OLEH :
UNIVERSITAS RIAU
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
g. HP : +62 812-7698-263
h. Alamat Rumah : Jl. Swakarya No. 4, Kel. Tuah Karya, Kec. Tampan,
Pekanbaru.
3. Anggota
ii
7 Dwi Juniar Putri Sitorus FISIP 1601123257
8 Dewi Fatimah FKIP 1605123331
9 Ninda Setia Tanti FKIP 1605122911
10 Ninit Massagala Saman FKIP 1605122888
4. Dana : Rp1.247.250,-
Mengetahui,
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi ini
sebagaimana mestinya, kami merasa selama dalam proses KUKERTA Terintegrasi ini kami
masih banyak kekurangan untuk mengimplementasikan ilmu dan sebagai motivator khususnya di
Desa Pulau Payung.Laporan hasil kegiatan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ( KUKERTA )
Terintegrasi ini sebagai salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Riau
yang berupa pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sebagai salah satu
wujud pengabdian pada masyarakat Desa Pulau Payung.
Laporan ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi dan
merupakan hasil selama pelaksanaan KUKERTA Terintegrasi di Desa Pulau Payung. Dalam
kegiatan KUKERTA Terintegrasi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang terkait, baik berupa petunjuk, informasi, maupun saran yang sifatnya
konstruktif. Oleh karena itu, ungkapan terimakasih kami tunjukkan kepada Kepala Desa Pulau
Payung dan kepada masyarakat yang turut berpartisipasi atas pelaksanaan kegiatan ini,
khususnya kami ucapkan terima kasih kepada :
7. Masyarakat di Desa Pulau Payung yang telah berpartisipasi atas pelaksanaan kegiatan
KUKERTA Terintegrasi ini.
9. Serta semua pihak yang bersangkutan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Pepatah mengatakan “Tiada gading yang tidak retak”. Begitu pula laporan KUKERTA
Terintegrasi yang kami buat ini, sungguh jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan laporan KUKERTA Terintegrasi ini. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan
kegiatan KUKERTA Terintegrasi, terutama Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya
Kabupaten Kampar sebagai tempat pelaksanaan KUKERTA Terintegrasi ini. Semoga apa yang
telah dilakukan selama KUKERTA Terintegrasi di Desa Pulau Payung dapat dikembangkan
kembali.
v
RINGKASAN
Desa Pulau Payung merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rumbio Jaya,
Kabupaten Kampar, provinsi Riau, Indonesia. Desa Pulau Payung memiliki 5 dusun yaitu dusun
1, 4, dan 5 merupakan dusun Pulau Payung, dusun 2 merupakan dusun Solok, dan dusun 3
merupakan dusun Tanjung. Desa Pulau Payung berbatasan dengan Desa teratak di bagian
sebelah utara, Sungai Kampar di bagian sebelah selatan, Desa Pasubilah di bagian sebelah barat,
serta Desa Alam Panjang di bagian sebelah timur. Desa Pulau Payung dikelilingi oleh Sungai
Kampar. Nama Kabupaten Kampar juga diambil dari nama sungai tersebut. Dari sungai ini,
banyak sumber daya alam yang dapat diambil oleh masyarakat Desa Pulau Payung. Mulai dari
ikan segar, pasir, bebatuan, dan lainnya.
Adapun potensi yang terdapat di Desa Pulau Payung ini salah satunya adalah Masjid
Jami’ Pulau Payung. Masjid Jami' Pulau Payung merupakan Masjid Adat Kenegarian Rumbio
yang dikelola oleh Lembaga Adat Kenegerian Rumbio. Masjid ini dibangun pada tahun 1868
Masehi. Selain digunakan sebagai tempat ibadah sholat berjamaah, masjid ini juga berfungsi
sebagai tempat pertemuan adat.
Potensi desa yang lain adalah Sungai Kampar. Sungai Kampar yang mengelilingi Desa
Pulau Payung ini memiliki pesona yang indah dan ditambah lagi ketika melihat senja di ujung
sungai, sangat indah dan tidak akan ditemukan di Kota Pekanbaru. Di sungai ini merupakan
pusat kegiatan warga, mulai dari mandi, mencuci, memancing hingga bermain main air. Sangat
direkomendasikan untuk berkunjung ke desa ini untuk melihat Sungai Kampar yang melintasi
Desa Pulau Payung, Kec. Rumbio Jaya, Kab. Kampar.
vi
Desa Pulau Payung juga memiliki wisata kuliner yang menarik, khususnya sate khas
Desa Pulau Payung. Disini, sate dibanderol dengan sangat murah sekali yaitu hanya 5 ribu rupiah
per porsi. Hal ini sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan tempat lain. Sate di Pulau
Payung siap menemani makanmu setiap saat mulai dari makan pagi, makan siang, hingga makan
malam. Sate disini sangat mudah ditemukan, ada di depan rumah, samping rumah, hingga
belakang rumah. Ada yang berjualan berkeliling, tempat sederhana, hingga ruko ruko besar.
Adapun program kerja yang kami laksanakan selama mengabdi di Desa Pulau Payung ini
adalah Motivasi Kepada Masyarakat untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui
Wirausaha Kecil-kecilan Melalui Pembuatan Sabun Colek, Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Penanaman Tanaman Obat Keluarga, Pengenalan, Pengaplikasian, dan Evaluasi
Pembuatan Sabun Colek, Sosialisasi Pembuatan Lubang Biopori untuk Mencegah Banjir,
Sosialisasi Pentingnya Menjaga Kebersihan, Sosialisasi Kandungan Berbahaya dalam Jajanan
Anak, Pendataan Posyandu Balita, Pencegahan Anemia untuk Ibu Hamil, Sosialisasi PKBR
(Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja), Sosialisasi Dampak Negatif Media Sosial,
serta Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick.
Program kerja inti dari pengabdian ini adalah Pengenalan Sabun Colek untuk
Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Wirausaha Kecil-kecilan. Sabun colek merupakan
benda yang akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Demikian mudahnya menemukan
sabun colek di warung sehingga masyarakat tidak sadar telah membelanjakan uang untuk
membelinya padahal sabun colek dapat dibuat sendiri sebagai industry rumah tangga. Melihat
fenomena itu, sabun colek tentu dapat dijadikan usaha baru dikarenakan pembuatannya yang
mudah dan bernilai ekonomis. Tujuan dari program kerja ini adalah untuk meningkatkan
wawasan dan meningkatkan jiwa wirausaha bagi masyarakat, dan mengatasi permasalahan
dalam menghadapi tantangan persaingan yang semakin global.
vii
DAFTAR ISI
Lampiran ...............................................................................................................................18
viii
A. Dokumentasi Kegiatan .....................................................................................................18
B. Luaran ...............................................................................................................................20
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
Kuliah kerja nyata (KUKERTA) pada hakekatnya merupakan perwujudan dari salah satu
dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat, yang bersifat lintas disiplin
(interdisipliner) dan merupakan komponen keilmuan, teknologi dan seni secara aplikatif guna
membantu kehidupan masyarakat, utamanya di pedesaan. Dengan KUKERTA diharapkan para
mahasiswa dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Melalui KUKERTA ini pula mahasiswa dapat
membantu merealisasikan program-program pemerintah dalam rangka melaksanakan pemerataan
pembangunan di pedesaan.
KUKERTA merupakan suatu kegiatan yang dirasa penting baik bagi mahasiswa maupun
bagi masyarakat. Bagi mahasiswa, KUKERTA merupakan aktivitas belajar yang dilakukan lintas
keilmuan dalam menggali, menghayati dan mencari solusi masalah-masalah pembangunan
masyarakat di pedesaan. Bagi masyarakat desa, KUKERTA diharapkan dapat memberikan
semangat baru untuk menggerakkan pembangunan desa.
Mahasiswa setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi
lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses
perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta
pembaharuan masyarakat atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sifat dan
watak tersebut di atas adalah generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima
estafet pimpinan bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Mereka bukan
kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai “duta-duta pembaharuan sosial” dalam pengertian
harus menghendaki perubahan yang terus-menerus kearah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-
nilai kebenaran.
Mahasiswa pada hakikatnya harus siap memikul tanggung jawab yang besar dalam
melaksanakan fungsi generasiya sebagai kaum muda terdidik. Mereka harus sadar akan kebaikan
dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan masa depan. Karena itu, dengan sifat dan wataknya
1
yang kritis itu mahasiswa di masyarakat berperan sebagai “kekuatan moral” atau moral forces
yang senantiasa melaksanakan fungsi “social control“. Untuk itulah maka kelompok mahasiswa
harus merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran
dan objektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan masa depan. Universitas
Riau selaku lembaga pendidikan yang mempunyai kewajiban melaksanakan dharma perguruan
tinggi, yaitu salah satunya dengan mengadakan KUKERTA.
Batas Desa/Kelurahan
Awalnya, Desa Pulau Payung terbagi atas 3 dusun, yaitu Dusun 1 (Pulau Payung), Dusun 2
(Solok), dan Dusun 3 (Tanjung). Namun pada tahun 2019, Dusun 1 (Pulau Payung) dilakukan
pemekaran menjadi 3 Dusun, sehingga Desa Pulau Payung terbagi menjadi 5 dusun, yaitu Pulau
Payung (Dusun 1, 4, dan 5), Solok (Dusun 2), dan Tanjung (Dusun 3). Hal ini dikarenakan,
Dusun 1 (Pulau Payung) memiliki luas wilayah yang paling luas.
Jumlah penduduk desa pulau payung berjumlah 3.139 jiwa yang terdiri dari:
• Laki-laki : 1.603
• Perempuan : 1.537
• Jumlah Kepala Keluarga : 71
2
1.3 Tujuan Kegiatan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan dari tanaman
obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah,
kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai
obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan.
Dewasa ini, obat-obatan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali didapatkan dengan
harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Akhir-akhir ini trend pengobatan
modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa
alas an yang mendasari kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat,
tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern
terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga lebih tepat
untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan.
Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat sebaiknya
dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjaga kesehatan keluarga sehari-hari.
Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan tidak menyita tempat karena
ukuran tajuk yang besar. Toga juga sekarang mulai dibudidayakan untuk bisnis yang
menghasilkan keuntungan cukup lumayan besar, karena Toga dapat diolah menjadi berbagai
produk yang berkhasiat bagi kesehatan sebagai pengganti obat. Tanaman obat adalah salah satu
tanaman yang dianjurkan untuk dikembangkan di pekarangan pada program P2KP. Salah satu
program yang dicanangkan pemerintah adalah Program Peningkatan Konsumsi Pangan (P2KP)
yang diimplementasikan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan target
para ibu rumah tangga untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan. Melalui pekarangan,
diharapkan para ibu dapat menghasilkan gizi yang sehat dan aman bagi keluarga (Departemen
Kesehatan RI, 1983).
Sebenarnya menanam tanaman obat (TOGA) adalah pola hidup yang sederhana, yaitu
dengan memanfaatkan tumbuh-tubuhan yang bisa dijadikan sebagai obat dalam kehidupan
sehari-hari misanya seperti kunyit, temu lawak, temu kuning, temu putih, bawang, jahe, mahkota
dewa, dan kencur yang bisa dijadikan sebagai obat herbal, karena setiap tumbuhan tersebut
mempunyai manfaat tersendiri untuk mengobati penyakit tertentu (Departemen Kesehatan RI,
1983).
4
Umumnya melakukan budidaya tanaman obat cukup mudah. Tanaman obat tidak seperti
tanaman lainnya seperti tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki intensitas tinggi bagi
pemeliharaan. Tanaman obat cenderung lebih survive walaupun kita telat dalam pemberian
nutrisi atau telat dalam melakukan pemeliharaan. Budidaya tanaman obat di pekarangan dapat
memanfaatkan jenis tanaman obat yang berasal dari rimpang seperti jahe, kunyit, lenkuas atau
temulawak yang mudah dalam pembuatan pembibitan. Selain menggunakan rimpang, ada
beberapa jenis tanaman obat yang dibudidayakan melalui stek, mata tunas atau anakan sehingga
perbanyakan tanaman menjadi lebih mudah. Walaupun mudah, kita tetap perlu memperhatikan
kebersihan lingkungan seperti membebaskan tanaman obat dari serangan gulma, menjaga
kelembaban lingkungan karena umumnya tanaman obat tidak menyukai kelembaban tinggi dan
mencukup asupan nutrisi khususnya bagi tanaman obat yang menghasilkan rimpang. Jika
tanaman obat sudah mulai banyak dalam satu area pertanaman, maka perlu dilakukan pemisahan
atau pengurangan agar masing-masing individu tanaman dapat tumbuh optimal. Tanaman obat
perlu dikembangkan di pekarangan karena memiliki berbagai macam manfaat. Diantaranya
adalah:
5
2.2 Pengertian dan Manfaat Lubang Biopori
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah ‘Biopori’,
tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut,dan ada beberapa yang hanya sekedar
tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pengertian dari
istilah ‘biopori’ dalam berbagai pendapat yaitu :
1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat
aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah.
Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak
langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang
tersebut.
2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertaniana Bogor (2008) menejlaskan biopori adalah
lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10cm-30cm, dimaksudkan sebagai lubang
resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori
memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang
selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi
juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya
tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.
3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-lubang didalam tanah
yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme didalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara,
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Pengertian tentang ‘biopori’ dan ‘lubang biopori’ telah dijelaskan dengan beberapa
pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan. Untuk lebih memahami dari penjelasan diatas,
maka pada bagian ini akan menampilkan beberapa gambaran tentang biopori. Lubang resapan
biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10 –
30cm dan kedalaman sekitar 100cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah
dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.Lubang diisi dengan sampah organic
untuk memicu terbentuknya biopori.Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan
kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Mansur, 2013).
6
Banyak sekali manfaat yang didapat dan diperoleh dari biopori, bila kita mau
menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan
jika kita semua mau bergotong royong untuk menerapkannya secara bersama-sama
dilingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita
peroleh. Dalam hal ini, semua manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah
sebagai berikut :
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang meruagikan bagi warga Jakarta.Keberadaan
lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah,
kantor, atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke
tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau
menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air ke dalam tanah di kawasan
pemukiman. Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim
kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organic
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta.
Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga
kita menjadi sampah organic dan non organic.Untuk sampah organic dapat kita buang dalam
lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organic yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme
yang ada dalam tanah.Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang
merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu mebuat sampah menjadi mineral-mineral yang kemudian
dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral
(Almendah, 2009).
Metode pembelajaran bahasa inggris yang biasa dilakukan adalah metode eksperimental.
Metode eksperimental merupakan metode yang menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk
7
menentukan hasil atau variabel dependen. Metode eksperimental berisikan cara belajar mengajar
yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
(Sudjana, 2004). Penerapan dalam metode ini menggunakan penerapan EYL (English For Young
Learner) pada anak-anak sekolah dasar dengan tujuan meningkatkan pemahaman terhadap
bahasa asing khususnya bahasa Inggris.
Pik Remaja/Mahasiswa adalah suatu wadah dalam program GenRe, untuk memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya. BKR (bina keluarga remaja) adalah suatu kelompok/wadah kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka
pembinaan tumbuh kembang remaja (Benyamin dkk, 2010).
Plastik merupakan bahan recycle atau bahan yang bisa didaur ulang, maka dari itulah
banyak cara pengolahan-pengolahan plastik. Selain itu plastik juga merupakan bahan kimia yang
8
sulit terdegradasi atau terurai oleh alam, membutuhkan waktu beratus-ratus atau bahkan ribuan
tahun untuk menguraikan plastik oleh alam Plastik banyak digunakan dalam berbagai macam
kebutuhan hidup manusia. Mulai dari bahan pembungkus makanan hingga keperluan bahan
otomotif. Plastik merupakan sebuah bahan yang paling populer dan paling banyak digunakan
sebagai bahan pembuat komponen otomotif selain bahan logam berupa besi. Permasalahan yang
paling utama dari plastik adalah limbah plastik yang tidak bisa terurai secara alami. Memerlukan
waktu yang sangat lama untuk membersihkan sampah plastik dari muka bumi. Terlebih lagi
karena penggunaan plastik hampir tidak bisa dikendalikan. Plastik juga menjadikan suhu udara
menjadi lebih panas dari ke hari, karena sifat polimernya yang tidak berpori. Pada saat ini,
sebagian besar produk yang diproduksi tanpa memikirkan ke mana mereka akan pergi ketika
dikonsumsi. Banyak produk yang juga dirancang untuk gagal dalam periode-tertentu yang
dikenal sebagai “usang direncanakan”. Filosofi desain ini adalah penyebab dibalik meluapnya
tempat pembuangan sampah, pulau plastik di laut, dan menjadi momok seperti misalnya
pembungkus, kemasan dan produk yang menyumbat ekosistem daerah.
“Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi
alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu ecobrick biasa
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi
padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan
kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah
padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal
sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh
gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia (Gina, 2014).
Dengan ecobrick, sampah-sampah plastik ini akan tersimpan terjaga di dalam botol
sehingga tidak perlu dibakar, menggunung, tertimbun dan lain-lain. Teknologi ecobrick
memungkinkan kita untuk tidak menjadikan plastik di salah satu industrial recycle system,
9
dengan begitu akan menjauhi biosfer dan menghemat energi. Ecobrick menjaga bahan-bahan
plastik tersebut melepaskan CO2 yang pada akhirnya akan menyumbang pemanasan global.
Ecobrick biasanya digunakan untuk membuat furnitur modular, perabotan indoor, ruang kebun,
ruang hijau, dinding struktur dan bangunan seperti sekolah dan rumah.
10
BAB III
RENCANA KEGIATAN
11
untuk membangun
keluarga yang harmonis
5 Pemanfaatan botol Mengurangi sampah SMPN 01 Rabu, 17 Juli
bekas untuk plastic kertas dan Rumbio Jaya 2019
pembuatan ecobrick memanfaatkannya
menjadi ecobrick
sehingga masalah
sampah di Pulau Payung
dapat teratasi
12
3.3 Rencana Anggaran Belanja
13
BAB IV
PELAKSANAAN
Target : 10 orang
2 Pengenalan Sasaran : masyarakat Bapak dan Ibu mengerti Tercapai
pembuatan biopori desa menerima dan dan memahami mengenai
untuk mencegah memahami ahli fungsi biopori dan
banjir ‘’pengenalan penggunaannya dengan
pembuatan biopori jumlah peserta 35 orang
untuk mencegah
banjir’’
14
Target : 20 orang
3 English class Sasaran : anak-anak 23 anak-anak SD Tercapai
SD Muhammadiyah Muhammadiyan 014
014 Pulau Payung Pulau Payung antusias
menerima dan untuk mengikuti English
memahami dengan class dan anak-anak dapat
materi dasar mengikuti serta mampu
pembelajaran bahasa menjawab kuis yang
Inggris diberikan
Target : 15 orang
4 Sosialisasi PKBR ( sasaran : siswa kelas 33 siswa SMP 01 Rumbio Tercapai
Persiapan 9 SMP 01 Rumbio Jaya antusias untuk
Kehidupan Jaya dapat mengikuti FGD dengan
Berkeluarga Bagi mempersiapkan materi persiapan
Remaja) kehidupan kehidupan berkeluarga
berkeluarga secara bagi remaja dan siswa
tepat dapat menjawab kuis yang
diberikan
target : 20 orang
5 Pemanfaatan botol Sasaran : siswa SMP 25 orang siswa SMP 01 Tercapai
bekas untuk 01 Rumbio Jaya Rumbio Jaya antusias
pembuatan dapat mengetahui untuk mengikuti dan
ecobrick cara membuat mempraktekkan cara
ecobrick dari botol membuat ecobrick dari
bekas dan mampu botol bekas
membuat ecobrick
tersebut
Target : 20 orang
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi angkatan 1
Universitas Riau di Desa Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar telah
terlaksana dengan baiktanpa ada program yang tidak berjalan danjadwal pelaksanaan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan KKN Terintegrasi ini meliputi
berbagai kegiatan sesuai dengan Pengabdian MasyarakatDosen yang bergerak
dibidangWirausaha yaitu kegiatan “Motivasi Kepada Masyarakat Untuk Meningkatkan
Pendapatan Keluarga Melalui Wirausaha Kecil-Kecilan MelaluiPembuatan Sabun Colek” dan
“Pengenalan Cara Membuat Sabun Colek” yang bertujuan untukmengenalkan, mengembangkan,
serta meningkatkan minat masyarakat desa terhadap proses pembuatan dan berwirausaha sabun
colek.
5.2 Rekomendasi
Keseluruhan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi Universitas Riau di Desa
Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kamparyang dapat diselesaikan selama
16
kurang lebih 53hari, terhitung mulai tanggal 25Mei - 17 Juli 2019, sehingga masih banyak
potensi yang dimiliki oleh Desa Pulau Payungyang perlu dikembangkan lebih lanjut. Oleh
karena itu berikut rekomendasi yang dapat mahasiswa berikan sebagai peserta Kuliah Kerja
Nyata Terintegrasi angkatan 1 untuk pihak-pihak yang bersangkutan dan berkepentingan agar
dapat di pertimbangkan sebagai salah satu sumber informasi untuk kegiatan-kegiatan di Desa
Pulau Payung.
3. Kepada Mahasiswa
a. Pendekatan kepada organisasi kemasyarakatan, perangkat desa, serta tokoh agama
yang dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat lebih ditingkatkan lagi,
supaya pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.
b. Mencari tahu informasi kebiasaan dan budaya masyarakat di lokasi KKN
Terintegrasi.
c. Lanjutkan, kembangkan, dan birahi program yang dirintis oleh peserta KKN
sebelumnya.
17
Lampiran
a. Dokumentasi Kegiatan
1. Mahasiswa Kukerta Unri Melakukan Sosialisasi Pembuatan Lubang Biopori di Desa
Pulau Payung
18
3. English Class
19
b. Luaran
1. Sosialisasi PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)
20
https://www.cakaplah.com/artikel/kampus/2019/07/19/mahasiswa-abdimas-unri-beri-
penyuluhan-kepada-siswa-smpn-1-rumbio-jaya-soal-berumah-
tangga/#sthash.uCq2WwZJ.dpbs
http://m.riau1.com/berita/kampar/1563440315Mahasiswa-Unri-Ini-Ajarkan-Siswa-
SMP-Di-Kampar-Buat-Kursi-Dan-Pot-Bunga-Dari-Sampah
21
c. Surat Mitra
1. Penanaman Tanaman Obat Keluarga
22
2. Pengenalan Pembuatan Biopori untuk Mencegah Banjir
23
3. English Class
24
4. Sosialisasi PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)
25
5. Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick
26
d. Kwitansi Penggunaan Anggaran
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. Tanaman Chat Keluarga Edisi III. Jakarta 1983.
Departemen Kesehatan RI. Pemanfaatan Tanaman obat Edisi III, Jakarta. 1983.
Dison, Gina (2014). Dep Ed Usec Graces eco-brick launching in Apayo. Northern Philippine
Times. 11 Juli 2014
Hoed, Benny. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu
Sudjana, Anna. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido
Offset
29