Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

VENTILASI TAMBANG

DOSEN PENGAMPU
M. Khalid Syafrianto, S.T. , M.T.
DIKERJAKAN OLEH:
Ajiy Faiq Syauqiy Billah
NIM:
D1101181015

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
“Permintaan dan Penawaran” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Khalid Syafrianto S.T. , M.T.
selaku Dosen mata kuliah Ventilasi Tambang yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai permintaan dan penawaran. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 11 Maret 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
2.1. Permintaan........................................................................................................2
2.1.1. Pengertian permintaan.............................................................................2
2.1.2. Fungsi permintaan....................................................................................2
2.1.3. Hukum Permintaan..................................................................................2
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan....................................3
2.2. Penawaran........................................................................................................4
2.2.1. Pengertian penawaran.............................................................................4
2.2.2. Fungsi penawaran....................................................................................4
2.2.3. Hukum penawaran...................................................................................5
2.2.4. Faktor yang mempengaruhi penawaran.................................................5
2.3. Surplus..............................................................................................................6
2.4. Keseimbangan..................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................8
PEMBAHASAN...............................................................................................................8
3.1. Studi kasus........................................................................................................8
3.1.1. Pasar sebagai Penopang Sektor Ekonomi ...............................................8
3.1.2. Hal-hal yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran di Pasar
Bintoro ……………………………………………………………………………10
3.1.3. Pengendali Harga di Pasar Bintoro Demak..........................................12
BAB IV............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................13
4.2. Saran...............................................................................................................1

ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada zaman modern seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap
bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan
hukum permintaan dan penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu
mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang sangat sederhana. Akan
tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan
permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman
kita mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput
dari perdagangan. Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di
pasar. Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan
dan penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah
dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa
yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada
setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah
melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan yang erat satu
sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa
faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita
dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.
.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui arti dari hukum permintaan dan penawaran beserta fungsinya
2. Mengetahui studi kasus tentang hukum permintaan dan penawaran
3. Mengetahui arti dari surplus dan kesembangan dalam perekonomian
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi dari hukum permintaan dan penawaran ?
2. Mencari sebuah studi kasus tentang hukum permintaan dan penawaran
3. Apa pengertian dari surplus dan keseimbangan?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2 2.1 Sumber Panas dalam Terowongan
Sumber panas dalam terowongan kemungkinan ada
beberapa macam. Berikut sumbernya :
1. Pemampatan Udara (Autocompression)
Proses aliran udara masuk (intake air) dari luar masuk
kedalam tunnel/shaft/vertical opening
akan menimbulkan panas.
2. Pemakaian Peralatan Mekanis dan Penerangan
Peralatan yang dipakai di tambang bawah tanah (Dosco,AM-
50,bor) apabila dioperasikan akan
menimbulkan panas, selain itu penerangan yang digunakan
didalam tambang bawah tanah
(lampu tambang,lampu neon di junction) akan
mengeluarkan panas.
3. Panas Batuan (Geothermal Gradient)
Temperature (kering) bawah permukaan akan meningkat
seiring dengan kedalaman lubang
bukaan yang dibuat.Setiap jenis batuan mempunyai derajat
panas yang berbeda (virgin rock
temperature), contoh : Coal Mine UK (1,8 – 4,0)0C/100mtr,
Anaconda Copper Montana (4,6–
6,0)0C/100mtr.
4. Sensible Heat Flow
Panas dari dinding batuan yang ditransfer kedalam aliran
ventilasi Pada lubang bukaan.
5. Panas Dari Peledakan (Blasting)
Panas peledakan merupakan panas singkat yang akibatnya
bisa membuat lingkungan udara di
front kerja menjadi relatif lebih panas dari pada tempat
sekitarnya. Oleh karena itu aliran
udara dapat berbalik kembali ke front kerja, tempat dimana
peledakan baru saja terjadi.
Konsekuensinya debu akibat bongkaran batuan tidak
terbawa keluar.
6. Human Metabolism (Respirasi)
Panas yang dikeluarkan tubuh pada saat bekerja karena
adanya proses respirasi.
7. Oksidasi
Panas yang timbul karena terjadinya proses oksidasi didalam
tambang bawah tanah, contoh :
oksidasi pada batubara (spontaneous combustion) dan
timber/kayu.
8. Pergeseran Batuan (Rock Movement)
Pergeseran batuan yang diakibatkan karena adanya
gangguan geologi (fault,
amblegan/subsidence, atap runtuh) akan menimbulkan
panas.
6
9. Pemompaan Air (Pipelines)
Pada proses pemompaan air tambang akan timbul panas
yang diakibatkan adanya gesekan
antara air yang dipompa dengan pipa.
2.2 Psikometri Udara Tambang
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari proses perubahan
sifat-sifat udara seperti
kelembaban dan temperatur. Udara segar yang dialirkan
kedalam bawah tanah akan
mengalami proses seperti penekanan, pemanasan,
pendinginan atau pelembaban.
Volume,tekanan,kandungan energi panas dan kandungan air
juga akan mengalami perubahan.
1) Temperatur kering ( Td )
Pada pengukuran suhu udara dengan thermometer biasa
akan terjadi perpindahan kalor dari
udara ke bulb (kantong zat cair yang terdapat di ujung
termometer). Karena terjadi perpindahan
kalor zat cair yang ada didalam thermometer mengalami
pemuaian ,air raksa dalam
thermometer naik dan dikonversikan dengan satuan suhu.
2) Temperatur basah (Tw)
Temperature basah diukur dengan cara mengalirkan udara
yang ingin diukur suhunya dengan
thermometer yang bulbnya dilapisi dengan kain yang basah.
Lalu akan terjadi perpindahan
kalor dari udara ke kain basah. Kalor dari udara digunakan
untuk menguapkan air pada kain
basah tersebut, setelah itu digunakan untuk memuaikan
cairan yang ada dalam thermometer.
3) Temperatur titik embun
Suhu dimana udara telah mencapai kondisi jenuh . Jika
udara tersebut mengalami pelepasan
kalor sedikit saja, maka uap air dalam udara akan
mengembun (mulai terjadi kondensasi).
Sumber : Hartman, L Howard. 1997.
7
Gambar 2.1 Grafik Psikometri
Sumber : Hartman, L Howard. 1997.
Gambar 2.2 Perubahan sifat pada grafik Psikometri
Sumber : Hartman, L Howard. 1997.
Gambar 2.3 Perubahan sifat pada grafik Psikometri
5) Temperatur efektif
Temperatur efektif ini merupakan gabungan dari
temperatur udara,kelembapan udara dan
kecepatan udara dapat menimbulkan kondisi yang termal di
suatu lokasi.penentuan nilai
8
temperatur efektif dapat dicari menggunakan grafik
temperatur efektif seperti pada gambar
dibawah ini.
Sumber : Hartman, L Howard. 1997.
Gambar 2.4 Grafik Temperatur Efektif
6) Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja dapat ditentukan dari hasil temperatur
efektif. Temperatur yang di dapat dari
grafik temperatur efektif dapat digunakan untuk mencari
nilai efisiensi kerja di tambang
bawah tanah tersbut seperti gambar dibawah ini :
9
Sumber : Hartman, L Howard. 1997.
Gambar 2.5 Grafik Temperatur Efektif
2.3 Sifat dari Psikometri Udara
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari sifat psikometri
( panas dan kelembaban) udara
dalam kondisi tertentu selama proses pengendalian
kelembaban dan temperatur. Ilmu
psikometri juga mempelajari termodinamika campuran
udara – uap air. Karena udara normal
adalah campiran dari udara kering dan uap air. Karena
perubahan kondisi berpengaruh pada
uap air, penentuan campuran udara – uap air selama proses
air conditioning menerapkan
prinsip termodinamika.
Penentuan sifat psikrometri udara pada kondisi tertentu
merupakan persyaratan untuk
memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan
proses air conditioning. Terdapat 2
(dua) cara mencari sifat psikrometri ini dengan
menggunakan tabel psikometri dan grafik
psikometri
Pada tekanan barometrik, 2 (dua) sifat psikometri udara
menentukan kondisi udara. Sifat
psikometri yang paling mudah diukur adalah suhu bola
kering dan suhu bola basah.
Sebenarnya masih banyak sifat – sifat psikometri lainnya
yang dapat ditentukan, meskipun
salah satu yang penting dalam proses enltapi adalah suhu
bola kering dan suhu bola basah.
• Tekanan barometrik, (Pb) adalah tekanan atmosfer yang
dibaca pada alat barometer, dalam
satuan in.Hg atau psi (mm Hg atau Pa).
• Suhu bola kering (Dry bulb temperature) adalah suhu yang
ditunjukkan oleh termometer
kering, suatu ukuran kandungan panas yang ada pada
udara; dalam satuan °C atau °F.
• Suhu bola basah (Wet bulb temperature) adalah suhu
dimana air mengalaimi penguapan di
udara yang membawa udara dalam keadaan jenuh secara
adiabatik pada suhu tersebut, menjadi
10
ukuran kapasitas penguapan udara dan ditunjukkan dengan
termometer yang sumbu yang
dibasahi; dalam satuan satuan °C atau °F.
• Kelembaban relatif (Relatif humidity) adalah perbandingan
uap udara pada kondisi terntu
dan jenuh pada suhu konstan.
2.4 Perhitungan Kebutuhan Udara Segar
Jenis kegiatan manusia dapat dibedakan atas :
- Dalam keadaan istirahat
- Dalam melakukan kegiatan kerja yang moderat, misalnya
kerja kantor
- Dalam melakukan kegiatan keras, misalnya olahraga atau
kerja di tambang
Atas jenis kegiatan kerja yang dilakukan ini akan diperlukan
udara segar yang berlainan
jumlahnya. Dalam suatu pernafasan terjadi kegiatan
menghirup udara segar dan
menghembuskan udara hasil pernafasan. Laju pernafasan
per menit didefinisikan sebagai
banyaknya udara yang dihirup dan dihembuskan per satuan
waktu 1 (satu) menit. Laju
pernafasan ini akan berlainan bagi setiap kegiatan manusia
yang berbeda, makin keras kerja
yang dilakukan makin besar angka laju pernafasannya.
Perlu juga dalam hal ini didefinisikan angka bagi atau nisbah
pernafasan (respiration
qoutient) yang didefinsikan sebgai nisbah antara jumlah
karbondioksida (CO2) yang
dihembuskan terhadap jumlah oksigen (O2) yang dihirup
pada suatu proses pernafasan. Pada
manusia yang bekerja keras, angka bagi pernafasan ini
(respiration qoutient) sama dengan 1
(satu), yang berarti jumlah CO2 yang dihembuskan sama
dengan jumlah O2 yang dihirup pada
pernafasannya. Tabel 2.1 berikut memberikan informasi
persyaratan pernafasan ketiga jenis
kegiatan secara umum.
Tabel 2.1 Persyaratan Pernafasan
Kegiatan
Kerja
Laju
Pernafasan
Per menit
Udara Terhirup per
menit dalam
in3
/menit (10-
4m3
/detik)
Oksigen
terkonsumsi,cfm
(10-5m3
/detik)
Angka
bagi
pernafasan
(respirator
qoutient)
Istirahat 12-18 300 - 800 (0,82 -
2,18) 0,01 (0,47) 0 , 75
11
Sumber : Forbes and Grove, 1954
Ada 2 (dua) cara perhitungan untuk menentukan jumlah
udara yang diperlukan per orang untuk
pernafasan, yakni :
1. Atas dasar kebutuhan O2 minimum, yakni 19,5%.
Jumlah udara yang dibutuhkan = Q cfm
Pada pernafasan, jumlah O2 akan berkurang 0,1 cfm;
sehingga akan dihasilkan persamaan
untuk jumlah oksigen sebagai berikut :
0,21Q – 0 ,1 = 0,195Q
(Kandungan O2) – (Jumlah O2 pada pernafasan) =
(Kandungan O2 minimum untuk udara
pernafasan)
Q= =6,7 cfm=3,2 ×10-3 m3
/detik
2. Atas dasar kandungan CO2 maksimum, yaitu 0,5%.
Dengan harga angka bagi pernafasan = 1; maka jumlah CO2
pada pernafasan akan bertambah
sebanyak 1 x 0,1 = 0,1 cfm.
0,0003Q – 0 ,1 = 0,005Q
(Kandungan O2) – (Jumlah O2 pada pernafasan) =
(Kandungan O2 minimum untuk udara
pernafasan)
Kerja
Moderat 30 2800 - 3600 (7,64 -
9,83) 0,07 (3,3) 0 , 9
Kerja Keras 40
6000
(16,4) 0,10 (4,7) 1 , 0
12
Q= =21,3 cfm= 0,01 m3
/detik
Dari kedua cara perhitungan tadi, yaitu atas kandungan O2
minimum 19,5% dalam udara
pernafasan dan kandungan maksimum CO2 0,5% dalam
udara pernafasan, diperoleh angka
kebutuhan udara segar bagi pernafasan seseorang 6,7 cfm
dan 21,3 cfm. Dalam hal ini angka
kebutuhan udara yang digunakan adalah dengan jumlah
yang paling besar, yakni 21,3 cfm
sebagai angka kebutuhan seseorang untuk pernafasan.

BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit
jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang
makin banyak jumlah barang yang diminta.
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak
jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin
rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan.

4.2. Saran
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan
keseimbangan harga pasar, apabila pada harga keseimbangan jumlah barang
yang di minta konsumen, sama persis dengan jumlah yang di tawarkan
produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva
permintaan dan penawaran berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut
titik keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai