Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KULIAH KERJA NYATA TERINTEGRASI ABDIMAS

PENGENALAN CARA MEMBUAT SABUN COLEK KEPADA MASYARAKAT DESA


PULAU PAYUNG, KECAMATAN RUMBIO JAYA, KABUPATEN KAMPAR

OLEH :

Dr. Desi Heltina, ST, MT 0014127103


Reno susanto 1607111793

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS RIAU

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KUKERTA TERINTEGRASI ADBI

1. Judul : Pengenalan Cara Membuat Sabun Colek Kepada Masyarakat


Desa Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten
Kampar

2. Ketua Pelaksana (DPL)

a. Nama Lengkap : Dr. Desi Heltina, ST, MT.

b. NIP dan NIDN : 19711214 199803 2001 / 0014127103

c. Jabatan Struktural : Anggota Laboratorium Pemisahan dan Pemurnian

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Fakultas/ Jurusan : TEKNIK / KIMIA

f. Alamat Kantor : Jl. Bina Widya, Simpang Baru, Fakultas Teknik

g. HP : +62 812-7698-263

h. Alamat Rumah : Jl. Swakarya No. 4, Kel. Tuah Karya, Kec. Tampan,
Pekanbaru.

3. Anggota

No Nama Lengkap Fakultas NIM


1 Reno Susanto TEKNIK 1607111793
2 Ilman Azhari TEKNIK 1607111664
3 Muhammad Alfi Syahri TEKNIK 1607112225
4 Ulfa Dwi Artha TEKNIK 1607111903
5 Ulya Putri Ningsih FMIPA 1603122696
6 Lini Pratiwi FMIPA 1603123200

ii
7 Dwi Juniar Putri Sitorus FISIP 1601123257
8 Dewi Fatimah FKIP 1605123331
9 Ninda Setia Tanti FKIP 1605122911
10 Ninit Massagala Saman FKIP 1605122888

4. Dana : Rp1.247.250,-

5. Sumber Dana : Mandiri

Pekanbaru, Juli 2019

Mengetahui,

Koord. Pusat Pengembangan Kukerta Ketua Pengabdian

Dr. Yustina, M.Si Dr. Desi Heltina, ST, MT

NIP.19610109 199312 2001 NIP. 19711214 199803 2001

Menyetujui,

Ketua LPPM Universitas Riau

Prof. Dr. Almasdi Syahra, SE, MP

NIP.19600822 199002 1002

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi ini
sebagaimana mestinya, kami merasa selama dalam proses KUKERTA Terintegrasi ini kami
masih banyak kekurangan untuk mengimplementasikan ilmu dan sebagai motivator khususnya di
Desa Pulau Payung.Laporan hasil kegiatan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ( KUKERTA )
Terintegrasi ini sebagai salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Riau
yang berupa pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sebagai salah satu
wujud pengabdian pada masyarakat Desa Pulau Payung.

Laporan ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi dan
merupakan hasil selama pelaksanaan KUKERTA Terintegrasi di Desa Pulau Payung. Dalam
kegiatan KUKERTA Terintegrasi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang terkait, baik berupa petunjuk, informasi, maupun saran yang sifatnya
konstruktif. Oleh karena itu, ungkapan terimakasih kami tunjukkan kepada Kepala Desa Pulau
Payung dan kepada masyarakat yang turut berpartisipasi atas pelaksanaan kegiatan ini,
khususnya kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Desi Heltina, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Lapangan

2. Ibu Dra. Drastinawati, MSi.

3. Bapak Chairul, ST., MT.

4. Ibu Dr. Ir. Mery Sukmawati, MSi.

5. Bapak Uyung Rahmat, S.I.Kom selaku Kepala Desa Pulau Payung

6. Dusun-dusun di Desa Pulau Payung

7. Masyarakat di Desa Pulau Payung yang telah berpartisipasi atas pelaksanaan kegiatan
KUKERTA Terintegrasi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ( KUKERTA ) seangkatan.

9. Serta semua pihak yang bersangkutan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iv
Pepatah mengatakan “Tiada gading yang tidak retak”. Begitu pula laporan KUKERTA
Terintegrasi yang kami buat ini, sungguh jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan laporan KUKERTA Terintegrasi ini. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan
kegiatan KUKERTA Terintegrasi, terutama Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya
Kabupaten Kampar sebagai tempat pelaksanaan KUKERTA Terintegrasi ini. Semoga apa yang
telah dilakukan selama KUKERTA Terintegrasi di Desa Pulau Payung dapat dikembangkan
kembali.

Pekanbaru, 1 Agustus 2019

Kelompok KUKERTA Terintegrasi

v
RINGKASAN

Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Terintegrasi Pengabdian Masyarakat adalah sebuah


program Kuliah Kerja Nyata yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan kegiatan pengabdian
masyarakat. Pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh dosen yang menerima hibah pengabdian
masyarakat melalui dana DIPA Universitas Riau. Setiap dosen yang menerima hibah pengabdian
masyarakat wajib melibatkan mahasiswa dalam pelaksaan pengabdian. Pada KUKERTA
Terintegrasi ini kelompok kami mengabdikan diri di Desa Pulau Payung.

Desa Pulau Payung merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rumbio Jaya,
Kabupaten Kampar, provinsi Riau, Indonesia. Desa Pulau Payung memiliki 5 dusun yaitu dusun
1, 4, dan 5 merupakan dusun Pulau Payung, dusun 2 merupakan dusun Solok, dan dusun 3
merupakan dusun Tanjung. Desa Pulau Payung berbatasan dengan Desa teratak di bagian
sebelah utara, Sungai Kampar di bagian sebelah selatan, Desa Pasubilah di bagian sebelah barat,
serta Desa Alam Panjang di bagian sebelah timur. Desa Pulau Payung dikelilingi oleh Sungai
Kampar. Nama Kabupaten Kampar juga diambil dari nama sungai tersebut. Dari sungai ini,
banyak sumber daya alam yang dapat diambil oleh masyarakat Desa Pulau Payung. Mulai dari
ikan segar, pasir, bebatuan, dan lainnya.

Adapun potensi yang terdapat di Desa Pulau Payung ini salah satunya adalah Masjid
Jami’ Pulau Payung. Masjid Jami' Pulau Payung merupakan Masjid Adat Kenegarian Rumbio
yang dikelola oleh Lembaga Adat Kenegerian Rumbio. Masjid ini dibangun pada tahun 1868
Masehi. Selain digunakan sebagai tempat ibadah sholat berjamaah, masjid ini juga berfungsi
sebagai tempat pertemuan adat.

Potensi desa yang lain adalah Sungai Kampar. Sungai Kampar yang mengelilingi Desa
Pulau Payung ini memiliki pesona yang indah dan ditambah lagi ketika melihat senja di ujung
sungai, sangat indah dan tidak akan ditemukan di Kota Pekanbaru. Di sungai ini merupakan
pusat kegiatan warga, mulai dari mandi, mencuci, memancing hingga bermain main air. Sangat
direkomendasikan untuk berkunjung ke desa ini untuk melihat Sungai Kampar yang melintasi
Desa Pulau Payung, Kec. Rumbio Jaya, Kab. Kampar.

vi
Desa Pulau Payung juga memiliki wisata kuliner yang menarik, khususnya sate khas
Desa Pulau Payung. Disini, sate dibanderol dengan sangat murah sekali yaitu hanya 5 ribu rupiah
per porsi. Hal ini sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan tempat lain. Sate di Pulau
Payung siap menemani makanmu setiap saat mulai dari makan pagi, makan siang, hingga makan
malam. Sate disini sangat mudah ditemukan, ada di depan rumah, samping rumah, hingga
belakang rumah. Ada yang berjualan berkeliling, tempat sederhana, hingga ruko ruko besar.

Adapun program kerja yang kami laksanakan selama mengabdi di Desa Pulau Payung ini
adalah Motivasi Kepada Masyarakat untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui
Wirausaha Kecil-kecilan Melalui Pembuatan Sabun Colek, Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Penanaman Tanaman Obat Keluarga, Pengenalan, Pengaplikasian, dan Evaluasi
Pembuatan Sabun Colek, Sosialisasi Pembuatan Lubang Biopori untuk Mencegah Banjir,
Sosialisasi Pentingnya Menjaga Kebersihan, Sosialisasi Kandungan Berbahaya dalam Jajanan
Anak, Pendataan Posyandu Balita, Pencegahan Anemia untuk Ibu Hamil, Sosialisasi PKBR
(Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja), Sosialisasi Dampak Negatif Media Sosial,
serta Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick.

Program kerja inti dari pengabdian ini adalah Pengenalan Sabun Colek untuk
Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Wirausaha Kecil-kecilan. Sabun colek merupakan
benda yang akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Demikian mudahnya menemukan
sabun colek di warung sehingga masyarakat tidak sadar telah membelanjakan uang untuk
membelinya padahal sabun colek dapat dibuat sendiri sebagai industry rumah tangga. Melihat
fenomena itu, sabun colek tentu dapat dijadikan usaha baru dikarenakan pembuatannya yang
mudah dan bernilai ekonomis. Tujuan dari program kerja ini adalah untuk meningkatkan
wawasan dan meningkatkan jiwa wirausaha bagi masyarakat, dan mengatasi permasalahan
dalam menghadapi tantangan persaingan yang semakin global.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................iv
RINGKASAN .......................................................................................................................vi
DAFTAR ISI .........................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2. Gambaran Umum Daerah Sasaran .................................................................................2
1.3. Tujuan Kegiatan .............................................................................................................3
1.4. Luaran Kegiatan .............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4
2.1. Pengertian dan manfaat Toga .........................................................................................4
2.2. Pengertian dan Manfaat Biopori ....................................................................................6
2.3. English Class ..................................................................................................................7
2.4. Pengertian dan Manfaat PKBR ......................................................................................8
2.5. Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick ..................................................8
BAB III RENCANA KEGIATAN .....................................................................................11
3.1. Rencana Kegiatan ..........................................................................................................11
3.2. Metode Pelaksanaan .......................................................................................................12

3.3. Rencana Anggaran Belanja ............................................................................................13

BAB IV PELAKSANAAN .................................................................................................14

4.1. Realisasi Program ..........................................................................................................14

4.2. Ketercapaian Program Kegiatan ....................................................................................14

BAB V PENUTUP ...............................................................................................................16

5.1. Simpulan ........................................................................................................................16

5.2. Rekomendasi ..................................................................................................................16

Lampiran ...............................................................................................................................18

viii
A. Dokumentasi Kegiatan .....................................................................................................18

B. Luaran ...............................................................................................................................20

C. Surat Mitra ........................................................................................................................22

D. Kwitansi Penggunaan Anggaran ......................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................29

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah kerja nyata (KUKERTA) pada hakekatnya merupakan perwujudan dari salah satu
dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat, yang bersifat lintas disiplin
(interdisipliner) dan merupakan komponen keilmuan, teknologi dan seni secara aplikatif guna
membantu kehidupan masyarakat, utamanya di pedesaan. Dengan KUKERTA diharapkan para
mahasiswa dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Melalui KUKERTA ini pula mahasiswa dapat
membantu merealisasikan program-program pemerintah dalam rangka melaksanakan pemerataan
pembangunan di pedesaan.
KUKERTA merupakan suatu kegiatan yang dirasa penting baik bagi mahasiswa maupun
bagi masyarakat. Bagi mahasiswa, KUKERTA merupakan aktivitas belajar yang dilakukan lintas
keilmuan dalam menggali, menghayati dan mencari solusi masalah-masalah pembangunan
masyarakat di pedesaan. Bagi masyarakat desa, KUKERTA diharapkan dapat memberikan
semangat baru untuk menggerakkan pembangunan desa.
Mahasiswa setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi
lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses
perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta
pembaharuan masyarakat atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sifat dan
watak tersebut di atas adalah generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima
estafet pimpinan bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Mereka bukan
kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai “duta-duta pembaharuan sosial” dalam pengertian
harus menghendaki perubahan yang terus-menerus kearah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-
nilai kebenaran.
Mahasiswa pada hakikatnya harus siap memikul tanggung jawab yang besar dalam
melaksanakan fungsi generasiya sebagai kaum muda terdidik. Mereka harus sadar akan kebaikan
dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan masa depan. Karena itu, dengan sifat dan wataknya

1
yang kritis itu mahasiswa di masyarakat berperan sebagai “kekuatan moral” atau moral forces
yang senantiasa melaksanakan fungsi “social control“. Untuk itulah maka kelompok mahasiswa
harus merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran
dan objektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan masa depan. Universitas
Riau selaku lembaga pendidikan yang mempunyai kewajiban melaksanakan dharma perguruan
tinggi, yaitu salah satunya dengan mengadakan KUKERTA.

1.2 Gambaran Umum Daerah Sasaran

Desa Pulau Payung merupakan wilayah pengabdian KUKERTA Terintegrasi Universitas


Riau yang berada di wilayah Kecamatan Rumbio Jaya. Jarak desa ke kecamatan sejauh 3,5 Km,
ke ibukota kabupaten 33Km, ke ibukota Provinsi 44 Km dan jarak ke ibukota negara 1800 Km.
Desa Pulau Payung memilik luas 17,8 Km2, dimana memiliki batas-batas sebagai berikut:

Batas Desa/Kelurahan

Sebelah Utara Teratak

Sebelah Selatan Sungai Kampar

Sebelah Barat Pasubilah

Sebelah Timur Alam Panjang

Awalnya, Desa Pulau Payung terbagi atas 3 dusun, yaitu Dusun 1 (Pulau Payung), Dusun 2
(Solok), dan Dusun 3 (Tanjung). Namun pada tahun 2019, Dusun 1 (Pulau Payung) dilakukan
pemekaran menjadi 3 Dusun, sehingga Desa Pulau Payung terbagi menjadi 5 dusun, yaitu Pulau
Payung (Dusun 1, 4, dan 5), Solok (Dusun 2), dan Tanjung (Dusun 3). Hal ini dikarenakan,
Dusun 1 (Pulau Payung) memiliki luas wilayah yang paling luas.

Jumlah penduduk desa pulau payung berjumlah 3.139 jiwa yang terdiri dari:
• Laki-laki : 1.603
• Perempuan : 1.537
• Jumlah Kepala Keluarga : 71

2
1.3 Tujuan Kegiatan

1. Memperoleh Pengalaman belajar dengan masyarakat.


2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dieroleh dibangku pendidikan tinggi sehingga
mahasiswa mendapat kemampuan generatif berupa kecakapan hidup (life skill).
3. Membentuk empati dan kepedulian siswa-siswi serta masyarakat terhadap permasalahan
lingkungan, pendidikan, kesehatan, budaya, dan ekonomi.
4. Mendekatkan lembaga Pendidikan Tinggi pada masyarakat untuk penyesuaian dengan
tuntutan pemberdayaan, pembangunan, dan kebutuhan masyarakat
5. Membantu pemerintahan dalam peningkatan perekonomian, pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat
6. Mengembangkan kerjasama antar displin ilmu dan antar lembaga
7. Menanamkan nilai kepribadian yang meliputi nasionalisme dan jiwa pancasila, keuletan
yang didasarkan pada etos kerja dan tanggung jawab, serta kemandirian, kepemimpinan,
dan kewirausahaan.

1.4 Luaran Kegiatan


Setelah dilaksanakannya Kukerta di desa pulau payung diharapkan Tim dapat menerbitkan
Buku ber ISBN, Program kerja diliput dimedia online maupun media cetak, serta laporan kukerta
terintegrasi yang diserahkan ke LPPM Unri.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengerian dan Manfaat Tanaman Toga

Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan dari tanaman
obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah,
kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai
obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan.

Dewasa ini, obat-obatan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali didapatkan dengan
harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Akhir-akhir ini trend pengobatan
modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa
alas an yang mendasari kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat,
tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern
terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga lebih tepat
untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan.

Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat sebaiknya
dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjaga kesehatan keluarga sehari-hari.
Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan tidak menyita tempat karena
ukuran tajuk yang besar. Toga juga sekarang mulai dibudidayakan untuk bisnis yang
menghasilkan keuntungan cukup lumayan besar, karena Toga dapat diolah menjadi berbagai
produk yang berkhasiat bagi kesehatan sebagai pengganti obat. Tanaman obat adalah salah satu
tanaman yang dianjurkan untuk dikembangkan di pekarangan pada program P2KP. Salah satu
program yang dicanangkan pemerintah adalah Program Peningkatan Konsumsi Pangan (P2KP)
yang diimplementasikan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan target
para ibu rumah tangga untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan. Melalui pekarangan,
diharapkan para ibu dapat menghasilkan gizi yang sehat dan aman bagi keluarga (Departemen
Kesehatan RI, 1983).

Sebenarnya menanam tanaman obat (TOGA) adalah pola hidup yang sederhana, yaitu
dengan memanfaatkan tumbuh-tubuhan yang bisa dijadikan sebagai obat dalam kehidupan
sehari-hari misanya seperti kunyit, temu lawak, temu kuning, temu putih, bawang, jahe, mahkota
dewa, dan kencur yang bisa dijadikan sebagai obat herbal, karena setiap tumbuhan tersebut
mempunyai manfaat tersendiri untuk mengobati penyakit tertentu (Departemen Kesehatan RI,
1983).

4
Umumnya melakukan budidaya tanaman obat cukup mudah. Tanaman obat tidak seperti
tanaman lainnya seperti tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki intensitas tinggi bagi
pemeliharaan. Tanaman obat cenderung lebih survive walaupun kita telat dalam pemberian
nutrisi atau telat dalam melakukan pemeliharaan. Budidaya tanaman obat di pekarangan dapat
memanfaatkan jenis tanaman obat yang berasal dari rimpang seperti jahe, kunyit, lenkuas atau
temulawak yang mudah dalam pembuatan pembibitan. Selain menggunakan rimpang, ada
beberapa jenis tanaman obat yang dibudidayakan melalui stek, mata tunas atau anakan sehingga
perbanyakan tanaman menjadi lebih mudah. Walaupun mudah, kita tetap perlu memperhatikan
kebersihan lingkungan seperti membebaskan tanaman obat dari serangan gulma, menjaga
kelembaban lingkungan karena umumnya tanaman obat tidak menyukai kelembaban tinggi dan
mencukup asupan nutrisi khususnya bagi tanaman obat yang menghasilkan rimpang. Jika
tanaman obat sudah mulai banyak dalam satu area pertanaman, maka perlu dilakukan pemisahan
atau pengurangan agar masing-masing individu tanaman dapat tumbuh optimal. Tanaman obat
perlu dikembangkan di pekarangan karena memiliki berbagai macam manfaat. Diantaranya
adalah:

1. Sumber kesehatan keluarga


Trend back to nature dan memanfaatkan tanaman herbal untuk mengobati dan menjaga
kesehatan saat ini sedang meningkat. Untuk itu kita perlu membudidayakan tanaman obat di
pekarangan sebagai salah satu alternatif dalam melakukan pengobatan dan menjaga kesehatan
keluarga.
2. Mencegah hama penyakit tanaman lainnya
Beberapa tanaman obat memiliki zat yang tidak disukai oleh hama sehingga dapat
mencegah serangan hama untuk tanaman lain. Kemudian tanaman obat juga dapat menjadi
sumber pembuatan pestisida nabati yang bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit
tanaman lainnya.
3. Penghijauan
Menanam tanaman obat di pekarangan juga membantu dalam penghijauan karena sama
seperti tanaman lainnya yang dapat menyumbang oksigen sehingga lingkungan menjadi segar
dan asri.
4. Estetika pekarangan
Selain bermanfaat bagi kesehatan, tanaman obat juga dapat memberikan estetika
tersendiri. Contohnya Lavender, Lidah Buaya, Binahong serta tanaman lainnya yang dapat diatur
sehingga memberikan tampilan yang estetik pada pekarangan.
5. Melestarikan tanaman asli Indonesia
Dengan menanam tanaman obat di pekarangan juga turut serta melestarikan jenis-jenis
tanaman obat asli di Indonesia. Jangan sampai tanaman obat yang kita miliki tergerus oleh
pemukiman atau perkembangan zaman (Departemen Kesehatan RI, 1983).

5
2.2 Pengertian dan Manfaat Lubang Biopori
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah ‘Biopori’,
tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut,dan ada beberapa yang hanya sekedar
tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pengertian dari
istilah ‘biopori’ dalam berbagai pendapat yaitu :
1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat
aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah.
Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak
langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang
tersebut.
2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertaniana Bogor (2008) menejlaskan biopori adalah
lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10cm-30cm, dimaksudkan sebagai lubang
resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori
memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang
selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi
juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya
tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.
3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-lubang didalam tanah
yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme didalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara,
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Gambar 2.1. Lubang Biopori

Pengertian tentang ‘biopori’ dan ‘lubang biopori’ telah dijelaskan dengan beberapa
pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan. Untuk lebih memahami dari penjelasan diatas,
maka pada bagian ini akan menampilkan beberapa gambaran tentang biopori. Lubang resapan
biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10 –
30cm dan kedalaman sekitar 100cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah
dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.Lubang diisi dengan sampah organic
untuk memicu terbentuknya biopori.Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan
kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Mansur, 2013).

6
Banyak sekali manfaat yang didapat dan diperoleh dari biopori, bila kita mau
menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan
jika kita semua mau bergotong royong untuk menerapkannya secara bersama-sama
dilingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita
peroleh. Dalam hal ini, semua manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah
sebagai berikut :
a. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang meruagikan bagi warga Jakarta.Keberadaan
lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah,
kantor, atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke
tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau
menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air ke dalam tanah di kawasan
pemukiman. Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air
kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim
kemarau.
b. Tempat pembuangan sampah organic
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta.
Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga
kita menjadi sampah organic dan non organic.Untuk sampah organic dapat kita buang dalam
lubang biopori yang kita buat.
c. Menyuburkan tanaman
Sampah organic yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme
yang ada dalam tanah.Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang
merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
d. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu mebuat sampah menjadi mineral-mineral yang kemudian
dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral
(Almendah, 2009).

2.3 English class


Bahasa inggris merupakan bahasa internasional dunia. Hampir seluruh Negara di dunia
mempelajari bahasa inggris untuk berkomunikasi satu sama lain. Oleh karena itu, di jaman
modern ini Bahasa Inggris menjadi hal yang wajib dipelajari sejak dini. Pembelajaran sejak dini
sangat dianjurkan mengingat daya tangkap yang masih sangat cepat dibandingkan masa-mas
lainnya. Adapun lainnya, belajar Bahasa asing dirasa perlu untuk menunjang masa depan
seseorang di jaman yang sangat ketat persaingan seperti saat ini (Hoed, 2014).

Metode pembelajaran bahasa inggris yang biasa dilakukan adalah metode eksperimental.
Metode eksperimental merupakan metode yang menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk

7
menentukan hasil atau variabel dependen. Metode eksperimental berisikan cara belajar mengajar
yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
(Sudjana, 2004). Penerapan dalam metode ini menggunakan penerapan EYL (English For Young
Learner) pada anak-anak sekolah dasar dengan tujuan meningkatkan pemahaman terhadap
bahasa asing khususnya bahasa Inggris.

2.4 Pengertian Dan Manfaat Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja


GenRe adalah suatu program di bawah naungan BKKBN yang dikembangkan dalam
rangka penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja. GenRe dalam bentuk
subjek adalah remaja dan pemuda yang memiliki pengetahuan, bertindak dan berperilaku sebagai
remaja untuk menyiapkan dan perencanaan menuju keluarga berencana program Genre.
GenRe bertujuan untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku
hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan
Generasi Berencana.

GenRe memiliki sasaran:


- Remaja (10-24 tahun) dan belum menikah
- Mahasiswa/Mahasiswi belum menikah
- Keluarga / Keluarga yang punya remaja
- Masyarakat yang peduli terhadap remaja

Gambar 2.2. Arah Program GenRe

Pik Remaja/Mahasiswa adalah suatu wadah dalam program GenRe, untuk memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya. BKR (bina keluarga remaja) adalah suatu kelompok/wadah kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka
pembinaan tumbuh kembang remaja (Benyamin dkk, 2010).

2.5 Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick

Plastik merupakan bahan recycle atau bahan yang bisa didaur ulang, maka dari itulah
banyak cara pengolahan-pengolahan plastik. Selain itu plastik juga merupakan bahan kimia yang

8
sulit terdegradasi atau terurai oleh alam, membutuhkan waktu beratus-ratus atau bahkan ribuan
tahun untuk menguraikan plastik oleh alam Plastik banyak digunakan dalam berbagai macam
kebutuhan hidup manusia. Mulai dari bahan pembungkus makanan hingga keperluan bahan
otomotif. Plastik merupakan sebuah bahan yang paling populer dan paling banyak digunakan
sebagai bahan pembuat komponen otomotif selain bahan logam berupa besi. Permasalahan yang
paling utama dari plastik adalah limbah plastik yang tidak bisa terurai secara alami. Memerlukan
waktu yang sangat lama untuk membersihkan sampah plastik dari muka bumi. Terlebih lagi
karena penggunaan plastik hampir tidak bisa dikendalikan. Plastik juga menjadikan suhu udara
menjadi lebih panas dari ke hari, karena sifat polimernya yang tidak berpori. Pada saat ini,
sebagian besar produk yang diproduksi tanpa memikirkan ke mana mereka akan pergi ketika
dikonsumsi. Banyak produk yang juga dirancang untuk gagal dalam periode-tertentu yang
dikenal sebagai “usang direncanakan”. Filosofi desain ini adalah penyebab dibalik meluapnya
tempat pembuangan sampah, pulau plastik di laut, dan menjadi momok seperti misalnya
pembungkus, kemasan dan produk yang menyumbat ekosistem daerah.

Gambar 2.3. Cara Membuat Ecobrick

“Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi
alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu ecobrick biasa
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi
padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan
kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah
padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal
sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh
gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia (Gina, 2014).

Dengan ecobrick, sampah-sampah plastik ini akan tersimpan terjaga di dalam botol
sehingga tidak perlu dibakar, menggunung, tertimbun dan lain-lain. Teknologi ecobrick
memungkinkan kita untuk tidak menjadikan plastik di salah satu industrial recycle system,

9
dengan begitu akan menjauhi biosfer dan menghemat energi. Ecobrick menjaga bahan-bahan
plastik tersebut melepaskan CO2 yang pada akhirnya akan menyumbang pemanasan global.
Ecobrick biasanya digunakan untuk membuat furnitur modular, perabotan indoor, ruang kebun,
ruang hijau, dinding struktur dan bangunan seperti sekolah dan rumah.

10
BAB III
RENCANA KEGIATAN

3.1 Rencana Kegiatan

No. Rencana Kegiatan Tujuan Mitra Pelaksanaan


1 Penanaman tanaman Memanfaatkan lahan Masyarakat di Senin 15 Juli
obat keluarga kosong di puskesmas desa Pulau 2019
desa pulau payung untuk Payung
dimanfaatkan sebagai
obat untuk warga sekitar
2 Pengenalan Mencegah banjir, Masyarakat Sabtu, 25 Juni
pembuatan biopori menjadikan tanah subur, desa Pulau 2019
untuk mencegah banjir mendaur ulang sampah Payung
organik dan
menjadikannya sebagai
pupuk kompos
3 Engglish class Meng-upgrade SD Rabu, 27 Juni
kemampuan siswa dalam Muhammadiyah 2019
hal berbahasa inggris 014
guna menghadapi era
globalisasi
4 Sosialisasi PKBR Memberikan pemahaman SMPN 01 Selasa, 16 Juli
(Persiapan Kehidupan ke remaja tentang Rumbio Jaya 2019
Berkeluarga Bagi informasi yang berkaitan
Remaja) dengan penyiapan
dirinya untuk
berkeluarga dan juga
karena remaja
memerlukan pribadi
yang matang dalam
mempersiapkan diri

11
untuk membangun
keluarga yang harmonis
5 Pemanfaatan botol Mengurangi sampah SMPN 01 Rabu, 17 Juli
bekas untuk plastic kertas dan Rumbio Jaya 2019
pembuatan ecobrick memanfaatkannya
menjadi ecobrick
sehingga masalah
sampah di Pulau Payung
dapat teratasi

3.2 Metode Pelaksanaan

No. Kegiatan Metode Pelaksanaan


1 Penanaman tanaman obat Melakukan penanaman obat keluarga di kawasan
keluarga puskesmas Pulau Payung
2 Pengenalan pembuatan biopori Penyampaian materi secara langsung tentang
ntuk mencegah banjir pembuatan lubang biopori kepada masyarakat desa
untuk mencegah banjir
3 English class Penyampaian materi secara langsung tentang
pelajaran berbahasa inggris
4 Sosialisasi PKBR (Persiapan Penyampaian materi dilakukan secara FGD (Focus
Kehidupan Berkeluarga Bagi Group Discussion)
Remaja)
5 Pemanfaatan botol bekas Penyampaian materi secara langsung tentang
untuk pembuatan ecobrick pemanfaatan botol bekas untuk pembuatan ecobrick
serta demonstrasi pembuatan ecobrick

12
3.3 Rencana Anggaran Belanja

3.3.1 Pengenalan Pembuatan Biopori untuk Mencegah Banjir

Anggaran dan keterangan Total


Makanan 60 box Rp1.020.000
Aqua Rp30.000
Gorengan Rp150.000
Sirup Rp30.000
Print Rp17.250
TOTAL ANGGARAN BELANJA = Rp1.247.250,-

13
BAB IV
PELAKSANAAN

4.1 Realisasi Program Kegiatan

No. Kegiatan Keterangan


1 Penanaman tanaman obat Kegiatan ini terlaksana dengan lancar pada hari
keluarga Senin, 15 Juli 2019 pukul 14.00 WIB di halaman
puskesmas Desa Pulau Payung dengan jumlah
peserta 11 orang
2 Pengenalan pembuatan biopori kegiatan ini terlaksana dengan lancer pada hari
untuk mencegah banjir Sabtu, 25 Juni 2019 pukul 17.00-20.00 WIB di
Gedung Serbaguna Desa Pulau Payung dengan
jumlah peserta 35 orang
3 English class Kegiatan ini terlaksana dengan lancar pada hari
Rabu, 27 Juni 2019 pukul 08.88 WIB di ruang kelas
SD Muhammadiyah 014 Pulau Payung dengan
jumlah peserta 23 orang
4 Sosialisasi PKBR (Persiapan Kegiatan ini terlaksana dengan lancer pada hari
Kehidupan Berkeluarga Bagi Selasa, 16 Juli 2019 pukul 10.00 WIB di ruang
Remaja) kelas 9 SMP 01 Rumbio Jaya dengan jumlah
peserta 33 orang
5 Pemanfaatan botol bekas untuk Kegiatan ini terlaksana dengan lancar pada hari
pembuatan ecobrick Rabu, 17 Juli 2019 pukul 08.00 WIB dikelas 7 SMP
01 Rumbio Jaya dengan jumlah peserta 25 orang

4.2 Ketercapaian Program Kegiatan

No. Kegiatan Target dan Sasaran Aktual ketercapaian


1 Penanaman Sasaran : Masyarakat Masyarakat desa Tercapai
tanaman obat di Desa Pulau Payung mengetahui jenis tanaman
keluarga dapat mengetahui yang dapat dijadikan obat
jenis tanaman yang dengan peserta 11 orang
dapat dijadikan obat
serta manfaatnya

Target : 10 orang
2 Pengenalan Sasaran : masyarakat Bapak dan Ibu mengerti Tercapai
pembuatan biopori desa menerima dan dan memahami mengenai
untuk mencegah memahami ahli fungsi biopori dan
banjir ‘’pengenalan penggunaannya dengan
pembuatan biopori jumlah peserta 35 orang
untuk mencegah
banjir’’
14
Target : 20 orang
3 English class Sasaran : anak-anak 23 anak-anak SD Tercapai
SD Muhammadiyah Muhammadiyan 014
014 Pulau Payung Pulau Payung antusias
menerima dan untuk mengikuti English
memahami dengan class dan anak-anak dapat
materi dasar mengikuti serta mampu
pembelajaran bahasa menjawab kuis yang
Inggris diberikan

Target : 15 orang
4 Sosialisasi PKBR ( sasaran : siswa kelas 33 siswa SMP 01 Rumbio Tercapai
Persiapan 9 SMP 01 Rumbio Jaya antusias untuk
Kehidupan Jaya dapat mengikuti FGD dengan
Berkeluarga Bagi mempersiapkan materi persiapan
Remaja) kehidupan kehidupan berkeluarga
berkeluarga secara bagi remaja dan siswa
tepat dapat menjawab kuis yang
diberikan
target : 20 orang
5 Pemanfaatan botol Sasaran : siswa SMP 25 orang siswa SMP 01 Tercapai
bekas untuk 01 Rumbio Jaya Rumbio Jaya antusias
pembuatan dapat mengetahui untuk mengikuti dan
ecobrick cara membuat mempraktekkan cara
ecobrick dari botol membuat ecobrick dari
bekas dan mampu botol bekas
membuat ecobrick
tersebut

Target : 20 orang

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi angkatan 1
Universitas Riau di Desa Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar telah
terlaksana dengan baiktanpa ada program yang tidak berjalan danjadwal pelaksanaan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan KKN Terintegrasi ini meliputi
berbagai kegiatan sesuai dengan Pengabdian MasyarakatDosen yang bergerak
dibidangWirausaha yaitu kegiatan “Motivasi Kepada Masyarakat Untuk Meningkatkan
Pendapatan Keluarga Melalui Wirausaha Kecil-Kecilan MelaluiPembuatan Sabun Colek” dan
“Pengenalan Cara Membuat Sabun Colek” yang bertujuan untukmengenalkan, mengembangkan,
serta meningkatkan minat masyarakat desa terhadap proses pembuatan dan berwirausaha sabun
colek.

Adapun beberapa kegiatan lainnya yang dilaksanakan yaitukegiatan mengajar,


penyuluhan,sosialisasi, dan praktek. Pada kegiatan mengajar, materi yang disampaikan adalah
bahasa Inggris berupa kegiatan “English Class”. Pada kegiatan penyuluhan,materi yang
disampaikan adalah bidang kebersihan dan kesehatan berupa kegiatan “Penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat serta Pengenalan Pembuatan Sabun Colek”. Pada kegiatan sosialisasi,
materi yang disampaikan adalah bidang lingkungan,kebersihan, kesehatan,dan
sosialberupakegiatan “Sosialisasi Pembuatan Lubang Biopori Untuk Mencegah Banjir”,
“Sosialisasi Pentingnya Menjaga Kebersihan”, “Sosialisasi Kandungan Berbahaya Dalam Jajan
Anak”, “Sosialisasi PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)”, dan “Sosialisasi
Dampak Negatif Media Sosial”.Pada kegiatan praktek, kegiatan yang dilaksanakan berupa
“Pemanfaatan Botol Bekas Untuk Pembuatan Ecobrik”, dan “Penanaman Tanaman Obat
Keluarga” yang bergerak dibidang lingkungan dan kesehatan.

5.2 Rekomendasi

Keseluruhan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi Universitas Riau di Desa
Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kamparyang dapat diselesaikan selama

16
kurang lebih 53hari, terhitung mulai tanggal 25Mei - 17 Juli 2019, sehingga masih banyak
potensi yang dimiliki oleh Desa Pulau Payungyang perlu dikembangkan lebih lanjut. Oleh
karena itu berikut rekomendasi yang dapat mahasiswa berikan sebagai peserta Kuliah Kerja
Nyata Terintegrasi angkatan 1 untuk pihak-pihak yang bersangkutan dan berkepentingan agar
dapat di pertimbangkan sebagai salah satu sumber informasi untuk kegiatan-kegiatan di Desa
Pulau Payung.

1. Kepada Pemerintahan Kabupaten


a. Pemkab Kampar perlu turut serta aktif dalam berbagai kegiatan, hal ini bertujuan
untuk mengetahui potensi yang mampu dikembangkan di lokasi KKN.
b. Perhatian kepada masyarakat perlu lebih ditingkatkan terutama dalam bidang
lingkungan, kesehatan, kebersihan, serta pendidikan.
c. Pemkab Kampar harus lebih reponsif, aktif, serta mampu menjadi fasilitator
dalam menanggapi kebutuhan masyarakat sehingga program-program yang
dijalankan bukan hanya mengatasi masalah permukaan.

2. Kepada Universitas Riau- LPPM


a. Pembekalan KKN seharusnya dilaksanakan secara sistematis dan teratur supaya
lebih jelas dan efektif dalam pengarahan.
b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak diluar kampus sehingga dapat
mempermudah birokrasi terutama masalah pemberian bantuan dana dan
kerjasama.

3. Kepada Mahasiswa
a. Pendekatan kepada organisasi kemasyarakatan, perangkat desa, serta tokoh agama
yang dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat lebih ditingkatkan lagi,
supaya pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.
b. Mencari tahu informasi kebiasaan dan budaya masyarakat di lokasi KKN
Terintegrasi.
c. Lanjutkan, kembangkan, dan birahi program yang dirintis oleh peserta KKN
sebelumnya.

17
Lampiran

a. Dokumentasi Kegiatan
1. Mahasiswa Kukerta Unri Melakukan Sosialisasi Pembuatan Lubang Biopori di Desa
Pulau Payung

2. Mahasiswa Kukerta Universitas Riau 2019 Menanam Tanaman Obat Keluarga di


Desa Pulau Payung

18
3. English Class

4. Sosialisasi PKBR ( Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi keluarga )

5. Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick

19
b. Luaran
1. Sosialisasi PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)

20
https://www.cakaplah.com/artikel/kampus/2019/07/19/mahasiswa-abdimas-unri-beri-
penyuluhan-kepada-siswa-smpn-1-rumbio-jaya-soal-berumah-
tangga/#sthash.uCq2WwZJ.dpbs

2. Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick

http://m.riau1.com/berita/kampar/1563440315Mahasiswa-Unri-Ini-Ajarkan-Siswa-
SMP-Di-Kampar-Buat-Kursi-Dan-Pot-Bunga-Dari-Sampah

21
c. Surat Mitra
1. Penanaman Tanaman Obat Keluarga

22
2. Pengenalan Pembuatan Biopori untuk Mencegah Banjir

23
3. English Class

24
4. Sosialisasi PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)

25
5. Pemanfaatan Botol Bekas untuk Pembuatan Ecobrick

26
d. Kwitansi Penggunaan Anggaran

1. Pengenalan Pembuatan Biopori untuk Mencegah Banjir

27
28
DAFTAR PUSTAKA

Almendah.2009. Lubang resapan biopori sederhana (https://alamendah.org/2009/10/14/lubang-


resapan-biopori-sederhana-tepat-guna/)

Benu, Benyamin, dkk.2010.Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Pusat Infornasi dan


Konseling Remaja (PIK Remaja). BKKBN Kalimantan Tengah : Palangkaraya.

Departemen Kesehatan RI. Tanaman Chat Keluarga Edisi III. Jakarta 1983.

Departemen Kesehatan RI. Pemanfaatan Tanaman obat Edisi III, Jakarta. 1983.

Dison, Gina (2014). Dep Ed Usec Graces eco-brick launching in Apayo. Northern Philippine
Times. 11 Juli 2014

Hoed, Benny. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu

Romansyah Hipni Mansur. 2013. Laporan penelitian lubang resapan (


http://hipnimansur.blogspot.co.id/2013/02/laporan-penelitian-lubang-resapan_20.html)

Sudjana, Anna. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido
Offset

29

Anda mungkin juga menyukai