Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

“Stomata”

Disusun oleh :
Nama : Arya Ngestu Pratama
NIM :235040200113036
Kelas : B
Asisten : Akhmala Wulan Khoiru Nisa

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI
2021

1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan memiliki organ unik yang disebut stomata, yaitu beberapa jenis sel
epidermis pada daun. Tumbuhan memiliki berbagai macam struktur stomata, terutama
bila dibandingkan dengan tumbuhan lain yang hidup di lingkungan yang sama sekali
berbeda. Tanaman menunjukkan kapasitas mereka untuk adaptasi lingkungan melalui
stomata. Stomata bertukar gas di dalam tubuh tanaman dan mengontrol berapa banyak
transpirasi yang terjadi. Biasanya, stomata ditemukan pada bagian hijau tanaman.
Stomata sporadis terlihat pada daun lebar, yang biasanya ditemukan pada tanaman
dikotil. Stomata dikelompokkan dalam baris yang paralel dan memanjang dalam
monokotil. Kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, serta jarak antara stomata,
secara langsung berkorelasi dengan distribusi stomata. Tiga spesimen mangga, jagung,
dan daun teratai akan diamati selama praktikum ini.
1.2 Tujuan

Untuk dapat membedakan antara stomata pada tumbuhan monokotil dan dikotil, dan
juga antara stomata pada tumbuhan darat dan air, serta memahami pengertian stomata dan
fungsinya, serta bagian-bagian stomata dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan
dan penutupannya.

1.3 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui dan memahami definisi stomata beserta fungsinya, memahami
bagian-bagian stomata, dapat memahami faktor apa saja yang mempengaruhi membuka
dan menutupnya stomata, mengetahui dan dapat membedakan stomata antara tanaman
monokotil dan dikotil serta stomata pada tanaman darat dan air.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Stomata
Stomata adalah celah yang terdapat diantara 2 sel epidermis khusus yang disebut
sebagai sel penutup yang terdapat disekeliling sel (Haryanti, 2011).
Sel penutup dapat membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Menurut Setiawati dan Syamsi (2019), stomata merupakan kombinasi dari 2 sel penutup
yang terdiri dari sel – sel epidermis khusus pada epidermis daun dan terdapat lubang
diantara 2 sel penutup yang disebut dengan porus stomata. Stomata pada umumnya
terletak pada bagian bawah daun, namun ada beberapa tanaman yang letak stomata di
bagian permukaan (atas).

2
Stomata are cellular pores on the aerial surface of plants. They open to allow the
uptake of carbon dioxide and close to limit water loss, and thus are essential for plant
growth and homeostasis. (Sun Lau 2017)
Stomata adalah pori-pori seluler pada permukaan udara tanaman. Mereka terbuka
untuk memungkinkan penyerapan karbon dioksida dan dekat untuk membatasi kehilangan
air, dan dengan demikian sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan
homeostasis. (Sun Lau 2017)
Stomata are holes or gaps found on the surface
Adaxial leaves are bounded by specialized cells called cover cells. The cover cell is
surrounded by cells that are the same or different shape as the cells-other epidermal cells
and are called neighboring cells. (Nanda 2020)
Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada permukaan adaksial/abaksial
daun yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh
sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut
sel tetangga. (Nanda 2020)

2.2 Fungsi Stomata


Menurut Haryanti (2011), stomata memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu : \\

The stomata are apertures in the epidermis, each bounded by two guard cells. In Greek,
stoma means “mounth” and the term is often used with reference to the stomata pore only
(Kirkham, 2014), yang artinya stomata merupakan lubang di epidermis, yang masing –
masing dibatasi oleh dua sel penjaga. Dalam Bahasa Yunani, stoma berarti mulut, dan
istilah ini sering digunakan dengan mengacu pada pori stomata saja.

Stomata are specialized epidermal structures that are essential for plant survival and
productivity. These structures consist of two guard cells around a pore (Golec and
Szarejko, 2013), yang artinya stomata adalah struktur epidermis khusus yang penting
untuk kelangsungan hidup dan produktivitas tanaman. Struktur ini terdiri dari dua sek
penjaga di sekitar pori.

1. Fotosintesis, dalam hal ini tanaman memperoleh karbon dioksida dari atmosfer melalui
stomata. Selain itu, melalui stomata juga tanaman melepas oksigen. Sehingga dapat
dikatakan bahwa stomata berperan sebagai media pertukaran gas.
2. Transpirasi, proses penguapan air dari permukaan tanaman dilakukan melalui
membukanya stomata.
3. Mencegah kehilangan air,

3
2.3 Bagian – Bagian Stomata
Menurut Khairani (2020), stomata terdiri dari 4 bagian, yaitu :

Bagian stomata
Sumber : Khairani, 2020
4. Sel Penutup
Sel penutup terdiri dari sepanjang sel yang terlihat simetris, umumnya berbentuk
ginjal, pada dinding sel atas dan sel bawah terlihat adanya alat yang berbentuk seperti
birai. Namun terkadang birai tersebut hanya terdapat pada dinding sel bagian atas.
5. Celah (porus)
Celah atau porus merupakan ubang kecil yang terletak diantara kedua sel penutup. Sel
penutup dapat mengatur menutup dan membukanya porus tersebut. Porus dapat
berhubungan udara yang berada di luar lingkungan dibantu dengan adanya rongga depan
dan birai – birai atas, begitu juga hubungannya dengan ruang udara dalam yang dibantu
dengan adanya rongga belakang dan birai – birai bawah.
6. Sel Tetangga
Sel tetangga letaknya berdampingan atau berada disekitar sel – sel penutup. Dapat
dikatakan juga mengelilingi sel – sel penutup. Sel tetangga bisa terdiri dari dua buah atau
lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya dengan berasosiasi dengan sel – sel
penutup.
7. Ruang Udara Dalam
Ruang udara dalam adalah suatu ruang antar sel yang besar, memiliki fungsi ganda
yaitu bagi fotosintesis dan transpirasi juga respirasi. Ruang udara memiliki hubungan
yang teratur dengan ruang – ruang antar sel lainnya hingga bagian dalam.

2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Membuka dan Menutupnya Stomata


Membuka dan menutupnya stomaa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Ingeswari (2016), ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.

4
8. Faktor eksternal
Faktor ekternal terdiri dari intensitas cahaya matahari, konsentrasi CO2 dan asam
absisat (ABA). Cahaya matahari akan merangsang sel penutup dalam menyerap K + dan
air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam
daun juga menyebabkan stomata terbuka.
a. Karbon dioksida, tekanan parsial CO2 yang rendah dalam daun akan
menyebabkan pH sel menjadi tinggi. Pada pH yang tinggi 6 – 7 akan
merangsang penguraian pati menjadi gula, sehingga stomata terbuka.
b. Air, apabila tumbuhan mengalami kekurangan air, maka potensial air pada daun
akan turun, termasuk sel penutupnya sehingga stomata tertutup.
c. Cahaya, dengan adanya cahaya maka fotosintesis akan berjalan, sehingga CO2
dalam daun akan berkurang dan stomata terbuka.
d. Suhu, naiknya suhu akan meningkatkan laju respirasi sehingga kadar CO2 dalam
daun meningkat, pH akan turun dan stomata tertutup.
e. Angin, angin berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata secara
tidak langsung. Dalam keadaan angin yang bertiup kencang pengeluaran air akan
meningkat. Akibatnya daun dapat mengalami kekurangan air sehingga turgornya
turun dan stomata akan tertutup.
9. Faktor internal (jam biologis).
Jam biologis memicu penyerapan ion di pagi hari, sehingga stomata membuka.
Sedangkan pada malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata menutup.
2.5 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil
Pada umumnya daun – daun tanaman dikotil memiliki jenis daun menjari atau
menyirip, sedangkan pada tanaman monokotil bentuk daunnya sejajar atau melengkung.
Hal ini mempengaruhi perkembangan distribusi stomata. Pada tanaman monokotil ukuran
stomata relatif lebih kecil, sehingga terlihat sangat padat dan terletak berderet – deret
sejajar dengan susunan epidermisnya, sedangkan tanaman dikotil stomata tersebar
(Haryanti, 2011)
Menurut Khairani (2020), stomata pada tanaman dikotil dikelompokkan menjadi 5
tipe, yaitu :
1. Tipe anomoitik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang bentuk dan
ukurannya sama dengan sel epidermis disekitarnya.

5
Stomata tipe anomositik
Sumber : Meriko dan Abizar, 2017
2. Tipe anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh 3 buah sel tetangga yang tidak
sama besar.

Stomata tipe anisositik Sumber : Khairani, 2020


3. Tipe parasitik, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup serta celah.

Stomata tipe parasitik Sumber : Khairani, 2020

4. Tipe diasitik, yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh dua sel tetangga dengan
dinding sel yang membentuk sudut siku – siku terhadap sumbu membujur
stomata.

Stomata tipe diasitik Sumber : Khairani, 2020


5. Tipe aktinositik, yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga yang
menyebar dalam radius.

6
Stomata tipe aktinositik
Sumber : Meriko dan Abizar, 2017
Sedangkan tipe stomata pada tanaman monokotil terbagi menjadi 4 tipe
(Khaerani, 2020), yaitu :
1. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga.
2. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk
bulat dan lebih kecil daripada lainnya, terletak pada ujung sel penutup.
3. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga.
4. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga.
2.6 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air
Di bagian bawah daun, stomata sering ditemukan. Namun demikian, stomata juga
dapat ditemukan pada permukaan bawah daun atau pada permukaan atas dan bawahnya
(Nurhidayah, 2014). Sehubungan dengan atmosfer, permukaan daun atas tanaman air
mengandung stomata. Sebaliknya, tanaman darat sering memiliki sel penutup berbentuk
ginjal dan permukaan daun bagian bawah dengan stomata. Namun demikian, stomata
ditemukan pada permukaan atas dan bawah daun pada tanaman seperti jagung dan terong.
3. BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

NO. ALAT FUNGSI


1 Mikroskop Sebagai alat pengamatan
2 Selotip Untuk menempelkan stomata yang akan
diamati

3 Kutek bening Untuk melapisi daun


4 Cutter / silet Untuk memotong selotip
5 Kaca Preparat Tempat meletakkan objek pengamatan

NO. BAHAN FUNGSI


1 Daun Mangga
Sebagai objek pengamatan
2 Daun Jagung
3 Daun Teratai

3.2 Cara Kerja

7
3.3 Analisa Perlakuan
Analisa perlakuan dilakukan sesuai dengan cara kerja yang telah disebutkan. Daun
diberi kutek dan kemudian di lapisi selotip. Setelah itu lepaskan selotip dan amati apa
yang terjadi. Objek pengamatan di dokumentasikan sebagai penguat bahwa pengamatan
ini benar-benar murni tanpa rekayasa. Kemudian hasil yang diperoleh dicatat dalam
laporan hasil praktikum dan disertai dengan dokumentasi yang telah didapatkan.

8
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Tanaman

1. Tanaman Mangga
Menurut Pratama (2018), tanaman Mangga di klasifikasikan sebagai
berikut :

Daun Mangga

Sumber : Kabir et al., 2017


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
2. Tanaman Jagung
Menurut Fitrianti (2016), secara umum klasifikasi tanaman jagung
adalah sebagai berikut :

Daun Jagung
Sumber : Fitrianti, 2016
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (Gramineae)

9
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
3. Teratai
Menurut Istria (2018), klasifikasi teratai sebagai berikut :

Daun Teratai
Sumber :
Istria, 2018 Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Kelas : Monocotyledoeae
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea alba
4.2 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil

Tanaman jagung merupakan tanaman monokotil, sedangkan mangga


dan teratai termasuk tanaman dikotil. Daun mangga memiliki tulang yang
menyirip sehingga letak stomata tersebar dan tidak beraturan, sedangkan
pada teratai distribusi stomata dijumpai pada permukaan bagian atas
epidermis daun. Stomata tanaman hidrofit biasanya tidk ditemukan di
bagian bawah, namun pada daun yang mengapung di bagian atas. Adaptasi
ini dapat meminimumkan besarnya penguapan air pada saat transpirasi
melalui stomata (Saputri, 2016). Dan yang terakhir, tanaman jagung
merupakan tanaman monokotil. Stomata pada tanaman jagung memiliki
bentuk yang memanjang dengan bagian ujung membesar, berdinding tipis,
dan berbentuk kecil dibagian tengah yang membuktikan bahwa terdapat
modifikasi epidermis yang berupa stomata yang berbentuk halter
(memanjang) (Lamahala et al., 2018).

10
Stomata daun jagung
Sumber : Lamahala et al., 2018

Stomata teratai
Sumber : Saputri, 2016

Stomata daun mangga


Sumber : Mutaqin et al., 2016
4.3 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air
Tanaman air merupakan tanaman yang hidup di air yang memiliki persediaan air yang
berlimpah karena media tumbuhnya adalah perairan. Tanaman air memiliki cara untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitar seperti daun yang lebih besar, akar tidak terlalu
panjang, tidak memiliki lapisan lilin dan stomata yang pada umumnya besar serta letak
stomata di permukaan atas daun. Daun tanaman air yang lebar berguna dalam
mempercepat proses fotosintesis. Pada tanaman air tidak terdapat lapisan lilin karena
hanya akan menghambat proses penguapan.

11
Tanaman teratai memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air.
Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin. Jumlah stomata tanaman teratai
memiliki stomata lebih banyak daripada tanaman darat. Teratai memiliki lebih banyak
ruang – ruang udara untuk membantu pengapungan di permukaan air (Firdaus dan
Maasawet, 2015).
Tanaman darat seperti mangga dan jagung, daunnya memiliki lapisan lilin yang
berfungsi untuk menghambat proses penguapan yang berlebihan serta memiliki ukuran
stomata yang kecil, bahkan dapat mengecil saat mengalami cekaman kekeringan yang
berfungsi agar tanaman tetap bertahan hidup.

12
. 5. BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Antara dua jenis sel epidermis yang dikenal sebagai sel penutup ditemukan stomata.
Tujuan utama stomata adalah untuk memungkinkan karbon dioksida dan oksigen masuk
dan keluar . Kedua variabel internal dan eksternal dapat mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata. Stomata tanaman dikotil menyebar secara tidak menentu, tetapi
tanaman monokotil dikelompokkan dengan cara tertentu.
5.2 Saran
Diharapkan praktikum dapat dilakukan secara offline agar praktikum lebih
memahami dan dapat mempraktekannya secara langsung bukan hanya melihat sample
secara online.

13
6. DAFTAR PUSTAKA

Budiawati, Gusti A. Y dan Eniek Kriswiyanti. 2014. Manfaat Tanaman Teratai


(Nymphaea sp., Nymphaeaceae) di Desa Adat Sumampan, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal SIMBIOSIS 2 (1) : 122 – 134.
Fitrianti, Irma. 2016. Uji Konsentrasi Formulasi Bacillus subtilis BNt8 Terhadap
Pertumbuhan Benih Jagung (Zea mays L.) Secara In Vitro. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Firdaus, M. dan Elsjo Theodora M. 2015. Perbedaan Ukuran dan Bentuk Stomata
Tumbuhan Air dan Tumbuhan Darat. Prosiding Seminar Nasional I
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran. Samarinda : Universitas
Mulawarman.
Golec, Agata D and Iwona Szarejko. 2013. Open or close the gate – stomata
action under the control of phytohormones in drought stress conditions.
Front. Plant Sci.
Haryanti, Sri. 2011. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman. Buletin Anatomi dan Fisiologi 18 (2) : 21 – 28.
Ingeswari, Nindya A. 2016. Karakteristik Stomata Daun Angsana (Pteracorpus
indicus WiII) Berdasarkan Ketinggian Tempat yang Berbeda Sebagai
Bahan Ajar Biologi. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Malang.
Istria, Lilik. 2018. Tumbuhan Teratai sebagai Ide Penciptaan Perhiasan Paduan
Perak dan Kayu. Skripsi. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Institut Seni
Indonesia.
Kabir, Kasran et al. 2017. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Aksesi Mangga
Dodor (Mangifera sp.) di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Jurnal
Agrotekbis 5 (2) : 231 – 237.
Khairani, Nanda. 2020. Identifikasi Tipe Stomata pada Tumbuhan Angiospermae
di Kampus UIN Ar-Raniry Sebagai Referensi Praktikum Anatomi
Tumbuhan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry.
Kirkham, M. B. 2014. Stomatal Anatomy and Stomatal Resistance. Principles of
soil and plant water relation (second edition).

14
Lamahala, Muahimin H et al. 2018. Pengembangan Media Jaringan Epidermis
Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Tumbuh di Kota Kupang Sebagai
Sumber Belajar Tambahan Pembelajaran IPA SD Berbasis Kearifan
Lokal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 5 (2) : 15 – 25.
Meriko, Lince dan Abizar. 2016. Struktur Stomata Daun Beberapa Tumbuhan
Kantong Semar (Nepenthes spp.). Berita Biologi 16 (3) : 325 – 330.
Mutaqin, Asep Z. et al. 2016. Studi Anatomi Stomata Daun Mangga (Mangifera indica)
Berdasarkan Perbedaan Lingkungan. Jurnal Biodjati 1 (1) : 13 –
18.
Nurhidayah, Lubis. 2014. Analiss Stomata pada Herbarium Tumbuhan Gandaria
Spesies Bouea macrophylla dan Bouea oppositifolia. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Medan.
Pratama, Alif N. B. 2018. Studi Sifat Fisik-kimia Dodol dengan Subtitusi Tepung
Biji Mangga dari Tiga Varietas Selama Penyimpanan. Skripsi. Fakultas
Pertanian Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Saputri, Novarina W. 2016. Struktur dan Distribusi Stomata pada Tanaman Marga
Nymphaea. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia.
Setiawati, Tia dan Inneke Febrihardianti S. 2019. Karakteristik Stomata
Berdasarkan Estimasi Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun
Hibiscus tiliceus L. di Pangadaran, Jawa Barat.
Lau, Sun On. 2017. Stomata
Khairani, Nanda. 2020. Identifikasi tipe stomata pada tumbuhan angiospermae di
kampus Uin Ar-Raniry sebagai preferensi praktikumanatomi tumbuhan.
Fakultas Tarbiyah dan keguruan program studi pendidikan biologi.
Universitas Ar-Raniry

15
7. Lampiran

16

Anda mungkin juga menyukai