Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN


SEMESTER 116-2 2021/2022

Judul Praktikum:
Pengamatan Anatomi Daun

Dosen Pengampu:
Dr. Reni Indrayanti, M.Si.
Rizal Koen Asharo, S.Si., M.Si.
Pinta Omas Pasaribu, S.Si., M.Si.

Disusun oleh:
Rivaldy Zeidane Kristiando (1308621028)
Biologi A 2021

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daun ialah struktur utama tumbuhan yang tidak kalah pentingnya dengan akar.
Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium.
Secara umum daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bundar atau lonjong, serta
berwarna hijau (Rosanti, 2013).
Daun sesungguhnya ialah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi pada
tumbuhan tingkat tinggi; daun ialah daerah penting untuk fotosintesis. Daun ialah salah
satu organ utama pada tumbuhan (Idarianawaty, 2011).
Daun memiliki fungsi di antaranya sebagai resorpsi. Pada hal ini helaian daun
bertugas menyerap zat-zat makanan serta gas. Daun pula berfungsi mengolah makanan
melalui fotosintesis. Selain itu daun pula berfungsi menjadi alat transportasi atau
pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke semua tubuh tumbuhan. Dan yang tidak
kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) serta respirasi
(pernapasan dan pertukaran gas) (Rosanti, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengamati penampang melintang daun?
2. Bagaimana mengamati anatomi daun?
3. Bagaimana mengamati perbandingan jaringan penyusun daun antara tumbuhan dikotil,
monokotil, dan Gymnospermae?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengamati penampang melintang daun.
2. Mengamati anatomi daun.
3. Mengamati perbandingan jaringan penyusun daun antara tumbuhan dikotil, monokotil,
dan Gymnospermae.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun
Daun ialah struktur utama tumbuhan yang penting. Daun memiliki fungsi di
antaranya sebagai resorpsi (pengambilan zat-zat makanan terutama yang berupa zat gas
CO2), mengolah makanan melalui fotosintesis, dan menjadi alat transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pertukaran gas) (Rosanti, 2013). Daun ialah organ tumbuhan terpenting serta
menjalankan kegiatan fisiologis yang sangat penting, seperti fotosintesis, respirasi,
transpirasi, fotoresepsi dan sintesis, serta penyediaan senyawa sinyal; termasuk zat
pengatur tumbuh (Krishnamurthy dkk., 2015; Ratnasari, 2008; Campbell dkk., 2004).

2.2 Morfologi Umum Daun


Daun termasuk organ utama pada tubuh tumbuhan, yang umumnya berbentuk pipih
lateral. Daun mempunyai struktur mulut daun yang bermanfaat untuk pertukaran gas
karbondioksida (CO2), oksigen (O2), serta uap air dari daun ke alam sekitar, serta
kebalikannya. Bentuk pipih dorsal ventral pada daun serta menghadap ke arah datangnya
sinar matahari berguna untuk efisiensi penangkapan sinar matahari. Daun memiliki fungsi
di antaranya menjadi organ pernapasan, daerah berlangsungnya fotosintesis, dan juga
menjadi alat perkembangbiakan secara vegetatif atau secara aseksual (Nugroho, 2006).

2.3 Bagian Utama Daun


Daun memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut (Rosanti, 2013):
1. Pangkal daun, yaitu bagian daun yang berhubungan dengan bagian baku batang
tumbuhan
2. Pelepah atau upih daun, yaitu bagian daun yang berbentuk lembaran tebal atau tipis,
yang memiliki fungsi untuk melindungi kuncup ujung dan kuncup samping
3. Tangkai daun, yaitu bagian daun yang berbentuk silinder, sehingga menjadi perantara
antara upih dan helaian
4. Helaian daun, yaitu bagian daun yang berbentuk pipih dorsal ventral

2.4 Struktur Jaringan Penyusun Daun


Histologi daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), serta pelepah daun (vagina). Bentuk serta ukuran daun berbiji sangat bervariasi,
seperti halnya batang dan akar, daun pula tersusun atas beberapa sistem jaringan, yaitu
jaringan pelindung, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, dan jaringan pengangkut
(Savitri, 2008). Seperti pada akar dan batang, daun terdiri atas sistem jaringan dermal, yaitu
jaringan epidermis, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar yang diklaim sebagai jaringan
mesofil, sebab daun umumnya tak mengalami penebalan sekunder. Epidermis bertahan
menjadi sistem dermal, tetapi pada sisik tunas yang bertahan lama terdapat kemungkinan
dibentuk periderm (Hidayat, 1995).
a. Epidermis
Epidermis ialah jaringan dengan susunan selnya yang kompak serta adanya
kutikula dan stomata. Stomata dapat ditemukan di kedua sisi daun (daun amfistomatik),
atau hanya pada satu sisi, yakni di sebelah atas atau sisi adaksial (daun epistomatik),
atau lebih tak jarang di sebelah bawah atau sisi abaksial (daun hipostomatik). Pada daun
lebar yang terdapat pada kelompok tumbuhan dikotil, letak stomatanya tersebar. Pada
tumbuhan monokotil dan Gymnospermae, stomata tersusun pada formasi memanjang
yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berada di tempat yang
sama tinggi, lebih tinggi, atau lebih rendah dari epidermis. Epidermis daun yang ada di
permukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial atau epidermis ventral), juga
di permukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis abaksial atau epidermis
dorsal). Umumnya epidermis terdiri atas selapis sel, namun ada pula yang terdiri dari
beberapa lapis sel (epidermis ganda atau multiple epidermis) (Iserep, 1993).
b. Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas
dan epidermis bawah, serta di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas
parenkim yang relatif homogen atau berdiferensiasi menjadi parenkim palisade
(jaringan tiang) dan parenkim bunga karang (jaringan spons). Bagian primer helai daun
ialah mesofil yang banyak mengandung kloroplas serta ruang antarsel.
c. Jaringan Vaskuler
Jaringan vaskuler (pengangkut) pada daun terletak di dalam tulang daun
bersama dengan vena-venanya. Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut
tersebut terdiri dari satu ikatan pembuluh, yang xilemnya terletak menghadap ke
permukaan atas daun dan floemnya menghadap ke permukaan bawah daun. Pada tulang
daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas pengangkutnya dapat lebih sederhana,
serta kadang-kadang tidak sempurna; terdiri atas xilem dan floem. Sistem jaringan
pembuluh tersebar di seluruh helai daun, serta dengan demikian menunjukkan adanya
korelasi ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang
saling berkaitan, serta terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun.
Berkas pembuluh pada daun disebut sistem tulang daun (Hidayat, 1995).

2.5 Tipe Daun


Peranan daun lainnya ialah menjadi alat reproduksi vegetatif, misalnya pada cocor
bebek yang daunnya berfungsi sebagai alat pernapasan (dengan adanya stomata) menjadi
daerah terjadinya transpirasi serta daerah terjadinya gutasi. Secara awam terdapat dua tipe
daun, yaitu dorsiventral dan isobilateral.
a. Daun dorsiventral, yaitu daun pada sebagian besar tumbuhan dikotil serta sebagian
tumbuhan monokotil bersifat dorsiventral, yaitu mempunyai permukaan atas (sisi
adaksial) dan bawah (sisi abaksial) yang tidak selaras secara morfologis.
b. Daun isobilateral, yaitu tipe daun yang dimiliki sebagian besar tumbuhan monokotil.
Daun isobilateral secara morfologi sama di kedua sisinya, meskipun masih terdapat
permukaan abaksial yang dapat dibedakan dari penampang melintangnya, dengan
melihat posisi xilem dan floem pada berkas pengangkutnya. Daun terbagi menjadi daun
tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang
menempel di tangkai daun. Bila anak daun timbul di sisi lateral dari rakis daun disebut
majemuk bersirip, sedangkan bila seluruh anak daun timbul di ujung rakis yang amat
pendek, maka dapat dikatakan menempel di ujung tangkai daun beserta daunnya.
Struktur daun tunggal dan bagian-bagian daun, yaitu tangkai daun dengan nama
ilmiahnya petioles. Tumbuhan monokotil umumnya memiliki daun lengkap. Beberapa
tumbuhan monokotil tak memiliki tangkai daun, namun hanya mempunyai pelepah dan
helaian daun. Sedangkan tumbuhan kelas dikotil secara umum tak mempunyai daun
secara lengkap (Tjitrosoepomo, 2011).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, object glass,
cover glass, pipet tetes, pinset, jarum bedah, dan silet. Adapun bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah aquadest, daun pinus (Pinus merkusii), daun Adam Eva (Rhoeo
discolor), daun Amaryllis (Amaryllis sp.), dan daun karet merah (Ficus elastica).

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Karet Merah (Ficus elastica)
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian daun karet merah disayat secara
transversal.
3. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
4. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 10x/10x.

3.2.2 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Amaryllis (Amaryllis sp.)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian daun Amaryllis disayat secara
transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 10x/10x.

3.2.3 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Pinus (Pinus merkusii)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian daun pinus disayat secara
transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 10x/10x.

3.2.4 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Adam Eva (Rhoeo discolor)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian daun Adam Eva disayat secara
transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 10x/10x.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Struktur Anatomi Daun Karet Merah (Ficus elastica)
Gambar Sketsa

Gambar 1: Sayatan Transversal Daun Karet


Merah (Mag. 10x/10x)

4.1.2 Hasil Pengamatan Struktur Anatomi Daun Amaryllis (Amaryllis sp.)


Gambar Sketsa

Gambar 2: Sayatan Transversal Daun Amaryllis


(Mag. 10x/10x)

4.1.3 Hasil Pengamatan Struktur Anatomi Daun Pinus (Pinus merkusii)


Gambar Sketsa

Gambar 3: Sayatan Transversal Daun Pinus (Mag.


10x/10x)
4.1.4 Hasil Pengamatan Struktur Anatomi Daun Adam Eva (Rhoeo discolor)
Gambar Sketsa

Gambar 4: Sayatan Transversal Daun Adam Eva


(Mag. 10x/10x)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Karet Merah (Ficus elastica)
Dalam pengamatan anatomi daun karet merah (Ficus elastica), ditemukan
adanya epidermis berlapis (multiple epidermis), memiliki parenkim palisade di sisi
adaksial dan abaksialnya; tergolong daun isobilateral. Terdapat pula stomata yang
bertipe kriptofor atau tersembunyi, di mana tipe stomata ini adalah stomata yang sel
penutupnya berada jauh dari permukaan daun.

4.2.2 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Amaryllis (Amaryllis sp.)


Dalam pengamatan anatomi daun Amaryllis (Amaryllis sp.), ditemukan
adanya aerenkim atau parenkim udara di sentra daun. Tumbuhan ini tergolong
tumbuhan monokotil, yang ditandai dengan jaringan mesofilnya tidak
terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan bunga karang; tergolong daun
unifasial. Dan stomatanya hanya terdapat di sisi abaksialnya (hipostomatis).

4.2.3 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Pinus (Pinus merkusii)


Dalam pengamatan anatomi daun pinus (Pinus merkusii), sayatan
transversalnya terlihat berbentuk bundar; morfologi daunnya berbentuk seperti
jarum (konifer) dan umum pada tumbuhan Gymnospermae. Pada mesofil daunnya
terdapat saluran sekretori berupa saluran resin dan terdapat parenkim lipatan, serta
memiliki endodermis; hal ini merupakan ciri khusus tumbuhan Gymnospermae,
yang tidak ditemukan pada tumbuhan dikotil maupun monokotil.

4.2.4 Pengamatan Struktur Anatomi Daun Adam Eva (Rhoeo discolor)


Dalam pengamatan anatomi daun Adam Eva (Rhoeo discolor), dijumpai
adanya epidermis berlapis (multiple epidermis) di sisi adaksial dan abaksialnya.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan monokotil, yang ditandai dengan jaringan
mesofilnya tidak terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan bunga karang;
tergolong daun unifasial. Stomatanya hanya terdapat di sisi abaksialnya, dan di
epidermis bawahnya terdapat sel-sel yang terkandung pigmen antosianin yang
berwarna ungu.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang sudah diperoleh beserta pembahasannya, maka dapat
ditarik kesimpulan. Daun ialah organ tumbuhan terpenting serta menjalankan kegiatan
fisiologis yang sangat penting, seperti fotosintesis, respirasi, transpirasi. Daun tersusun atas
jaringan epidermis, jaringan dasar (mesofil), dan jaringan vaskuler. Pada tumbuhan dikotil,
jaringan mesofilnya terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim bunga karang,
sedangkan pada tumbuhan monokotil dan Gymnospermae jaringan mesofilnya tidak
terdiferensiasi. Pada tumbuhan Gymnospermae, terdapat bagian yang tidak ada pada
tumbuhan dikotil maupun monokotil, yaitu adanya endodermis dan saluran resin. Tipe daun
tumbuhan monokotil umumnya bertipe isobilateral, sedangkan daun pada tumbuhan dikotil
umumnya bertipe dorsiventral.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. dkk. 2004. Biologi Edisi ke-3. Erlangga. Jakarta.


Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB.
Kartasapoetra. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang Sel dan Jaringan).
Jakarta.
Krishnamurthy, K.V. dkk. 2015. Plant Biology and Biotechnology. Springer. New Delhi.
Nugroho, Hartanto dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bogor.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Savitri, Evika Sandi. 2008. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). UIN
Press. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai