PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari suatu cahaya. Dari pantulan tersebut kita dapat menikmati segala
mungkin seperti malam hari tanpa sinar lampu pijar. Mungkin itulah kenapa
polarisasi.
Muncul pertanyaan lagi, apa bukti dari semua sifat cahaya tersebut?
Bukti dari sifat polarisasi misalnya, jika kita keluar pada siang hari kita akan
merasa silau oleh terik matahari. Itu tidak akan terjadi jika kita memakai
kacamata hitam karena gelombang dari sinar matahari tersebut akan terserap
oleh kacamata hitam. Disini penulis akan mengkaji lebih jauh tentang salah
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian polarisasi cahaya?
2. Bagaimana cahaya terpolarisasi?
3. Kenapa cahaya dapat terpolarisasi?
C. Tujuan
Tujuan dari penulis dalam menyusun makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian polarisasi
2. Mengetahui bagaimana cahaya dapat terpolarisasi
3. Mengetahui penyebab cahaya dapat terpolarisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Polarisasi Cahaya
2
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah
sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme
gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.berikut ini
beberapa teori tentang pengertian cahaya:
1. Teori Korpuskuler (Newton)
Cahaya adalah korpuskel–korpuskel yang dipancarkan oleh sumber
dan merambat lurus dengan kecepatan besar. Teori ini tidak dapat
menerangkan peristiwa interferensi.
2. Teori Gelombang Elektromagnetik (Maxwell)
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik berasal dari medan listrik
dan medan magnet,bergerak dengan kecepatan 3×108 m/s.
3. Teori Undulasi (Christian Huygens)
Cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar,
merambat dalam medium “eter”. Teori ini dapat menjelaskan peristiwa
difraksi, interferensi dan polarisasi tetapi tidak dapatmenerangkan perambatan
cahaya lurus.
3
Polarisasi atau pengkutuban adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari
gelombang. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang
bergerak secara oscillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk
gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan juga
medan magnet, H yang keduanya saling beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama
lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan. (Jenis polarisasi melingkar dari
gelombang cahaya, dengan medan E (hijau) dan medan H (merah), dan arah rambatan
ke atas. Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada
cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh
gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami
gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan
bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
4
gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah
getar disebut gelombang terpolarisasi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada
tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang
getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya
(gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal
diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat Gambar 1.25). Cahaya
alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang
cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja,
yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.
1. Polarisasi Linier
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi linier apabila vektor medan
elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik selalu diorientasikan sepanjang
garis lurus yang sama pada setiap waktu sesaat. Kondisi yang memenuhi hal ini
adalah apabila vektor medan (elektrik atau magnetik) memiliki:
a. Hanya satu komponen, atau
5
b. Dua komponen orthogon allinear yang sefasa dalam waktu atau berbeda fasa
sebesar 180o (atau kelipatannya)..
2. Polarisasi Lingkaran
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor
medanelektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik membentuk suatu
lingkaransebagai fungsi waktu. Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila
vektor medan (elektrik atau magnetik) memiliki :
a. Medan harus mempunyai dua komponen Orthogonal linear, dan
b. Kedua komponen harus mempunyai besaran yang sama, dan
c. Kedua komponen harus mempunyai perbedaan fasa sebesar perkalian ganjil
dari 90o dalam waktu.
Penentuan arah rotasi selalu ditentukan dengan merotasi komponen yang
fasanya mendahului terhadap komponen yang tertinggal fasa dan
mengamatirotasi medan seolah-olah gelombang tersebut terlihat bergerak
menjauh dari pengamat. Jika rotasinya searah jarum jam, maka gelombang
terpolarisasi sirkular sesuai kaidah tangan kanan; jika rotasinya berlawanan arah
jarum jam, makagelombang terpolarisasi sirkular menurut kaidah tangan kiri.
Rotasi komponenmendahului fasa terhadap komponen tertinggal fasa harus
dilakukan sepanjang pemisahan sudut diantara dua komponen yang kurang dari
180o. Fasa yang lebih besar atau sama dengan 0o dan kurang dari 180o akan
dianggap mendahului sedangkan yang lebih besar dari atau sama dengan 180o
dan kurang dari 360o akan dianggap tertinggal. Untuk mengetahui lebih jelasnya
bentuk dari polarisasi circular.
3. Polarisasi Elips
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi elips apabila ujung vektor
medanelektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik membentuk kedudukan
elipsdalam ruang. Pada variasi waktu sesaat, medan vektor berubah secara
kontinyuseiring waktu dengan cara yang sama untuk menggambarkan tempat
kedudukan elips. Arah rotasi ditentukan dengan menggunakan aturan yang
6
sama sepeti halnya pada polarisasi sirkular. Sebagai tambahan untuk
mengetahui arah rotasi,gelombang yang terpolarisasi elliptical juga
dinyatakan dengan rasio aksial yang besarnya merupakan perbandingan
sumbu mayor terhadap sumbu minornya. Kondisi yang memenuhi hal ini
adalah apabila vektor medan (elektrik ataumagnetik) memiliki :
a.Medan harus mempunyai dua komponen orthogonal linear, dan
b.Kedua komponen dapat memiliki besaran yang sama atau berbeda.
c.(1) Jika keduanya memiliki besaran yang berbeda, beda fasa-waktudiantara
keduanya tidak boleh 0o atau perkalian 180o (karena akan bersifatlinier).
(2) Jika kedua komponen memiliki besaran yang sama, beda fasa-
waktudiantara keduanya tidak boleh kelipatan bilangan ganjil dari 90o
(karenaakan bersifat circular).
C. Sebab-sebab Polarisasi Cahaya
Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak
terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara, antara lain
karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan
hamburan.
1. Polarisasi karena Pemantulan
Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57o, maka
sinar yang terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang
berasal dari cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin.
Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II
saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II.
Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut
polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan
sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator
akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
7
Ketika seberkas sinar yang tidak terpolarisasi dipantulkan dari sebuah
permukaan, maka cahaya yang dipantulkan mungkin seluruhnya terpolarisasi,
setengahnya terpolarisasi, atau tidak terpolarisasi sama sekali bergantung pada
sudutnya.
8
Gambar 2.2 Sinar Pantul Terpolarisasi Seluruhnya (Serway,2010).
9
3. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati
suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya
pada kristal kalsit. Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi
hukum Snellius dan cahaya ini tidak terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang
dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak memenuhi hukum Snellius
dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi.
10
Gambar 1.5 Sebuah Sumber Titik S Di Dalam Kristal Pembias Ganda
(Serway, 2010).
Di arah sumbu optik, sinar biasa dan sinar luar biasa mempunyai
kelajuan yang sama, yang bersesuaian dengan arah yang membuat nO= nE.
Beda kelajuan antara sinar tersebut maksimum pada arah tegak lurus sumbu optik.
4. Polarisasi karena Absorbsi
Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang
getar gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar.
Seberkas sinar yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang
getar saja sehingga sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang
terpolarisasi. Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi
selektif. Polaroid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari (kacamata sun glasses)
dan polaroid untuk kamera.
11
Gambar 1.6 Sinar Yang Mengalami Polarisasi Absorbsi Selektif (Serway, 2010)
Jika seberkas sinar yang tidak terpolarisasi datang pada lembaran polarisasi
pertama yang disebut dengan polarisator dengan sumbu transmisi berorientasi vertikal
seperti ditunjukkan gambar di atas, maka cahaya yang dihantarkan melalui lembaran
ini akan dipolarisasikan secara vertikal. Lembar polarisasi kedua yang disebut dengan
analisator akan memotong berkas tersebut.
Sumbu transmisi analisator dibuat bersudut θ terhadap sumbu transmisi
polarisator, sehingga komponen E0 yang sejajar sumbu analisator yang diloloskan
melewati analisator adalah E0 cos θ. Oleh karena itu, intensitas dari berkas transmisi
dapat dijelaskan dengan persamaan berikut.
12
5. Polarisasi karena Hamburan
Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada
peristiwa terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer
yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu
dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna
biru. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif
dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.
6. Pemutaran Bidang Polarisasi
Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator
sehingga cahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat
optik aktif, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.
D. CONTOH SOAL
1. Suatu zat terletak di dalam air dengan indeks bias n1 = 4/3. seberkas sinar yang
mengenai zat ini akan mengalami polarisasi jika sinar datang dengan sudut
polarisasi Ɵ1= 600. Hitung Berapa besar indeks bias zat n2 ?
Penyelesaian :
Dik :
n1 = 4/3
Ɵ1 = 600
Ditanya :
n2 = ?
Jawab :
Gunakan persamaan sudut brewster untuk menentukan indeks bias zat n2 !
Tan Ɵ1 = n2
n2 = n1 tan Ɵ1
n2 = 4/3 tan 600
n2 = 4/3 x √3
n2 = 4/3√3
jadi besar indeks bias zat n2 adalah 4/3√3.
13
3. Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang diamati mata I2 =¼ I1.
Jika I1 adalah intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator P1 , tentukan besar
sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah analisatr
P2 !
Penyelesaian :
Dik :
I2 =¼ I1
Ditanya :
Ɵ= ?
jawab :
I2 = I1 cos2 Ɵ
¼ I1 = I1 cos2 Ɵ
¼ = cos2 Ɵ
½ = cos Ɵ
Ɵ = 600
Jadi besar sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah
analisatr P2 adalah 600.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Polarisasi adalah
peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Polarisasi cahaya
atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara
oscillasi dan menuju arah tertentu. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi
apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu Beberapa macam /
jenis polarisasi antara lain adalah polarisasi linear, polarisasi melingkar, dan
polarisasi ellips. Cahaya dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara,
antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi
selektif, dan hamburan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
1
MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK
POLARISASI CAHAYA
OLEH :
KELOMPOK IV
SYAMSURIYANI (A1K116070)
NURSATRIANI (A1K116048)
KENDARI
2018
2
3