Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

JARINGAN EPIDERMIS

DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Nevrita, M.Pd, M.Si

Oleh:
Romy 140384205042

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat atas
karunia Nya dan hidayah Nya kita masih diberi kesehatan lahir dan batin,
selain dari pada itu kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini memuat tentang JARINGAN EPIDERMIS. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memahami materi tentang jaringan epidemis
dan bisa mengambil tindakan positif yang berhubungan tentang jaringan
epidermis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karenanya penyusun mohon untuk kritik dan saranya. Terima kasih.

TanjungPinang, 10 Juni 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3.Tujuan.............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6
2.1 Definisi Epidermis.............................................................................................6
2.2 Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis.........................................8
2.2.1 Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :..................................9
2.2.2 Jaringan Epidermis pada Batang.............................................................10
2.2.3 Jaringan epidermis pada akar.................................................................10
2.3 Derivat Epidermis...........................................................................................11
2.3.1 Stomata...................................................................................................11
2.3.2 Trikomata.................................................................................................12
2.3.3 Litokis......................................................................................................13
2.3.4 Sel Silika dan Sel Gabus.........................................................................14
2.3.5 Sel Kipas (buliform cell)...........................................................................14
2.3.6 Lenti Sel..................................................................................................14
2.3.6 Velamen..................................................................................................15
2.3.7 Parenkim Air (jaringan air).......................................................................15
2.4 Struktur Anatomi dan Morfologi Derivat Epidermis.........................................15
2.4.1 Stomata...................................................................................................15
2.4.2 Trikom......................................................................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun, dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan
jaringan pengangkut. Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun,
bagian bunga, buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani
penebalan sekunder. Epidermis merupakan bagian dari jaringan pelindung
pada tumbuhan. Fungsinya antara lain ialah melindungi jaringan lain yang
ada di bawahnya. Epidermis berasal dari jaringan meristem, lebih tepatnya
yaitu protoderma, dan berdifferensiasi menjadi jaringan pelindung berupa
epidermis. Jaringan epidermis juga dapat berkembang dan mengalami
modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup rambut akar, dan spina.

Epidermis biasanya terdapat di seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan


yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pengertian epidermis secara
khusus dan juga morfologi serta anatominya dan juga jenis dan berbagai
macam derivatnya patut ditelaah lebih jauh sebagai tujuan dari pembuatan
makalah ini. Fungsi dan perkembangan serta modifikasi epidermis, juga akan
dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah Jaringan epidermis itu?
4

2. Bagaimana morfologi dan anatomi jaringan epidermis?


3. Apa yang dimaksud dengan derivat epidermis dan jenisnya?
4. Bagaimana morfologi dan anatomi derivat epidermis?

1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi epidermis dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi jaringan epidermis
3. Untuk mengetahui derivat epidermis dan jenisnya
4. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi derivat epidermis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Epidermis


Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak
paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari
akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel
yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.
Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah
daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada
bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena
penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak),
perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan
lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa
tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan
sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunannya membelah lagi
sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar
anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi.
Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis
tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis
merupakan lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan
batang. Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi;
derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal
yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda.
6

Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung.


Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang
berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat
juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel
penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh
kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan
kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang
membentuk lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun
keladi dan daun pisang; ada yang berbulu halus misalnya daun durian.
Stomata atau mulut daun merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi
untuk pertukaran gas. Jaringan epidermis batang ada yang membentuk
lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut (trikoma) sebagai
alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut akar.
Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.

Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:


1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun
rapat tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan
udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan
epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding
selnya tetap tipis.
7

Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan


epidermis,

misal

stomata,

trikomata

(rambut-rambut),

spina

(duri),

vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika). Selain itu, fungsi epidermis secara
umum dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung
1. Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
2. Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
3. Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
4. Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan
2.2 Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis
Jaringan

epidermis

sebagai

jaringan

yang

berfungsi

sebagai

pelindung, mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan


epidermis terhitung kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain.
Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil
metabolisme, seperti plastid dan grana yang sedikit (tidak membentuk
klorofil), pati, dan protein, serta antosianin. Pada dinding sel luar epidermis
terdapat daerah dengan luar antar fibril yang lebar, mengandung kutin yang
membentuk lapisan kutikula di permukaan luar epidermis. Kutikula umumnya
tertutup oleh bahan yang bersifat lilin, merupakan lapisan datar atau
berbentuk batang. Sel epidermis secara umum memang mempunyai bentuk,
ukuran, serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat
membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interseluler. Dalam epidermis
petal (daun mahkota), kadang-kadang terbentuk ruang udara, namun selalu
dilapisi oleh kutikula.

Sel epidermis umumnya tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil


dinding antiklinal sel epidermisnya kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam
batang, dan teristimewa pada daun tumbuhan monokotil, sel epidermis
bentuknya memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu (Leguminosae
dan Punica), sel epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping dan
berbentuk tongkat. Dalam tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk
heksagon bila dilihat dari permukaan. Namun sebenarnya berbentuk
polihedron.

2.2.1 Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :

Gambar 2.1. Jaringan epidermis pada daun dikotil dan bagian bawah daun
dengan stomata.

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan


epidermis bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan

bentuk modifikasi dari sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada
stomata. Stomata/ mulut daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit
oleh dua sel penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat
mengatur pelebaran (stomata terbuka) dan penyempitan celah (stomata
menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas, karbondioksida
berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.

Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada
tumbuhan lain ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan
Piper sebagai hasil pembelahan periklinal (pembelahan sejajar dengan
permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata,
dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin
tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan
kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit
umumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat
lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis dapat mencegah atau
meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak
mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada tumbuhan
tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.
2.2.2 Jaringan Epidermis pada Batang
1. Batang Dikotil

Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai


ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta
dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat
stomata dan berbagai trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan
di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan
epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

10

Lapisan

gabus

pada

tumbuhan

berguna

untuk

memperbesar

daya

perlindungan batang dan mengurangi penguapan air.

2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas
antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat
ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di
antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium
pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline
sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). Epidermis pada batang
umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.
2.2.3 Jaringan epidermis pada akar
Epidermis dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa
ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada
penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh
selulosa dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas waktu akar
menua, dinding selnya akan mengalami penebalan dengan kutin dan suberin.
Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar. Permukaan sel epidermis
sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar. Sel-sel
yang membentuk bulu akar terletak di belakang daerah pembentangan,
meliputi sepanjang daerah satu sampai beberapa centimeter.

Bulu akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineralmineral dari dalam tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan

11

melewati sel epidermis. Oleh karena itu, susunan sel-sel epidermis akar
biasanya tidak serapat pada sel-sel epidermis daun. Selain itu, rambut akar
juga dapat membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh.
2.3 Derivat Epidermis
Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan
pada epidermis yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi
yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat
epidermis antara lain:
2.3.1 Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang
berl;ainan dengan epidermis.

Fungsi stomata:

a. Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis

b. Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\

c. Sebagai jalan pernafasan (respirasi)

Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah
permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas
12

dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup
dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.

Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel


tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.

2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang
berdekatan dengan sel induk stomata.

3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya


berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya
sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di


samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:

a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda
ukuran

dan

bentuknya

dari

sel

epidermis lainnya.

Umum

pada

Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.

b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar.
Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.

c. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan


sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah.
Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.

13

d. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus
terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,
Acanthaceae.
2.3.2 Trikomata
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk
dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri,
tersusun

oleh

jaringan

epidermis

atau

jaringan

di

bawah

epidermis(emergens).

Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)

Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang


tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium,
Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium. Rambut skuamiform (bentuk sisik)
yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan
Cruciferae. Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat
lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum. Rambut
kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua
atau lebih deretan sel yang berdampingan.

2.Trikoma glandular (menghasilkan sekret)

Trikoma ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom
glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi
garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin,
koleter, rambut sengat, rambut akar, dll.
14

Fungsi trikoma pada masing-masing organ:

a.

Pada

daun

untuk

mengurangi

penguapan,

mengurangi

gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.

b.

Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik

serangga membantunpenyerbukan.

c.

Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan

merusak

biji,

menyerap

air

sehingga

biji

menjadi

lekas

berkecambah dan tumbuh.

d.

Pada batang

untuk mjengurangi

penguapan

dan

untuk

memanjat (kaktus, rotan).


2.3.3 Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang
tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang
membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit.
2.3.4 Sel Silika dan Sel Gabus
Pada Gramineae, di antara sel-sel epidermis yang memanjang, di sebelah
atas tulang daun, terdapat sel pendek yang terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel
silika dan sel gabus. Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut
dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang
sepenuhnya mengandung badan-badan silika yang berupa massa silika yang
isotropik dan di tengah-temgahnya biasanya berupa granula-granula renik.
Pada pandangan permukaan, benda-benda silika itu mungkin berbentuk
bulatan, elips, halter, atau bernentuk pelana. Sel gabus dindingnya

15

mengandung suberin dan sering mengandung bahan organik yang padat.


Distribusinya menyebabkan pengerasan pada kulit batang. Bentuknya
segitiga, segiempat, tidak teratur, angka 8, membulat, dll.
2.3.5 Sel Kipas (buliform cell)
Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis,
berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar.
Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling luar
mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa selaput yang
melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air
dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas
permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh
karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih
lanjut.
2.3.6 Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang
disebut lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang
dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan
berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh
sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel
gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke
arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak
sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai
bintik-bintik.
2.3.6 Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah
dalam epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek.
Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara. Epidermis

16

beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau


multiple epidermis.
2.3.7 Parenkim Air (jaringan air)
Parenkim air merupakan beberapa lapis sel di sebelah dalam
epidermis daun tumbuhan xerofita. Tersusun oleh sel yang besar besar
berdinding tipis dengan vakuola sentral yang besar. Parenkim air berfungsi
untuk menyimpan air pada tumbuhan xerofita. Epidermis beserta parenkim
air disebut epidermis ganda.
2.4 Struktur Anatomi dan Morfologi Derivat Epidermis
2.4.1 Stomata
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali.
Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang khas
disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang di
antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan
antara sel tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara morfologi
berbeda dari sel epidermis yang khas dan merupakan dua atau lebih sel yang
membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada hubungan fungsional. Stoma
bersama-sama sel tetangga jika ada disebut perlengkapan stomata atau
kelompok stomata.

Jaringan epidermis pada kedua tumbuhan tersebut, memiliki tambahan


berupa stomata yang di dekatnya terdapat sel penjaga.

Sel tetangga

biasanya berkembang dari sel protoderm yang berbatasan dengan sel induk
stomatas, tetapi dapat juga berkembang dari sel seasal induk stomata (de
Bary, 1877) seperti yang dikutip dari Anatomi Tumbuhan karya A. Fahn.
Seperti yang telah disebutkan di atas, berdasarkan hubungan ontogenetik
antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe:
stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama; stomata
17

perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan
dengan sel induk stomata; dan stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang
mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga
dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan
udara, terutama di daun, batang biasa, dan rizom. Tidak pada akar dan
seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang bersifat parasit tanpa klorofil,
sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada Orobanche,
meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada batangnya. Stomata
terdapat pada beberapa tumbuhan air yang melayang tetapi tidak umum.
Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari (contohnya
pada Colchicum), daun buah, dan biji, tetapi biasanya stomata tersebut tidak
berfungsi.

Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah mesofil ada ruang antar
sel yang disebut ruang substomata. Komposisi kimia dinding sel penjaga
sama dengan yang ada pada sel epidermis biasa tumbuhan yang sama.
Biasanya sel epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya berlanjut
pada dinding tersebut yang menghadap depan apertur dan juga sampai
kepada sel yang berbatasan dengan ruang substomata.
2.4.2 Trikom
Semua tambahan uniseluler maupun multiseluler pada epidermis disebut
trikom. Struktur yang lebih masif, seperti kutil, beberapa struktur sekresi,
daun duri (contohnya duri pada Rosa) yang terdiri atas jaringan epidermis
maupun subepidermis, disebut emergensi. Beberapa tipe trikom :

1) Trikom tanpa kelenjar

18

a. Rambut yang uniseluler sederhana atau multiseluler uniseriat yang


tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Triticum, Hordeum,
Pelargonium, dan Gossypium.

b. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih


secara nyata sekali, contohnya pada Olea.

c. Rambut

multiseluler

yang

dapat

berbentuk

bintang

(stelata)

contohnya pada Styrax, dll.

d. Rambut kasar, trikoma kasar multiseriat, yang di pangkalnya terdiri


atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan. Dapat
dilihat pada pangkal tangkai daun Portulaca oleraceae.

2) Trikom berkelenjar

Trikom berkelenjar terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya


larutan garam, larutan gula (nektar), terpentin, dan gom (polisakarida). Trikom
yang mengeluarkan sekresi itu sering disebut kelenjar.

Trikom sekresi garam, (1) rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel
sekresi yang besar di ujung tangkai yang menyempit, terdiri atas satu atau
kadang-kadang beberapa sel. (2) kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa
sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal

Trikom sekresi nektar, contohnya pada kelopak Abutilon, pada korola


Lonicera japonica dan Tropaeoium majus. Sitoplas pada tingkat sekresi
sangat rapat. Selain itu, terdapat juga kelenjar sekresi getah, kelenjar sekresi
tumbuhan karnivor seperti pada Dionaea.
19

Trikom sekresi terpentin, (1) rambut berkelenjar, contohnya pada kelenjar


Labiatae yang menghasilkan minyak esensial. Struktur tersebut terdiri atas
sel basal, tangkai uniseriate bersel satu atau beberapa se panjangnya dan
kepala berisikan satu atau beberapa sek ekskresi. (2) Rambut kusut
berkelenjar, rambut ini terdiri atas tangkai dan kepala multiseriat, contohnya
pada Cleome.

Koleter. Merupakan trikom yang menghasilkan bahan lengket. Trikom


berkelenjar biasanya terdiri atas kepala multiselular dan tangkai yang
kadang-kadang juga tidak ada. Semua sel epidermis bagian luar dan kerap
kali juga sel di sekitarnya mempunyai kemampuan bersekresi. Bahan yang
disekresi itu seringkali merupakan campuran antara terpentin dan getah,
sampai ke permukaan kelenjar oelh pecahnya kutikula yang cepat. Koleter
umumnya terlihat pada sisik kuncup.

Rambut sengat. Rambut sengat Urtica adalah trikom berkelenjar yang sangat
khusus. Rambut ini terdiri atas sel tunggal panjang, yang pangkalnya melebar
seperti kandung kemih dan bagian atasnya menyerupai jarum. Pangkal yang
lebar itu dikelilingi sel epidermis yang timbul di atas sel-sel epidermis yang
lain.

Rambut akar. Merupakan sel epidermis berbentuk tabung memanjang.


Hanyapada beberapa tumbuhan rambut tersebut bercabang. Rambut akar
mempunyai vakuola lebar dan biasanya berdinding tipis.

20

21

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak
paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari
akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel
yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.
Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah
daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada
bagian sel penutup stomata.
Berdasarkan ontogeni dan fungsi, epidermis dapat dianggap sebagai
jaringan terpisah. Epidermis berkembang dari protoderm oleh pembelahan
sel antiklinal yang terus menerus. Sebagai jaringan yang kompak yang tidak
memiliki ruang antar sel dan ditutup dengan kutikula, epidermis memberi
perlindungan bagi semua organ tumbuhan yang secara keseluruhan atau
hampir seluruhya terdiri atas jaringan primer. Sel-sel khusus pada epidermis
menarik perhatian besar karena struktur, perkembangan ontogenetik dan
fungsinya yang karakteristik. Sel tersebut juga merupakan nilai utama dalam
studi taksonomi dan evolusi. Sel khusus seperti trikoblas dan sel penjaga
adalah hasil belahan sel yang tidak sama, dan sel tersebut timbul dari dua sel
terkecil yang dibentuk demikian.
Jaringan epidermis dapat memiliki tambahan uniseluler maupun
multiseluler yang memiliki fungsi sendiri, contohnya yaitu stomata dan trikom
yang juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis seperti trikom berkelenjar dan
tanpa kelenjar. Stomata memiliki struktur sel yang merupakan gabungan dari
sel penjaga dan lubang yang ada di dekatnya, secara umum berfungsi untuk

22

respirasi dan transpirasi pada tumbuhan. Trikom dengan beragam jenis dan
modifikasinya juga memiliki fungsi tersendiri yang spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai