Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

SALING KETERGANTUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Biologi Umum yang
Diampu oleh Ibu Dr. Elsa Lisanti, M.Si.

Disusun oleh Kelompok 9:

Rivaldy Zeidane Kristiando (1308621028)

Lala Syafina Jihan (1308621003)

Biologi A 2021

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
1. PENDAHULUAN

Setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem hidupnya saling tergantung dengan
makhluk hidup lain ataupun dengan lingkungannya. Adanya saling ketergantungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup lain ataupun antara makhluk hidup dengan
lingkungannya disebabkan makhluk hidup itu pada hakekatnya tidak dapat berdiri sendiri.
Saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan sesama makhluk hidup, baik
sejenis maupun berbeda jenis, terjadi salah satunya dalam peristiwa makan dan dimakan.
Sedangkan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi dalam
peristiwa antara lain fotosintesis, respirasi dan dekomposisi.
Saling ketergantungan antara sesama makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungannya terjadi secara timbal balik. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan dalam
ekosistem dimana makhluk hidup itu berada. Dengan demikian makhluk hidup-makhluk hidup
yang berinteraksi dengan makhluk hidup lain maupun dengan lingkungannya mempunyai tugas
(nisia) tersendiri di dalam ekosistem tersebut. Nisia pada makhluk hidup menyebabkan
makhluk hidup tersebut mempunyai kedudukan/tingkat trofi tertentu dalam ekosistem.
Makhluk hidup dengan nisianya masing-masing dalam suatu ekosistem tersebut merupakan
komponen penyusun ekosistem. Apabila salah satu komponen dalam suatu ekosistem
terganggu/rusak/musnah maka komponen yang lain atau bahkan seluruh komponen dalam
ekosistem tersebut akan terganggu/rusak/ musnah pula.

1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengamati adanya peristiwa saling ketergantungan antara makhluk
hidup.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab adanya saling ketergantungan antara makhluk
hidup.
3. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi yang terjadi pada makhluk hidup.
4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat adanya interaksi pada makhluk hidup.
5. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan.
6. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat dari teori.

2. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Metode Pengamatan


Dikarenakan saat praktikum dilaksanakan masih dalam masa pandemi Covid-19,
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara langsung. Maka dalam
melakukan pengamatan ini, kami menggunakan metode studi pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sumber yang ada. Data pengamatan
diperoleh dari video YouTube dan pencarian sumber data melalui internet.
2.2 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 November 2021, pukul 19:00 sampai
dengan 21:00 WIB. Praktikum dan pengamatan dilaksanakan di rumah masing-masing.

2.3 Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. 4 tabung reaksi 1. Air
2. Rak tabung reaksi 2. Ikan cere
3. Sumbat tabung reaksi 3. Tumbuhan Hydrilla (Hydrilla
4. Spidol tahan air verticillata)
5. Gawai/komputer dan kuota/sambungan 4. Vaselin
internet 5. Indikator BB (bromtimol biru)

2.4 Langkah Kerja


1. Diisi keempat tabung reaksi dengan air hingga 2/3 bagian tabung, kemudian diberi label
I, II, III dan IV.
2. Diberi 5-10 tetes indikator BB ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Pada tabung reaksi I dimasukkan 1 ekor ikan cere.
4. Pada tabung reaksi II dimasukkan 1 tangkai tumbuhan Hydrilla.
5. Pada tabung reaksi III dimasukkan 1 tangkai tumbuhan Hydrilla dan 1 ekor ikan cere.
6. Pada tabung reaksi IV dijadikan sebagai variabel kontrol.
7. Ditutup semua tabung reaksi dengan penyumbatnya, kemudian diolesi dengan vaselin.
8. Diletakkan keempat tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi, kemudian
ditempatkan rak tersebut di tempat yang terang (terkena cahaya matahari).
9. Diamati setelah 2-3 jam dan setelah 24 jam.

Gambar 1: Percobaan Saling Ketergantungan Antarmakhluk Hidup


3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Setelah 2-3 Jam
Tabung Reaksi Hasil Pengamatan Gambar
I (ikan cere) Ikan masih hidup, air
berubah warna menjadi
hijau

II (tumbuhan Hydrilla) Air berubah warna menjadi


biru kehijauan, tidak terjadi
perubahan apapun pada
tumbuhan Hydrilla

III (ikan cere + tumbuhan Ikan masih hidup, air


Hydrilla) berubah warna menjadi
hijau

IV (indikator BB) Tidak terjadi perubahan

Setelah 24 Jam
Tabung Reaksi Hasil Pengamatan Gambar
I (ikan cere) Ikan mati, air tetap
berwarna hijau
II (tumbuhan Hydrilla) Air tetap berwarna hijau,
tidak terjadi perubahan
apapun pada tumbuhan
Hydrilla

III (ikan cere + tumbuhan Ikan mati, air tetap


Hydrilla) berwarna hijau

IV (indikator BB) Tidak terjadi perubahan

3.2 Pembahasan
Setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem hidupnya saling ketergantungan,
sehingga membutuhkan bantuan serta interaksi dengan makhluk hidup dan lingkungannya.
Interaksi atau hubungan timbal balik mencakup berbagai kebuuthan hidup seperti makanan,
mineral, energi, air, udara, dan lain sebagainya. Selain antar sesamanya makhluk hidup pun
membutuhkan lingkungan abiotik. Komponen lingkungan abiotik yaitu benda-benda tidak
hidup yang ada di dalam suatu ekosistem, contohnya air, udara, dan tanah.
Pada hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya ada yang disebut dengan
ekosistem. Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan
timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Untuk dapat membuktikan pengaruh antara keduanya maka dilakukan percobaan saling
ketergantungan antar makhluk hidup.
Dalam praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan ikan cere dan tumbuhan
Hydrilla verticillata. Dimana pada tabung I diisi dengan ikan cere saja, tabung II diisi
dengan tumbuhan Hydrilla verticillata saja, tabung III diisi dengan ikan cere dan tumbuhan
Hydrilla verticillata dan tabung IV diisi dengan larutan BTB yang berfungsi sebagai
pembanding dari ketiga tabung reaksi lain. Dimana pada masing-masing tabung ditetesi
dengan larutan BB, yang berfungsi untuk mengikat CO2.
Tabung diisi dengan menggunakan air kolam, hal ini dikarenakan media air kolam
merupakan ekosistem yang sesuai. Sesudah seluruh tabung reaksi diisi, mulut tabung reaksi
dilapisi dengan vaseline dan disumbat dengan menggunakan alumunium foil. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada udara yang dapat masuk ke dalam tabung reaksi. Setelah
dilapisi dengan alumunium foil, tabung reaksi diletakkan di tempat yang terang agar
terkena sinar dan terjadi proses fotosintesis dan respirasi.
Sesudah tabung reaksi didiamkan selama 2-3 jam, dapat dilihat pada tabung I, ikan
cere masih hidup dan terjadi perubahan warna pada air kolam yaitu yang semula berwarna
biru menjadi berwarna hijau. Pada tabung II, tidak terjadi perubahan pada Hydrilla
verticillata, tetapi terjadi perubahan warna pada air kolam sama seperti tabung I yaitu
menjadi hijau. Pada tabung III, juga terjadi perubahan warna menjadi hijau. Sedangkan
pada tabung IV, tidak terjadi perubahan apapun.
Perubahan warna yang terjadi pada air yang awalnya biru menjadi hijau
menandakan bahwa air telah berubah sifatnya menjadi asam, hal ini disebabkan karena
adanya CO2. Pada tabung I, ikan cere melakukan respirasi sehingga menghasilkan CO2.
Karbon dioksida yang dihasilkan ikan cere bereaksi dengan H2O di dalam air sehingga
menghasilkan H2CO3 yang merupakan suatu senyawa asam. Hal ini juga berlaku pada
tabung II yang berisi Hydrilla verticillata, Hydrilla akan melakukan fotosintesis bersamaan
dengan respirasi. Sedangkan pada tabung III, terjadi 2 proses respirasi yaitu respirasi
Hydrilla dan ikan cere. Dimana ikan cere akan menghirup oksigen hasil dari proses
fotosintesis Hydrilla, dan Hydrilla akan memanfaatkan CO2 hasil respirasi ikan cere untuk
melakukan proses fotosintesis. Hydrilla sendiri juga akan berespirasi, kemungkinan yang
menyebabkan air menjadi hijau yaitu CO2 sebagai hasil respirasi dari Hydrilla.
Setelah 24 jam, ikan pada tabung I mati, akan tetapi airnya tetap berwarna hijau.
Pada tabung II, Hydrilla tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan air di dalamnya
tetap berwarna hijau. Pada tabung III, ikan hidup dan air tetap berwarna hijau. Sedangkan,
pada tabung IV tidak menunjukkan adanya perubahan apapun. Ikan pada tabung I mati
karena tidak adanya O2 yang dapat dihirup untuk proses respirasinya dan air didalamnya
juga sudah berisi H2CO3 yang tidak dapat dipakai untuk melakukan respirasi. Pada tabung
III, ikan cere mati karena adanya indikator BB yang mengikat CO2 sehingga proses
fotosintesis Hydrilla verticillata tidak dapat menghasilkan O2 dalam jumlah yang banyak.
Akan tetapi, seharusnya ikan cere tetap hidup karena hasil dari proses fotosintesis tetap ada
walaupun CO2 diikat oleh kindicator BB. Kesalahan ini terjadi karena ikan cere
dimasukkan terlebih dahulu dibandingkan dengan Hydrilla verticillata, sehingga ikan cere
tidak bisa bergerak dan tidak mendapat O2 dari berbagai sisi. Pada air kolam juga terdapat
perubahan warna menjadi hijau agak bening, hal tersebut terjadi karena kadar O2 yang
sudah dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang karena dihirup oleh ikan cere dan kadar
CO2 berkurang karena dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Sehingga kadar asam
berkurang yang menyebabkan air kolam mengalami perubahan hijau sedikit bening.
Setelah dilakukan pengamatan pada kedua waktu, dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan antara Hydrilla dan ikan cere terletak pada proses respirasi dan fotosintesisnya.
Tumbuhan air akan membantu proses respirasi hewan air dengan menghasilkan O2 dari
proses fotosintesis, sedangkan hewan air akan membantu proses fotosintesis dengan
menghasilkan CO2 yang merupakan hasil dari proses repirasi.

4. DISKUSI/PERTANYAAN

1. Apa gunanya larutan BB?


Jawab:
Larutan BB digunakan sebagai indikator agar dapat mengetahui apakah terdapat CO2 di
dalam tabung reaksi. Hal ini dikarenakan larutan BB sangat sensitive terhadap CO2,
kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna pada air. Hal disebabkan
karena adanya reaksi antara H2O dengan CO2 yang akan menghasilkan senyawa asam
H2CO3, yang membuat warna air berubah. Selain itu, indikator BB juga berfungsi untuk
mengikat CO2.
2. Apa gunanya tabung reaksi IV sebagai kontrol?
Jawab:
Tabung reaksi IV berfungsi sebagai kontrol berguna sebagai pembanding perubahan apa
saja yang pada tabung reaksi I, II, dan III.
3. Mengapa hewan air dalam tabung reaksi III lebih dapat bertahan hidup dibanding hewan
air dalam tabung II?
Jawab:
Hewan air dalam tabung reaksi III dapat bertahan hidup lebih lama disbanding hewan air
dalam tabung II karena pada tabung reaksi III terdapat tanaman air yaitu Hydrilla
verticillata sehingga ikan didalamnya dapat bertahan hidup, Hydrilla verticillata ini akan
melakukan proses fotosintesis sehingga akan menghasilkan O2 yang akan digunakan ikan
untuk berespirasi. Sedangkan pada tabung I tidak terdapat tumbuhan Hydrilla verticillata.
4. Mengapa keempat tabung reaksi di atas ditempatkan di tempat yang terang?
Jawab:
Keempat tabung reaksi ditempatkan pada tempat terang agar terkena sinar sehingga akan
terjadi peristiwa fotosintesis, respirasi, dan dekomposisi.
5. Mengapa digunakan air kolam sebagai media? Bagaimana jika media diganti dengan
aquades?
Jawab:
Air kolam digunakan sebagai media karena media air kolam merupakan ekosistem yang
sesuai (terdapat interaksi dan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya) serta
media air kolam merupakan media yang cocok untuk kehidupan hewan. Apabila media
tersebut diganti dengan aquades, hal ini akan menyebabkan salah satu komponen penyusun
ekosistem akan mengalami kerusakan dan terganggu.
5. KESIMPULAN

1. Setiap makhluk hidup saling memiliki ketergantungan dengan makhluk hidup lain ataupun
dengan lingkungannya.
2. Seluruh organisme memiliki pengaruh antara satu dengan yang lain.
3. Makhluk hidup mempunyai nisianya masing-masing untuk saling melengkapi komponen
ekosistem.
4. Larutan BB berfungsi untuk mengikat CO2.
5. Pada biota air, tumbuhan air memiliki nisia sebagai penyedia oksigen untuk hewan-hewan
air.
6. Pada biota air, hewan-hewan air memiliki nisia sebagai penyedia karbondioksida bagi
tumbuhan air untuk melakukan proses fotosintesis.
7. Pada percobaan ini, Tumbuhan Hydrilla verticillata bertindak sebagai penyedia O2 untuk
ikan cere. Sedangkan ikan cere bertindak sebagai penyedia CO2 hasil dari respirasi agar
tumbuhan Hydrilla verticillata dapat melakukan proses fotosintesis sehingga membuktikan
bahwa adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup.
8. Ketergantungan antar makhluk hidup dipengaruhi oleh semua makhluk hidup yang terlibat
di dalamnya. Apabila salah satunya tidak berjalan dengan baik maka hal ini akan
mengganggu proses selanjutnya yang berdampak pada kelangsungan hidup suatu
organisme.
9. Sinar matahari, CO2, serta O2 sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan hubugan antar
makhluk hidup.

6. DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, J.W. Biology. Addison Wesley Publ. Co. Reading Massachusetts. Sihombing, Betsy,
et. al., 2000. Panduan Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Jakarta. Jakarta.
Sihombing, Betsy, et. al., 2000. Panduan Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Campbell, N. A. et al. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sihombing, Betsy. dkk. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu: Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai