Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

HEAT EXCHANGER
Zulfi Fitriani, Viona Velda Ignecia, M. Arfin Syadi, Priyanto.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang

1. PENDAHULUAN 2. METODE PRAKTIKUM


Heat exchanger atau penukar kalor merupakan alat Pada praktikum heat exchanger terdapat beberapa
yang digunakan dalam proses perpindahan panas antara variabel yang digunakan. Variabel bebas yang digunakan
fluida yang satu dengan fluida yang lain (Amani, 2018). adalah pengaruh variasi suhu fluida dingin sebesar 10oC,
Heat exchanger terjadi pada temperatur yang berbeda. 15oC, 20oC, 25oC, 30oC. Variabel terikat yang digunakan
Dimana perbedaan ini harus terjadi karena atas dasar adalah nilai UA dan heat duty. Variabel tetapnya adalah
hukum termodinamika 2, bahwa panas akan mengalir pengaturan suhu fluida panas yaitu 200°C, tekanan di
secara spontan dari benda yang yang memiliki temperatur fluida panas dan dingin 115 kPa, dan flow rate 4000
tinggi ke benda lain yang memiliki temperatur lebih kg/jam.
rendah (Sudrajat, 2017). Perpindahan panas yang Praktikum ini diawali dengan membuat model heat
berperan pada heat exchanger yaitu konveksi dimana exchanger pada Aspen Plus versi 11. Data yang
terjadi pada masing-masing fluida dan konduksi yang digunakan dalam pembuatan model heat exchanger ini
terjadi pada dinding-dinding yang memisahkan kedua disajikan dalam tabel 1 (lampiran 1). Pada simulasi ini
fluida tersebut (Suyatno dkk, 2017). Proses terjadinya digunakan model NRTL-HOC, dimana metode ini dapat
perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung mempresentasikan kesetimbangan campuran cair-cair
maupun secara tidak langsung (Suswanto dkk, 2015). multi komponen dengan baik (Rasmito dkk, 2012).
Perpindahan panas secara langsung yaitu dimana fluida Spesifikasi umpan yang terdiri dari etanol, asam asetat,
yang panas akan bercampur secara langsung dengan etil asetat dan air disajikan dalam tabel 1 (lampiran 1).
fluida dingin tanpa adanya pemisah dan perpindahan
panas secara tidak langsung terjadi dimana fluida panas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi 3.1. Proses Simulasi Heat Exchanger Menggunakan
dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Aspen Plus versi 11
Penukar panas yang digunakan dalam dunia industri
Simulasi heat exchanger pada komponen etanol-
sudah sangat luas seperti pembangkit listrik, kilang
asam asetat berhasil dilakukan menggunakan Aspen
minyak, industri gas alam, pabrik kimia maupun
Plus versi 11 yang ditandai dengan tulisan “Result
petrokimia, dan lain-lain (Budiman, dkk 2014). Heat
Available” yang berwarna biru.
exchanger memiliki beberapa jenis dan salah satu jenis
Rangkaian alat terdiri dari dua inlet dan dua outlet.
penukar kalor yang sering digunakan dalam suatu proses
Stream fluida dingin (umpan IN-01) dan stream fluida
industri adalah shell and tube heat exchanger (Shanahan
panas (umpan IN-02) yang dihubungkan dengan alat
dkk, 2020). Heat exchanger juga sama seperti komponen
HeatX dan menambahkan dua output stream (produk).
atau mesin yang lain, dimana umumnya memiliki umur
Rangkaian alat dalam praktikum ini disajikan pada
pakai. Jika heat exchanger digunakan semakin lama
gambar 2 (lampiran 1).
maka akan menyebabkan pengotoran (fouling) pada
bagian dalam alat tersebut yang akan berpengaruh pada
3.2. Hubungan Pengaruh Variasi Suhu Fluida Dingin
kinerja dari heat exchanger (Sudrajat, 2017).
terhadap Heat Duty
Pada praktikum ini menggunakan jenis shell and
tube, dimana jenis heat exchanger ini terdiri dari Hasil simulasi kondisi operasi aktual menggunakan
sejumlah tube yang terpasang di dalam shell yang Aspen Plus versi 11 selain menghasilkan koefisien
berbentuk silinder. Terdapat dua fluida yang mengalir di perpindahan panas juga mendapatkan nilai perpindahan
dalam tube, dan yang lainnya mengalir di luar tube panas yang terjadi pada alat penukar panas. Nilai Q
(Sudrajat, 2017). Pada heat exchanger seringkali kita merupakan representasi dari seberapa tinggi beban
tidak mengetahui suhu fluida dingin yang dibutuhkan kerja yang dilakukan oleh alat penukar panas
untuk mendinginkan suatu zat. Sehingga perlu untuk (Adikharisma 2014) Hasil simulasi disajikan pada tabel
mengetahui hubungan suhu fluida dingin (Tc) dengan 2 dan tabel 3 (lampiran 2).
nilai heat duty dan nilai UA. Koefisien perpindahan
panas (UA) yang mempengaruhi besarnya nilai
pengotoran berkaitan dengn nilai penurunan laju 30

perpindahan panas, jika nilai pengotoran semakin besar


maka kinerja shell and tube memiliki penurunan dalam 25
Suhu Fluida Dingin

memindahkan panas dan heat duty merupakan faktor


penting yang mempengaruhi jumlah energi yang 20

dibutuhkan sehingga berkaitan dengan kapasitas panas


dan panas penguapan dari air dalam proses karena 15

semakin besar energi yang digunakan maka biaya proses


semakin tinggi (Dinastari, 2018;Sudrajat, 2017) 10

Tujuan dari praktikum heat exchanger adalah 130 140 150 160 170 180
melakukan percobaan heat exchanger dengan simulasi Heat Duty (kW)
menggunakan software Aspen Plus versi 11, dan
mengkaji pengaruh variasi suhu fluida dingin terhadap Gambar 3. Grafik nilai Heat Duty terhadap Variasi
heat duty dan nilai UA. Suhu Fluida Dingin
Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Pada gambar 3 menunjukkan bahwa heat duty pada versi 11 di tandai dengan munculnya tulisan “Result
suhu 10°C yaitu 177,711 kW, suhu 15°C yaitu 165,875 Available” yang berwarna biru.
kW, suhu 20°C yaitu 153,902 kW, suhu 25°C yaitu 2.Semakin tinggi suhu fluida dingin maka akan
141,825 kW dan suhu 30°C yaitu 129,637 kW. semakin rendah nilai heat duty. Dimana pada suhu
Berdasarkan data tersebut heat duty yang dihasilkan 10°C memilki nilai heat duty tertinggi yaitu sebesar
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya suhu 177,711 kW, dan pada suhu 30°C memiliki nilai heat
dingin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah duty terendah yaitu sebesar 129,637 kW.
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menunjukan 3.Semakin tinggi suhu fluida dingin maka akan
bahwa semakin tinggi suhu fluida dingin maka akan semakin rendah nilai UA. Dimana pada suhu 10°C
semakin rendah nilai heat duty (Adikharisma, 2014) memilki nilai UA tertinggi yaitu sebesar 374,569
tetapi perlu diperhatikan lagi penggunaan penukar Cal/Sec-K, dan pada suhu 30°C memiliki nilai UA
panas dipengaruhi oleh suhu, jenis fluida dan massa terendah yaitu sebesar 271,565 Cal/Sec-K.
fluida karena ada beberapa penelitian lain yang
menunjukan hasil sebaliknya yaitu semakin tinggi suhu
fluida justru nilai heat duty menjadi lebih tinggi . 5. DAFTAR PUSTAKA
R. Shanahan, J. T. Kimia, P. N. Malang, J. Soekarno,
3.3.Hubungan Pengaruh Variasi Suhu Fluida Dingin and H. No, “Studi Literatur Tentang Efektivitas
terhadap Nilai UA Alat Penukar Panas Shell And Tube 1-1 Sistem
Hasil praktikum pengaruh variasi suhu fluida Fluida Gliserin –,” vol. 6, no. 9, pp. 164–170,
dingin terhadap nilai UA disajikan pada tabel 2 2020.
(lampiran 2). Y. Amani, “PREDICT TUBE OVERAL FOULINGIN
HEAT,” vol. 2, no. 1, pp. 95–109, 2018.

30
A. Wibowo et al., “Perpindahan panas pada,” vol. 10,
no. 1, pp. 47–53, 2015.
Suhu fluida dingin (C)

25
A. Budiman et al., “Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam
Vol . 03 No . 2 pp 76-82 , 2014 ISSN 2338-2236
20 Analisis Perpindahan Panas Dan Efisiensi Efektif
High Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol . 03
15 No . 2 pp 76-82 , 2014 ISSN 2338-2236,” vol.
03, no. 2, pp. 76–82, 2014.
Adikharisma, R. (2014) „Analisis Kinerja Proses Co 2
10
Removal Pada Kolom Absorber Di Pabrik
260 280 300 320 340 360 380 Amoniak Unit 1 Pt . Petrokimia Gresik
UA (Cal/Sec-K) Performance Analysis Of Co 2 Removal Process
In Absorber Column At Unit 1 Ammonia Plant Pt
Gambar 2. Grafik nilai UA terhadap Variasi Suhu . Petrokimia Gresik‟
Fluida Dingin Sumampouw, Y., Kolibu, H.S., dan Tongkukut S.H.J.
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (UA) (2015). Pembuatan Bioetanol dengan Teknik
dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berkaitan Destilasi Refluks Satu Kolom. Jurnal Ilmiah
dengan fluida panas, fluida dingin maupun variable Sains, 15(2), 154-158.
yang berkaitan dengan peralatan (Submitted et al., Submitted, T. et al. (2019) ‘by Suratno Lourentius’.
2019) A. Rasmito and Y. Wulandari, “The Use Of Wilson
Pada gambar 2 menunjukkan bahwa nilai UA pada Equation , Nrtl And Uniquac In Predicting Vle
suhu 10°C yaitu 374,569 Cal/Sec-K, suhu 15°C yaitu Of Ternary Systems,” no. 1, pp. 304–308.
349,329 Cal/Sec-K, suhu 20°C yaitu 323,693 Cal/Sec- Dinastari (2018) ‘Optimisasi Tekno-Ekonomi Pada
K, suhu 25°C yaitu 297,768 Cal/Sec-K dan suhu 30°C Desain Geometri Heat Exchanger Dengan
yaitu 271,565 Cal/Sec-K. Berdasarkan data tersebut Dipengaruhi Fouling Resistance Menggunakan
kemurnian metanol yang dihasilkan semakin berkurang Beberapa Metode’
seiring dengan bertambahnya suhu. Hal ini sesuai
Berdasaarkan hubungan UA = MC (T2-T1)/∆Tlm dan
juga seuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang menunjukan bahwa semakin
tinggi suhu fluida dingin maka akan semakin rendah
nilai koefisien perpindahan panas (Adikharisma, 2014).
Hal ini disebabkan karena air yang terkandung
dalam larutan metanol-air semakin banyak yang
menguap bersamaan dengan metanol (Sumampouw,
dkk., 2015). Dengan demikian semakin berkurang
kemurnian metanol berarti semakin banyak air yang
terkandung di dalamnya (Sumampouw, dkk., 2015).

4. KESIMPULAN
1.Simulasi heat exchanger pemanasan etanol-asam
asetat berhasil dilakukan menggunakan Aspen Plus
Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

LAMPIRAN
Rangkaian alat untuk simulasi ini disajikan pada
Lampiran 1. Data simulasi dan proses simulasi gambar 2.
menggunakan Aspen Plus versi 10

Data yang digunakan dalam pembuatan model Heat


Exchanger ini disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Umpan


Aliran Fluida Dingin Fluida Panas
Suhu (oC) 20 200
Tekanan (kPa) 110 115
Laju molar umpan 4000 4000
(kg/jam)
Etanol 0,5 0,1
Asam asetat 0,5 0,1 Gambar 2. Rangkaian alat untuk simulasi Heat Exchanger
Etil asetat 0,4 type HeatX
Air 0,4

Hasil simulasi disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Hasil simulasi menggunakan Aspen Plus


Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Lampiran 2. Hasil simulasi menggunakan Aspen Plus


versi 11

Data hasil simulasi pada variasi suhu fluida dingin


10oC-30 oC terhadap UA

Tabel 2. Suhu fluida dingin 10oC-30 oC terhadap UA


Row/Case Statu Suhu (°C) UA (Cal/Sec-K)
s
1 OK 10 374,569
2 OK 15 349,329
3 OK 20 323,693
4 OK 25 297,768
5 OK 30 271,565

Data hasil simulasi pada variasi suhu fluida dingin


10oC-30 oC terhadap nilai Heat Duty

Tabel 3. Suhu fluida dingin 10oC-30 oC terhadap nilai Heat


Duty
Row/Case Statu Suhu (°C) Heat Duty (kW)
s
1 OK 10 177,711
2 OK 15 165,875
3 OK 20 153,902
4 OK 25 141,825
5 OK 30 129,637
Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Lampiran 3. Cara simulasi menggunakan Aspen Plus Temperature 20°C, pressure 115 kPa, flow rate
versi 11 4000 kg/h dan komposisi komponen ethanol
10%, acetic acid 10%, ethyl acetate 40%, dan
Cara simulasi water 40%.
1. Buka aplikasi Aspen Plus versi 11 kemudian
pilih ”file” kemudian pilih “new”
2. Pilih blank simulation lalu klik “create”
3. Pilih komponen yang akan digunakan pada
simulasi pada Component ID (Ethanol, Acetic
acid, ethyl acetate, water)

8. Kemudian pilih blocks untuk mengisi


sepesifikasi dari HeatX yang digunakan pada
simulasi. Model fidelity yang dipilih shortcut,
dengan shortcut flow direction nya Counter
current, calculation mode yang dipilih rating,
specification yang digunakan yaitu cold stream
4. Kemudian klik Next dan pilih metode yang akan outlet temperature, value 80°C dan exchanger
digunakan yaitu NRTL-HOC area sebesar 10 sqm.

5. Selanjutnya pilih simulation dan buatlah Heat 9. Masih dalam blocks, kita pilih “U Methods”
Exchanger type HeatX dengan memilih block untuk mengubah constant U value sebesar 0,2
Excahnger kW/sqm-k

6. Kemudian mengisi feed pada stream IN-01 sesuai 10. Setelah semua data yang digunakan dalam
dengan soal dan variable yang sudah ditentukan. simulasi sudah dimasukkan, klik Run dan pilih
Temperature 20°C, pressure 110 kPa, flow rate Thermal Results untuk mengetahui hasil
4000 kg/h dan komposisi komponen ethanol 0,5 simulasi.
dan acetic acid 0,5 Oulet temperature hot stream yang dihasilkan
sebesar 127,375°C dan Heat duty sebesar
36758,9405 cal/sec

7. Mengisi feed pada stream IN-02 sesuai dengan


soal dan variable yang sudah ditentukan.
Required exchanger area : 6,7762 sqm
Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, 25 Mei 2021, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

UA : 323, 693 cal/sec-K Kita bias klik new lagi dan ketik Duty (variabel
kedua yang akan kita cari). Untuk Duty type
yang di pilih Block-Var dengan variabel nya
QCALC dan unit nya kW

11. Selanjutnya, bisa klik model anlysis tools untuk


mengetahui nilai duty dan UA dengan berbagai
variasi suhu. 13. Selanjutnya kita pindah ke Tabulate dan klik fill
Pada bagian vary kita isi type Stream-Var, Set Variable untuk mengetahui hasilnya
point yang digunakan yaitu 10°C-30°C dengan
increment 5

12. Lalu pindah ke Define untuk mengisi variabel


yang akan kita cari yaitu nilai UA dan Heat duty.
Klik new dan ketik UA (variabel pertama yang
akan kita cari) Untuk UA type yang dipilih
Block-Var, variable yang dipilih yaitu UA

Anda mungkin juga menyukai