Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

PERTANIAN KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH :

CINDY MARLINA (2201120021)

DOSEN PEMBIMBING

AHMAD SYUKRI, SE., MM.

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas

anugerah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERTANIAN KELAPA SAWIT” ini tepat

pada waktunya. Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Teknologi Informasi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak AHMAD SYUKRI, SE.,MM.

selaku dosen mata kuliah Teknologi Informasi yang telah memberikan tugas ini,

sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi

yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Saya menyadari, makalah

ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,2 Desember 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 2

C. TUJUAN ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. PENGERTIAN DRONE .................................................................................. 3

B. PENGERTIAN ERP ........................................................................................ 6

1. PENERAPAN ERP DALAM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT ............. 7

2. TANTANGAN DALAM PENERAPAN ERP ............................................ 10

3. MENGATASI TANTANGAN DALAM PENERAPAN ERP ................... 13

4. MANFAAT PENERAPAN ERP ................................................................ 15

C. SEJARAH KELAPA SAWIT ........................................................................ 16

1. PERKEMBANG BIAKAN KELAPA SAWIT .......................................... 16

2. HASIL KELAPA SAWIT .......................................................................... 17

D. PENGERTIAN KELAPA SAWIT ................................................................ 18

1. SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA SAWIT ............................... 19

2. TEKNIK PENANAMAN KELAPA SAWIT ............................................. 20

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 27

A. KESIMPULAN............................................................................................... 27

B. SARAN ........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teknologi informasi saat ini tidak hanya terdapat pada perusaahan besar maupun

perguruan tinggi saja tetapi teknologi informasi juga dimanfaatkan hampir dalam setiap

aspek kehidupan. Teknologi saat ini tidak lagi dipandang sebagai pelengkap, tetapi

sudah menjadi salah satu kebutuhan dan penentu atas terlaksananya sasaran dan strategi

yang akan diusung. Pengelolaan data yang bersifat manual kini sudah semakin

ditinggalkan, karena kurangnya efisiensi dalam pengelolaan dan dokumentasinya,

sehingga sebagian besar perusahaan terutama perusahaan dibidang pertanian sudah

menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Saat ini telah banyak perusahaan pertanian dibidang kelapa sawit yang telah

memanfaatkan teknologi informasi. teknologi ini digunakan untuk mempermudah

penyampaian informasi yang ingin disampaikan kepada para pengunjung tersebut. Hal

ini dapat menunjang penuh aktivitas pengelolaan data yang terdapat pada perusahan.

Minyak kelapa sawit telah menjadi andalan eksport indonesia dan menyumbang

devisa terbesar setelah migas Indonesia menyumbang 6,6 jt ton minyak sawit dari total

minyak sawit dunia, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perkebunan kepala

sawit di indonesia di perluas terutama di derah sumatra dan kalimantan.

Jumlah perkebunan yang sangat luas diperlukan sebuah mekanisme pangawasan

terhadap jumlah kelapa sawit itu sendiri, pengwasan saat ini masih dilakukan manual

dengan cara menghitung jumlah pohon per Area cara ini sangat memakan waktu dan

biaya. Oleh sebah itu digunakan kan lah teknologi drone yang mampu mengghitung

jumlah kelapa sawit manggunakan citra udara dengan pemanfaatan teknologi Computer

1
Vision, diharapkan teknologi tersebut bisa digunakan untuk menghitung dan memonitor

pertumbuhan kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu andalan eksport

Indonesia setelah migas dan Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit

dunia yang nilai jualnya meningkat dalam dasawarsa terakhir, produksi minyak kelapa

sawit indonesia pada tahun 2008 mencapai 18 jt ton minyak sawit, produksi kelapa

sawit menjadi salah satu sektor yang diandalkan dan menyediakan lapangan kerja yang

sangat luas, para petani kecil dapat menghasilkan 6,6jt ton kelapa sawit seiring dengan

meningkatnya permintaan dunia diperkirakan permintaan kelapa sawit dunia akan

meningkat hingga 32 jt ton pada 2020.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Hal apa saja yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi Drone dalam

Pertanian Kelapa Sawit ?

2. Bagaimana penerapan ERP Dalam perkebunan kelapa sawit ?

3. Apa tantangan dalam penerapan ERP ?

4. Bagaimana mengatasi tantangan dalam penerapan ERP ?

5. Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit ?

C. TUJUAN

 Untuk mengetahui kegunaan Drone dalam pertanian Kelapa Sawit.

 Mengetahui penerapan ERP Dalam perkebunan kelapa sawit.

 Mengetahui tantangan dalam penerapan ERP.

 Mengetahui Bagaimana cara mengatasi permasalahan ERP.

 Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DRONE
Drone atau disebut juga pesawat tanpa awak atau UAV (Unamed Vehicle flying

Object) atau dengan kata lain drone adalah sebuah device yang dikendalikan secara

otomatis dengan remote kontrol, atau dengan kata lain dikendalikan oleh ground station

didarat dan termasuk dalam kategori teknologi robot yang saling terkoneksi, smart

drone mampu dikombinasikan dengan beberapa sensor serta dengan jaringan wireless

atau tanpa kabel dengan modifikasi pemasangan sensor yang memungkingkan semua

alat bisa saling berkomunikasi serta bisa melakukan navigasi dalam mode realtime dan

mampu menghindari tumbukan dengan benda lain saat mengudara.

Drone atau disebut juga pesawat tanpa awak atau UAV (Unamed Vehicle flying

Object) atau dengan kata lain drone adalah sebuah device yang dikendalikan secara

otomatis dengan remote kontrol, atau dengan kata lain dikendalikan oleh ground station

didarat dan termasuk dalam kategori teknologi robot yang saling terkoneksi, smart

drone mampu dikombinasikan dengan beberapa sensor serta dengan jaringan wireless

atau tanpa kabel dengan modifikasi pemasangan sensor yang memungkingkan semua

alat bisa saling berkomunikasi serta bisa melakukan navigasi dalam mode realtime dan

mampu menghindari tumbukan dengan benda lain saat mengudara,banyak sekali

kemungkinan anatara lain drone bisa mengcover area yang sangat luas dengan

menambahkan beberapa spesial sensor atau penambahan infrared yang diambil saat

drone mengudara.

Yang paling penting pada sebuah drone adalah, harus memiliki sebuah sistem yang

bisa secara secara otomatis mengadalikan sebuah motor drone, sistem tersebut terdiri

3
dari dua bagian control machine dan kendali drone yang mengatur kendali di udara dan

mengatur level ketinggian serta saling teritegrasi dengan gyroscopes dan accelometer

Computer vision adalah sebuah proses pada dasarnya untuk memproses sebuah gambar,

kemudian melakukan analisa pada sebuah image tersebut dengan mengunakan sebuah

aplikasi atau algoritma untuk memecahkan sebuah masalah, atau mencari data yang

berguna pada image atau objek yang akan diteliti tersebut.

Pada saat ini terdapat beberapa masalah pada bidang pertanian antara lain

subjektivitas,inkonsistensi, kebutuhan tenaga kerja, ketersediaan tanaga kerja terbersar

pada sebuah industri adalah kualitas produk, beberapa studi telah menjelaskan

keterkaitan anatara sebuah teknik image , dalam hal ini sebagai alat untuk komputerisasi

dengan menggandalkan presisi yang sangat tinggi, banyak bidang pertanian dimana

pengambilan sebuah kualitas tanaman menggunakan teknik image processing sebagai,

contoh untuk melihat pertumbuhan tanaman berdasarkan intensitas warna ,

homogenitas, ukuran dan bentuk tanaman.

Dengan kata lain computer vision bekerja seperti sebuah mata, bisa berupa kamera

atau sensor. Akusisi gambar Fitur ekstraksi pengolahan gambar atau segmentasi citra,

computer vision mampu mejelaskan sebuah proses atau penjelasan dari sebuah objek

atau image dan bisa digunakan secara real time misalnya untuk inspeksi qualitas

makanan, melihat kualitas buah atau pada porses sortir dan grading.

Computer Vision dan image proseccessing mempunyai ralasi yang sangat bidang

ilmu yang lain yaitu machine learning, signal proceessing dan komputer grafis. Image

digital adalah salah satu kunci utama dalam menyampaikan sebuah informasi,

menjelaskan semua informasi dari suatu image tentang suatu karakteristik sebuah objek

dengan teknik machine learning atau menggunakan teknik image processing. Sebagai

4
alat pengaturan pergerakan robot, aplikasi lain yang digunakan dengan teknik

pembacaan image medical diagnosis, sedangkan teknik segmentasi image adalah salah

satu tahapan utama untuk membedakan sebuah objekpada bida pertanian modern

metode ini telah dikembangkan pada level maksimalMinyak kelapa sawit dihasilakan

dari minyak nabati atau palm oil yang biasa digunakan untuk konsumsi makanan atau

bahan non makanan, indonesia dan malaysia adalah negara eksportir kelapa sawit

terbesar sementara itu negara importir kelapa sawit adalah india , cina dan uni Eropa.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan menggunakan drone, antara lain :


a. FOTO UDARA

Foto udara diambil langsung menggunakan drone diambil pada jarak ketinggian

80 – 100 mtr data dalam bentuk image atau vidio, pada drone yang terbang disekitar

area pekebunan.

b. PROSES

Gambar atau vidio tadi yang telah diambil kemudian dianalisa kembali dan di

proses menggunakan PC atau laptop dengan Algoritma Computer Vision.

c. COUNTING

Dengan memanfaatkan teknik komputer vision dari data pohon sawit yang

diambil di proses kembali dengan teknik deteksi tepi sehingga drone mampu memdakan

mana pohon biasa dan yang mana pohon kelapa sawit berdasarkan data training yang

dikombinasikan dengan metode pengenalan pola.

d. PALM MARKETING

Setelah gambar drone diproses makan sistem secara otomatis, dan memberikan

tanda marking pada drone berupa lingkaran merah dan mulai menghitung jumlah dan

memonitoring kelapa sawit.

5
B. PENGERTIAN ERP
ERP merupakan sistem lintas fungsional perusahaan yang berguna untuk

mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses bisnis internal perusahaan, yakni

meliputi manufaktur, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya

manusia. Menurut Brady (2001), ERP adalah sebuah sistem yang membantu untuk

mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi, pembelian, dan accounting dalam

suatu kesatuan yang terintegrasi. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa ERP merupakan suatu sistem pendukung proses bisnis guna

mengintegrasikan data yang ada.

ERP berfungsi sebagai tulang punggung vital dalam sistem informasi perusahaan.

ERP membantu perusahaan mencapai efisiensi, kecepatan dan response yang diperlukan

untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang dinamik. Software ERP terdiri dari modul-

modul terintegrasi yang memberikan pandangan lintas fungsional bagi proses-proses

bisnis utama perusahaan, antara lain produksi, pemrosesan pesanan, dan penjualan.

Selain itu ERP juga mencakup sumber daya antara lain uang tunai, bahan baku,

kapasitas produksi, dan sumber daya manusia.

Akan tetapi, mengimplementasikan sistem ERP secara tepat adala proses yang sulit

dan membutuhkan biaya besar yang telah mengakibatkan masalah serius dan kehilangan

keuntungan bagi beberapa perusahaan. Mereka menganggap enteng perencanaan,

pengembangan, serta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendesain kembali proses bisnis

mereka agar dapat mengakomodasi sistem ERP yang baru. Seiring perkembangan

software ERP, kini telah tersedia modul-modul yang dapat dihubungkan dengan Web.

Selain itu juga tersedia software E-business siap pakai. Hal ini telah membuat ERP lebih

6
fleksibel dan user friendly serta memudahkan komunikasi dengan partner-partner bisnis.

(O’Brien, 2011)

Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah

menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database,

sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.

Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk

menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat

dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. (Poernomo, 2011)

1. PENERAPAN ERP DALAM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Terdapat banyak software ERP yang dapat diaplikasikan dalam industri

perkebunan kelapa sawit, antara lain SAP WCS Plantation, Oracle JD Edwards Grower

Management, serta ADem Sawit dari Adempiere. Masing-masing software ini

dikembangkan dengan basis pemrograman yang berbeda.

a. Software SAP

Software SAP yang diaplikasikan untuk industri kelapa sawit adalah WCS

Plantation. Salah satu perusahaan di Indonesia yang mengimplementasikan program

ERP ini adalah PT Triputra Agro Persada. Solusi WCS Plantation merupakan solusi

khusus bagi industri perkebunan yang merupakan pengembangan dari solusi inti SAP

Enterprise Resources Planning (ERP) dengan penambahan WCS Vertical Solution.

Gabungan kedua solusi ini mampu memberikan keunggulan yang dapat diintegrasikan

seluruh sistem dalam proses bisnis perkebunan dari site project hingga back office.

SAP ERP merupakan solusi yang mendukung fungsi proses bisnis dan efisiensi

operasional perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus bagi berbagai

macam industri. Kehadiran WCS Vertical Solution terdiri dari modul Estate

7
Management yang digunakan untuk menangani kegiatan agronomi & perkebunan, serta

modul Checkroll yang digunakan untuk mengakomodir penggajian dari Buruh Lepas

Harian (BHL) yang ada di kebun.

Solusi SAP WCS Plantation dapat digunakan untuk mendukung operasional

kebun, mill maupun proses finansial dan pembelian baik di site maupun di kantor pusat.

Dalam sistem ini akan diimplementasikan solusi SAP ERP ECC 6.0 dengan beberapa

modul, yang mencakup modul Finance (FI), Controlling (CO), Material Management

(MM), Sales & Distribution (SD), Production (PP); dan WCS Vertical Solution yang

meliputi modul Estate Management & Checkroll. PT Triputra Agro Persada

mengharapkan implementasi berjalan sukses dan direncanakan Go Live pada kuartal ke

4 tahun 2012. (Yono, 2012)

b. Software JD Edwards Grower Management

Software JD Edwards Grower Management merupakan software ERP untuk

perkebunan kelapa sawit dengan basis Oracle. Perusahaan yang pertama kali

mengimplementasikan JD Edwards Grower Management adalah PT Agro Indomas di

bawah naungan Goodhope Asia Holdings Ltd. yang merupakan induk perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Malaysia dan Indonesia.

Software JD Edwards Grower Management memungkinkan perusahaan untuk

menangkap rincian dan atribut penting terkait blok tanah yang dikelola. Sistem akan

memberikan informasi mengenai beragam kegiatan yang dilakukan sepanjang siklus

pertumbuhan, mulai dari rencana pra-tanam sampai data mengenai perawatan umum.

Software ini menyederhanakan teknologi informasi dan pelaporan melalui sebuah

aplikasi enterprise yang terintegrasi.

8
Penggunaan solusi Oracle di perusahaan perkebunan Indonesia sesungguhnya

dipicu oleh kesuksesan sang induk perusahaan, Goodhope, menggunakan Oracle E-

Business Suite Financials, Oracle Inventory Management, dan Oracle Purchasing di

anak perusahaannya di Sri Lanka. Goodhope akan mengimplementasikan Oracle E-

Business Suite Human Capital Management dan Oracle Payroll di operasional

perkebunannya di Sri Lanka, Indonesia dan Malaysia. (Juwono, 2011).

c. Software ADem Sawit dari Adempiere

Adempiere, adalah proyek yang diprakarsai komunitas untuk mengembangkan

dan mendukung solusi bisnis sumber terbuka dengan menyedikan fungsionalitas sebuah

enterprice resource planning (ERP), customer relationship management (CRM), dan

suplay chain managemnet (SCM). Proyek ADempiere didirikan bulan September 2006

sebagai tindak lanjut ketidak sepakatan para pengembang compiere dengan perusahaan

komersil dibelakangnya : Compiere inc. Pengembang proyek ADempiere adalah murni

open source menggunakan kode basis seputar proyek compiere (Anonim 2, 2012).

Software ERP untuk perkebunan kelapa sawit dari Adempiere bernama

ADemSAWIT. AdemSawit adalah ADempiere yang sudah diconfigurasi dan

dimodifikasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan ERP di lingkungan industri

perkebunan Kelapa sawit. Istilah ADemSAWIT ini sendiri muncul secara tidak sengaja

dimana bagi orang orang perkebunan ternyata sangat sulit untuk mengingat kata

"ADempiere", dan setelah diperhalus menjadi AdemSawit ternyata dapat langsung

diingat. Dengan ADemSAWIT, perusahaan perkebunan bisa merasakan seolah olah

menggunakan aplikasi ERP yang memang khusus dirancang untuk perkebunan Kelapa

sawit.

9
Pada dasarnya secara umum, proses bisnis di industri perkebunan kelapa sawit

adalah sama dengan bisnis di bidang lainnya, terutama untuk proses di backoffice

seperti purchasing, sales, inventory, accounting, dll. Hal yang membedakan adalah

adanya kebutuhan untuk mendukung operasional kebun dimana hal ini belum tersedia

secara langsung di Adempiere. Untuk itulah diperlukan configurasi khusus serta

beberapa modifikasi terhadap Adempiere agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

2. TANTANGAN DALAM PENERAPAN ERP

Tantangan terbesar penerapan ERP di industri-industri kelapa sawit di Indonesia

terletak pada “kesadaran” pelaku industri ini bahwa mereka membutuhkan peningkatan

efi siensi dan efektivitas dalam setiap proses bisnis yang berlangsung.

Sebagai perbandinga, di Malaysia semua industri kelapa sawit telah

memanfaatkan IT. Mereka mendapat sokongan penuh dari pemerintah Malaysia yang

membangunkan infrastruktur komunikasi di wilayah-wilayah perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit. Perusahaan juga harus mempersiapkan perangkat - perangkat

yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi ini. Perangkat yang paling kritikal, selain

penyiapan SDM yang melek IT, adalah jaringan komunikasi data. VSAT merupakan

solusi jaringan komunikasi data bagi lokasi perkebunan dan kantor cabang

yangbiasanya terletak jauh dari kota dan belum terjangkau jaringan komunikasi

terrestrial.

Selain memanfaatkan VSAT sebagai pendukung aplikasi ERP, perkebunan dapat

menggunakannya untuk percakapan VoIP, videoconference, video surveillance, dan

lain-lain. Sementara itu, untuk site-site yang hanya menggunakan aplikasi transaksional,

yang tidak membutuhkan bandwidth yang besar, dapat menggunakan jaringan VPN Ezy

dengan berbagai pilihan akses yang tersedia.

10
Menurut Nurcahyo (2012), Ada beberapa tantangan utama untuk bisa

mengimplementasikan ERP secara sukses:

a. It’s a lot of work

Mengimplementasikan ERP sebagai sebuah proses pengambilan keputusan baru

merupakan pekerjaan besar yang melibatkan sangat banyak orang di seluruh

perusahaan, termasuk general management. Seluruh perusahaan harus belajar

bagaimana menangani demand dan supply dengan cara baru. Kecepatan aliran informasi

dengan Enterprise Software (ES) disatukan dengan pendekatan ERP akan menimbulkan

pergeseran besar dalam cara berpikir perusahaan. Ini artinya pekerjaan yang banyak.

b. It’s a do-it-yourself project

Implementasi yang berhasil harus dilakukan secara internal. Dengan kata lain,

seluruh pekerjaan yang terlibat harus dikerjakan oleh orang-orang di perusahaan itu

sendiri. Tanggung jawab tidak bisa diberikan kepada orang luar, seperti konsultan atau

supplier software. Tidak akan berhasil. Konsultan memiliki peran memberikan

pengetahuannya, tapi hanya orang-orang di dalam perusahaan yang tahu benar segala

sesuatu di perusahaannya, dan memiliki otoritas untuk merubah segala sesuatu.

Jika tanggung jawab implementasi dipisahkan dari tanggung jawab operasional,

maka siapa yang harus bertanggung jawab atas hasil? Jika hasil tidak ada, maka

implementer akan menuduh pengguna yang tidak menjalankannya secara benar,

sementara user akan menuduh implementer yang tidak mengimplementasikan secara

benar. Jadi sebuah prinsip kunci dari implementasi adalah:

IMPLEMENTERS = USERS

11
c. It’s not priority number one

Masalahnya, orang-orang yang harus melakukannya telah sangat sibuk dengan

prioritas utama mereka, yaitu menjalankan bisnis. Semua aktifitas lain tentu harus

berada dibawahnya, karena jika tidak maka bisnis tidak berjalan. Implementasi ERP

tidak bisa menjadi prioritas nomor satu, tapi harus memiliki prioritas yang sangat tinggi,

misalnya nomor dua.

d. It’s people-intensive

ERP seringkali disalah-artikan sebagai sistem computer. Tidak benar. ERP

adalah sistem manusia yang dibuat mungkin oleh software dan hardware computer.

e. It requires top management leadership and participation

Jika tujuannya adalah untuk menjalankan bisnis yang lebih baik, maka general

manager dan staf harus terlibat karena mereka sendirilah yang memiliki pengaruh nyata

atas bagaimana bisnis harus dikelola. Perubahan yang dibuat pada tingkat yang lebih

rendah dalam organisasi tidak akan banyak memberikan manfaat.

f. It involves virtually every department within the company

Tidak cukup hanya departemen manufaktur, logistik atau material yang ikut

serta. Hampir semua departemen dalam perusahaan harus terlibat dalam menerapkan

ERP, seperti pemasaran, teknik, penjualan, keuangan, dan sumber daya manusia.

g. It requires people to do their jobs differently

Sebagian besar perusahaan yang menerapkan ERP harus menjalani perubahan

besar dalam perilaku. ERP membutuhkan seperangkat nilai-nilai baru. Banyak hal-hal

yang harus dilakukan berbeda, dan ini adalah jenis transformasi yang tidak mudah untuk

dicapai.

12
Banyak orang mengasumsikan bahwa perubahan besar perangkat lunak seperti ES

cukup untuk mencapai hasil yang besar. Sebenarnya, sistem ini hanya menggerakkan

informasi lebih cepat dan lebih dalam di perusahaan. Jika proses pekerjaan aktual tidak

berubah, maka kemudian informasi yang buruk akan bergerak lebih cepat dan dengan

momentum yang berbahaya bagi seluruh perusahaan.

Para pengguna berpengalaman mengatakan bahwa menerapkan ERP lebih sulit

daripada membangun sebuah pabrik baru, memperkenalkan produk baru, atau

memasuki pasar yang sepenuhnya baru. Disinilah letak tantangannya. Kabar baiknya,

telah ada jalan untuk memenuhi tantangan ini.Mengimplementasikan ERP secara

sukses, telah menjadi hal yang dapat dipastikan. jika dijalankan secara benar. ERP tidak

pernah gagal, jika diimplementasikan secara benar.

3. MENGATASI TANTANGAN DALAM PENERAPAN ERP

Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan ERP dibutuhkan sebuah jadwal

implementasi yang agresif, terfokus pada perolehan manfaat maksimum dalam waktu

minimum. Pertama-tama, sangat sulit untuk mengimplementasikan ERP di seluruh

perusahaan dalam waktu kurang dari satu tahun. Mengapa? Karena begitu banyak

pekerjaan yang harus dilakukan, dan lebih lagi, pekerjaan ini bukan prioritas utama.

Namun, untuk perusahaan skala kecil atau sedang, jika memakan waktu lebih dari 2

tahun, maka pasti ada hal yang salah. Dalam waktu 2 tahun, akan semakin sulit untuk

menjaga intensitas, antusiasme, dan dedikasi yang dibutuhkan. Dunia berubah terlalu

cepat. Jadi secara umum, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 18 bulan. Mungkin ada

sebagian orang yang menganggap waktu 18 bulan terlalu agresif atau ambisius. Tentu

tidak. Ini sebabnya:

13
a. Intensitas dan Antusiasme

Karena ERP harus diimplementasikan oleh orang-orang yang juga menjalankan

bisnis, maka prioritas utama mereka adalah menjalankan bisnis, yang merupakan tugas

full-time juga. Jadi tanggung jawab implementasi ini akan mengharuskan mereka

bekerja lebih banyak dan lebih lama.

Dengan proyek yang terlalu panjang, maka orang-orang ini akan menjadi berkecil

hati. Hasilnya tidak terlihat, terlalu jauh di masa depan. Namun, dengan jadwal yang

agresif, maka orang-orang ini akan dapat melihat kemajuannya sejak awal. Mereka bisa

mengharapkan peningkatan dalam waktu yang cukup singkat.

b. Prioritas

Hampir tidak mungkin bagi ERP untuk dapat memegang prioritas tinggi selama 3-

4 tahun. Jika prioritas makin turun, begitu juga peluang untuk sukses. Pendekatan yang

paling baik adalah menetapkan ERP sebagai prioritas yang sangat tinggi,

mengimplementasikannya secara cepat dan sukses, kemudian meraih keuntungan

darinya.

c. Perubahan tidak terduga

Perubahan ini mungkin terjadi dalam 2 bentuk: pergantian orang atau perubahan

lingkungan kerja. Masing-masing menjadi ancaman bagi kesuksesan proyek ERP.

Pergantian orang jelas sekali memberikan dampak besar. Orang baru belum tentu

memiliki pemahaman yang sama. Implementasi yang sedang separuh jalan bisa

terancam rusak dengan pergantian kebijakan atau pengambilan keputusan yang berbeda.

d. Jadwal Selip

Dalam proyek besar seperti implementasi ERP, sangat mudah terjadi jadwal selip.
Dalam banyak kasus, jadwal yang ketat dan agresif akan lebih jarang selip daripada
jadwal yang longgar dan tidak agresif.

14
e. Keuntungan / Manfaat

Mengambil waktu yang lebih lama dari yang diperlukan, akan mengurangi

keuntungan. Biaya lost-opportunity untuk keterlambatan satu bulan, umumnya adalah

sebesar $100.000. Bayangkan kerugian yang terjadi jika terjadi penundaan selama satu

tahun.

4. MANFAAT PENERAPAN ERP

Menurut Poernomo (2011), penerapan sistem ERP memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Menawarkan sistem terintegrasi didalam perusahaan, sehingga proses dan

pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

b. Memungkinkan melakukan integrasi secara global.

c. Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data seperti yang terjadi pada

sistem yang terpisah.

d. Memungkinkan manajemen mengelola operasi dan tidak memonitor saja dan lebih

mampu menjawab semua pertanyaan yang ada.

e. Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok serta

memadukannya.

f. Memfasilitasi hubungan komunikasi secara internal dan eksternal dalam dan luar

organisasi.

g. Dapat menurunkan kesenjangan antara pemprograman dengan cara perawatan

sistem yang sah.

h. Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan teknologi.

15
C. SEJARAH KELAPA SAWIT
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang

digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon

Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di antara Angola dan

Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika

Tengah dan Amerika Selatan.

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter.

Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila

masak,berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya

mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng,

sabun,dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai

salahsatu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan

bakardan arang.

Urutan dari turunan Kelapa Sawit:

Kingdom : Tumbuhan

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Jenis : Elaeis

Spesies : E. Guineensis

1. PERKEMBANG BIAKAN KELAPA SAWIT

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada

kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal

16
akar (radikula).Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya

kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit yang

buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin

pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan minyak

pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga

betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan

antara induk Dura dan Pisifera.

Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing‐masing

induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa

tenera unggul persentase daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan

minyak pertandannya dapat mencapai 28%. (Tim Penyusun, 2007).

2. HASIL KELAPA SAWIT

Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya.

Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi

bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang

murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga

diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah

diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging

yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan

pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan

pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa

cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.

17
D. PENGERTIAN KELAPA SAWIT

Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer,skunder, tertier

dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,sedangkan akar

skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier

berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.Akar-akar kelapa sawit banyak

berkembang di lapisan tanah atas sampaikedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke

bawah semakin sedikit (Setyamidjaja,2006).

Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang.Pada

pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batangyang

melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batangkelapa sawit

terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batangterdapat pangkal

pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008).Pertumbuhan awal daun

berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yangtumbuh keluar masih melekat

dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna

kuning. Anak daun (leaf let) pada daunnormal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja,

2006).Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan

mulaimengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk

lonjongmemanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.

Tanaman kelapa sawitmengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination).

Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang

lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).Tandan

buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunnya

semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakinmenurun. Hal ini disebabkan semakin

tua umur tanaman, ukuran buah kelapasawit akan semakin besar. Kadar minyak yang

18
dihasilkannya pun akan semakintinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari

beberapa ons hingga 30 kg(Setyamidjaja, 2006).

1. SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA SAWIT

Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan

kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat

berproduksi secara maksimal.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktoryang juga dapat

mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya,

dan penerapan teknologi.

a. Iklim

 Penyinaran matahari

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam

perhari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkatiklim

yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curahhujan yang cukup.

Umumnya turun pada sore atau malam hari.

 Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa

sawit.Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara25-27

0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik janganterlalu tinggi.

Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yangdiperoleh. Suhu, dingin dapat

membuat tandan bunga mengalami meratasepanjang tahun.

 Curah hujan dan kelembaban Tanaman

kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendahyang panas,

dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm pertahun yang turun merata

19
sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang idealuntuk bertanam kelapa sawit adalah

dataran rendah yakni antara 200-400meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian

tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan

terhambat dan produksinya pun akan rendah.

b. Tanah

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada

karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.Jenis tanah

yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolikmerah kuning,

hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk

bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifatfisis dan kimia

tanah.

2. TEKNIK PENANAMAN KELAPA SAWIT

a) Pembibitan
Merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan

bahantanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi padamasa

selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaiankegiatan

budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuaistandar teknis

diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas.Bibit kelapa sawit yang baik

adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta

berkemampuan dalam menghadapikondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan

penanaman(transplanting).

Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan

berkualitas seperti tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yangdapat menjadi acuan,

20
sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untukitu berikut ini disampaikan

tahapan pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama.

1. Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa

persyaratansebagai berikut:

 Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau danmempunyai kondisi

baik.

 Area harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyaisanitasi yang baik.

 Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam pengawasan.

 Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan.Drainase baik,

sehingga pada musim hujan tidak tergenang air.

 Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman,dengan kualitas

yang memenuhi syarat.

 Area diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-tengah Kebun.

 Area pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yangdirencanakan

untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya pengangkutan bibit.

2. Media Tanam

Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas

baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20cm. Tanah yang

digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama

dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bilatanah yang akan digunakan kurang

gembur dapat dicampur pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3:1(kadar pasir tidak

melebihi 60%).

21
3. Pemeliharaan (pada pembibitan)

Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu

dipeliharadengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan

dapatdipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang

tepat.Pemeliharaan bibit meliputi :

 Penyiraman

 Penyiangan

 Pengawasan dan seleksi

 Pemupukan

b) Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam

budidayaKelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan

pekerjaanyang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (area) hutan, area alang-

alang,area gambut. Supaya area tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areatersebut

harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan

tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tataruang kebun yang

direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit

(Setyamidjaja, 2003).

Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk

pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameterlebih

dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,dipotong

menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.Untuk rencana

peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah ditebang di potong

22
sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.Tanggul atau sisa pohon

bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan denganlubang tanaman harus di

bongkar.

c) Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari

gulmamenggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan

penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementaraitu,

interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.

d) Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras


Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun,mengeraskan

bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelahkiri-kanan jalan. Jalan

utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan ataugrader. Jalan sepanjang 1 km

dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja.

Selanjutnya, jalan di padatkan denganmenggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan

ini umumnya dilakukan padaakhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan

menggali tanah sesuaiukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.

Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang

menyalurkan air ke salurandrainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris

tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan

lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat denganlebar

bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm.

23
e) Penanaman
1. Penentuan.Pola,Tanaman

Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah

(legumecover crop LCC) pada area tanaman kelapa sawit sangat penting karena

dapatmemperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah

erosi,mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman

pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknyadilaksanakan

segera setelah persiapan lahan selesai.

2. Pembuatan,Lubang,Tanam

Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 –

4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar

antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisitanah. Jika tanah

gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalautanahnya lebih padat atau berliat

dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang

direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.Penggalian lubang dilakukan

pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir beradatepat di tengah lubang tanam. Buat

tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk

penggalian lubang. Setelah lubangselesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di

tengah lubang. Tanah galiandipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah

(sub soil) sertameletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau

utara – selatan) dalam arah yang konsisten.

3. Cara Penanaman

Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan

November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada

24
polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalamlubang.

Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupukkandang selama +

1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbundengan galian tanah atas.

Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau

semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan

dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudiansetiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi

untuk penyiraman setiap pohon.

f) Hama dan Penyakit


1. Hama

 Tungau

Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang

adalahdaun.Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Semprot Pestisidaatau Natural BVR.

 Ulat Setora

Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalahdaun.

Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinyasaja. Pengendalian

dengan cara penyemprotan dengan Pestisida

2. Penyakit

 Root Blast

Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan(Phythium

Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati mendadak,

tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara

pembuatan persemaianyang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan

bibit berumur lebih dari 11 bulan (Zaman, 2006).

25
 Garis Kuning

Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagiandiserang

daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucatmengelilingi warna coklat

pada daun, daun mengering. Pengendaliandengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan

tanaman muda.

 Dry Basal Rot

Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang

batang. Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusukdan kering; daun

muda mati dan kering. Pengendalian denganmenanam bibit yang telah diinokulasi

penyakit.

g) Panen
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting

dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah

indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telahditanamkan dalam

budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akandiperoleh produksi yang

tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang.

Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan

mengambil bagian yang paling bernilaiekonomi tinggi yaitu tandan buah yang

menghasilkan minyak kelapa sawit daninti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman

berproduksi secara terus menerussampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum

batas usia ekonomis kelapasawit berkisar 25 tahun.Kelapa sawit mulai berbuah setelah

2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.

26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelapa sawit adalahtanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan

dimasa depankarena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit

termasuktanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º

LintangUtara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara

2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama

penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar

240-380C.Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan

setelah penyerbukan.

Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,sedikitnya 60% buah telah

matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buahmatang panen. Ciri tandan matang

panen adalah sedikitnya ada 5 buah yanglepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang

dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau

lebih. Tanaman denganumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10

butir dan tanamandengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir.

Tanamankelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen

pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.

Proses pengawasan pertumbuhan kelapa sawit pada pada citra udara atau dengan

gambar yang diambil secara realtime menggunakan drone bisa di implemtasikan dan

mampu menghemat waktu dan tenaga serta mampu mengawasi area yang sangat luas,

tapi drone sendiri memiliki kelemahan yaitu masih menggukanan pasokan tenaga listrik

sehingga terbatas, untuk kedepanya dilakukan modifikasi pada drone itu sendiri dangan

penambahan battrey atau solarcell untuk menambah jarak terbang.

27
Penerapan ERP dalam Industri kelapa sawit dapat menggunakan berbagai software

yang tersedia, antara lain software WCS Plantation, Software JD Edwards Grower

Management, dan software ADemSAWIT. Masing-masing software dikembangkan

dengan menggunakan basis program yang berbeda. Tantangan dalam penerapan ERP

dalam industri perkebunan kelapa sawit antara lain adalah harus melibatkan hampir

semua pekerja dalam perusahaan serta diperlukan strategi implementasi yang agresif.

Manfaat yang diperoleh dengan penerapan ERP dalam industri perkebunan kelapa

sawit antara lain adalah menawarkan sistem terintegrasi dalam perusahaan sehingga

sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan

efisien, serta membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok serta

memadukannya.

B. SARAN
Penggunaan ERP memberi peluang untuk meningkatkan efisiensi serta efektifitas

usaha dalam industri perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi, penerapan ERP harus

dilakukan dengan strategi yang tepat agar dapat menghasilkan keuntungan. Sebaiknya

perusahaan-perusahaan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai membuka

wawasan untuk dapat mengimplementasikan software-software ERP dalam rangka

meningkatkan proses bisnis mereka.

Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akandatang

seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyaksawit, maka perlu

dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatankualitas dan kuantitas produksi

kelapa sawit.

28
DAFTAR PUSTAKA

Alyssa-Ninja Weis, "Smart drones.," Information Technology.

Jeremiah Karpowicz, "Above the Field with UAVs in Precision Agriculture," 2016

Faine Greenwood, "Drones on the horizon," new frontier in agricultural innovation,

no. 82, 2016.

Ioanna Simelli ; Apostolos Tsagaris, "The Use of Unmanned Aerial Systems (UAS) in

Agriculture," Technological Educational Institute of Thessaloniki.

Timmermans, A.J.M, "Computer Vision System for Online Sorting of Pot Plants Based

on Learning Techniques," ActaHorticulturae, pp. 91-98, 1998.

Setyamidjaja dan Djoehana. 1991.Budidaya Kelapa sawit .Kanisius. Yogyakarta

Sunarko,2008.PetunjukPraktisBudidayadanPengolahanKelapaSawit.AgromediaPustaka,

Jakarta.

Anonim. 2012. Komoditi Kelapa Sawit. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/.

16 September 2012.

Baridwan, Zaki. 1991. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta.

Brady,Monk,Wagner.2001.ConceptsInEnterpriseResourcePlanning,CourseTechnology.

Thomson Learning.

Santosa,A.B.2009.ADemSAWIT,ADempiereUntukKebunKelapaSawit.http://www.ade

msawit.com/2009/12/ademsawit-adempiere-untuk-kebun-kelapa.html

Juwono,Wiwiek.2011.PerkebunanKelapaSawitIndonesiaTerapkanSolusiERPOracle.

http://www.tabloidpcplus.com/2011/05/berita-teknologi/perkebunan-kelapa-sawit-

indonesia-terapkan-solusi-erp-oracle/ .16 September 2012.

29

Anda mungkin juga menyukai