PENDAHULUAN
Uji viabilitas secara biochemist disebut juga dengan uji tetrazolium (TZ). Uji
tetrazolium bertujuan dalam mengaktifkan sel/jaringan benih dan membedakan antara sel
atau jaringan yang hidup atau mati. Prinsip metode tetrazolium adalah setiap sel hidup akan
berwarna merah oleh reduksi suatu pewarnaan garam tetrazolium dan membentuk endapan
formazon merah sedangkan sel-sel yang mati akan berwarna putih. Adanya warna merah di
bagian-bagian penting pada embrio benih mengindikasikan benih mampu menumbuhkan
embrio menjadi kecambah yang normal. Enzim yang mendorong terjadinya proses ini
adalah dehidrogenase yang berkaitan dengan respirasi. Uji tetrazolium mempunyai
beberapa kelebihan meliputi waktu pengujian yang singkat, sangat tepat diaplikasikan pada
benih yang mengalami dormansi suatu benih yang mengalami pemasakan lanjutan (after
ripening), tingkat ketilitian tinggi.
Kegunaan uji tetrazolium cukup banyak untuk mengetahui viabilitas benih yang
segera akan ditanam, untuk mengetahui viabilitas benih yang segera akan ditanam, untuk
mengetahui viabilitas benih yang dorman, untuk mengetahui hidup atau matinya benih
segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih. Uji tetrazolium sebagai uji
vigor bila dilakukan dengan cara membuat penilaian benih lebih dapat dikembangkan ketat
untuk kategori benih vigor diantar benih viabel.
1.2 Tujuan