Anda di halaman 1dari 15

Makalah Anatomi & Histologi Oleh : Dr. Juhriah, M.Si.

Tumbuhan

STRUKTUR ANATOMI DAN HISTOLOGI PENAMPANG MELINTANG HELAI


DAUN UNIFASIAL DAN BIFASIAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I

HENRA (H041191068)
FAISAL (H041191020)
NUR WAHIDA AL-QADRI (H041191003)
NUR FITRAH AMELIA (H041191051)
NUR AZIZAH IBRAHIM (H041191072)

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami masih diberi kesempatan dan pengetahuan untuk dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Struktur Anatomi Dan Histologi Penampang Melintang Helai Daun

Unifasial Dan Bifasial” tepat pada waktunya.

Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

wawasan dan pengetahuan tentang mata kuliah biokimia dasar beserta teman-teman yang

telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan

baik. Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini dapat menambah ilmu kita.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 29 September 2020

Penyusun
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Daun adalah organ tubuh tanaman yang menentukan kelangsungan hidup suatu

tanaman karena didalam daun terjadi proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi proses-

proses yang terjadi didalam dauntersebut dari sudut anatomi dan morfologi. Anatomi daun

secara anatomis daun terdiri dari suatu jaringan-jaringan epidermis, mesophyl, dan vascular

bandles. Daun pada kebanyakan tumbuhan vascular merupakan organ fotosintetik utama

walaupun batang hijau juga melakukan fotosintetik. Bentuk daun sangat bervariasi namun

biasanya terdiri atas helaina pipih dengan satu tangkai daun yang menghubungkan daun

kebatang pada nodus (Abidin, 2010).

Daun termasuk organ pokok pada tubuh tumbuhan umumnya berbentuk pipih lateral.

Daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas CO 2, O2, dan uap air.

Dari daun kealam sekitar dan sebaliknya. Bentuk pipih dorsal ventral dan menghadap kearah

datangnya sinar untuk efisiensi penangkapan sinar Daun memiliki fungsi antara lain sebagai

organ pernapasan, tempat berlangsungnya fotosintesis dan juga sebagai alat

perkembangbiakan secara vegetative atau secara aseksual (Nugroho, 2006).

Daun merupakan alat kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitulah terjadi proses

fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis yang

kemudian akan didistribusikan keseluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku

dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu, terdapat pula pengaruh

lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air

disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap struktur luar dan maupun struktur dalam dari

daun (Savitri, 2008). Dan dari pernyataan-pernyataan tersebutlah yang melatar belakangi

penulis yang kemudian membuat makalah tentang struktur anatomi dan histologi penampang

melintang helai daun univasial dan bifasial ini.


I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur anatomi dan histologi penampang melintang helai daun unifasial?

2. Bagaimana struktur anatomi dan histologi penampang melintang helai daun bifasial?

I.3. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengetahui struktur anatomi dan histologi penampang melintang helai daun unifasial.

2. Mengatahui struktur anatomi dan histologi penampang melintang helai daun bifasial.

I.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi dan

histologi penampang melintang helai daun unifasial dan bifasial.


BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Daun

Daun merupakan organ tumbuhan yang sangat beragam, akan tetapi ciri penting yang

dimiliki organ tersebut adalah pertumbuhan apeksnya yang segera terhenti. Daun pada

seluruh tanaman memiliki istilah phyllum, yang sebagian besat berwarna hijau. Daun hijau

berfungsi khusus dalam proses fotosintesis sehingga biasa berbentuk pipih mendatar sehingga

mudah memperoleh sinar matahari dan karbondioksida (Hidayat, 1995).

Daun adalah organ tubuh tanaman yang menentukan kelangsungan hidup suatu

tanaman karena didalam daun terjadi proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi proses-

proses yang terjadi di dalam daun tersebut dari sudut anatomi dan morfologi. Anatomi daun

secara anatomis daun terdiri dari suatu jaringan-jaringan epidermis, mesophyl, dan vascular

bandles. Daun pada kebanyakan tumbuhan vascular merupakan organ fotosintetik utama

walaupun batang hijau juga melakukan fotosintetik. Bentuk daun sangat bervariasi namun

biasanya terdiri atas helaina pipih dengan satu tangkai daun yang menghubungkan daun

kebatang pada nodus (Abidin, 2010).

Menurut Cutler dkk tahun 2007 bahwa secara morfologis, daun memiliki bentuk,

warna, ukuran, dan tekstur yang beragam. Hal tersebut berkaitan dengan tugas dari organ

tersebut dalam menjalankan fungsi fisiologis dasar tumbuhan. Pada Angiospermae, bagian

daun pada umumnya ialah dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Pada tumbuhan

monokotil, daun yang dimiliki cenderung sempit dan memiliki helai daun yang linear (lurus)

dengan venasi pararel dan dasar daun yang menyelimuti batang. Tumbuhan dikotil memiliki

petiolus yang berkembang baik dan bentuk daun cenderung elips dengan venasi retikular

(Rudall, 2007).

II.2. Histologi Daun

Menurut Savitri tahun 2008 bahwa histologi daun yang lengkap terdiri atas helai daun

(lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun berbiji
sangat bervariasi. Seperti halnya batang dan akar, daun juga tersusun atas beberapa sistem

jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, jaringan

pengangkut. Seperti pada akar dan batang, daun juga terdiri dari suatu sistem jaringan dermal,

yakni jaringan epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut mesofil, karena

daun biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis bertahan sebagai sistem

dermal, namun pada sisik tunas yang bertahan lama ada sebuah kemungkinan dibentuk suatu

peridem (Hidayat, 1995).

1. Epidermis, adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata.

Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi

yakni disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah

atau sisi abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil,

letak stomata tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata tersusun dalam

deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat

berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari epidermis.

Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial

atau epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis

abaksial atau epidermis dorsal). Umumnya epidermis terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula

yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis) (Iserep, 1993).

2. Mesofil, merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan

epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim

yang relatif homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang),

jaringan pagar dan parenkim sponsa . Bagian utama helai daun adalah mesofil yang

banyak mengandung kloroplas dan ruang antarsel.

3. Sistem Jaringan Pengangkut, pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-

venanya. Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan

pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke

permukaan bawah daun. Pada tulang daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas

pengangkutnya dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna terdiri atas
xylem dan floem. Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan

demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan

pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median,

sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun disebut sistem tulang daun

(Hidayat, 1995).

II.3. Tipe-tipe Daun

II.3.1 Daun Dorsiventral atau Bifasial

1. Struktur Anatomi Penampang Melintang dan Helai Daun Bifasial

Secara anatomi, penampang melintang daun terdiri atas beberapa jaringan yaitu

epidermis atas, mesofil, dan epidermis bawah. Jaringan epidermis merupakan kumpulan sel

yang seragam dan berada pada bagian terluar. Sel epidermis memiliki struktur yang kompak

(padat) dengan dinding sel yang kadangkala menebal karena mengandung silika, sehingga

memperkuat helaian daun. Pada umumnya dalam jaringan epidermis juga dijumpai rambut-

rambut, stomata, dan sel spesifik lainnya. Stomata yang berfungsi dalam pertukaran gas antar

jaringan daun dan atmosfer, kadangkala terdapat pada permukaan daun bagian atas atau

bawah atau keduanya. Setiap stomata terdiri atas dua sel pengawal yang mengelilingi lubang

celah. Pada jaringan mesofil, jaringan di antara epidermis atas dan bawah, terdapat dua

daerah yang dibedakan bagian atas (parenkim palisade atau jaringan pagar) dan bagian bawah

(parenkim spongiosa atau jaringan bunga karang). Parenkim palisade lebih banyak dipadati

kloroplast yang berfungsi dalam fotosintesis (Jacoeb, 2010).

Daun dorsiventral memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang

berbeda. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya

ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada, dapat

ditemui pada epidermis atas. Mesofil Palisade, terletak persis di bawah epidermis atas dan

terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel-sel berdinding tipis yang sangat

berdekatan, sel-sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing-masing sel terdiri dari

banyak kloroplas. Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini.
Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis, longgar, bentuk

tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel-sel ini, tapi dalam jumlah

yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade. Epidermis bawah, serupa dalam struktur

permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar

sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity. Sistem vaskular, potongan ke arah

daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun

dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di bawah benang vaskuler, di sebelah

epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel-sel kolenkim yang

meningkatkan kekuatan mekanis daun. Contoh Anatomi Daun Dorsiventral: Persea

americana, Ficus elastica, dan Mangifera

indica.

2. Struktur Histologi Penampang

Melintang dan Helai Daun Bifasial

1) Epidermis

Jaringan penyusun daun dikotil yang

pertama adalah epidermis. Epidermis

merupakan bagian daun yang berkelompok berlapis tunggal dari satu yang menutupi sel-

sel yang melindungi atau menutupi daun pada tumbuhan. Lapisan ini mengalami

penebalan dari zat kutin (kutikula) atau juga dari lignin. Didalam epidermis ini terdapat

stomata yang digunakan sebagai proses fotosintesis. Epidermis ini terletak pada lapisan

permukaan atas dan permukaan bawah daun. Lapisan epidermis pada tumbuhan dikotil ini

memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari satu lapis sel kecuali pada tanaman ficus, khusus pada

tanaman ficus memiliki lebih dari satu sel. Selain memiliki karakteristik yang khusus,

lapisan epidermis pada daun dikotil emiliki berbagi fungsi untuk melindungi lapisan sel di

bagian dalam dari kekeringan, menjaga bentuk daun agar tetap membatasi penguapan

pada daun dan sebagai pelindung pada semua organ tumbuhan penyerapan air dan unsur
hara. Penyimpanan cadangan air dan

yang terakhir yaitu sebagai difusi

oksigen dan karbon dioksida

2) Kutikula

Kutikula merupakan struktur

jaringan atau lapisan daun yang

mengandung lilin dan diproduksi oleh

epidermis daun serta memiliki struktur

yang rumit dan berlapis-lapis. Lapisan yang pertama merupakan timbunan dari zat lilin

yang disebut sebagai lapisan lilin epikutiler. Lapisan selanjutnya merupakan kutikula

yang sebenarnya yang mengandung kutin dan lilin. Lapisan kutikula ini terletak pada

permukaan atas dan bawah daun seperti letak pada epidermis. Ciri-ciri yang sangat

spesifik yaitu adanya penebalan dari zat kutin pada daun tersebut. Lapisan kutikula ini

memiliki beberapa fungsi antara lain mencegah penguapan air yang melalui permukaan

daun serta melindungi adanya serangan

patogen dari luar.

3) Stomata

Stomata merupakan struktur daun

yang berupa lubang atau celah yang

tumbuhan biasanya berwarna hijau dan

dibatasi oleh sel khusus yang biasanya

disebut dengan sel penutup. Stomata terletak pada epidermis organ tumbuhan, yang

mempunyai ciri khusus yaitu terdapat mulut daun yang terletak di epidermis dengan dua

sel penutup. Stomata sangat berperan penting pada tumbuhan karena mempunyai

berbagai fungsi antara lain sebagai sel penjaga yang mengatur membuka menutupnya

stomata itu sendiri, serta mengatur jalur metabolisme tumbuhan seperti proses

fotosintesis dan proses anaerobik pada tumbuhan. Akan tetapi fungsi stomata akan
berkurang saat dia terpapar ozon secara berlebihan karena stomata sangat sensitif pada

penyerapan ozon. Stomata memiliki beberapa tipe antara lain anomostik, anisiositik,

parasitik, dan diastik. Tipe-tipe tersebut dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel

tetangga.

4) Rambut dan Kelenjar

Rambut dan kelenjar merupakan bagian pada struktur jaringan daun yang terletak

di permukaan atas dan bawah pada tumbuhan . Rambut dan kelenjar ini dapat ditemukan

pada semua organ tumbuhan. Rambut pada daun ini biasanya disebut trikoma yang

merupakan alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/ rambut. Kelenjar

biasanya terdapat pada akar daun yang mengandung komponen tertentu. Ciri dari rambut

dan kelenjar ini adalah satu alat tambahan pada epidermis, terdiri dari sel

parenkim,banyak ruang antar sel, kebanyakan berdiferensiasi menjadi palisade (jaringan

tiang) dan spons (jaringan bunga karang). Fungsi dari rambut dan kelenjar ini antara lain

sebagai alat pengeluaran,untuk mengurangi penguapan dan gangguan mekanik.

Kegunaan dari rambut atau trikoma ini pada manusia yaitu pada rambut daun teh

digunakan untuk aroma yang membuat nyaman.

5) Mesofil

Mesofil adalah jaringan yang terdapat pada bagian dalam daun yang terdiri dari sel

parenkim. Letak jaringan mesofil ini tepat pada bagian bawah epidermis yang

membentuk jaringan parenkim pelisade. Didalam mesofil banyak mengandung kloroplas

yang berfungsi untuk proses fotosintesis. Mesofil mempunyai karakteristik antara lain

bersifat homogen, sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan

mengandung klorofil dan sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur,

bercabang-cabang dan berisi kloroplas selain itu bentuknya juga renggang. Karena

terdapat kloroplas atau klorofil maka fungsi utama dari mesofil ini yaitu sebagai tempat

terjadinya fotosintesis. Dimana fotosintesis ini merupakan pemenuhan kebutuhan

tumbuhan agar tetap tumbuh dan hidup.


6) Urat Daun

Urat daun merupakan salah satu struktur jaringan yang terdapat di helai daun . Urat

daun ini memiliki ciri-ciri yang khusus yaitu

biasanya daunnya berbentuk menyirip atau

menjari. Urat daun pada struktur jaringan daun

ini berperan sebagai transportasi.

II.3.2 Daun Isobilateral atau Unifasial

1. Struktur Anatomi Penampang Melintang dan

Helai Daun Unifasial

Daun merupakan organ pokok pada tubuh

tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat

utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu daun memiliki struktur mulut daun yang

berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya.

Daun Unifasial merupakan struktur dikedua sisi daun sama atau jaringan mesofil tersusun

atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons. daun unifasial

banyak ditemukan pada Spesies Daun ini dapat dijumpai pada tanaman monokotil contohnya

daun Oryza sativa, Zea mays, Rumput-rumputan (poaceae) Kebanyakan monokotil

mempunyai tipe daun unifasial. Jaringan pembuluh ada yang terdapat hanya satu deret, ada

pula yang terdapat dua deret. Pada kebanyakan daun monokotil terbentuk sejumlah besar

sklerenkim, dimana beberapa spesies serat daun ada yang penting dalam perdagangan. Serat

tersebut ada yang berasosiasi letaknya dengan jaringan pembuluh, ada pula yang terpisah dari

jaringan pembuluh (Rudal, 2007).

2. Struktur Histologi Penampang Melintang dan Helai Daun Unifasial


Daun unifasial umumnya dimiliki oleh daun monokotil. Struktur histologi daun

unifasial terdiri atas jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut.

1) Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis pada daun monokotil merupakan jaringan terluar dari daun.

Pada lapisan epidermis, tidak terdapat ruang antar sel. Terdapat jaringan epidermis atas

dan jaringan epidermis bawah. Jaringan epidermis atas disebut juga sebagai adaksial,

sedangkan jaringan epidermis bawah disebut juga abaksial. Sel-sel yang membentuk

jaringan epidermis atas daun berbeda dengan jaringan epidermis bawah. Jaringan

epidermis atas terdiri dari kutikula yang tersusun dari zat kutin yang berfungsi sebagai

pencegah penguapan air dan stomata yang diapit oleh sel penjaga atau sel penutup.

Sedangkan jaringan epidermis bawah memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lapisan

kutikula yang lebih sedikit. Pada daun monokotil, lapisan epidermis terdiri dari satu

lapisan sel yang mengalami penebalan oleh zat kutin. Sel yang terdapat pada jaringan

epidermis daun monokotil biasanya berbentuk memanjang. Lapisan epidermis pada daun

berfungsi untukmencegah kekeringan pada lapisan sel bagian dalam daun, mencegah

penguapan air melalui permukaan daun, mencegah kerusakan fisik, melindungi dari

perubahan suhu, dan mencegah hilangnya zat-zat makanan.

2) Jaringan Mesofil

Di antara jaringan

epidermis adaksial dan

abaksial, terdapat jaringan

mesofil. Di dalam jaringan

ini terdapat kloroplas yang

mengandung klorofil.

Kloroplas adalah bagian dari

jaringan mesofil yang

berfungsi menangkap gelombang cahaya matahari sebagai energi untuk berfotosintesis.

Oleh karena itu, proses fotosintesis dapat dipastikan terjadi pada jaringan mesofil.
Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan spons dan tidak memiliki jaringan

palisade atau tiang sehingga proses fotosintesis pada tumbuhan monokotil terjadi di sel

penyusun jaringan spons. Semua sel pada mesofil daun monokotil berbentuk bulat.

Jaringan mesofil berfungsi menghasilkan zat makanan pada proses fotosintesis.

3) Jaringan Pengangkut (Tulang Daun)

Tulang daun atau vena disebut juga sebagai jaringan pengangkut. Tulang daun

menyebar ke segala arah dan terletak pada helai daun di wilayah jaringan spons,

sedangkan ibu tulang daun atau costa terletak sepanjang jaringan spons. Tulang daun

berfungsi sebagai media transportasi zat hasil proses fotosintesis dan zat yang

dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Daun monokotil memiliki tulang daun yang

sejajar.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah Anatomi dan Histologi Daun yakni sebagai berikut:

1. Pada anatomi helai daun unifasial,  struktur dikedua sisi daun sama atau jaringan

mesofil tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade

dan spons. Sementara untuk histologi helai daun pada daun unifasial umumnya

dimiliki oleh daun monokotil, struktur histologi daun unifasial terdiri atas jaringan

epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut.

2. Pada anatomi helai daun bifasial memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah

(abaxial) yang berbeda. Sementara pada histologi bifasial biasanya dimiliki oleh daun

dikotil.

III.2 Saran
Apabila pada penyusunan dan pembuatan makalah ini terdapat kesalahan ataupun

kekeliruan, kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya tidak terjadi kesalahan

yang sama dan dapat melakukan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Cutler, D. F., dkk. (2007). Plant Anatomy: An Applied Approach. New York: Blackwell
Publishing.

Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.

Rudall, P. J. (2007). Anatomy of Flowering Plants. New York: Cambridge University Press.

Abidin, Zainal. 2010. Ilmu Tumbuhan. Bandung Angkasa.

Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB.

Savitri, Sandi, dkk. 2008. Morfologi Tumbuhan. Malang: UIN Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Jacoeb, A. M., Arifin, M., Sulistiono, W., dan Kristiono, S. S. 2010. Deskripsi Histologis Dan
Perubahan Komposisi Kimia Daun Dan Tangkai Semanggi (Marsilea crenata Presl.,
Marsileaceae). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 13(2):1-15.

Anda mungkin juga menyukai