Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

RESPIRASI PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Biologi Umum


yang Diampu oleh Ibu Dr. Elsa Lisanti, M.Si.

Disusun oleh Kelompok 9:


Rivaldy Zeidane Kristiando (1308621028)

Lala Syafina Jihan (1308621003)

Biologi A 2021

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
1. PENDAHULUAN

Respirasi adalah suatu proses oksidasi bahan organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan sejumlah energi. Semua organisme baik hewan maupun tumbuhan
melakukan respirasi. Pada tumbuhan agak sukar menunjukkan respirasinya, karena
tumbuhan yang berklorofil juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, untuk
menunjukkan respirasi pada tumbuhan biasanya digunakan kecambah yang belum
berklorofil. Jika tumbuhan yang sudah berklorofil digunakan, harus disimpan di tempat
gelap.
Respirasi merupakan kebalikan dari fotosintesis. Oksigen yang merupakan hasil
fotosintesis merupakan bahan dalam respirasi, sedangkan hasil respirasi berupa
karbondioksida dan sejumlah energi. Reaksi sederhananya:
𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 6𝑂2 → 6𝐶𝑂2 + 6𝐻2 𝑂 + 36𝐴𝑇𝑃
Keterangan:
36 ATP setara dengan 686 kkal energi
Laju respirasi dari suatu organisme dapat diukur. Salah satu cara yang dapat
dipakai, yaitu dengan menghitung jumlah oksigen yang dipergunakan oleh organisme
tersebut. Jumlah ini dinyatakan dalam ml O2/jam/gram massa individu.

1.1 Tujuan
Adapun tujuan kami dalam melaksanakan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi yang didapat dari teori.
2. Mahasiswa dapat mengamati proses respirasi pada hewan dan tumbuhan.
3. Mahasiswa dapat mengukur laju respirasi pada hewan dan tumbuhan.
4. Mahasiswa dapat membuktikan bahwa proses respirasi pada hewan memerlukan
oksigen.
5. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan zat pada udara pernapasan.

2. KAJIAN TEORI

Respirasi pertukaran gas adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara


sel-sel yang aktif dengan lingkungan luarnya atau antara cairan tubuh organisme dengan
lingkungan tempat hidupnya. Definisi respirasi juga meliputi proses biokimia yang
berlangsung di dalam sel berupa perombakan molekul-molekul makanan dan transfer
energi yang dihasilkan (respirasi seluler). Proses respirasi erat kaitannya dengan laju
metabolisme (metabolic rate) yang didefinisikan sebagai unit energi yang dilepaskan per
unit waktu. Laju respirasi pada hewan tergantung pada aktivitas metabolisme total dari
organisme tersebut. Fungsi utama respirasi adalah dalam rangka memproduksi energi
melalui metabolisme aerobik dan hal tersebut terkait dengan konsumsi oksigen (Santoso,
2009).1
A. Jenis-Jenis Respirasi
Berdasarkan keterlibatan oksigen dalam prosesnya, respirasi seluler terbagi menjadi
respirasi aerob dan respirasi anaerob.

1
Santoso, Putra. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: Universitas Andalas.

1
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan
oksigen untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP
digunakan oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang
membutuhkan energi. Organisme yang melakukan respirasi aerob adalah hewan,
tumbuhan, sebagian besar jamur, dan sebagian kecil bakteri. Persamaan reaksi
untuk perombakan satu molekul glukosa secara sederhana adalah sebagai berikut.
𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 6𝑂2 → 6𝐶𝑂2 + 6𝐻2 𝑂 + 36𝐴𝑇𝑃
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah proses biologis yang dilakukan oleh
mikroorganisme anaerob, yang terdiri dari oksidasi reduksi monosakarida dan
senyawa lain, di mana akseptor terminal adalah molekul anorganik selain oksigen,
dan lebih jarang sebuah molekul organik, melalui rantai transpor elektron yang
dianalogikan dengan mitokondria dalam respirasi aerob. Persamaan reaksi pada
respirasi anaerob adalah sebagai berikut.
𝐶6 𝐻12 𝑂6 → 2𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻 + 2𝐶𝑂2 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
B. Alat Respirasi
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 berdifusi masuk dan sebaliknya
CO2 yang dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada tumbuhan berbeda dengan alat
respirasi pada hewan.
1. Alat Respirasi pada Tumbuhan
Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan
tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun; dan secara
kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan
fotosintesis.
2. Alat Respirasi pada Hewan
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain, bahkan ada beberapa organisme yang belum memiliki alat
khusus, sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu seperti porifera dan coelenterata. Sedangkan
alat respirasi pada hewan bersel banyak atau organisme multiseluler ada yang
berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru paru buku.

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Pengamatan


Dalam melakukan pengamatan ini, kami menggunakan metode studi pustaka, yaitu
metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sumber yang ada.

3.2 Waktu dan Tempat


Waktu : Senin, 4 Oktober 2021, pukul 13:00 sampai dengan 15:30 WIB.
Tempat : Praktikum dan pengamatan dilaksanakan di rumah masing-masing.

2
3.3 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Gelas Erlenmeyer 125 ml 1. Vaselin
2. Sumbat karet atau plastisin dengan 2. Kristal KOH atau NaOH
2 lubang 3. Eosin
3. Pipa kaca (yang berdiameter 5 cm, 4. Hewan kecil (seperti jangkrik,
7 cm, 10 cm, dan 14 cm) atau belalang, kecoak, dan lain-lain)
sedotan minuman kemasan kotak 5. Kecambah kacang hijau
4. Pipa karet 10 cm atau pipa pompa 6. Kapas
ban sepeda 7. Kertas saring
5. Klem statif 8. Larutan KOH 10%
6. Timbangan atau neraca 9. Larutan Ca(OH)2 jenuh
7. Botol aspirator; atau tabung lampu
neon bekas; atau pipa paralon
8. Respirometer sederhana
9. Pipet tetes
10. Stopwatch
11. Gawai/komputer dan
kuota/sambungan internet

3.4 Langkah Kerja


3.4.1 Kegiatan 1: Mengukur Laju Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan
1. Diisi tabung respirometer dengan kristal KOH, lalu ditutup dengan kapas.
Kemudian dimasukkan hewan kecil atau kecambah kacang hijau yang
telah ditimbang sebelumnya, lalu ditutup.
2. Diolesi vaselin ke setiap persambungan alat.
3. Ditempatkan respirometer pada bantalannya.
4. Diberi setetes eosin pada ujung pipa kapiler.
5. Dicatat pergeseran eosin pada pipa kapiler setiap 10 menit sekali.
(Pengamatan dilakukan sebanyak 10 kali)

3.4.2 Kegiatan 2: Kandungan CO2 pada Udara Pernapasan


1. Diatur peralatan seperti pada gambar 1 dan 2. Setiap gelas erlenmeyer diisi
air kapur dengan volume yang sama.
2. Dihisap udara untuk bernapas dari pipa A, kemudian dikeluarkan udara
pernapasan melalui pipa B.

Gambar 1. Susunan peralatan percobaan kandungan CO2 pada udara pernapasan

3
Gambar 2. Susunan peralatan percobaan kandungan CO2 pada udara pernapasan
3. Dilakukan pernapasan beberapa kali hingga air kapur di gelas B menjadi
cukup keruh.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Kegiatan 1: Mengukur Laju Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan
Pada kegiatan ini, kami memperoleh data yang sudah ada untuk kami amati.
Hasil pengamatan:
Pergeseran eosin per 10 menit
Jumlah Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tumbuhan 0,07 0,08 0,10 0,18 0,27 0,35 0,40 0,48 0,49 0,62 3,04 0,304
Hewan
0,02 0,04 0,07 0,11 0,15 0,16 0,18 0,21 0,22 0,23 1,39 0,139
kecil
A. Kecambah (tauge)
Massa tauge : 1 gram
Lama pengukuran : 10 menit = 0,167 jam
Konsumsi O2 : 0,304 ml
Laju respirasi : 1,820 ml O2/jam/gram
Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂2 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂2
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅=
3,04 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑢𝑔𝑒
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,304
10
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,304 𝑚𝑙 0,167
𝑅=
1
𝑚𝑙 𝑂2 ⁄𝑗𝑎𝑚⁄
𝑅 = 1,820 𝑔𝑟𝑎𝑚
B. Hewan kecil (jangkrik)
Massa jangkrik : 0,6 gram
Lama pengukuran : 10 menit = 0,167 jam
Konsumsi O2 : 0,139 ml
Laju respirasi : 1,387 ml O2/jam/gram

4
Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂2 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂2
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅 =
1,390 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑟𝑖𝑘
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,139
10
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,139 𝑚𝑙 0,167
𝑅 =
0,6
0,832
𝑅 =
0,6
𝑚𝑙 𝑂2 ⁄𝑗𝑎𝑚⁄
𝑅 = 1,387 𝑔𝑟𝑎𝑚

4.1.2 Kegiatan 2: Kandungan CO2 pada Udara Pernapasan


Gambaran rangkaian peralatan:

Gambar 3. Susunan peralatan untuk percobaan kegiatan 2


Hasil pengamatan:
Sebelum Sesudah

Gambar 4. Hasil percobaan kegiatan 2 Gambar 5. Hasil percobaan kegiatan 2


(sebelum diberi perlakuan) (sesudah diberi perlakuan)

5
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kegiatan 1: Mengukur Laju Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan
Percobaan menggunakan kecambah dan jangkrik bertujuan untuk
mengetahui laju respirasi pada tumbuhan dan hewan. Dari data percobaan di
atas dapat dilihat bahwa laju pergerakan eosin yang terdapat pada pipa kapiler
yang berisi jangkrik lebih cepat daripada pipa kapiler yang berisi kecambah.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pada hewan dan tumbuhan. Hewan
yang aktif akan lebih banyak membutuhkan energi, sehingga akan lebih
banyak membutuhkan oksigen untuk dihirup. Hal ini dapat dilihat dari
cepatnya pergerakan eosin pada tabung respirometer.

4.2.2 Kegiatan 2: Kandungan CO2 pada Udara Pernapasan


Dari percobaan, didapatkan bahwa air kapur pada tabung A lebih
jernih, karena ketika udara dihirup tidak terdapat CO2 yang terkandung;
dan udara dalam tabung menjadi ikut terlepas, hal ini menyebabkan air
kapur berwarna jernih.
Sedangkan pada tabung B yang mendapatkan perlakuan ditiup, air
kapur berubah menjadi keruh, kemudian saat ditiup kembali air kapur
bertambah keruh. Hal ini terjadi karena saat air kapur (Ca(OH) 2) bereaksi
dengan CO2 yang keluar dari udara pernapasan, sehingga air kapur menjadi
keruh. Hal ini juga terjadi karena air kapur bersifat mudah mengikat CO2
dan akan menghasilkan endapan CaCO 3 dengan persamaan reaksi sebagai
berikut.
𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 + 𝐶𝑂2 → 𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 𝐻2 𝑂

5. PERTANYAAN DAN DISKUSI

5.1 Pertanyaan Kegiatan 2: Kandungan CO2 pada Udara Pernapasan


1. Uraikan apa yang Anda harapkan dari perubahan yang terjadi pada botol A, B,
dan C?
Jawab:
Perubahan warna pada botol A tidak sekeruh botol B; karena pada saat
menghirup udara melalui botol A, Ca(OH) 2 tidak mengikat CO2. Hal ini
dikarenakan udara yang kita hirup tidak mengandung CO 2. Botol C tidak
mengalami perubahan warna, karena tidak diberi perlakuan.
2. Jawab pertanyaan berikut;
a) Dari ketiga botol tersebut, manakah yang paling keruh? Mengapa
demikian?
Jawab:
Botol B mengalami perubahan warna yang paling keruh dibandingkan
dengan botol A dan C; karena pada saat kita menghembuskan napas
melalalui botol B, Ca(OH) 2 mengikat CO2. Hal ini dikarenakan udara
hembusan napas kita mengandung residu berupa CO 2.

6
b) Apakah botol C juga menjadi keruh? Mengapa demikian?
Jawab:
Botol C tidak mengalami perubahan warna, karena tidak diberi perlakuan.

5.2 Diskusi
1. Pada kegiatan 1, Ca(OH)2 pada botol B juga menjadi keruh, apa penyebabnya?
Jawab:
Hal ini terjadi karena saat air kapur (Ca(OH)2) bereaksi dengan CO2 yang
terkandung dalam dari udara pernapasan, Ca(OH)2 mengikat CO2, sehingga air
kapur menjadi keruh. Hal ini dikarenakan air kapur bersifat mudah mengikat CO2
dan akan menghasilkan endapan CaCO3.
2. Dapatkah diambil kesimpulan jika hal tersebut (pertanyaan nomor 1) terjadi?
Jawab:
Dapat disimpulkan bahwa udara hembusan napas mengandung residu berupa
CO2.
3. Dapatkah anda menjelaskan, kegiatan 1 dilakukan secara kualitatif atau
kuantitatif?
Jawab:
Kegiatan 1 merupakan percobaan kualitatif dan kuantitatif. Dapat dilihat dari
pergerakan eosin yang semakin lambat dan jangkrik semakin pasif pergerakannya
karena kekurangan udara (merupakan percobaan kualitatif). Sedangkan
kuantitatifnya dapat dilihat dari perpindahan eosin yang dapat diukur dengan skala
pada tabung respirometer. Bila terjadi perpindahan eosin, maka terjadi proses
respirasi.
4. Dapatkah percobaan itu dilakukan terhadap tumbuhan yang berwarna hijau?
Jelaskan!
Jawab:
Percobaan dapat dilakukan. Karena tumbuhan hijau juga melakukan respirasi
sehingga membutuhkan energi.
5. Apakah satuan yang dipakai untuk menyatakan laju respirasi?
Jawab: ml O2/jam/gram massa individu
6. Apa fungsi kristal KOH dalam mengukur laju respirasi?
Jawab:
Berfungsi untuk mengikat CO2, sehingga pada pengukuran laju respirasi hanya
menghitung jumlah O2 yang dihisap.

6. KESIMPULAN

• Respirasi adalah suatu proses oksidasi bahan organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan sejumlah energi.
• Kristal KOH digunakan pada percobaan kegiatan 1 sebagai pengikat CO2, sehingga
pada pengukuran laju respirasi hanya menghitung jumlah O2 yang dihisap.
• Laju respirasi pada hewan lebih cepat dibanding tumbuhan.

7
• Air kapur yang berubah warna menjadi keruh dan terdapat endapan setelah
dihembuskan udara pernapasan, membuktikan adanya CO2 pada udara pernapasan
sebagai residu.
• Semakin banyak gas CO2 yang dikeluarkan, maka akan semakin keruh air kapurnya.

7. DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. et al. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Sihombing, Betsy. dkk. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Parjatmo, W. A. Ratnaningsih dan K. Iryani. 1987. Panduan Praktikum Biologi Umum 1.
Angkasa Bandung.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu: Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Santoso, Putra. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai