
P = fasa komponen = 2 komponen = 2
fasa =1 fasa =2
F=2–1+1=2 F=2–2+1=1
variabel = T,x variabel = T/x
Diagram Fasa Uap-Cair

Tekanan VS Komposisi Temperatur VS Komposisi


Ideal Solution
Larutan ideal adalah yang mengikuti
persamaan-persamaan:

Raoult's law
Tekana Parsial A
𝑝𝐴 = 𝑥𝐴 𝑝𝐴0
Dalton's law
Non Ideal Solution
Tidak mengikuti persamaan Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
DIAGRAM FASA TIGA KOMPONEN
Diagram fasa komonen dalam suhu dan tekanan tetap
Diagram terner

Titik x = titik kritis

P=1

P=2
Pengaruh suhu terhadap diagram ternar
Berdasarkan diagram fasa karbon, dapatkah grafit berubah menjadi intan ?

a.Tidak dapat
UAS2020

a.Dapat pada tekanan rendah

b.Dapat pada tekanan tinggi

c.Dapat pada temperatur tinggi dan tekanan rendah


Berdasarkan diagram fasa CO2, dapatkah CO2 cair diperoleh pada suhu 25□C
dan tekanan 5 atm ?

a.Dapat karena sudah masuk ke daerah di


antara kurva transisi padat-cair dan cair- UAS2020
gas

b.Tidak dapat karena di bawah titik kritis

c.Dapat karena untuk menjadi cair harus


pada temperatur kamar dan tekanan
kritis

d.Tidak dapat karena berada di sebelah


kanan kurva transisi fasa padat-gas dan
di bawah kurva transisi cair-gas
Persamaan Clausius-Clapeyron dirumuskan dengan asumsi …
UAS2020

a.Gas merupakan gas ideal

b.Gas merupakan gas nyata

c.Cairan merupakan cairan viskositas tinggi

d.Campuran cairan bersifat ideal


Tekanan uap diklorometana pada 24,1□C adalah 53,3 kPa dan entalpi penguapan/
vaporisasi zat tersebut adalah 28,7 kJ mol-1. Jika pada temperatur tertentu tekanan uap
zat tersebut adalah 70,0 kPa maka nilai T, p, T* dan p* adalah
Dik :
P* = 53,3 Kpa dH= 28,7 kj/mol
UAS2020
R = 8,314 j/mol.K T* = 24,1C = 297,1K
P = 70,0 Kpa
Dit: T?
Jawab :

𝟕𝟎,𝟎𝑲𝒑𝒂 𝟐𝟖,𝟕 𝒌𝒋/𝒎𝒐𝒍 𝟏 𝟏


Ln =- ( - )
𝟓𝟑,𝟑𝑲𝒑𝒂 𝟖,𝟑𝟏𝟒𝒋/𝒎𝒐𝒍.𝑲 𝑻 𝟐𝟗𝟕,𝟏 𝑲
𝟏 𝟏
0,2725 = - 3452 K ( - )
𝑻 𝟐𝟗𝟕,𝟏 𝑲
𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲 𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲
0,2725 = - +
𝑻 𝟐𝟗𝟕,𝟏𝑲
𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲 𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲
= - 0,2725 +
𝑻 𝟐𝟗𝟕,𝟏𝑲
𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲 − 𝟖𝟎,𝟗𝟓+𝟑𝟒𝟓𝟐
=
𝑻 𝟐𝟗𝟕,𝟏
𝟑𝟒𝟓𝟐𝑲
= 11,346
𝑻
T = 304,24K
Contoh Soal
UAS KIMIA FISIKA 2020
Diagram fasa 2 komponen padat-cair memberikan informasi tentang hal berikut, kecuali …
a. Pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat
b. Pengaruh tekanan terhadap perubahan fasa
c. Pengaruh komposisi terhadap titik beku
d. Komposisi eutektik suatu campuran

Jawab: tekanan memiliki pengaruh yang sangat


kecil terhadap fasa padat dan cair.
UAS KIMIA FISIKA 2020
Berdasarkan diagram fasa berikut, mengapa
cairan etilenglikol 40% dapat digunakan
sebagai cairan antibeku untuk mesin mobil ?
a. Karena etilenglikol 40% dapat menggeser
komposisi dari Y ke X
b. Karena etilenglikol 40% dapat mengubah
dari 1 fasa menjadi 2 fasa (padat-cair)
c. Karena etilenglikol 40% dapat menurunkan
temperatur dari 0 C menjadi -13 C
d. Karena etilenglikol 40% dapat menurunkan
titik beku dari 0 C menjadi Y (sekitar -27 C)
UAS KIMIA FISIKA 2020
Apa yang terjadi jika campuran (A dan B) pada komposisi eutektik diturunkan suhunya
hingga mencapai temperatur eutektik, kemudian diturunkan lagi suhunya hingga di bawah
temperatur eutektik ?
a. A akan membeku lebih dahulu
b. B akan membeku lebih dahulu
c. Komposisi akan berubah bergantung pada suhu
d. Komposisi tetap tapi hanya mengalami perubahan fasa

Campuran eutektik merupakan campuran dua atau lebih


senyawa yang melebur secara serentak pada suhu yang
sama, dan terendah yang disebut titik eutektik atau suhu eutektik.
UAS KIMIA FISIKA 2020
Bagaimanakah aturan Lever untuk komposisi C dalam diagram berikut ?

(Diagram Fasa Uap-Cair)

W(kiri) R = W(kanan) S
𝑅 𝑊𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
=
𝑆 𝑊𝑘𝑖𝑟𝑖
𝑅 𝑊𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟
=
𝑆 𝑊𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
UAS KIMIA FISIKA 2020
Menurut aturan Lever persamaan apakah yang digunakan untuk menentukan perbandingan
komposisi fasa cair : uap ? (posisi R dan S sesuai kesepakatan dalam perkuliahan)

Aturan Lever
W(kiri) R = W(kanan) S
𝑆 𝑊𝑘𝑖𝑟𝑖
=
𝑅 𝑊𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑆 𝑊𝑔𝑎𝑠
=
𝑅 𝑊𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Jika campuran air, benzena dan etanol membentuk diagram fasa berikut, maka komposisi awal pada
titik D merupakan daerah 2 fasa dengan komposisi fasa I (kaya benzena, benzene-rich) dan II (kaya
air, water-rich) yaitu

UAS2020
a.
b.
c.
d.

Anda mungkin juga menyukai