Anda di halaman 1dari 9

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA

DALAM KONDISI BOILING UNTUK


DIAPLIKASIKAN PADA SISTEM PENUKAR PANAS

RANDI MIKAEL GULTOM


213020210020
Rumusan Masalah

1. Heat Exchanger
2. Mekanisme Perpindahan Panas
3. Analisis Perpindahan Panas
01.
Heat Echanger
Heat exchanger adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas
maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan air
biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas
antarfluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya
bercampur langsung begitu saja.
Prinsip Kerja Heat Echanger
Prinsip kerja heat exchanger yaitu memindahkan panas dari dua fluida pada temperatur berbeda di
mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak langsung
berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase /
penghubung antara kedua fluida. Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu dua zat cair
yang immiscible(tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem
ini, kedua fluida akan mengalir.
Komponen Utama Tube Head Echanger
merupakan jenis penukar panas yang paling banyak digunakan dalam industry perminyakan.
Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/silinder besar) dimana di dalamnya terdapat suatu
bundle (berkas) pipa dengan diameter yang relatif kecil. Satu jenis fluida mengalir di dalam
pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir pada bagian luar pipa tetapi masih di dalam
shell. Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang mengalir di
dalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan dan bahan pipa harus
dipilih berdasarkan pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu, bahan pipa tidak
mudah terkorosi oleh fluida kerja. Ukuran pipa yang secara umum digunakan biasanya
mengikuti ukuranukuran yang telah baku. Komponen alat yang dialiri fluida lainnya, yang
dindingnya merupakan lintasan pertukaran panas, dengan ukuran standar IPS (Iron Pipe
Size) dan ketebalan standar BWG (Birmingham Wire Gage).IPS mengacu pada sistem lama
pengukuran pipa yang masih digunakan oleh beberapa industri, termasuk produsen utama
pipa PVC, sedangkan BWG merupakan bilangan untuk menyatakan ukuran ketebalan pipa
yang berbeda-beda. Semakin besar bilangan BWG maka semakin tipis tube-nya.
02
Mekanisme Perpindahan Panas
Alat perpindahan panas banyak
digunakan untuk berbagai proses
dalam industri. Alat perpindahan
panas berfungsi untuk memindahkan
panas antara dua fluida dimana fluida
yang memiliki suhu lebih tinggi akan
memberikan panasnya pada fluida
yang lebih rendah suhunya
3 mekanisme dasar perpindahan
panas, yaitu
1. Konduksi 3. Radiasi
Konduksi merupakan
2. Konveksi merupakan perpindahan
proses perpindahan panas Konveksi adalah panas tanpa melalui media.
yang terjadi antarmolekul perpindahan panas antara Suatu energi dapat
yang saling berdekatan dan bagian panas dan dingin dari menghantarkan dari suatu
tidak diikuti oleh suatu fluida karena adanya tempat ke tempat yang lain
perpindahan molekul proses pencampuran atau (dari benda panas ke benda
tersebut secara fisik. dapat dikatakan bahwa yang dingin
perpindahan panas yang
terjadi disebabkan oleh
adanya pergerakan medium.
03
Analisis Kinerja Heat Echanger
Untuk menganalisis kinerja heat
exchanger, parameter – parameter yang
dapat digunakan adalah duty, koefisien
perpindahan panas, dan Log Mean
Temperature Difference (LMTD).
Parameter Parameter
Koefisien
Perpindahan
Duty Log Mean Temperature
Difference (LMTD)
Panas
Duty merupakan besarnya Sebagaimana persamaan dasar heat transfer
pada heat exchanger Q= U A LMTD,
energi atau panas yang enyatakan mudah atau tidaknya maka perhitungan heat transfer
ditransfer per waktu. Duty panas berpindah dari fluida tergantung pada beda temperatur. Akan
dapat dihitung baik pada panas ke fluida dingin dan tetapi, seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya beda temperatur
fluida dingin atau fluida juga menyatakan aliran panas bervariasi sepanjang heat exchanger.
panas menyeluruh sebagai Untuk mengatasi permasalahan ini,
gabungan proses konduksi digunakan konsep Mean Temperature
Difference (MTD)
dan konveksi. Semakin baik
sistem maka semakin tinggi
pula koefisien panas yang
dimilikinya

Anda mungkin juga menyukai