Anda di halaman 1dari 4

UJI TETRAZOLIUM BENIH

PEPER PRAKTIKUM
MATAKULIAH TEKNOLOGI BENIH

Oleh :
Velian Sandy W 512017050

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tetrazolium merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara
cepat dan bersifat tidak langsung. Pengujian ini menggunakan garam tetrazolium.
Garam tetrazolium ini merupakan senyawa kimia yang dapat direduksi secara
enzymatic didalam jaringan benih yang masih hidup. Reduksi senyawa ini akan
merubah senyawa formazan yang berwarna mwerah cerah.
Garam tetrazoluim merupakan bahan yang tidak berwarna, di dalam jaringan-
jaringan sel hidup, zat ini ikut serta dalam proses reduksi. Dengan proses
hidrogenida, dalam sel hidup terbentuklah triphenyl formazan yang berwarna merah
stabil dan bersifat tidak difus. Dan ini kemungkinan untuk dapat membedakan sel
hidup yang berwarna merah dari bagian sel mati yang tidak berwarna. Dari posisi
dan ukuran daerah berwarna dan tidak berwarna pada embrio dan atau endisperm
dapat ditentuka apakah benih tersebut digiolongkan sebagai vabel atau non viabel.
Reaksi tetrazolium akan sangat baik apabila berada pada suhu udara sekitar
40oC dan dalam larutan denagn pH 7. Dasar dari pertimbangan uji tetrazolium
adalah keterbatasan waktu, benih bersifat dorman dan kepentingan riset. Kriteria
pewarnaan untuk uji tetrazolim meliputi : jika warna merah cerah maka jaringan
masih hidup, warna merah jambu maka jaringan sudah lemah, jika warna merah tua
maka jaringan rusak, dan jika tidak berwarna maka jaringan sudah mati.
Prinsip kerja uji Tetrazolium adalah berdasarkan perbedaan warna dari benih
setelah direndam dalam larutan Tetrazolium. Jaringan dalam benih itu hidup akan
menghasilkan suatu reaksi pada benih dengan menimbulkan Kriteria pewarnaan :
merah cerah, jaringan masih hidup ; merah jambu, jaringan sudah lemah ; merah
tua, jaringan rusak; tak berwarna, jaringan sudah mati.
2. Tujuan
1. Mengerahui dan melakukan pengujian perkecambahan benih secara tidak
langsung dengan cara uji tetrazolium
2. Mengetahui tingkat perkecambahan dengan cara melihat kriteria
perwarnaan benih.
3. Mengetahui prinsip kerja uji tetrazolium.
BAB II
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini untuk mengetahui mutu benih yang baik
dilakukan beberapa cara. Salah satu cara yang dianggap paling cepat dan bersifat
tidak langsung untuk mengetahui tingkat perkecambahan ialah dengan cara uji
tetrazolium. Uji tertazolium ini merupakan pengujian viabilitas benih secara
biokimia yang didasarkan kepada pewarnaan yang menggunakan garam
tetrazolium yang membentuk endapan formazan merah pada setiap sel hidup dan
warna putih pada sel mati. Kriteria pewarnaan yaitu (1)Merah cerah : jaringan
masih hidup (2) Merah jambu : jaringan sudah lemah (3) Merah tua : jaringan
rusak (4) Tidak berwarna : jaringan sudah mati (Balai teknologi pembenihan
2005).
Pada hasil praktikum dapat dilihat bahwa ada 3 bahan benih dengan 3
perlakuan waktu ,dan suhu. Dengan beberapa benih ialah benih jagung, benih
kacang tanah, dan benih kedelai. Dari ketiga bahan tersebut bawah pada benih
jaung untuk kriteria perwarnaanya ialah warna merah muda dan ada beberapa
benih yang tidak berwarna. Untuk kriteria perwarnaan benih kacang tanah ialah
lebih dominan berwarna merah pada bagian embrionya. Dan untuk kriteria
perwarnaan benih kedelai juga lebih dominan di warna merah. Untuk itu kriteria
perwarnaan benih yang viabilitasnya paling tinggi termasuk benih kedelai dan
benih kacang tanah. Hal ini dapat dilihatdari uji fisik benih. Di mana untuk
kriteria benih yang viabilitasnya tinggi tergolong pada warna dominan merah.
Untuk benih jagung pada praktikum kaliini dapat dilihat untuk uji fisiknya
tergolong tidak berwaarna. Sehingga dapat diindikasi bahwa benih tersebut
viabilitasnya rendah atau mati pada jaringan embrionya. Hal ini dapat di
sebabkan bahwa perubahan warna yang terjadi sangat berpengaruh terhadap
keadaan benih tersebut. Pengaruh tersebut yang di sebabkan terlalu tua benih
sehingga untuk perkecambahaanya sangat rentan mati.
Perbedaan warna pada benih karena tingkat viabilitas pada benih berbeda-
beda. Pada jaringan benih yang masih hidup, garam tetrazolium akan direduksi
secara enzimatik yang kemudian berubah menjadi senyawa formazen yang
berwarna merah cerah. Oleh karena itu, warna merah cerah diindikasikan
sebagai benih yang masih hidup dam memiliki viabilitas yang tinggi.
BAB III
Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai