ADHI KUSUMASTUTI
Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran kimia
Kompetensi Dasar : Mempertunjukkan pembuatan dan standarisasi larutan
A. Pengantar
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara akurat.
Larutan tersebut dimasukkan di dalam buret dan digunakan untuk mentitrasi larutan yang
konsentrasinya belum diketahui (larutan sampel). Larutan standar berfungsi sebagai
referensi untuk menentukan konsentrasi larutan. Fungsi lain dari larutan standar yaitu
menstandarkan larutan volumetric. Larutan baku sekunder juga disiapkan dari larutan
standar. Pada proses kalibrasi instrument, diperlukan penggunaan larutan standar.
Larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer dapat disiapkan dengan menimbang dan melarutkan
larutan pada reagen yang akan direaksikan dengan analit. Larutan standar primer harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kemurnian yang tinggi, harus berupa bahan dengan kemurnian tinggi, diutamakan
99.98%. Di laboratorium kimia, umumnya terdapat bahan dengan tingkat kemurnian
yang berbeda. Persentase kemurnian larutan dapat ditemukan di label pada botolnya.
Larutan dengan kemurnian ≥ 99.98% dapat digunakan sebagai larutan standar.
2. Stabil dengan keberadaan udara. Larutan tersebut seharusnya tidak mudah bereaksi
ketika disimpan dalam wujud murni. Dengan kata lain, larutan tersebut memiliki
kereaktifan yang sangat rendah. Hal ini penting mengingat jika reagen mudah bereaksi
dengan oksigen atau air maupun mudah berubah sifat maka larutan tersebut tidak
reliable. Bahan yang tidak stabil dan tidak reliable tidak dapat digunakan sebagai
standar.
3. Tidak mengandung air yang mungkin timbul dan bervariasi dengan perubahan
kelembaban dan suhu.
4. Murah
1
5. Mudah dilarutkan dalam pelarut tertentu untuk menghasilkan larutan yang stabil.
6. Merupakan bahan yang anhidrat, tidak mengandung molekul air dalam struktur
molekulnya.
7. Tidak higroskopis sehingga ketika berada dalam wadah terbuka tidak menyerap
molekul air dari udara.
8. Mempunyai berat molekul yang sangat besar
9. Mudah ditimbang, karena sangat murni maka berat bahan menunjukkan jumlah mol
yang tersedia.
10. Tidak beracun.
Persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh beberapa bahan misalnya natrium karbonat
anhidrat (Na2CO3), perak nitrat (AgNO3), kalium hydrogen ftalat (KHC8H4O4).
Larutan standar sekunder dapat dibuat dengan larutan dengan kemurnian tinggi.
Jika larutan tersebut menggunakan pelarut air, maka harus menjalani proses deionisasi.
Tanpa pelarut murni, larutan standar yang sudah disiapkan menjadi tidak berguna.
Sebelum menggunakan larutan, harus dilihat tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa,
tanggal penerimaan bahan, segel wadah, dan lain-lain. Larutan standar sekunder
mempunyai kemurnian yang lebih rendah dibanding larutan standar primer. Larutan ini
kurang stabil dan lebih reaktif dibanding larutan standar primer. Namun demikian, larutan
stabil dalam jangka waktu penyimpanan yang lama. Larutan standar sekunder dititrasi
dengan larutan standar primer. Biasanya merupakan bahan yang sesuai sebagai bahan
2
kimia standar namun belum memenuhi persyaratan untuk menjadi larutan standar
primer.
Timbangan Analitik
1. Kapasitas 150-200 g
2. Penimbangan terkecil 0.1 mg
3. Jangan melebihi kapasitas, hindarkan timbangan dari bahan panas dan korosif,
bersihkan setelah pemakaian, letakkan timbangan pada meja yang datar dan stabil
Pada pembuatan larutan kalium dikromat 0.0417 M, dibuat dari K 2Cr2O7 dengan berat
molekul 294 g/mol, maka massa yang diperlukan untuk setiap 1 L larutan adalah:
3
= 294 g/mol x 0.0417 mol/L x 1 L
= 12.2598 g
Langkah pembuatan:
1. Bahan kimia dikeringkan pada suhu 103-105oC selama 2 jam dan didinginkan
dalam desikator
2. Timbang bahan 12.2598 g dengan gelas arloji yang bersih, kering dan sudah
ditimbang beratnya.
3. Masukkan bahan yang sudah ditimbang dengan corong ke dalam labu ukur 1 liter.
4. Bilas gelas arloji dengan air melalui corong
5. Tambahkan sekitar 0.5 L air suling, kocok, tambahkan air hingga batas 1 liter,
kocok
6. Pindahkan larutan ke dalam botol reagen, simpan.
= 98 g
Langkah pembuatan:
1. Bahan kimia dikeringkan pada suhu 103-105oC selama 2 jam dan didinginkan
dalam desikator
2. Timbang bahan 12.2598 g dengan gelas arloji yang bersih, kering dan sudah
ditimbang beratnya.
3. Masukkan bahan yang sudah ditimbang dengan corong ke dalam labu ukur 1 liter.
4. Bilas gelas arloji dengan air melalui corong
5. Tambahkan sekitar 0.5 L air suling dan 20 mL H2SO4 pekat, kocok, tambahkan air
hingga batas 1 liter, kocok.
6. Pindahkan larutan ke dalam botol reagen, simpan.